"Lihatlah, Re. Memang benar ada yang menculik Mila, namun mereka tak bisa di kenali karena menggunakan pakaian tertutup serba hitam serta muka di tutup." Kristina menunjukkan pada Rere rekaman CCTVnya.
"Tapi alangkah baiknya kita tetap melapor pada pihak yang berwajib, karena kita juga takkan mungkin bisa mencari Mila sendiri." Rere menyarankan.
"Baiklah, sekarang juga kita ke kantor polisi untuk melaporkan penculikan ini." Kristina segera menyalakan mesin mobil dan menjalankannya menuju ke kantor polisi.
Tak berapa lama kemudian, sampailah Kristina di kantor polisi dan segera melaporkan tentang peristiwa penculikan anaknya.
1 Jam berada di kantor polisi, akhirnya selesai sudah laporan yang di buat oleh Kristina.
Saat dirinya akan kembali menuju ke mobilnya, tak sengaja menabrak seseorang berbadan tinggi tegap gagah perkasa.
"Eh maaf, Tuan. Saya sedang terburu-buru, sekali lagi saya mohon maaf," Kristina berkata seraya sesekali menundukkan kepala.
"Kalung itu, kenapa wanita ini memakai kalung yang pernah aku berikan pada wanitaku dulu? kekasih kecilku saat aku baru berumur 15 tahun, dan dia baru berumur 10 tahun." gerutu lelaki tampan yang tak sengaja di tabrak Kristin.
"Maaf, siapa namamu?" tanya lelaki itu pada Kristina.
"Nama saya, Kristina." Jawabnya singkat.
" Hem, benar sekali. Wanita kecilku yang selama ini aku cari, kini telah bertemu." batin lelaki tampan ini.
"Untuk sementara ini, biarlah aku tak membuka jati diriku. Tapi aku akan menyelidiki kehidupannya," batin lelaki tampan ini.
"Ternyata sekarang dia telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik," batin lelaki ini kembali.
Ternyata lelaki ini adalah pacar masa kecil Kristina. Dia bernama Alberto, biasa di panggil oleh Kristin dengan sebutan Albe.
Bahkan lelaki ini juga mempunyai panggilan sayang pada Kristina yakni Titin.
Seperginya Kristina dari kantor polisi tersebut, Alberto langsung menemui aparat polisi dan menanyakan tentang kedatangan Kristina.
"Ternyata dia telah punya anak, telah melupakanku. Padahal sampai detik ini aku masih selalu mengingatnya dalam hati dan pikiranku, tapi biarlah. Aku akan tetap membantunya mencari tahu keberadaan anaknya yang di culik orang," batin Alberto.
"Ron, kamu selidiki wanita yang tadi berpapasan denganku. Dimana rumahnya, pekerjaannya dan semuanya!" perintah Alberto pada asisten pribadinya.
"Siap, Tuan." Jawabnya singkat.
"Nggak pake lama, aku inginnya secepatnya!" ucap Alberto kembali.
"Ya, Tuan. Sekarang juga saya akan pergi untuk mencari tahu," jawab Rony seraya berlalu pergi begitu saja.
******
Waku berlalu begitu cepat, sudah satu hari namun Mila belum di ketemukan.
"Bagaimana nech, Re? Sudah sehari ini, anakku belum di temukan. Aku nggak fokus bekerja kalau seperti ini, tanpa tahu kabar tentang anakku. Apa sebenarnya tujuan orang itu menculik anakku?" Kristina gelisah mondar-mandir tak tenang.
"Sabarlah, Kristin. Percaya saja, anakmu saat ini dalam kondisi baik-baik saja." Rere mengusap bahu Kristina seraya tersenyum.
Berbeda dengan Sherlyn yang saat ini sedang tertawa riang karena usahanya menculik Mila telah berhasil.
"Hhaaa, rasakan pembalasanku ini. Sampai kapan pun kamu nggak akan bertemu dengan anakmu lagi, karena aku sengaja membuang anakmu di sebuah panti asuhan yang jauh dari kota ini!" batin Sherlyn.
"Kamu pasti tersiksa, Kristin. Berpisah dengan anakmu untuk selamanya! nikmati kesusahanmu sekarang dan sampai selamanya kalau perlu, aku pastikan kamu tidak akan bertemu dengan anakmu lagi" batin Sherlyn menyeringai sinis.
"Tapi aku belum puas, jika belum bisa mencelakaimu!" batin Sherlyn kembali.
Dia telah merencanakan sesuatu kembali untuk mencelakai Kristina. Di saat Kristina lengah, karena memikirkan keberadaan Mila. Dia menyeberang pun tak melihat kondisi jalan raya.
Kesempatan ini di gunakan oleh Sherlyn untuk mencelekai Kristin. Sherlyn melajukan mobilnya dengan kecepatan cepat akan menabrak Kristina yang sedang melamun.
Namun secepat kilat pula, tubuh Kristina di sambar dan di rengkuh dalam pelukan seorang pemuda tampan yang tak lain adalah Alberto.
"Kita ketemu lagi, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Alberto masih memeluk Kristina.
"Terima kasih, iya saya nggak apa-apa kok." Kristina segera melepaskan diri dari pelukan Alberto.
"Maaf, saya reflek," ucapnya singkat.
"Iya, Tuan. Nggak apa-apa, maaf saya permisi dulu." Kristina lekas pergi begitu saja seraya menunduk tak berani menatap Alberto.
"Aku yakin, saat ini ada yang ingin mencelakai Titin. Aku harus selalu melindunginya, kalau perlu aku kirim beberapa anak buahku untuk melindunginya." batin Alberto.
Sementara Sherlyn sedang emosi di dalam mobilnya.
"Siapa sih, lelaki yang menyelamatkan Kristin tadi! sok turut campur urusan orang saja, coba kalau nggak ada lelaki itu! pasti Kristin saat ini telah mati!" Sherlyn geram seraya memukul-mukul kemudinya.
*****
"Selamat pagi, Tuan Alberto. Silahkan duduk." sapa aparat polisi.
"Bagaimana usaha kalian dalam mencari anak Kristina?" tanyanya ketus.
"Sejauh ini belum ada perkembangan, Tuan. Karena bukti kurang kuat, hingga kami sulit untuk mencari keberadaan anak dari Nona Kristina " jawab salah satu aparat polisi seraya tertunduk.
"Kerahkan seluruh anak buahmu, masa mencari seorang anak kecil saja nggak lekas ketemu. Apa saja tugas kalian di sini, hanya makan gaji buta! apa mau kantor ini saya tutup!" ancam Alberto.
"Mohon bersabar sedikit lagi, Tuan. Kami pasti segera akan menemukan anak Nona Kristina. Tolong beri kami waktu lagi, dan kami janji akan bekerja lebih baik lagi. Kami akan kerahkan seluruh anak buah kami," ucap aparat polisi yang sedang bertugas.
"Baiklah, saya beri waktu satu hari lagi. Jika dalam waktu satu hari kalian tidak juga menemukan anak Kristina, aku akan menutup kantor polisi ini!" ancam Alberto berlalu pergi begitu saja.
Seperginya Alberto, datanglah Kristina menemui salah satu aparat polisi.
"Maaf, bapak. Bagaimana dengan perkembangan pencarian anak saya?" tanya Kristina sopan.
Maaf, Nona. Bukankah barusan telah saya jelaskan pada Tuan Alberto, apakah beliau tidak berkata pada anda?" aparat polisi tersebut malah balik bertanya.
"Maaf, saya tidak kenal sama sekali dengan orang yang tadi bapak sebutkan," Kristina mengerutkan kening.
"Sudahlah, Nona. Nggak usah bersikap seperti itu, kami semua di sini sudah tahu. Apa hubungan Nona dengan Tuan Alberto yang sangat di segani di kota ini," kata aparat polisi tersebut terkekeh.
"Re, kamu dengar? kita kemari untuk apa, tapi malah di jawab apa sama pak polisi ini?" bisik Kristina pada Rere.
"Kalau aku sudah paham, Kristin. Lelaki berwibawa itu telah menyukaimu dan ingin membantumu mencari keberadaan anakmu dengan dalih kamu adalah wanita penting untuknya," bisik Rere terkekeh.
"Ah, kamu mah sukanya becanda. Aku lagi ngomong serius malah kamu dan bapak polisi bercanda " bisik Kristin lagi pada Rere.
"Baiklah, pak. Kalau begitu saya permisi dulu." Kristina bangkit dari duduknya dan berlalu pergi di ikuti oleh Rere.
"Aku harus menemui Tuan Alberto untuk menanyakan apa maksud ucapan dari aparat polisi tadi," batin Kristina.
********
Alberto
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Bhebz
Alberto bikin aku melek malam ini
2022-05-14
3
Nonny
hhii ya itu
2022-03-23
0
Fatma Kodja
wah Kristin dikelilingi oleh orang" penting, pasti serlyn tambah iri🤭🤭🤭🤭🤭
2022-03-23
2