# 14. Kedatangan Nyonya Kalina

Keesokan paginya.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Belva sudah bersiap dengan pakaian kerjanya, tapi tidak langsung berangkat bekerja, melainkan pergi ke apartemen Bams terlebih dulu. Untuk apalagi kalau bukan untuk mengurus sang Presdir terlebih dahulu.

Kini Belva sudah berada di depan pintu apartemen Bams.

Ting Tong Ting Tong. Entah sudah berapa kali Belva memencet tombol apartemen Bams, tapi pintu apartemen tidak kunjung terbuka.

"Pasti masih tidur deh." Gerutu Belva.

"Eh tunggu, kalau gak salah inget tadi malam kan kak Bams ngasih kunci cadangan apartemennya yah sama aku." Gumam Belva.

Karena memang tadi malam setelah mengisi perutnya, Belva meminta Bams untuk mengantarnya ke apartemennya. Tapi sayangnya Bams tidak menghiraukan permintaan Belva karena sedang asyik mabar bersama teman-temannya. Bams malah meminta Belva untuk bersabar sampai ia selesai mabar. Dan karena menunggui Bams, Belva pun ketiduran di sofa ruang tengah.

Setelah selesai mabar pada pukul dua dini hari, Bams baru membangunkan Belva.

Sebenarnya Bams tidak tega ingin membangunkan Belva apalagi saat melihat Belva tidur Belva yang sangat nyenyak. Namun karena mengingat akan norma sosial, tega tidak tega Bams membangunkan Belva.

Dalam keadaan setengah sadar, Belva pun keluar dari apartemen Bams dan diantar oleh Bams menuju apartemen Belva. Dan sebelum Bams keluar dari apartemen Belva, Bams memberikan kunci cadangan apartemennya. Sepertinya Bams sudah punya firasat akan dirinya sendiri kalau keesokan paginya ia tidak akan mendengar bunyi bel. Dalam keadaan yang masih setengah sadar itu juga Belva memasukkan kunci apartemen Bams ke dalam tas kerjanya.

"Akh.. ini dia." Kata Belva saat menemukan kunci cadangan apartemen Bams.

Belva pun membuka pintu apartemen Bams dengan kunci yang ia pegang itu.

Ceklek. Pintu terbuka.

"Tuan Bams." Panggil Belva. Tapi tak ada orang yang menyahut.

"Hellooow." Teriak Belva. Dan tetap saja tidak ada yang menjawab

Mau tak mau ia harus naik ke kamar Bams karena Bams tidak kunjung menjawab panggilannya.

"Tuan Bams... Kak Bams... Mang Bams." Teriak Belva sambil berjalan menapaki anak tangga menuju kamar Bams.

Kini Belva sudah berada tepat di depan pintu kamar Bams.

Tok Tok Tok. Belva mengetuk pintu kamar Bams.

"Tuan Bams, ayo bangun, ini sudah jam tujuh lewat." Teriak Belva.

Tak ada jawaban.

Belva menghela nafasnya kasar.

"Masuk.. Gak.. Masuk.. Gak." gumam Belva bimbang karena dia belum pernah sama sekali masuk ke dalam kamar lawan jenisnya, apalagi kawan jenisnya adalah atasannya sendiri.

"Kalau gak masuk, gak bisa bangunin kak Bams, tapi kalau masuk...." gumam Belva lagi.

"Udah akh masuk aja. Ini kan bagian dari tugas aku. Kak Bams kan juga tau waktu Tuan Adrian kasih tugas ini ke aku." Gumam Belva.

Belva pun memutar handle pintu.

Ceklek. Pintu pun terbuka.

Dengan langkah perlahan, Belva masuk ke dalam kamar Bams.

"Tuan Bams... Kak Bams... Mang Bams..." panggil Belva sambil berjalan menuju ranjang.

Bams masih tidak menjawab. Bagaimana mau menjawab kalau yang di panggil masih mendengkur.

Belva menghela nafasnya kasar melihat Bams yang masih tertidur pulas.

"Tuan... bangun sudah jam setengah delapan." Kata Belva.

Krrroook.. Fiiiiuh. Suara dengkuran halus Bams.

"Kak Bams, ayo bangun udah setengah delapan." Kata Belva sekali lagi sambil menoel-noel lengan Bams pelan.

Bams masih tak merespon.

"Aish!!!" Geram Belva sambil meninju udara di depan wajah Bams.

Geram karena Bams tak kunjung bangun, Belva pun membangunkan Bams dengan cara yang agak sedikit kasar.

"Kak Bams ayo dong bangun!!! Udah setengah delapan ini!!!" Teriak Belva sambil menggoyang-goyangkan tubuh Bams.

"Aaargh.. apaan sih!!!" Geram Bams dengan mata yang masih tertutup.

"Ayo bangun kak!!!" Kata Belva lagi, ia masih terus menggoyangkan tubuh Bams.

Bams yang geram karena tidurnya di usik, langsung menarik tangan Belva hingga membuat Belva terjerembab di atas tubuh Bams.

"Aaargh!!!" Teriak Belva.

Mendengar teriakan Belva dan merasakan ada seseorang yang menimpa tubuhnya, Bams pun sontak membuka matanya.

"Kamu!!!!" Teriak Bams kaget.

Belva pun cepat-cepat berdiri. Dan Bams pun langsung mendudukkan tubuhnya.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Bams masih belum sadar seratus persen.

"Kalau bukan karena tugas yang di berikan Tuan Adrian, aku juga males disini Tuan!!!" Balas Belva.

"Kok kamu bisa masuk?" Tanya Bams masih belum sadar.

"Kan Tuan sendiri yang kasih kunci cadangan apartemen Tuan ini ke saya tadi malam." Jawab Belva.

Bams diam sejenak untuk mengumpulkan kembali kesadarannya.

"Eh... iya juga yah." Gumam Bams dalam hati saat kesadarannya sudah terkumpul seratus persen.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Bams.

"Lihat aja sendiri." Jawab Belva ketus.

"Cih.." decih Bams.

"Cepat mandi!!! Aku siapin sarapan dulu!!" Ucap Belva. Belva pun memutar tubuhnya dan berjalan menuju pintu.

"Aku mau sarapan nasi goreng!!" Teriak Bams.

"Gak bisa request!!!" Balas Belva tak kalah berteriak.

"Kok jadi dia galak begini sih sekarang. Perasaan dulu gak begini." Lirih Bams sambil terus menatap punggung Belva.

Setelah Belva keluar dari dalam kamarnya, Bams pun turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

***

Setelah melalu berbagai banyak drama di apartemen Bams, kini Bams dan Belva sudah berada di Simeon's Group dan sudah berada di ruang kerja Bams.

"Apa kamu sudah menyusun ulang agenda ku untuk minggu depan?" Tanya Bams.

"Sudah Tuan." Jawab Belva.

"Tolong bacakan."

Belva pun membacakan agenda Bams yang sudah ia susun kemarin.

"Baik lah kalau begitu." Ucap Bams setelah Belva selesai membacakan agendanya minggu depan.

"Sekarang tolong kamu buatkan aku kopi. Aku ngantuk sekali." Perintah Bams.

"Gimana gak ngantuk kalau tidurnya aja kurang." Dumel Belva dalam hati.

"Baik Tuan." Jawab Belva. Lain di mulut lain di hati.

Belva pun berjalan hendak keluar dari ruang kerja Bams.

Ceklek. Belum sampai Belva di pintu, tiba-tiba pintu ruang kerja Bams terbuka.

"Oh... My Son.... Mama merindukan mu." Teriak Nyonya Kalina sambil berjalan menuju meja kerja Bams dan melewati Belva begitu saja.

Bukan tidak melihat Belva, tapi Nyonya Kalina tidak ingin memperlihatkan pada Belva dan Bams kalau dirinya sudah mengenal Belva dan semua yang terjadi sampai Belva menjadi sekretaris pribadi Bams adalah skenario suaminya dan asisten suaminya belaka.

"Mama.." Balas Bams sambil berdiri dari kursi kebesarannya.

Mereka pun berpelukan sejenak.

"Kamu sehat sayang?" Tanya Nyonya Kalina pada anak semata wayangnya itu.

"Kalau Bams sakit, gak mungkin Bams ada di kantor Ma, Bams pasti udah ada di rumah sakit." Jawab Bams.

"Cih!!! Dasar anak nakal!!" Decih Nyonya Kalina sambil mencubit gemas pipi Bams.

Nyonya Kalina pun memutar tubuhnya ke belakang untuk melihat Belva.

"Selamat Pagi Nyonya." Sapa Belva sopan. Belva tau kalau wanita yang ada di hadapannya itu adalah Nyonya Kalina, karena sering melihat wajah Nyonya Kalina di berbagai artikel bisnis.

"Gadis ini manis meski penampilannya sederhana." Ucap Nyonya Kalina dalam hati begitu melihat Belva secara langsung.

Tak ingin di cap sekretaris yang sombong, Belva pun berjalan mendekati Nyonya Kalina, ia ingin memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, sebelum Nyonya Kalina bertanya.

"Perkenalkan Nyonya, saya Belva, sekretaris Tuan Bams." Kata Belva sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Nyonya Kalina.

"Hai Belva, senang berkenalan dengan mu." Balas Nyonya Kalina sambil menyambut uluran tangan Belva.

"Jadi kamu, orang yang sempat membuat heboh satu perusahaan." Kata Nyonya Kalina.

"Saya, membuat heboh? Membuat heboh bagaimana maksudnya Nyonya?" Tanya Belva tidak mengerti.

"Bukan kah kemarin kamu wanita yang di bully oleh lima karyawan di kantor ini? Dan berita pembullyan mu itu sampai terdengar ke telinga suami saya." Jawab Nyonya Kalina.

"Asal kamu tau saja, suami saya sangat marah sekali mendengar ada pembullyan di perusahaannya. Dan memberi perintah untuk tidak memberi ampun pada lima orang itu. Dan gara-gara itu juga, semua karyawan Simeon's Group harus menjalani tes psikologi." Kata Nyonya Kalina lagi.

"Maaf Nyonya kalau saya telah membuat kekacauan di perusahaan ini." Balas Belva tak enak hati.

"Hei, kenapa minta maaf? Justru karena kehadiran mu, membuat kami sadar psikologis orang-orang yang bekerja di perusahaan kami tak kalah penting dari nilai akademik. Orang-orang yang psikologisnya tidak mengalami gangguan pasti attitude nya juga baik, tidak seperti lima karyawan yang membully mu itu." Balas Nyonya Kalina.

"Tapi sebagai perempuan, kamu juga tidak boleh lemah. Oke lah kamu aman di perusahaan ini, tapi kalau kamu sudah berada di luar, keselamatan mu ada pada diri mu sendiri." Kata Nyonya Kalina.

Nyonya Kalina menghela nafasnya kasar.

"Sepertinya kamu harus mendapat pelajaran eksklusif tentang wanita tangguh dari saya." Kata Nyonya Kalina lagi.

"Mama ingin mengajari Belva?" Tanya Bams tercengang.

Nyonya Kalina menganggukkan kepalanya.

"Sekarang?" Tanya Bams lagi.

Nyonya Kalina menganggukkan kepalanya lagi

"Iya. Kenapa? Kamu keberatan?"

"Tapi kerjaan Bams numpuk Ma, jangan sekarang lah, minggu depan aja." Protes Bams.

"Mama gak punya waktu Bams, karena Papa mu hanya mengijinkan Mama meninggalkannya selama tiga hari. Jadi selama tiga hari ini, Mama akan menggunakannya untuk menjadikan Belva wanita tangguh." Balas Nyonya Kalina.

Bams menghela nafasnya.

"Bel, atur ulang jadwal ku lagi." Ucap Bams pasrah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Een Nuraeni

Een Nuraeni

ibu mertua datang yeeeeerees

2023-10-15

0

Ney Maniez

Ney Maniez

😲😁👍

2022-07-06

0

Ney Maniez

Ney Maniez

👍👍👍👍

2022-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 # 1. Pindah Ke Kota
2 # 2. Selalu Terbully
3 # 3. Ditolak
4 # 4. Menerima Beasiswa
5 # 5. Tiba di Negara P
6 # 6. Pulang
7 # 7. Kostum Cat Women
8 # 8. Maling
9 # 9. Tidak Ada Yang Percaya
10 # 10. Bams = Bramasta = Presdir
11 # 11. Bams Menjengkelkan
12 # 12. Pasrah
13 # 13. Game Online
14 # 14. Kedatangan Nyonya Kalina
15 # 15. Mulai Suka
16 # 16. Otot Bams Mengalihkan Dunia Belva
17 # 17. Merekam
18 # 18. Berita Lambe Mu
19 # 19. Belva Terpuruk, Bams Turun Tangan
20 # 20. Konferensi Pers
21 # 21. Mengulang Kisah
22 # 22. Bertemu Tuan Simeon
23 # 23. Lamaran Bukan Permintaan
24 # 24. Pernikahan
25 # 25. Malam Pertama
26 # 26. Permintaan Belva
27 # 27. Bams Marah
28 # 28. Rencana Balas Dendam
29 # 29. Cellia Mengamuk
30 # 30. Terbongkar
31 # 31. Pembalasan
32 # 32. Menyimpan Dendam Yang Salah
33 # 33. Menyusul
34 # 34. Generasi Penerus
35 # 35. Amora
36 # 36. Banana Smoothies
37 # 37. Amora Geram
38 # 38. Kelicikan Amora vs Kelicikan Tuan Adrian
39 # 39. Diam Pura-Pura Tidak Tahu, Bergerak Mencari Bukti
40 # 40. Mengaku
41 # 41. Ayah Siaga Membuat Peraturan Baru
42 # 42. Senam dan Kelas Ibu Hamil
43 # 43. Bapak-Bapak Yang Posesif
44 # 44. Ibu-ibu Julid, Jangan Atur Rahim Orang!!
45 # 45. Menuju Launching
46 # 46. Gara-Gara Kepala, Bams Pingsan
47 # 47. Copyan Bams
48 # 48. Biantara Simeon
49 # 49. Bams Tidak Sabaran
50 # 50. TAMAT
51 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI.
52 Novel Baru
53 Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
54 Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?
Episodes

Updated 54 Episodes

1
# 1. Pindah Ke Kota
2
# 2. Selalu Terbully
3
# 3. Ditolak
4
# 4. Menerima Beasiswa
5
# 5. Tiba di Negara P
6
# 6. Pulang
7
# 7. Kostum Cat Women
8
# 8. Maling
9
# 9. Tidak Ada Yang Percaya
10
# 10. Bams = Bramasta = Presdir
11
# 11. Bams Menjengkelkan
12
# 12. Pasrah
13
# 13. Game Online
14
# 14. Kedatangan Nyonya Kalina
15
# 15. Mulai Suka
16
# 16. Otot Bams Mengalihkan Dunia Belva
17
# 17. Merekam
18
# 18. Berita Lambe Mu
19
# 19. Belva Terpuruk, Bams Turun Tangan
20
# 20. Konferensi Pers
21
# 21. Mengulang Kisah
22
# 22. Bertemu Tuan Simeon
23
# 23. Lamaran Bukan Permintaan
24
# 24. Pernikahan
25
# 25. Malam Pertama
26
# 26. Permintaan Belva
27
# 27. Bams Marah
28
# 28. Rencana Balas Dendam
29
# 29. Cellia Mengamuk
30
# 30. Terbongkar
31
# 31. Pembalasan
32
# 32. Menyimpan Dendam Yang Salah
33
# 33. Menyusul
34
# 34. Generasi Penerus
35
# 35. Amora
36
# 36. Banana Smoothies
37
# 37. Amora Geram
38
# 38. Kelicikan Amora vs Kelicikan Tuan Adrian
39
# 39. Diam Pura-Pura Tidak Tahu, Bergerak Mencari Bukti
40
# 40. Mengaku
41
# 41. Ayah Siaga Membuat Peraturan Baru
42
# 42. Senam dan Kelas Ibu Hamil
43
# 43. Bapak-Bapak Yang Posesif
44
# 44. Ibu-ibu Julid, Jangan Atur Rahim Orang!!
45
# 45. Menuju Launching
46
# 46. Gara-Gara Kepala, Bams Pingsan
47
# 47. Copyan Bams
48
# 48. Biantara Simeon
49
# 49. Bams Tidak Sabaran
50
# 50. TAMAT
51
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI.
52
Novel Baru
53
Promo : Perjodohan Berkedok Taruhan, karya Na_Les
54
Novel Baru : Kenapa Harus Sepupuku, Mas?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!