“Kamu itu sedang bertapa atau sedang mengerami telur sih? kenapa kamu suka sekali lama-lama di kamar sih! Pakai segala kamarnya di kunci lagi!” protes Aditama begitu melihat Niya keluar dari kamarnya.
Niya hanya tampak meringis kecil dan berlari kecil mendekati Aditama “Sst! Ini masih pagi, aku tidak mau mendengar omelan darimu dulu!” sahut Niya seraya menggandeng lengan Aditama dan berusaha mengalihkan marah dari pria ini.
Hari ini keduanya kembali disibukan dengan kegiatan Kerajaan. Usai kepulangan Aditama dari Jepang, hubungannya dengan Niya jauh lebih baik. Keduanya sudah banyak berbicara dan bercanda lagi. Tapi entah beberapa hari terakhir ini, Niya suka sekali berlama-lama di kamarnya, setiap selesai sekolah dan belajar etika Kerajaan ia langsung berlari kekamarnya dan hanya akan keluar di saat waktu makan malam. Tentu saja hal ini mengganggu Aditama, membuat waktu bertemu dan mengobrol mereka berkurang banyak. Tapi bukan Niya namanya jika langsung menjawab apa hal yang ia tengah lakukan, ia selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Aditama menanyakan. Sementara Aditama yang tidak mau lagi bertengkar dan saling perang dingin dengan Niya, ia memilih untuk tidak memperpanjangnya.
...****************...
Aula istana utama tampak sibuk, para dayang dengan giat membersihkan ruangan dan memasang dekorasi begitu juga bagian dapur istana juga sibuk membuat berbagai kudapan. Hari ini semua bersiap untuk perayaan pesta ulang tahun Aditama.
Begitu juga dengan Istana Selatan, yang merupakan tempat tinggal Aditama dan Niya. Semua dayang dan staf sudah sejak pagi sudah sibuk memberi ucapan selamat kepada Aditama.
Tok! Tok!
Aditama dengan tidak sabar mengetuk kamar Niya. “Kamu mau berapa lama lagi buat aku menunggu?!”
Niya tampak keluar dengan dress batik dengan nuansa keemasan serasi dengan jas yang digunakan Aditama. Ia juga mengenakan riasan dan menggelung sedikit rambutnya.
Aditama untuk sesaat terpukau, Niya terlihat lebih memperhatikan dandannya hari ini. Dayang Hasna mengikuti Niya dari belakang terlihat membawa sebuah kotak hadiah berwarna merah marun terang.
“Oh! Kau masih ingat juga memberiku kado!” ucap Aditama seraya berusaha mengambil hadiah dari tangan Dayang Hasna yang dengan cepat dihalangi oleh Niya.
“Acara ulangtahun mu masih satu jam lagi! Jadi kadomu juga di terima satu jam lagi!” ucap Niya cepat, mencegah Aditama mengambil hadiahnya.
“Cih! Apa bedanya sekarang dan nanti! Sama saja yang ulang tahun itu aku! Yang buka itu aku!” gerutu Aditama kesal, ia sangat penasaran kado apa yang akan diberikan oleh Niya.
Niya tertawa kecil, tingkah Aditama saat ini tidak ada bedanya dengan anak kecil. “Aduduh.. yang sabar ya! Anak sabar badannya lebarrr!” ledek Niya dengan nada bicara seolah bicara dengan anak-anak.
...****************...
Pesta Ulang Tahun berjalan meriah. Semua keluarga besar Kerajaan hampir semuanya datang, tidak hanya dalam undangan juga terdapat banyak anak yatim piatu dan kaum dhuafa di sekitar Kerajaan. Katanya ini adalah permintaan khusus dari Aditama. Diam-diam Niya cukup kagum dengan sikap lain dari Aditama ini. Sikap dingin dan keras Aditama, ternyata memiliki sisi lain yang suka berbagi.
“Selanjutnya akan ada penampilan spesial dari Kanjeng Raden Putri Agung Daniyah yang akan bermain alat musik dan bernyanyi untuk kita semua pada malam hari ini!” ucap sang MC yang disambut tepukan meriah dari seluruh tamu undangan.
Kedua mata Niya tiba-tiba membulat saat mendengar ucapan MC, terlebih ketika sebuah kecapi di siapkan masuk di tengah pesta. Dengan panik ia menatap Aditama. Ini pasti ide dari orang ini!
“Kenapa? Aku kan hanya ingin melihat permainan kecapi mu yang di puji seluruh negeri itu!” sahut Aditama seraya tersenyum seolah tahu pertanyaan bingung dari Niya.
“Apa-apaan sih kamu Mas! Aku kan nggak ada persiapan!” ujar Niya panik seraya menggamit lengan Aditama.
“Kemarin kan kamu juga berlatih dalan waktu sebentar, tapi ternyata hasilnya luar biasa bagus kan?!” ujar Aditama seraya menepuk-nepuk tangan Niya seolah tengah meyakinkannya.
“Kamu tau darimana?” tanya Niya bingung.
“Dari semua artikel dan video rekaman mu lah!” sahut Aditama cepat.
Niya mengerjap kaget. Ternyata Aditama memperhatikan penampilannya saat menyambut Kunjungan Kesenian dari beberapa perwakilan Kampus Korea kemarin, meskipun ia tengah berada di Jepang.
“Penampilanmu muncul terus disemua media sosial, jadi mana mungkin aku tidak melihatnya!” ujar Aditama kemudian, berusaha menutupi jika ia tidak begitu perhatiannya dengan Niya.
Niya hanya tertawa kecil mendengar alasan Aditama.
“Kepada Kanjeng Raden Putri Agung Daniyah, kami persilahkan segera?!” panggil MC sekali lagi mengundang Niya keatas panggung Aula.
Niya kemudian berdiri dan melangkah mendekati instrumen kecapi di panggung aula. Kepercayaan dirinya tiba-tiba meningkat, ia hanya ingin menampilkan permainan terbaiknya untuk Aditama. Alih-alih menampilkan lagu korea seperti kemarin, ia menyanyikan lagu lain.
Hari ini hari ulang tahunmu
Bertambah satu tahun usiamu
Ku doakan bahagia selalu untukmu
Tercapai segala cita-citamu
Selamat ulang tahun ku ucapkan untukmu
Semoga bahagia kan mengiringi langkahmu
Tiada yang bisa ku beri
Hanyalah doa dan rasa cinta
Yang tulus dariku tuk dirimu
Penampilan Niya mendapat tepukan meriah dari seluruh tamu undangan yang hadir. Begitu juga senyuman bangga dari Aditama. Sepertinya penampilan Niya malam ini akan masuk ke berita di berbagai media sosial lagi nantinya.
...****************...
Ditengah keramaian pesta, sesosok gadis tinggi ramping mengenakan dress berwarna peach tampak menarik perhatian, baik dari berbagai media dan tamu undangan yang hadirBukan hanya karena dressnya yang terlihat anggun dan elegan, tetapi juga paras dan postur tubuhnya yang terlihat cantik. Sekali melihat aura bintangnya begitu terpancar. Ia adalah Malika Savita!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments