Belva berjalan mengikuti kemana arah kakinya melangkah. Hingga kaki itu pun membawa Belva ke sebuah taman yang memiliki air mancur. Belva pun duduk di bangku kosong yang ada di dekat air mancur.
Dengan mata yang tak berhenti mengangumi kecantikan air mancur, Belva mengulang lagi semua bullyan yang pernah ia dapat sejak dirinya berada di kota besar.
"Bodoh!!! Kenapa aku harus percaya dengan Cellia!!!" Belva mengumpat dirinya sambil memukul kepalanya pelan.
Belva menghela nafasnya sambil menyandarkan kepalanya di sandaran bangku taman, wajahnya ia hadapkan keatas untuk melihat langit malam.
"Ternyata penampilan fisik dan akademik yang aku raih dari luar negri saja itu tidak akan membuat orang-orang seperti Cellia dan teman-temannya melirik ku. Aku harus punya kekuasaan, harta dan jabatan untuk membalas orang-orang yang busuk hati dan pikiran seperti mereka." Gumam Belva sambil menatap langit.
"Ayo Belva, kamu harus lebih keras lagi merubah diri mu. Karena bukan fisik dan nilai akademik saja yang membuat mu di hargai, kamu harus bekerja keras sampai memiliki jabatan yang bagus dengan penghasilan yang besar. Setelah itu perlihatkan lah hasil kerja keras mu pada mereka." Gumam Belva lagi.
Karena Belva masih memakai kostum Cat Women, banyak orang yang melintasi Belva sambil berbisik-bisik. Sadar dengan pandangan orang yang melintasinya, Belva pun mengangkat bokongnya dan pergi dari taman itu lalu cepat-cepat masuk ke dalam taksi konvensional yang sedang ngetem di area taman.
***
Kini taksi yang Belva tumpangi sudah berada di depan rumah Om Tora.
Setelah membayar ongkos taksi, Belva pun keluar dari dalam taksi dan masuk ke dalam rumah.
"Loh kamu pulang sendiri?" Tanya Om Tora saat Belva masuk ke ruang tamu. Om Tora sengaja duduk di ruang tamu sambil membaca koran untuk menunggui anak-anak gadisnya pulang.
"Iya Om." Jawab Belva sambil tersenyum palsu.
"Cellia mana? Kan Om tadi udah bilang pulangnya harus bareng Cellia." Omel Om Tora.
"Maaf Om, Belva ngantuk, lagian besok kan Belva harus udah kerja, makanya Belva pulang duluan. Mau ngajak Cellia pulang, gak enak Om, Cellia lagi asyik sama temen-temennya. Nanti Cellia ngambek lagi sama Belva kalau Belva aja pulang." Jawab Belva.
Om Tora menghela nafasnya.
"Ya sudah, masuk sana ke kamar. Mimpi indah yah Bel." Kata Om Tora.
Belva hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu pergi dari hadapan Om Tora dan melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
Sesampainya di dalam kamar, Belva langsung melepas pakaian Cat Women itu lalu membersihkan tubuhnya setelah itu ia memakai cream malam ke wajahnya.
Saat sedang memakai cream malam, tiba-tiba ia teringat kalau dirinya belum menyiapkan pakaian untuk ia pakai di hari pertamanya bekerja. Belva pun berjala mendekati lemari dan mulai memilah-milih pakaian yang ingin ia pakai besok. Belva berdiri di depan cermin untuk memadu madankan pakaian yang ia pilih itu.
"Baik lah, aku akan memakai pakaian yang ini dan yang ini untuk besok. Dan sepatunya, aku akan pakai yang ini." Belva mengambil sepasang sepatu heels yang tidak tertalu tinggi berwarna hitam. Tak banyak sepatu yang Belva punya. Hanya tiga pasang sepatu berheels, dua pasang sepatu flat dan dua pasang sepatu skate.
Setelah selesai mempersiapkan pakaian yang akan ia pakai besok, Belva pun naik ke atas ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Belva terbangun karena merasa tenggorokannya kering. Karena lupa membawa air minum sebelum tidur, terpaksa Belva pun keluar dari dalam kamar dan turun ke lantai bawah menuju dapur.
Kini segelas air minum pun sudah di tangan Belva. Belva pun hendak naik kembali, tapi langkah kakinya terhenti saat mendengar ada orang yang mengendap-endap masuk ke dalam rumah. Belva pikir orang itu maling.
Belva meletakkan gelasnya dan mencari alat untuk ia gunakan memukul maling tersebut.
Dengan sapu yang ada di tangannya, Belva pun berjalan mengendap-endap keluar dari dalam dapur. Karena cahaya penerangan remang-remang, Belva tidak melihat jelas orang yang jalan mengendap-endap menuju lantai atas.
Tak ingin menunggu lama lagi, Belva langsung memukul orang itu membabi buta dengan sapu yang ia pegang dari belakang.
"Aaaauw..." teriak orang itu.
Mendengar suara orang itu, Belva sadar kalau orang itu bukan lah maling, melainkan Cellia.
Karena suara jeritan Cellia yang menggelegar membuat Om Tora dan Tante Monika terbangun. Om Tora dan Tante Monika pun keluar dari dalam kamar dan menyalakan lampu ruangan itu.
"Cellia. Belva." Teriak Tante Monika memanggil Cellia dan Om Tota memanggil Belva.
"Ada apa ini? Apa yang kamu lakukan pada Cellia, Belva!!!" Bentak Tante Monika saat melihat putri kesayangan sudah dalam keadaan berantakan.
"Ma-maf Tante. Belva pikir tadi maling, makanya Belva pukul pake sapu." Kata Belva.
"Memangnya kamu buta apa gak bisa bedain mana Cellia mana maling!!" Bentak Tante Monika lagi.
"Tadi kan gelap Tante, jadi Belva gak bisa lihat. Lagian Cellia juga jalannya ngendap- gendap sih."
"Kamu..."
"Udah-udah jangan ribut!!! Udah tengah malam, gak enak di dengar tetangga ribut-ribut jam segini!!!" Sela Om Tora saat tau istrinya hendak mengamuk karena Belva tak sengaja memukul Cellia dengan sapu.
"Aauw Mi, sakit." Ringis Cellia sambil mengelus punggungnya dan kepalanya yang terkena pukulan.
"Maaf yah Cell.." Ucap Belva merasa bersalah.
"Maaf...Maaf!!! Sakit be•go!!!" Bentak Cellia.
"Mi-Pi.. geger otak kayaknya aku ini, sakit banget." Keluh Cellia.
"Salah kamu sendiri, siapa suruh jam segini baru pulang. Udah gitu jalannya ngendap-ngendap lagi!!! Ya wajarlah kalau Belva mukul kamu karena nyangka kamu maling." Omel Om Tora.
"Dan kenapa kamu pake gaun itu? Bukannya reunian tadi pake kostum Cat Women?" Tanya Om Tora saat melihat Cellia memakai gaun warna merah.
"Um... ini..um... Cellia beli tadi sebelum pergi reuni. Tadi habis dari acara reunian, Cellia ke tempat ulangtahun Irena, temen kuliah Cellia. Jadi habis acara langsung Cellia ganti pake gaun ini. Makanya Cellia lama pulang Pi." Jawab Cellia gugup.
"Uang dari mana kamu beli gaun itu?" Tanya Om Tora.
"Uang dari Mami, yah kan Mi.." Cellia langsung mengoper pertanyaan ke Tante Monika.
"Iya Pih, tadi Mami yang kasih. Kasihan, Cellia gak punya gaun baru buat pergi ke ulang tahun temannya." Jawab Tante Monika.
Saat membahas masalah gaun, rasa kesal kembali membara dalam dada Belva.
"Harusnya tadi aku getok kepalanya pake stik golf, biar bocor sekalian!!!" Geram Belva dalam hati sambil memandang sinis ke arah Cellia.
"Ya udah sana, masuk kamar!!" Perintah Om Tora pada Cellia.
"Kamu juga Bel masuk kamar, lanjutin tidur kamu." Kata Om Tora pada Belva.
Belva dan Cellia pun menapaki anak tangga menuju lantai atas. Sedangkan Om Tora dan Tante Monika kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Apa lihat-lihat?!" Maki Cellia saat mereka sudah sampai di depan pintu kamar masing-masing.
"Cih... MALING!!!!" Jawab Belva dengan tatapan sinis dan mengejek lalu cepat-cepat masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamarnya.
Mata Cellia membelalak saat Belva mengatainya seperti itu. Ingin mengejar dan menghajar Belva tidak mungkin karena ini sudah malam dan ada sang Papi di bawah, otomatis kalau ia membuat keributan, sang Papi bisa mendengar keributan itu. Mau tak mau Cellia hanya meninju udara saja.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
sherly
baju yg di apartemen yg di LN ngk dibw gt... Trus disana emang ngk ada beli baju ? bukannya dikasi kartu...
2023-08-26
1
sherly
ngk perlu juga, yg kamu perlu percaya diri, dan oon nya di buang ke laut bila perlu ke dasarnya... wih Belva kamu sarjana Lo tp kok kayak anak SMP lag
2023-08-26
0
sherly
oon banget bahkan kebangetan... masa dah jauh merantau balik ke negara sendiri malah kembali ke titik awal lagi dibully dah gt ngk punya rasa pede lagi...
2023-08-26
0