Sang Putri Pengganti

Sang Putri Pengganti

Menjadi Diajeng

Niya tampak memijat pelan dahinya sendiri, berharap mengurangi rasa pusing yang tengah dialaminya. Entah pusing karena ia tengah dalam perjalanan, atau pusing karena perasaannya dibuat tidak menentu dalam beberapa hari ini.

Tepat satu hari setelah usianya menginjak 17 tahun, Niya mendapati rahasia terbesar hidupnya, bahwa Ia adalah seorang Diajeng, atau putri bangsawan dari daerah Jawi.

Siapa sangka, Ibunya yang tampak hidup santai sebagai seorang kurator galeri seni di Jakarta, ternyata menikahi seorang putra keluarga bangsawan dari keturunan keluarga Hirawan, atau lebih tepatnya Almarhum Ayah Niya adalah salah satu pewaris dari Hirawan Corp, grup perusahaan keluarga yang bergerak dibidang kosmetik dan media televisi.

Bak cerita drama Korea, kisah cinta Ayah dan Ibu Niya awalnya mendapat banyak pertentangan, karena seorang putra bangsawan yang hanya menikahi gadis dari kalangan rakyat biasa. Maka pernikahan keduanya ditutupi dari media pemberitaan. Terlebih setelah Ayah Niya meninggal dalam kecelakaan pesawat, Ibu Niya memilih keluar dari Rumah mewah keluarga Hirawan dan hidup mandiri di Jakarta.

Namun, setelah merahasiakan bertahun-tahun, kemarin secara tiba-tiba Ibu Niya menceritakan silsilah keluarga Hirawan kepada Niya. Kemudian, secara mendadak merencanakan kepulangan keduanya ke Jawi.

“Niya, kamu jangan main handphone terus dong…” ucap Ibu membuyarkan konsentrasi Niya yang tengah terpaku membaca artikel dilayar telepon genggamnya, entah sudah berapa kali ia mencari dan membaca semua artikel tentang keluarga Hirawan, keluarga yang secara ajaib tiba-tiba menjadi bagian dari dirinya.

“Kamu tunggu sini ya.. sambil lihat-lihat sekitar, nanti katanya ada sopir yang mau jemput kita. Ibu pergi ke toilet dulu ya..” pesan Ibu panjang lebar yang hanya dijawab dengan anggukan kepala Niya.

Niya akhirnya menuruti ibunya, menutup jendela browser diponselnya dan mulai melihat sekeliling mencari-cari sosok orang yang akan menjemput keduanya. Niya baru pertama kali ini mengunjungi Jawi, daerah kecil yang hanya memakan waktu perjalan 30 menit dengan pesawat dari Jakarta ini ternyata memiliki sebuah bandara juga. Meskipun kecil, bandaranya cukup cantik dikemas dengan nuansa khas Jawi lengkap dengan ukiran dan batiknya. Terpesona dengan suasananya, Niya kembali membuka layar ponselnya dan mulai merekam berbagai foto dari berbagai sudut bandara ini.

Selama ini Niya hanya mengetahui Jawi dari buku pelajaran, video youtube dan cerita-cerita dari Indira, sahabatnya yang meskipun bukan berasal dari daerah Jawi tapi dia cukup mengetahui seluk-beluk daerahnya terutama kerajaannya. Indira mengikuti segala pemberitaan terbaru kerajaan Jawi, karena ia adalah fans berat dari Pangeran Aditama, putera Mahkota kerajaan Jawi yang dikenal memiliki paras rupawan bak selebriti.

Niya tersenyum geli, membayangkan ekspresi hebohnya Indira jika kelak ia menceritakan bahwa dirinya adalah seorang Diajeng dari keluarga Hirawan dan juga sepupu dari calon istri Pangeran Aditama. Kepulangan Niya kali ini memang bertujuan menghadiri prosesi pernikahan antara keluarga Hirawan dan keluarga Kerajaan Jawi.

Karena alasan pernikahan ini pula, akhirnya Ibu Niya menceritakan status Diajeng kepada Niya. Pernikahan ini akan mengundang banyak media untuk meliputnya, dimana keluarga Hirawan juga akan banyak disorot. Untuk menghindari pemberitaan yang tidak diinginkan, keluarga Hirawan sudah lebih dulu menghubungi Ibunya, dan meminta kehadirannya bersama Niya dalam setiap prosesinya kelak.

Terdengar agak egois memang, karena kehadiran Niya dan Ibunya baru diingat ketika keluarga Hirawan akan bersinggungan dengan Kerajaan Jawi, Namun, yah.. beginilah mungkin realita keluarga Ningrat, dimana menjaga nama baik dan menghindari berita sumbang adalah kewajiban bagi setiap anggota keluarganya.

Niya yang awalnya bingung setengah mati, namun kini Ia sedikit memahami keputusan Ibunya yang memilih hidup mandiri di Jakarta, meskipun kehidupan mereka tidak semewah keluarga Hirawan tapi setidaknya keduanya bebas melakukan hal-hal yang mereka sukai layaknya masyarakat biasa tanpa memikirkan pandangan media.

“Jika kamu mau menikah denganku, maka aku akan segera memutuskan pertunanganku!”

Tiba-tiba suara maskulin terdengar dari arah belakang tempat duduk Niya. Meskipun setengah berbisik, karena jarak yang cukup dekat, Niya dapat mendengarnya dengan jelas.

“Cih… maksudnya apa laki-laki ini.. maksudnya dia melamar pacarnya padahal dia sudah punya tunangan?! dasar buaya darat!” gerutu Niya dalam hati. Ia pikir hanya akan mendengar dialog seperti ini hanya pada adegan sinetron perselingkuhan saja, tapi nyatanya ia mendengar dalam kehidupan nyata, di Kota Jawi pula, kota yang dikenal dengan penduduknya yang santun dan ramah.

Didorong rasa penasaran. Niya tampak menolehkan sedikit kepalanya kebelakang, mencari orang yang tengah bicara ini. Tampak sepasang anak muda tengah duduk tepat dibangku belakangnya. Keduanya mengenakan topi, masker dan baju serba hitam. Membuat Niya berpikir apakah keduanya tengah bercosplay menjadi ninja atau selebriti yang tengah menutupi identitasnya.

Meskipun keduanya tengah memakai topi dan masker, namun Niya yakin keduanya memiliki paras yang rupawan. Postur tubuh wanitanya tampak ramping dan mungil, sementara prianya tampak berpostur fit dan tinggi. Keduanya tampak seperti pasangan model yang foto-fotonya terpajang di Pinterest.

“Sudah berapa kali aku bilang aku tidak mau menikah denganmu!” ucap sang wanita tegas. Niya bersorak dalam hati dan memuji kerennya sikap wanita ini.

“Kenapa? bukannya kita sudah berpacaran lama? bukankah lebih mudah jika aku menikah dengan orang yang sudah aku kenal lama?” ucap sang pria tidak mau kalah. Tanpa sadar Niya kembali memasang kedua telinganya baik-baik, percakapan pasangan ini semakin menarik untuknya.

“Aku tidak tertarik masuk kedalam keluarga kerajaan” sahut sang wanita dengan nada yang masih sama tegasnya, kali ini berhasil membuat sang pria terdiam.

“Aku lebih memilih berdiri diatas kakiku sendiri, menjadi artis yang tidak akan pernah sepadan dengan status pangeranmu. Tapi aku bebas dari sangkar kerajaanmu.” lanjut sang wanita itu lagi seraya beranjak berdiri. Karena gerakan yang medadak hodie sweater yang tengah dikenakannya tampak turun membuat rambut panjang hitam kecoklatannya terurai keluar.

“Aku pamit pergi. Aku akan mengejar mimpiku dan kau akan menikah sesuai dengan peraturan keluargamu!” ucap sang wanita seraya mengulurkan tangannya, menawarkan jabat tangan.

“Jika Kamu memilih pergi sekarang, berarti kamu akan melepasku untuk sekarang dan selamanya?” Tanya sang Pria dan mengabaikan uluran tangan lembut di hadapannya.

“Iya.. aku melepasmu Pangeran Aditama” Jawab sang gadis yakin, perlahan ia menurunkan maskernya sampai kedagu menunjukan ekspresi tersenyumnya. Niya terkesiap, bukan saja karena paras wanita itu yang terlihat cantik sesuai dugaannya, tetapi juga karena ia mengenal wajah itu, Malika Savita seorang selebritis terkenal.

Niya hanya menganga terkejut, mencerna adegan didepan matanya… sang wanita adalah Malika, selebritis terkenal sedangkan sang pria adalah… Pangeran Aditama? Putra Mahkota Kerajaan Jawi yang akan menikah dengan sepupunya?

“Apa-apaan ini?” gumam Niya tanpa sadar berbicara pada dirinya sendiri. Tiba-tiba Niya merasa ada sepasang mata yang tengah menatapnya, dan ternyata bukan hanya sepasang melainkan dua pasang, Sang Pria dan Wanita dihadapannya ini tengah menatapnya dengan terkejut. Malika tampak buru-buru menaikan masker dan hoodie sweaternya.

Niya dengan cepat menutup mulutnya, mati kutu karena ketahuan menguping sejak tadi. Untung ada ide melintas di otaknya saat ini, yang mudah-mudahan bisa menyelamatkan situasinya saat ini. Niya dengan tangan sedikit bergetar, bergegas menempelkan ponselnya ke telinganya dan berpura-pura tengah menjawab panggilan telepon “Iya.. iya Bu…. aku kesana… tungguin aku yaa” Kemudian Niya dengan secepat kilat bergegas bangun mendorong kopernya menuju toilet tempat ibunya berada. Niya melihat sekilas, Sang pria alias Pangeran Aditama juga bergegas bangun hendak mengejarnya, beruntung segera ditahan oleh Malika.

“Situasi macam apa ini… kenapa hari pertamaku di Jawi jadi begini siih!” rutuk Niya kesal dalam hati. Jantungnya masih berdegup tidak karuan karena usai berlari sekuat tenaga.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!