# 3. Ditolak

Hari-hari pun berlalu. Bams dan Belva pun semakin dekat, yah walaupun kedekatan mereka hanya saat pertemuan organisasi saja. Karena Bams termasuk laki-laki yang introvert. Tapi bagi Belva itu sudah sangat cukup.

Tapi tidak dengan hari ini, entah keberanian dari mana sehingga membuat Belva ingin menyatakan perasaannya pada Bams.

Dengan jam tangan yang harganya satu jutaan, yang Belva beli satu hari sebelum hari spesial ini, yang uangnya hasil dari bongkar celengan ayam yang Belva isi sejak SMA, Belva pun berjalan mencari keberadaan Bams.

Kini Belva sudah menemukan keberadaan Bams, Belva pun menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan sebelum mendekati Bams yang sedang mengobrol bersama empat orang temannya.

"Kak, bisa minta waktunya." Tanya Belva saat sudah sampai di depan Bams.

Bams menoleh kanan-kirinya.

"Kamu ngomong sama siapa? Sama aku atau sama temen-temen aku?" Bams malah balik bertanya.

"Sama kak Bams. Aku bisa minta waktunya?" Tanya Belva sekali lagi.

"Lain kali ngomong tuh yang jelas." Jawab Bams.

"Mau ngomong apa?" Tanya Bams.

"Bisa kita ngomongnya di tempat lain?"

Bams diam sejenak lalu tak lama ia menyetujui permintaan Belva.

Dan mereka pun berjalan menuju tempat yang sepi.

"Sekarang bilang, kamu mau ngomong apa?"

"Mmm...maaf kak kalau aku lancang. Aku mau kasih sesuatu untuk kakak." Belva pun mengeluarkan kotak jam tangan dan memberikannya pada Bams.

"Apa ini?" Tanya Bams sambil mengambil kotak itu dari tangan Belva.

"Buka aja kak."

Bams pun membuka kotak itu.

"Ini kan jam mahal. Kamu uang dari mana bisa beli jam ini?" Tanya Bams saat melihat jam mahal itu, ia merasa tak enak hati.

"Aku beli pake uang tabungan aku kak."

Bams menghela nafasnya, ingin menolak pemberian Belva karena tidak tega Belva membeli jam itu dari uang tabungannya tapi takut Belva sakit hati. Tapi kalau di terima, Bams merasa sangat bersalah.

"Tapi untuk apa kamu relain uang tabungan kamu untuk beli barang mahal kayak gini? Emang kamu gak sayang sama uang kamu?"

"Itu karena aku... aku... mmmm aku..." Belva gugup ingin mengungkapkan perasaannya pada Bams.

"Karena kamu kenapa, hah? Ngomong tuh yang jelas, yang lantang." Tanya Bams tegas. Bams paling tidak suka mendengar orang yang bicara tergagap-gagap seperti yang dilakukan Belva saat ini.

"Itu karena aku suka sama kakak." Dengan satu tarikan nafas Belva pun berhasil mengungkapkan perasaannya pada Bams.

Bams ternganga mendengar pengakuan Belva.

"Apa kamu sadar dengan yang baru kamu ucapkan?"

"Sadar kak, sangat sadar."

Bams memijat pangkal hidungnya, ia tak tau harus memberi jawaban apa pada Belva. Menolak, takut Belva sakit hati tapi menerima juga tidak mungkin. Karena di mata Bams, Belva bukan lah wanita impiannya, karena wanita impian Bams adalah sekelas Song Hye Kyo atau Angelina Jolie, yang cantik, pintar, elegan dan memiliki rasa sosial yang tinggi.

Tapi ia juga tidak mau membuat Belva makin berharap pada dirinya, mau tak mau ia harus menolak perasaan Belva untuknya dengan kata-kata yang super halus, seperti mobil Alphard agar Belva tidak sakit hati.

"Bel, aku minta maaf yah. Tapi aku ngerasa nyaman kalau kita lebih baik berteman ketimbang harus mempunyai hubungan spesial." Jawab Bams dengan sangat hati-hati.

"Ini, aku gak bisa nerima hadiah dari kamu ini." Kata Bams lagi sambil memberikan kotak jam tangan yang tadi Belva berikan padanya.

Tapi kotak jam tangan yang Bams sodorkan tak langsung Belva terima, Belva yang sejak tadi menunduk saat mendengar penolakan dari Bams pun mendongakkan wajahnya.

"Apa karena aku gak cantik? Apa karena penampilan ku yang kampungan makanya kakak gak nolak aku? Kalau memang kakak gak suka sama aku, kenapa kakak baik sama aku? Kakak tau gak kebaikan kakak itu udah bikin aku jatuh cinta sama kakak, karena semenjak aku tinggal di kota besar ini, kakak lah orang pertama yang menolong aku dari orang-orang yang membully aku." Kata Belva dengan suara yang bergetar.

"Terus kamu mau aku jahat sama kamu seperti orang-orang itu, gitu? Aku bukan orang yang kayak gitu Bel, aku memang orang yang paling tidak suka dengan pembullyan, makanya aku bela kamu. Kamu nya aja yang salah mengartikan kebaikan aku. Terus sekarang kamu mau nyalahin aku?!" Tak ada lagi bahasa lembut dari Bams. Nampaknya Bams sudah tersulut emosi karena Belva menyalah artikan kebaikannya.

"Kak Bams jahat!!!!" Teriak Belva. Belva yang sakit hati karena merasa dipermainkan oleh Bams langsung pergi dari tempat itu sambil menangis.

"Bel... Belva.. tunggu Bel!!!" Teriak Bams, ia berusaha mengejar Belva. Tapi karena Belva berlari ke tempat yang lebih ramai, Bams pun berhenti mengejar Belva.

"Dia yang baper, dia yang marah." Lirih Bams sambil menghela nafasnya kasar.

Bams pun melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya.

Tanpa Bams dan Belva sadari, sejak tadi ada orang yang sedang merekam gambar pembicaraan mereka. Mulai dari Belva menyatakan cintanya untuk Bams sampai Belva pergi meninggalkan Bams sambil menangis.

Orang itu adalah Jessica. Salah satu fangirl nya Bams. Melihat Bams dan Belva berjalan menuju tempat yang agak sepi, Jessica yang penasaran pun diam-diam mengekori mereka, dan saat Belva memberikan kotak jam tangan pada Bams, Jessica langsung mengeluarkan ponselnya, karena ia yakin kalau Belva memberikan kotak jam tangan itu karena Belva ingin menyatakan perasaannya pada Bams.

***

Setelah jam mata kuliahnya selesai, Belva pun pulang kerumah.

Kini Belva sudah berada di rumah sang Om. Karena hari masih siang, Om Tora belum ada dirumah dan hanya ada Cellia, dan kebetulan pacar baru Cellia, Barry juga ada di rumah. Belva tau ada Barry di rumah, karena melihat mobil Barry terparkir di halaman rumah.

Mata Belva berkeliling untuk melihat keberadaan Barry dan Cellia, tapi Belva tidak menemukan Cellia dan Barry di ruang tamu maupun di ruang keluarga. Belva pikir pasti Cellia dan Barry ada di halaman belakang.

Belva pun menaikki anak tangga menuju kamarnya yang ada di lantai atas. Ada dua kamar di lantai atas, kamar Cellia dan kamar Belva.

Namun saat hendak berjalan menuju kamarnya, Belva mendengar suara-suara aneh dari kamar Cellia. Belva yang penasaran pun mendekati kamar Cellia dan menempelkan telinganya ke pintu untuk memperjelas suara aneh apa itu.

Samar-samar Belva mendengar suara Cellia yang merintih auw.. ah.. uh. Dan terdengar juga suara plak plak plak, seperti suara orang yang sedang menampar. Yang ada di pikiran Belva, Barry sedang memukuli Cellia. Belva pun langsung membuka pintu kamar Cellia dengan kasar.

"Ce..." mata Belva melotot, mulutnya pun menganga melihat penampakan yang ada di depannya. Cellia dan Barry sedang main gerobak sodor.

"Breng•sek!!! Keluar loe upik abu!!!!" Teriak Cellia kesal karena Belva masuk disaat mereka sedang ada di puncak-puncaknya.

Belva pun tersadar dari keterkejutannya dan cepat-cepat keluar dari dalam kamar Cellia dan tak lupa menutup pintu kamar Cellia lagi.

"Kok bisa ada dia sih? Loe bilang si jelek kalau pulang diatas jam tiga. Ini masih jam dua dia udah nongol." Omel Barry. Gara-gara Belva yang muncul tiba-tiba, pentungan Barry melemas dan berubah kembali menjadi pempek lenjer.

"Ya mana gue tau Bar. Udah yuk, lanjutin lagi, nanggung banget Bar." Jawab Cellia, pempek kapal selamnya masih ingin merasakan bejek'kan pentungan satpam Barry.

"Gila loe yah, mood gue udah anjlok tau gak!! Lagian loe gak takut kalau si jelek itu ngadu sama bokap-nyokap loe?!" Tanya Barry.

"Tenang aja, dia gak bakal ngadu. Kalau sempet dia buka mulut, gue robek langsung tuh mulutnya!" Jawab Cellia.

"Ayo lah Bar, terusin yuk." Rengek Cellia sambil tangannya bermain di pempek lenjer Barry.

"Ah..minggir loe!!! Gue udah gak selera!! Gue balik!!!" Balas Barry sambil menghempaskan tangan Cellia dari pempek lenjernya, lalu turun dari atas ranjang dan memakai celananya kembali.

"Jangan balik dulu dong Bar, kita terusin yah. Gue belum puas. Ayo dong Bar, please." Mohon Cellia.

"Kalau loe belum puas, loe pake aja vibrator!!!" Jawab Barry. Setelah memakai celananya, Barry pun keluar dari dalam kamar Cellia.

"Bar...tunggu Bar. Kok loe gitu sama gue!!!! Bar... Barry!!!" Teriak Cellia sambil mengejar Barry. Tapi yang diteriaki sama sekali tidak menghiraukan teriakan Cellia.

Dan karena Cellia keluar dalam keadaan polos, Cellia hanya mengejar Barry sampai di depan pintu kamarnya saja.

"Shiiit!!!" Umpat Cellia kesal sambil menendang pintu.

"Ini semua gara-gara loe upik abu!!!" Geram Cellia.

Cellia yang kesal pun langsung memakai pakaiannya lagi setelah itu keluar dari dalam kamarnya menuju kamar Belva untuk memberi pelajaran pada Belva.

BRAAK. Cellia membuka pintu kamar Belva dengan sangat kasar.

Dengan mata menyalang, kepala bertanduk, rahang mengeras dan tangan mengepal, Cellia mendekati Belva yang sedang berdiri di depan lemari.

BAGH.. BUGH.. BAGH.. BUGH..

Cellia menarik rambut Belva, menjambak, menampar dan menendang Belva dengan sangat brutal.

"Aaargh...ampun Cel.. aakh.. ampun Cel!! Tolong hentikan Cel, aaakh.. aku mohon hentikan." Jerit Belva yang tak tahan dengan kebrutalan Cellia.

"Apa loe bilang? Ampun?!! Loe tau gak gara-gara loe, Barry jadi pulang!!!!! Emang dasar loe yah upik abu perusak kenikmatan orang!!!!" Teriak Cellia. Kemudian Cellia pun meneruskan kebrutalannya pada Belva.

"Denger yah upik abu, awas kalau loe sampe ngadu sama Mami-Papi gue!!!" Ancam Cellia.

BUGH. Sekali lagi Cellia menendang Belva.

Setelah puas melampiaskan kemarahannya pada Belva, Cellia pun keluar dari dalam kamar Belva.

Begitu mendengar pintu kamar nya tertutup dengan kasar, Belva pun mencoba berdiri dari posisinya yang tersungkur di lantai. Ia berjalan tertatih menuju cermin yang ada di lemarinya, ia melihat penampakan tubuhnya. Pipinya sudah merah lebam bekas tamparan Cellia, kancing kemejanya juga sudah terlepas karena Cellia membuka paksa kemejanya tadi. Buah plum kembar nya pun nyeri karena Cellia merem•asnya dengan sangat kuat, sekujur tubuhnya juga terasa nyeri karena tendangan Cellia yang brutal.

Belva menangis meratapi bentuk dirinya dalam cermin.

"Kamu keterlaluan Cellia, aku benci kamu!!! Aku akan selalu ingat akan hari ini Cellia, aku pastikan suatu hari nanti aku akan membalas perbuatan keji mu ini!!!"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Imma Juhamzah

Imma Juhamzah

ngapain marah kalo ditolak udah jadi resiko tuh, bukannya bli skin care mlh bli hadia hadew

2023-10-21

0

sherly

sherly

hadew Belva, paket komplit ngenes... dah udik, ngk cakep, melow...

2023-08-26

0

Ney Maniez

Ney Maniez

🙄🙄🙄

2022-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 # 1. Pindah Ke Kota
2 # 2. Selalu Terbully
3 # 3. Ditolak
4 # 4. Menerima Beasiswa
5 # 5. Tiba di Negara P
6 # 6. Pulang
7 # 7. Kostum Cat Women
8 # 8. Maling
9 # 9. Tidak Ada Yang Percaya
10 # 10. Bams = Bramasta = Presdir
11 # 11. Bams Menjengkelkan
12 # 12. Pasrah
13 # 13. Game Online
14 # 14. Kedatangan Nyonya Kalina
15 # 15. Mulai Suka
16 # 16. Otot Bams Mengalihkan Dunia Belva
17 # 17. Merekam
18 # 18. Berita Lambe Mu
19 # 19. Belva Terpuruk, Bams Turun Tangan
20 # 20. Konferensi Pers
21 # 21. Mengulang Kisah
22 # 22. Bertemu Tuan Simeon
23 # 23. Lamaran Bukan Permintaan
24 # 24. Pernikahan
25 # 25. Malam Pertama
26 # 26. Permintaan Belva
27 # 27. Bams Marah
28 # 28. Rencana Balas Dendam
29 # 29. Cellia Mengamuk
30 # 30. Terbongkar
31 # 31. Pembalasan
32 # 32. Menyimpan Dendam Yang Salah
33 # 33. Menyusul
34 # 34. Generasi Penerus
35 # 35. Amora
36 # 36. Banana Smoothies
37 # 37. Amora Geram
38 # 38. Kelicikan Amora vs Kelicikan Tuan Adrian
39 # 39. Diam Pura-Pura Tidak Tahu, Bergerak Mencari Bukti
40 # 40. Mengaku
41 # 41. Ayah Siaga Membuat Peraturan Baru
42 # 42. Senam dan Kelas Ibu Hamil
43 # 43. Bapak-Bapak Yang Posesif
44 # 44. Ibu-ibu Julid, Jangan Atur Rahim Orang!!
45 # 45. Menuju Launching
46 # 46. Gara-Gara Kepala, Bams Pingsan
47 # 47. Copyan Bams
48 # 48. Biantara Simeon
49 # 49. Bams Tidak Sabaran
50 # 50. TAMAT
51 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI.
52 Novel Baru
53 Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
54 Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
Episodes

Updated 54 Episodes

1
# 1. Pindah Ke Kota
2
# 2. Selalu Terbully
3
# 3. Ditolak
4
# 4. Menerima Beasiswa
5
# 5. Tiba di Negara P
6
# 6. Pulang
7
# 7. Kostum Cat Women
8
# 8. Maling
9
# 9. Tidak Ada Yang Percaya
10
# 10. Bams = Bramasta = Presdir
11
# 11. Bams Menjengkelkan
12
# 12. Pasrah
13
# 13. Game Online
14
# 14. Kedatangan Nyonya Kalina
15
# 15. Mulai Suka
16
# 16. Otot Bams Mengalihkan Dunia Belva
17
# 17. Merekam
18
# 18. Berita Lambe Mu
19
# 19. Belva Terpuruk, Bams Turun Tangan
20
# 20. Konferensi Pers
21
# 21. Mengulang Kisah
22
# 22. Bertemu Tuan Simeon
23
# 23. Lamaran Bukan Permintaan
24
# 24. Pernikahan
25
# 25. Malam Pertama
26
# 26. Permintaan Belva
27
# 27. Bams Marah
28
# 28. Rencana Balas Dendam
29
# 29. Cellia Mengamuk
30
# 30. Terbongkar
31
# 31. Pembalasan
32
# 32. Menyimpan Dendam Yang Salah
33
# 33. Menyusul
34
# 34. Generasi Penerus
35
# 35. Amora
36
# 36. Banana Smoothies
37
# 37. Amora Geram
38
# 38. Kelicikan Amora vs Kelicikan Tuan Adrian
39
# 39. Diam Pura-Pura Tidak Tahu, Bergerak Mencari Bukti
40
# 40. Mengaku
41
# 41. Ayah Siaga Membuat Peraturan Baru
42
# 42. Senam dan Kelas Ibu Hamil
43
# 43. Bapak-Bapak Yang Posesif
44
# 44. Ibu-ibu Julid, Jangan Atur Rahim Orang!!
45
# 45. Menuju Launching
46
# 46. Gara-Gara Kepala, Bams Pingsan
47
# 47. Copyan Bams
48
# 48. Biantara Simeon
49
# 49. Bams Tidak Sabaran
50
# 50. TAMAT
51
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI.
52
Novel Baru
53
Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
54
Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!