Keesokan harinya.
Hari ini adalah hari pertama Belva bekerja di perusahaan Simeon's Group. Dia sangat bersemangat pergi bekerja, apalagi ia langsung mendapat jabatan sekretaris Presdir.
Belva pun berdandan secantik mungkin, versi dirinya dengan menggunakan riasan sesederhana mungkin.
Dengan menggunakan taksi online, Belva berangkat ke perusahaan Simeon's Group.
Kini Belva sudah sampai di depan gedung Simeon's Group. Dengan langkah penuh percaya diri seperti ilmu yang ia dapat dari teman-temannya sewaktu di Negara P dan senyum yang mereka sepanjang ia berjalan memasuki gedung Simeon's Group dan mendekati meja resepsionis.
"Selamat pagi Buk." Sapa Belva ramah.
"Iya selamat pagi. Ada yang bisa di bantu?" Balas resepsionis wanita dengan ketus dan raut wajah sinis. Terlihat jelas resepsionis itu memandang rendah Belva karena riasan wajah Belva terlihat biasa saja dan pakaian Belva yang bermerek itu di pikir pakaian KW.
"Saya ingin bertemu dengan Tuan Adrian. Hari ini hari pertama saya bekerja sebagai sekretaris Presdir." Jawab Belva masih berusaha ramah walaupun ia sudah merasa tidak nyaman dengan tatapan sinis sang resepsionis.
Bukannya mengangkat telepon dan menghubungi meja Tuan Adrian, resepsionis itu malah menghela nafasnya.
"Maaf yah Mbak, ini Simeon's Group. Mbak gak salah masuk perusahaan kan?"
"Maksudnya? Saya gak salah kok Buk. Empat tahun yang lalu saya juga datang ke perusahaan ini. Dan saya datang kesini karena memang saya mau bekerja sebagai sekretaris Presdir." Jawab Belva dengan nada yang sudah meninggi.
"Ini pesan dari Tuan Adrian kalau anda kalau gak percaya!!" Kata Belva lagi.
Resepsionis itu hanya melirik sesaat pesan itu tanpa membaca pesan itu.
"Gak usah nipu Mbak!! Kalau pun memang Mbak yang menjadi sekretaris Presdir, pasti yang menghubungi Mbak itu tim HRD bukan Tuan Adrian!! Udah deh sana Mbak pergi aja, orang-orang yang bekerja di perusahaan ini sibuk semua gak ada waktu meladeni Mbak!!" Usir resepsionis yang baru bekerja tiga bulan di perusahaan itu.
"Saya ini serius, makanya panggil dulu Tuan Adrian kalau Ibu gak percaya!!" Bentak Belva.
"Cih... dasar gak punya sopan santun!! Mana mungkin Tuan Adrian merekrut orang gak punya akhlak kayak kamu jadi sekretaris Presdir!!" Balas resepsionis itu sinis.
Mendengar perdebatan di meja resepsionis, tiga orang karyawan pun mendekati meja resepsionis.
"Ada apa ini?" Tanya salah satu karyawan.
"Ini Pak, ngaku-ngaku di rekrut Tuan Adrian jadi sekretaris Presdir." Jawab si resepsionis.
Tiga karyawan itu pun langsung menatap Belva dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tak lama tiga orang itu tertawa terbahak-bahak.
Dan tawa ketiga karyawan itu mengundang para karyawan yang sedang berlalu lalang menoleh ke arah meja resepsionis. Tak terkecuali Aura.
Aura adalah kakak kelas Belva sewaktu SMA dan Aura juga lah yang memberi julukan Dakocan pada Belva.
Aura memicingkan matanya untuk menajamkan penglihatannya saat melihat sosok Belva.
"Itu kayak si Dakocan!!" Gumam Aura dalam hati. Karena ingin memastikan kalau gadis yang berdiri di dekat meja resepsionis yang menjadi bahan tertawaan tiga karyawan itu memang lah Belva si Dakocan.
Aura berjalan mendekati meja resepsionis.
"Loe si Dakocan kan?" Tanya Aura.
Mendengar Aura mengatakan Dakocan, sontak tiga karyawan dan resepsionis itu tertawa terbahak-bahak.
Belva menggeraskan rahangnya mengingat sosok Aura. Bagaimana mungkin ia melupakan sosok Aura, gara-gara Aura, panggilan Dakocan melekat pada dirinya.
"Kamu!!" Balas Belva dengan raut wajah geram.
"Jadi bener loe si Dakocan?! Penampilan loe udah banyak berubah yah." Kata Aura sambil berjalan dengan seksinya mendekati Belva.
"Muka loe juga udah gak belang-belang lagi, kulit loe juga udah gak kering-kering lagi." Kata Aura lagi.
"Emangnya kamu kenal dengan dia Ra?" Tanya salah satu karyawan itu.
"Gak sih. Tapi dia pernah sekolah di SMA Internasional XXX. Kayaknya sih dia tuh anak supir yang disekolahin sama majikan bapaknya, makanya bisa sekolah di SMA Internasional." Jawab Aura.
"Kamu tuh apa-apaan sih Aura, jangan bikin fitnah kayak gitu!!!" Bentak Belva.
Mata Aura membelalak saat mendengar Belva membentak dirinya.
"Udah berani loe yah bentak-bentak gue!!! Dasar makhluk pembawa sial!!! Pergi loe sana, ngapain dateng ke kantor ini, bisa sial satu perusahaan ini gara-gara loe!!" Balas Aura.
"Satpam, satpam!!" Teriak Aura memanggil satpam.
Satpam yang sedang berdiri di depan pintu masuk langsung berlari menghampiri Aura.
"Iya Buk, ada apa yah?"
"Usir gembel ini!! Nanti perusahaan kita kena sial gara-gara makhluk ini!!" Perintah Aura dengan gaya sok nge bos, padahal jabatan Aura di perusahaan itu hanya lah staf accounting.
"Baik Buk." Jawab satpam itu.
"Nona, ayo keluar. Jangan membuat keributan disini." Kata satpam.
"Saya kesini mau kerja. Saya datang kesini atas perintah Tuan Adrian yang merekrut saya sebagai sekretaris Presdir, bukan mau bikin ribut!!! Lagian yang bikin ribut tadi mereka kok pak, bukan saya!!" Bentak Belva pada satpam.
Aura tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan Belva yang mengatakan di rekrut menjadi sekretaris Presdir.
"Eh Dakocan!!! Gue rasa otak loe korslet yah!!! Ngaca Dakocan, ngaca!!! Mana mungkin sih orang kayak loe di rekrut menjadi sekretaris Presdir!!! Sekretaris itu harus good looking biar gak malu-maluin Presdir, bukan kayak loe!!! Gue aja yang good looking cuma bisa jadi staf accounting, apalagi loe!! Paling cuma di bagian CS alias Cleaning Servis!!!" Ejek Aura.
"Iya Buk bener. Dandanannya aja kayak gitu, pakaiannya juga KW, ngaku-ngaku di rekrut jadi sekretaris Presdir." Timpal si resepsionis nyolot itu.
"Udah Pak, seret aja keluar!!!" Kata resepsionis itu lagi.
"Ayo Nona, jangan membuat kegaduhan disini. Semua orang disini sedang sibuk." Kata satpam sambil menarik tangan Belva.
"Lepas!!! Saya gak akan keluar sebelum bertemu dengan Tuan Adrian!!" Teriak Belva sambil berusaha melepaskan tangannya dari pak satpam.
"Nona kalau anda terus melawan seperti ini, saya tidak akan segan-segan mengeluarkan anda dengan cara kasar!!" Kata Satpam penuh penekanan.
"Pokoknya saya gak akan keluar dari perusahaan ini sebelum bertemu Tuan Adrian. Titik!!!" Bentak Belva.
***
Di Ruang Kerja Presdir.
Tuan Adrian yang sedang menunggu kedatangan Belva sejak tadi merasa aneh karena Belva belum kunjung datang. Apalagi Preadir baru sudah mengeluh karena sudah seminggu bekerja tanpa sekretaris.
Tuan Adrian pun menghubungi orang yang selama ini ia suruh memata-matai Belva. Dan betapa kagetnya Tuan Adrian ternyata sedari tadi Belva sudah ada di lobi dan saat ini sedang mengalami perundungan oleh para karyawan.
Tak perlu menunggu lama, Tuan Adrian pun keluar dari ruang kerja Presdir dan turun ke lobi.
"LEPASKAN!!!" Bentak suara bariton Tuan Adrian.
Sontak satpam itu pun melepaskan tangannya yang sedang menarik tangan Belva.
"Tuan Adrian." Lirih Belva.
Tuan Adrian pun berjalan mendekati Belva.
"Anda tidak pa-pa Nona Belva?" Tanya Tuan Adrian.
Belva menganggukkan kepalanya.
"Apa yang kau lakukan, hah!! Mengapa kau menarik Nona ini?" Tanya Tuan Adrian dengan nada meninggi pada Pak satpam.
"Maaf Tuan, saya hanya disuruh oleh kelima orang itu Tuan. Mereka bilang Nona ini membuat gaduh sehingga mengganggu pekerjaan mereka." Jawab Pak satpam ketakutan, sangking takutnya wajahnya sampai pucat pasi.
Tuan Adrian pun menoleh kepada lima karyawan yang tadi merundung Belva dengan tatapan tajam sambil berjalan mendekati ke lima karyawan itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Rasain kan puftt...Pecat aja 🤣🤣🤣
2022-10-05
0
GOD BLESS
pecat tu karyawan yg sudah menghadang belva.👍👍karyawan yg suka membuly n menghina g masuk kategori diperusahaan simeon. krn presdirny sj rendah hati.
2022-07-31
0
Aqiyu
Belva ga tegas cemderung lemah jadi bahan empuk buat di bully
2022-07-04
0