PLAAAAK. Sebelum tangan Cellia mendarat di pipi Belva, tangan Belva lah yang lebih dulu mendarat dengan kerasnya di pipi Cellia.
"Auw." Ringis Cellia sambil memegang pipinya yang merah dan panas karena tamparan Belva.
"Denger yah, kalau kalian berdua masih mau selamat, mending jangan macem-macem!!! Ikutin perintah aku!! Paham kalian!!" Ucap Belva dengan nada mengintimidasi.
"Tante, sekarang Tante beresin barang-barang aku. Dan kamu Cellia, buatin aku minum dan mie instan goreng!!" Perintah Belva. Setelah memberi perintah, Belva pun duduk kembali kesofa.
"Kok pada diem? Ayo cepet lakuin apa yang aku perintah!!" Bentak Belva.
Cellia menoleh ke Mami nya. Tante Monika menganggukkan kepalanya seolah ingin mengatakan pada Cellia untuk menuruti kemauan Belva.
Cellia pun berjalan mendekati Mami nya dan membantu Mami nya berdiri. Setelah itu mereka berjalan keluar dari ruang tamu.
"Mami kok ngalah sih sama si upik abu itu?!" Tanya Cellia geram.
"Biar aja, hari ini kita boleh kalah. Tapi Mami pastikan, besok-besok kita gak akan kalah dari dia!" Balas Tante Monika.
"Emangnya ada apa sih, kok sampe Mami takut banget sama Belva?"
"Bukan takut sayang, cuma hari ini Mami lagi males ribut." Jawab Tante Monika berbohong. Karena tidak mungkin juga Tante Monika mengatakan kalau Belva memiliki rekaman dirinya dan atasan suaminya yang sedang berolah raga ranjang.
"Ya udah sana, kamu buatin minuman untuk Belva, biar Mami beresin barang-barangnya Belva dulu." Ucap Tante Monika.
Tante Monika pun menapaki anak tangga menuju kamar Belva. Sedangkan Cellia berjalan menuju dapur.
Di ruang tamu.
"Kasihan Om Tora kalau tau anak dan istrinya adalah wanita yang tak berakhlak." Gumam Belva.
***
Keesokan harinya.
Tante Monika terus memutar otaknya untuk membalas dendam sekaligus membungkam mulut Belva tentang perselingkuhannya dengan atasan suaminya.
Karena tak menemukan cara yang tepat, Tante Monika pun meminta bantuan atasan suaminya itu untuk mencari ide.
Mereka pun bertemu di sebuah restoran.
Dan disini lah mereka, di ruang VIP restoran tersebut.
"Apa kamu sudah punya ide?" Tanya Tante Monika pada Tuan Haris, atasan suaminya.
"Kamu bilang keponakan mu itu mendapat beasiswa keluar negri dari Simeon's Group kan?" Tanya Tuan Haris balik.
Tante Monika menganggukkan kepalanya.
Melihat Tante Monika mengangguk, Tuan Haris tersenyum licik.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitu lah pikir Tuan Haris.
Karena rencana yang ada di otak Tuan Haris saat ini adalah selain untuk membungkam Belva, tapi juga untuk menghancurkan reputasi Simeon's Group yang bersih dari kata skandal.
"Bagaimana? Apa kamu punya ide?" Tanya Tante Monika.
"Bagaimana kalau kita sebar gosip kalau keponakan mu adalah sugar baby Tuan Simeon? Aku yakin, media akan beramai-ramai menghujat keponakan mu, lalu keponakan mu stress dan akhirnya bu•nuh diri. Bagaimana?" Ucap Tuan Haris memberi ide.
"Tapi bukti apa yang kita harus berikan di media? Kita kan tidak punya bukti apa-apa."
"Sejak kapan memfitnah orang harus memiliki bukti? Kita bilang saja kalau keponakan mu itu mendapat beasiswa lewat jalur belakang, makanya setelah lulus keponakan mu itu langsung diangkat menjadi sekretaris Presdir di Simeon's Group dan di berikan apartemen mewah. Pokoknya kita tinggal mensinkronkan kenyataan dengan narasi yang memprovokasi." Jawab Tuan Haris.
"Ya kamu benar. Kalau begitu, aku ikut saja cara mu." Balas Tante Monika.
"Tapi aku butuh foto keponakan mu itu. Biar media tak perlu menerka-nerka yang mana orangnya." Kata Tuan Haris lagi.
"Baik lah. Sepertinya masih ada foto anak itu di kamarnya. Tapi itu foto Belva masih dekil, apa masyarakat akan percaya, kalau Belva adalah sugar baby Tuan Simeon?"
"Justru itu lebih bagus. Ada foto saat keponakan mu itu masih culun dan nanti kita sandingkan dengan foto keponakan mu yang sudah glow up. Pasti masyarakat akan semakin percaya kalau keponakan mu itu bisa glow up dari hasil menjadi sugar baby Tuan Simeon." Jawab Tuan Haris.
"Oke kalau begitu." Balas Tante Monika senang. Belum apa-apa ia sudah membayangkan Belva yang mendapat hujatan seantero negri.
Tuan Haris pun mengambil ponselnya untuk menelpon orang suruhannya untuk mengambil foto Belva secara diam-diam. Sebelum dirinya memasukkan berita tidak benar tentang Belva dan Tuan Simeon ke akun gosip, Lambe Mu.
***
Tiga hari kemudian.
Sehari setelah Tuan Haris memasukkan berita bohong Belva dengan Tuan Simeon, berita tentang Belva yang menjadi sugar baby pun menjadi berita yang paling di cari.
Belva dan Bams yang masih serius bekerja di meja masing-masing, sama-sama belum mengetahui gosip yang sudah menyebar di penjuru Simeon's Group.
TRING. Notifikasi pesan masuk di ponsel Bams.
Bams yang sedang serius memperhatikan grafik keuangan perusahaan selama satu semester di layar laptopnya, akhirnya mengalihkan pandangannya dari layar laptop dan mengambil ponselnya lalu membuka pesan masuk yang ada di ponselnya itu.
Mata Bams langsung membulat sempurna saat membaca headline pesan masuk di ponselnya itu.
Belvania, Si Anak Yatim Piatu Yang Berubah Glow Up Karena Menjadi Sugar Baby Petinggi Simeon's Group.
"Apa-apaan ini!!!" Geram Bams.
Bams pun mengangkat gagang telponnya dan menyambungkannya ke meja kerja Tuan Adrian. Tapi baru saja terdengar satu kali nada sambung, tiba-tiba pintu ruang kerja Bams terbuka. Sontak Bams pun melihat ke arah pintu.
"Tuan Muda..."
"Paman Adrian..."
Ucap Bams dan Tuan Adrian bersamaan.
"Apa Tuan Muda sudah melihat beritanya?" Tanya Tuan Adrian.
Bams menganggukkan kepalanya.
"Belva mana?" Tanya Bams. Yang saat ini ia khawatirkan adalah Belva. Ia takut Belva membaca artikel yang sudah berseliweran di sosial media.
"Dia ada di mejanya. Sepertinya Nona Belva belum tau berita ini." Jawab Tuan Adrian.
"Kalau begitu jangan sampai tahu!" Balas Bams.
"Paman, tolong handle semua pemberitaan. Biar aku urus Belva." Kata Bams lagi sambil mengangkat bokongnya dari kursi kebesarannya.
"Baik Tuan Muda." Jawab Tuan Adrian.
Bams pun keluar dari ruang kerjanya meninggalkan Tuan Adrian yang pusing karena harus menghandle berita di media. Menghapus atau sekedar menghandle berita di akun-akun gosip mungkin mudah, tapi kalau di media sosial? Rasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena gosip tentang Belva sudah terlanjur beredar dimana-mana.
"Bel, aku laper nih. Cari makan yuk." Ajak Bams mencoba setenang mungkin seolah-olah tidak ada masalah yang terjadi.
"Baru jam sepuluh Tuan, masa udah laper jam segini?" Jawab Belva.
"Kayaknya aku cacingan deh, makanya jadi sering laper gini. Udah yuk, temenin. Sekalian aku mau ketemu klien." Balas Bams.
"Klien? Perasaan hari ini Tuan gak ada janji dengan klien mana pun. Kalau besok dan lusa baru ada Tuan." Jawab Belva.
Bams menarik nafasnya dalam-dalam mencoba mengontrol emosinya.
"Ini klien pribadi Bel."
"Klien pribadi? Kekasih anda maksudnya Tuan? Kalau iya, kenapa anda mengajak saya? Pergi saja sana sendiri!!!" Ucap Belva ketus.
"Haish!!!" Geram Bams.
Stok sabar Bams pun habis. Ia langsung menarik tangan Belva dan membawa Belva keluar dari gedung Simeon's Group.
Sesampainya di lantai bawah, tak ada yang berani berbisik tentang gosip yang mencemarkan nama baik Belva. Para karyawan yang tadinya saling membuat kelompok untuk membahas gosip tentang Belva pun bubar seketika begitu melihat Bams dan Belva.
Meski begitu tetap saja, mata para karyawan memandang Belva dengan tatapan aneh.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Firgi Septia
curiga si Celia bukan anak kandung om Tora dan Tante Monika tp anak kandung Monika dan selingkuhannya/Puke//Puke/ soalnya sifatnya sama2 jalang seperti ibu kandungnya
2024-05-14
0
Ney Maniez
😲😲🤔😠
2022-07-07
0
@shiha putri inayyah 3107
siap2 kalian tuan harus dan Monika,,,
bakalan dapat balasan setimpal atas perbuatan jahat kalian sm Belva...
2022-06-21
1