Willdan Bangkrut

Dokter segera datang, untuk mengecek kondisi Willdan.

"Syukurlah, kondisi anda saat ini telah membaik. Saran saya, jangan anda ulangi lagi perbuatan konyol ini," ucap Dokter menasehati Willdan.

"Nyonya, mulai sekarang jauhkan segala macam obat dari hadapan pasien. Saya khawatir, kelak pasien mengulangi hal yang sama," saran Dokter seraya menatap Mamah Elsa.

"Baik, Dok. Terimakasih," ucap Mamah Elsa singkat.

"Baiklah, untuk sementara pasien belum di ijinkan pulang sampai kondisi benar-benar pulih," ucap Dokter kembali.

"Setidaknya dua hari lagi pasien di rawat, sehingga kondisi sudah stabil," ucap Dokter kembali.

Setelah mengucapkan beberapa patah kata, dokter meninggalkan ruang rawat Willdan.

"Nak, untuk apa sih kamu bertindak bodoh seperti ini? tingkahmu ini tak ubahnya seperti anak kecil saja," Mamah Elsa mengusap lengan Willdan seraya menghela napas panjang.

"Apa kamu nggak berpikir panjang, nak. Jika terjadi sesuatu padamu, bagaimana dengan mamah?" Perlahan mata Mamah Elsa mengeluarkan butiran bening yang menetes di pipi.

"Maafkan Willdan, mah. Willdan merasa sudah tak ingin hidup lagi, karena tak bisa meluluhkan hati Kristin kembali," kata Willdan lirih.

"Mas, untuk apa kamu masih memikirkan Kristin. Sekarang dia sudah menjadi masa lalumu, akulah masa depanmu." Sherlyn menggenggam jemari Willdan.

"Mah, tolong telpon Kristin untuk jenguk kemari." Willdan menatap memelas pada Mamah Elsa.

Hingga Mamah Elsa merasa iba, dan memenuhi keinginan anak semata wayangnya.

Namun saat Mamah Elsa akan memencet nomor ponsel Kristin, Sherlyn menahannya.

"Jangan, tante. Ingat janji tante padaku!" Sherlyn menatap tajam Mamah Elsa.

"Nak, ini demi kesembuhan Willdan. Lagi pula, tante hanya meminta supaya Kristin menjenguk bukan untuk hal yang lain." Mamah Elsa menepis tangan Sherlyn yang menahan tanganya.

Kemudian Mamah Elsa lekas menelpon Kristina. Panggilan telpon tersambung pada Kristin.

📱" Hallo, Kristin. Ini mamah, bisakah sekarang juga kamu ke rumah sakit xx untuk menjenguk Willdan. Dia saat ini sedang sakit, ingin sekali bertemu denganmu."

📱" Oh, tante. Maaf aku nggak bisa, apa lagi malam begini. Aku ngga berani keluar rumah saat menjelang malam."

📱" Lagi pula aku dan Mas Willdan sudah tidak ada ikatan apa pun, jadi mohon jangan ganggu ketenangan hidupku. Maaf tante, aku mau istirahat karena besok ada jadwal deadline pagi. Selamat malam."

Kristina menutup panggilan telpon secara sepihak, tanpa memberi kesempatan Mamah Elsa untuk berbicara.

Saat Mamah Elsa akan menelpon kembali, Kristina telah memblokir nomor ponselnya hingga dia tidak bisa menelpon kembali.

"Sekarang Kristin memanggilku bukan mamah lagi, melainkan tante. Juga memblokir nomor ponselku," kata Mamah Elsa menatap Sherlyn.

"Tante keras kepala, percuma kan telpon Kristin? nggak ada respon tapi malah mengecewakan," Sherlyn melirik sinis pada Mamah Elsa.

"Tapi Willdan ingin bertemu Kristin, mungkin ada yang ingin di bicarakan dengannya," Mamah Elsa menghela napas panjang.

"Bagaimana, mah. Kristin akan kemari kan?" tanya Willdan lirih.

"Kristin nggak mau kemari, katanya sudah malam. Kamu mending nggak usah mengharapkannya lagi," Mamah Elsa mendengus kesal.

******

Waktu tak terasa berjalan begitu cepat, Willdan telah pulih dan kembali bekerja. Tiba-tiba ponsel Willdan berdering, yang ternyata telpon dari teman yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran.

📱" Ada apa kamu menelponku?" tanya Willdan.

📱" Gwe butuh duit, bro. Sepuluh juta cash nggak pake lama." jawab pembunuh bayaran.

📱" Loe butuh duit kenapa minta ke gwe?" tanya Willdan.

📱" Karena duit loe kan banyak, pasti sepuluh juta nggak ada apa-apannya buat loe," jawab pembunuh bayaran.

📱" Enak saja, memangnya gwe gudang duit," kata Willdan.

📱" Baiklah, kalau loe nggak mau memberinya. Gwe sebarkan saja bukti bukti bahwa loe pernah melakukan tiga tindak kriminal pembunuhan," ancam pembunuh bayaran.

📱" Kalau gwe masuk penjara, otomatis loe juga dong," jawab Willdan.

📱" Nggak apa-apa, gwe sudah terbiasa keluar masuk penjara. Jadi nggak takut," jawab pembunuh bayaran.

Hingga akhirnya Willdan menuruti kemauan temannya yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran.

Namun hal ini tidak berlangsung cuma sekali, berkali-kali pembunuh bayaran tersebut meminta uang pada Willdan.

Bukan hanya sampai di sini, saat ini perusahaan Willdan juga sedang di ambang kehancuran.

"Heran, bagaimana semua ini bisa terjadi?" Willdan memijit pelipisnya.

"Padahal semua sudah aku perhitungan dengan matang, tapi kenapa terjadi hal seperti ini? huhhh belum juga selesai urusan yang satu, sudah ada gangguan yang lain!" Willdan mengacak-acak rambutnya.

"Tok tok tok." Salah satu karyawan Willdan mengetuk pintu.

"Masuk." Jawab Willdan dari balik ruangan.

"Maaf, Tuan. Para buruh meminta gaji mereka yang telah dua bulan belum di bayar. Ini juga ada beberapa tagihan dari pihak bank yang harus di bayar." Karyawan tersebut menyerahkan data laporan penagihan uang.

"Aku ingin tanya padamu, kenapa urusan perusahaan bisa menjadi berantakan seperti ini? padah aku tidak berangkat cuma beberapa hari," Willdan mendengus kesal seraya melempar semua berkas ke lantai.

"Maaf, Tuan. Saya juga tidak tahu tentang hal ini. Karena saya baru dua hari ini bekerja di kantor ini, apakah Tuan tidak tahu?" karyawan tersebut malah balik bertanya.

"Maaf, saya tidak begitu fokus." Willdan menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"Ya sudah, kalau begitu kembalilah kamu ke ruanganmu," perintah Willdan pada karyawan tersebut.

"Baik, Tuan." Karyawan tersebut bangkit dan meninggalkan ruangan Willdan.

Seperginya karyawan itu, Willdan mondar mandir kebingungan.

"Bagaimana bisa, perusahaan yang aku bangun dengan susah payah akan musnah begitu saja?" gerutu Willdan.

" Jika aku tak membayar tagihan pihak bank, aku pasti bisa masuk penjara. Namun jika aku membayarnya, habislah sudah semua yang aku punya tanpa sisa sediki pun," Willdan berjalan mondar-mandir seraya terus mengacaj-acak rambutnya.

"Aku harus minta bantuan pada siapa untuk melunasi tagihan itu?" Kembali lagi Willdan panik.

"Tak mungkin aku minta tolong Kristina, karena dia benar-benar sudah tidak peduli padaku. Apa lagi tagihan itu tidaklah sedikit, dengan terpaksa aku harus menjual semuat aset yang aku miliki. Dari mobil, beberapa apartement, dan nanti rumah yang aku tinggi akan aku gadaikan untuk membayar para buruh dan karyawan," gerutu Willdan.

Kemudian Willdan menyelidiki bagian keuangan, yang ternyata memang ada ketidak beresan.

Pegawai bagian keuangan telah risgn dengan membawa sejumlah uang yang nilainya tidaklah sedikit.

"Hancur sudah semua usahaku karena ulah dua karyawanku yang aku pikir setia ternyata malah bekerjasama melakukan korupsi. Belum lagi, aku di peras oleh pembunuh bayaran itu hingga habis uangku puluhan milyar," gerutu Willdan dalam hati.

************

Satu bulan berlalu..

Kini Willdan dan Mamah Elsa tinggal di sebuah rumah kontrakan.

"Willdan, semua ini gara-gara kamu. Perusahaan peninggalan almarhum papah, hancur dalam sekejap mata karena ulahmu!" Mamah Elsa geram memaki maki Willdan.

Sementara Willdan tak bisa berkata, hanya diam saja mendapat makian dari Mamah Elsa.

🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳

Mohon dukungan like, vote, favoritnya ka...

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

ya. saat seorang anak pergi yang paling kehilangan adalah ibunya!

2022-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Willdan Berubah
3 Berobat Ke Luar Negeri
4 Usaha Sherlyn
5 Dukungan Elsa
6 Pembalasan Kristina
7 Surat Cerai
8 Pembalasan Untuk Melvin Dan Sherlyn
9 Terbakar Cemburu
10 Usaha Willdan
11 Kejahatan Willdan
12 Pencobaan Bunuh Diri
13 Willdan Bangkrut
14 Kedatangan Elsa
15 Kedengkian Sherlyn pada Kristina
16 Usaha Sherlyn Gagal
17 Mila Hilang
18 Kekasih Masa Kecil
19 Mila Di Ketemukan
20 Berubah Jadi Monster
21 Yesi Dan Orang Tua Alberto
22 Penolakan Alberto
23 Yesi Tidak Terima
24 Kristina Keracunan
25 Penyelidikan
26 Willdan Di Pecat
27 Willdan Di Usir
28 Sherlyn Kepergok
29 Sherlyn Di Tangkap Polisi
30 Hukuman Sherlyn
31 Perubahan Pada Yesi
32 Kerjasama Yesi& Willdan
33 Infentaris Kantor
34 Usaha Willdan Gagal
35 Kelicikan Willdan& Yesi
36 Tipu Daya Yesi
37 Salah Paham
38 Clear
39 Terbongkar Juga
40 Permintaan Maaf
41 Karma
42 Tak Di Restui
43 Datang Ke Indo
44 Usaha Mickel
45 Keras Kepala
46 Usaha Mickel Gagal
47 Bodoh
48 Gagal
49 Saingan Mr X
50 Terjebak
51 Penyelidikan
52 Berhasil
53 Rencana Baru
54 Sebuah Pesta
55 Malu
56 Terbongkar
57 Aksi Kristina
58 Tak Tahu Diri
59 Ke LA
60 Kebaikan Kristina
61 Peraturan Untuk Yesi
62 Sikap Yesi
63 Mencoba Kabur
64 Gagal Kabur
65 Di Restui
66 Pertikaian
67 Berita Hoax
68 Jumpa Pers
69 Penyelidikan
70 Sebuah Teka Teki
71 Tindakan Rony
72 Rony Gagal
73 Terjebak
74 Sendy
75 Akal Licik Sendy
76 Adu Mulut
77 Di Tolak
78 Kembali Ke Indonesia
79 Kecewa
80 Sendy VS Yesi
81 Di Tolak
82 Alberto Terjebak
83 Teror Dari Yesi 1
84 Penasaran
85 Terpojok
86 Emosi
87 Menjebak Sendy
88 Penyelesaian Masalah
89 Usaha Yang Sia-Sia
90 Penangkapan Sendy
91 Elsa Merendahkan Dirinya
92 Masa Bodoh
93 Alberto Senang, Yesi Kecewa
94 Nasehat Leni
95 Kebersamaan
96 Fitting Baju Pengantin
97 Mendaftarkan Pernikahan
98 Restoran Mr X
99 Cemburu
100 Bertemu Melvin
101 Niat Yang Terselubung
102 Jenguk Sherlyn
103 Licik
104 Melvin Menjadi Direktur Utama
105 Elsa Menyesali Perbuatannya
106 Yesi Hamil
107 Yesi Kecelakaan
108 Tuan Exl
109 Sepenggal Masa Lalu Exl
110 Meninggalnya Orang Tua Alberto
111 Panik
112 Gelisah
113 Kembali Normal
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kecelakaan
2
Willdan Berubah
3
Berobat Ke Luar Negeri
4
Usaha Sherlyn
5
Dukungan Elsa
6
Pembalasan Kristina
7
Surat Cerai
8
Pembalasan Untuk Melvin Dan Sherlyn
9
Terbakar Cemburu
10
Usaha Willdan
11
Kejahatan Willdan
12
Pencobaan Bunuh Diri
13
Willdan Bangkrut
14
Kedatangan Elsa
15
Kedengkian Sherlyn pada Kristina
16
Usaha Sherlyn Gagal
17
Mila Hilang
18
Kekasih Masa Kecil
19
Mila Di Ketemukan
20
Berubah Jadi Monster
21
Yesi Dan Orang Tua Alberto
22
Penolakan Alberto
23
Yesi Tidak Terima
24
Kristina Keracunan
25
Penyelidikan
26
Willdan Di Pecat
27
Willdan Di Usir
28
Sherlyn Kepergok
29
Sherlyn Di Tangkap Polisi
30
Hukuman Sherlyn
31
Perubahan Pada Yesi
32
Kerjasama Yesi& Willdan
33
Infentaris Kantor
34
Usaha Willdan Gagal
35
Kelicikan Willdan& Yesi
36
Tipu Daya Yesi
37
Salah Paham
38
Clear
39
Terbongkar Juga
40
Permintaan Maaf
41
Karma
42
Tak Di Restui
43
Datang Ke Indo
44
Usaha Mickel
45
Keras Kepala
46
Usaha Mickel Gagal
47
Bodoh
48
Gagal
49
Saingan Mr X
50
Terjebak
51
Penyelidikan
52
Berhasil
53
Rencana Baru
54
Sebuah Pesta
55
Malu
56
Terbongkar
57
Aksi Kristina
58
Tak Tahu Diri
59
Ke LA
60
Kebaikan Kristina
61
Peraturan Untuk Yesi
62
Sikap Yesi
63
Mencoba Kabur
64
Gagal Kabur
65
Di Restui
66
Pertikaian
67
Berita Hoax
68
Jumpa Pers
69
Penyelidikan
70
Sebuah Teka Teki
71
Tindakan Rony
72
Rony Gagal
73
Terjebak
74
Sendy
75
Akal Licik Sendy
76
Adu Mulut
77
Di Tolak
78
Kembali Ke Indonesia
79
Kecewa
80
Sendy VS Yesi
81
Di Tolak
82
Alberto Terjebak
83
Teror Dari Yesi 1
84
Penasaran
85
Terpojok
86
Emosi
87
Menjebak Sendy
88
Penyelesaian Masalah
89
Usaha Yang Sia-Sia
90
Penangkapan Sendy
91
Elsa Merendahkan Dirinya
92
Masa Bodoh
93
Alberto Senang, Yesi Kecewa
94
Nasehat Leni
95
Kebersamaan
96
Fitting Baju Pengantin
97
Mendaftarkan Pernikahan
98
Restoran Mr X
99
Cemburu
100
Bertemu Melvin
101
Niat Yang Terselubung
102
Jenguk Sherlyn
103
Licik
104
Melvin Menjadi Direktur Utama
105
Elsa Menyesali Perbuatannya
106
Yesi Hamil
107
Yesi Kecelakaan
108
Tuan Exl
109
Sepenggal Masa Lalu Exl
110
Meninggalnya Orang Tua Alberto
111
Panik
112
Gelisah
113
Kembali Normal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!