Ketika Aku Sudah Glow Up
Belvania, nama yang cantik yang di berikan kedua orangtuanya dengan arti nama Gadis Cantik.
Ya, memang Belvania adalah gadis yang sangat cantik untuk ukuran gadis desa. Di desanya Belvania adalah salah satu kembang desa, banyak kumbang-kumbang desa mencoba mendekati Belvania, tapi sayang tidak ada satu pun dari kumbang-kumbang desa itu yang berhasil mendapatkan hati seorang Belvania, karena Belvania masih lulus SMP, fokusnya hanya lah untuk sekolah.
Hari ini adalah hari Sabtu, dimana semua orang sedang bersiap-siap menghabiskan waktu weekend mereka bersama orang terkasih mereka, seperti keluarga dan kekasih. Apalagi hari ini semua murid SMP di desa Belvania sedang merayakan kelulusan mereka.
Tapi tidak dengan Belvania. Bagi Belvania hari ini adalah hari terburuk dan terpedih dalam hidupnya. Karena hari ini Belvania mendapat kabar kalau orangtuanya meninggal dalam kecelakaan tragis. Padahal malam sebelum kecelakaan tragis terjadi orangtua Belvania berjanji akan membawa Belvania jalan-jalan ke kota besar, ke tempat Om Tora, adik dari Ayah Belvania saat hari kelulusan Belvania.
***
Satu hari setelah pemakaman sang Ayah, Belvania pun dibawa Om Tora ke kota besar karena Om Tora tidak tega membiarkan Belva tinggal sendirian tanpa orangtua, lagipula siapa yang akan menafkahinya nanti.
"Cellia, kenalkan ini Belva, anaknya almarhum Om Tino." Om Tora memperkenalkan Belva pada Cellia.
Cellia dan Belva belum pernah sama sekali bertemu, karena Cellia dan Tante Monika tidak pernah menginjakkan kaki mereka di desa tempat tinggal Belva. Begitu pun Belva, ini pertama kalinya Belva menginjakkan kakinya dirumah Om Tora.
"Belva." Ucap Belva sambil menjulurkan tangannya.
"Cellia." Jawab Cellia ketus dan hanya sekedar menempelkan tangannya di tangan Belva, setelah itu mengelap telapak tangannya ke celananya.
Om Tora yang melihat itu hanya menghela nafasnya sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat putri tunggalnya itu seperti jijik dengan Belva.
"Nah Belva, yang ini Tante Monika, istri Om." Sekarang giliran Tante Monika yang Om Tora perkenalkan pada Belva.
Sama dengan Cellia, Tante Monika juga tidak menyukai Belva, tapi Tante Monika mencoba untuk tidak menunjukkan rasa tidak sukanya pada Belva di depan suaminya.
Tante Monika menyambut uluran tangan Belva sambil tersenyum palsu.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Setelah makan malam, Belva, Om Tora, Tante Monika dan Cellia berkumpul di ruang keluarga.
Sebenarnya Cellia dan Tante Monika malas berkumpul karena ada Belva, tapi karena Om Tora ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting, terpaksa Cellia dan Tante Monika menuruti perintah Om Tora.
"Jadi begini. Karena orangtua Belva sudah tidak ada, maka mulai sekarang saya yang akan menghidupi Belva." Ucap Om Tora membuka percakapan.
"Hemh..sudah ku duga. Tapi gak pa-pa lah kalau cuma kasih makan atau kasih uang bulanan sekaligus uang sekolah sejuta sebulan." Dumel Tante Monika dalam hati.
"Mi, kamu gak keberatan kan?" Tanya Om Tora pada istrinya.
"Iya Pi, gak pa-pa." Jawab Tante Monika lembut sekali.
"Jadi besok aku akan mendaftarkan Belva di sekolah yang sama dengan Cellia."
DUAAAAR. Dan kata-kata Om Tora kali ini berhasil membuat Cellia dan Tante Monika terkejut terjengkang-jengkang.
"Apa??? Sekolah yang sama dengan Cellia? Oh no!!!!! Uang sekolah saja sebulan satu juta!!!" Jerit Tante Monika dalam hati. Ia hanya bisa menjerit dalam hati karena kalau ia menentang, ia takut suaminya akan memarahinya.
Meski Tante Monika orang yang sombong, tinggi hati dan tidak suka menolong, tapi Tante Monika sangat takut pada suaminya karena tau tabiat sang suami kalau sudah mengamuk.
Sama halnya dengan sang Mami, Cellia juga terkejut mendengar niatan papinya yang akan menyekolahkan Belva satu sekolah dengannya.
"Mau taro dimana muka gue, satu sekolah sama anak kampung ini!!! Udah penampilannya udik, mukanya belang-belang, dekil, baunya juga bau kampung!!! Bisa jatuh nih pamor gue." Dumel Cellia dalam hati. Meski mereka baru akan memasuki bangku SMA, tapi Cellia sudah sangat terkenal di SMA Internasional itu karena pacar Cellia, Antonio telah lebih dulu bersekolah di sekolah itu dan teman-teman Antonio juga sudah banyak yang mengenal Cellia, apalagi Antonio masuk sepuluh besar Laki-laki Most Wanted di SMA Internasional itu.
"Tapi Pi..."
"Gak ada tapi-tapian!! Pokoknya kalian harus satu sekolah dan kalian harus berangkat bareng kesekolah. Titik!!" Tegas Om Tora pada anak semata wayangnya.
"Ish!!!" Cellia yang kesal pun berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan tempat itu.
"Celli... Celli.." panggil Tante Monika.
Tapi Cellia tak menghiraukan panggilan sang Mami.
"Biar Mami bujuk Celli dulu." Ucap Tante Monika. Tante Monika pun pergi meninggalkan ruang keluarga itu dan menyusul Cellia.
"Maafin Cellia yah Bel, Cellia memang begitu. Tapi Om yakin lama kelamaan Cellia akan menerima kehadiran kamu di rumah ini." Ucap Om Tora.
"Iya Om, Belva ngerti. Tapi Om, ngomong-ngomong sekolah nya Celli itu negri atau swasta Om? Soalnya Belva mau masuk SMA negri aja, biar gampang masuk Universitas Negri juga."
Om Tora tersenyum mendengar kata-kata Belva yang polos.
"Bel, sekolahnya Cellia sekolah swasta, tapi swasta internasional. Kalau kamu sekolah disana, jangankan Universitas Negri di kota ini, Universitas terbaik di luar negri pun kamu bisa gampang masuk." Jawab Om Tora.
"Oh..gitu yah Om." Balas Belva masih dengan kepolosannya.
***
Hari yang di nantikan pun tiba, hari dimana Belva dan Cellia masuk di SMA Internasional. Karena hari ini adalah hari pertama, jadi Om Tora lah yang langsung mengantar Belva dan Cellia ke sekolah.
Om Tora hanya mengantar sampai depan pintu gerbang saja.
Setelah berdada-dada ria dengan anak dan keponakannya, Om Tora pun pergi dari depan pintu gerbang sekolah.
"Loe diem disini!! Kalau gue udah jauh, baru loe jalan!! Paham loe!!!" Ucap Cellia ketus.
"Tapi Cell, aku kan gak tau dimana kelas aku." Ucap Belva.
"Loe punya mulut kan? Ya pake lah mulut loe buat nanya!!!" Bentak Cellia.
Setelah mengatakan itu Cellia pun pergi meninggalkan Belva.
Airmata Belva sudah menggenang karena mendapat bentakan dari Cellia, karena seumur-umur dirinya tidak pernah di bentak.
"Sabar Bel.. sabar." Lirih Belva untuk menguatkan dirinya sendiri.
Setelah Cellia sudah jauh Belva pun mulai berjalan menuju gedung sekolah.
Karena Belva tidak tau dimana kelasnya berada, Belva pun bertanya pada tiga siswi yang sedang berkumpul.
"Permisi kak, mau tanya. Kelas 10.A dimana yah?" Tanya Belva.
Bukannya menjawab, tiga siswi yang berkumpul itu malah memandang Belva dari ujung kaki hingga ujung rambut dengan tatapan jijik dan sinis.
Seperti sedang di hampiri pengemis, tiga siswi itu pun pergi meninggalkan Belva tanpa memberi jawaban untuk Belva.
Belva menghela nafasnya kasar. Ia sadar apa yang membuat ketiga siswi itu pergi meninggalkannya.
"Sabar Bel... sabar." Lagi dan lagi, ia berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Belva pun kembali berjalan sambil menundukkan kepalanya tapi sesekali matanya clingak-clinguk untuk melihat tanda yang ada di atas pintu kelas.
Karena penampilan Belva yang udik dan kulit Belva yang tidak glowing serta jalan yang menunduk, membuat Belva menjadi bahan tertawaan para siswa-siswi yang Belva lewati.
BUGH. Karena Belva jalan menunduk, Belva pun menabrak Aura, gadis yang di nobatkan sebagai Gadis Tercantik, Terpopuler di sekolah itu.
"Shiiit!!! Loe punya mata gak sih!!! Gak lihat apa ada gue disini!!!" Bentak Aura.
"Ma-ma-maaf kak." Jawab Belva tergagap-gagap.
"Maaf-maaf!!! Loe gak kenal gue, hah!!! Kalau mau minta maaf sama gue, BERLUTUT!!!" Teriak Aura.
"Hah.." Belva yang terkejut di suruh berlutut pun mendongakkan wajahnya.
"Anjriiiiit!!!! Jelek banget loe!!! Loe manusia apa dakocan?!" Hina Aura saat melihat kulit wajah Belva yang tidak merata dan kusam.
Semua siswa-siswi yang sedang menonton Belva dan Aura tertawa terbahak-bahak mendengar Aura mengatai Belva dakocan.
Belva kembali menundukkan wajahnya.
"Udah deh sana deh loe, deket-deket sama loe nanti gue kena virus buruk rupa lagi. Hush.. hush.. hush.." Usir Aura.
Belva pun pergi meninggalkan Aura. Air mata yang sejak tadi ia tahan pun akhirnya mengucur membasahi pipinya. Hatinya sakit sekali dengan penghinaan Aura dan tawa siswa-siswi yang menonton mereka.
"Ternyata sekolah di kota tidak seenak yang Belva pikir. Belva mau pulang Pak, Buk. Bapak sama Ibu hidup lagi dong. Belva gak mau disini. Hidup di kota menyeramkan." Rintih Belva dalam hati.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Revi Ani
sekolah di mana sebulan sejuta mehong bener....😱😱😱😱
2023-09-07
1
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Ampun dah baru awalan ini author udh dibikin kesel.....hah sudahlah
2022-10-05
0
Dunia Davin Evan
kpn bisa kayak ito ini...keren habis top
2022-09-22
0