"Terima kasih, telah bersedia menandatangi. Besok pagi aku dan Mila akan segera keluar dari rumah ini." kata Kristina seraya berlalu pergi dari kamar.
"Hem, tinggal mengurus Om Melvin dan Sherlyn. Mereka juga harus mendapatkan balasan yang setimpal akan perbuatannya." Gerutu Kristina seraya melangkah ke kamar anaknya.
Sebelum tidur, Kristina menelpon Rere.
📱 " Re, bagaimana perkembangan usaha kita mengambil semua klien Om Melvin?"
📱 " Kamu nggak usah khawatir, semua klien baru Om kamu telah berpindah pada kita. Besok aku berikan data-data tentang mereka."
📱" Baiklah, kalau bisa kamu kemari pagi-pagi untuk membantu pindah rumah."
📱 " Siap, bos."
Setelah selesai sejenak telpon dengan Rere, Kristina lekas tidur supaya besok pagi tidak kesiangan.
Tak terasa pagi menjelang, Kristina segera bergegas mengemasi semua barang-barang dirinya dan anaknya.
"Pagi sekali kamu mau kemana?" tiba- tiba Mamah Elsa bertanya.
"Aku mau pindah sama Mila, mah." Jawabnya seraya terus berkemas-kemas.
"Baguslah, dengan begitu Willdan bisa lekas menikahi Sherlyn. Jadi kamu nyerah juga kan?" Cibir Mamah Elsa berlalu pergi begitu saja.
Tak berapa lama kemudian, datanglah Rere. Segera membantu proses pindahan Kristina.
"Kita ke apartementku yang di puncak ya, Re." Kristina menyeret kopornya di bantu oleh Rere.
Setelah menempuh perjalanan 1 jam perjalanan, akhirnya sampai juga di puncak.
"Tolong kalian beresi semuanya ya," perintah Kristina pada sepasang asisten rumah tangganya juga pada baby sitternya.
"Kristin, jadi kamu benar-benar telah bercere dari Willdan?" Rere merasa tak percaya.
"Iya, aku sudah menggugat cere dia. Dan saat ini aku sedang menyusun rencana membalas semua sakit hatiku ini," jawab Kristina seraya mengepalkan tinju.
"Baguslah, Kristin. Aku mendukungmu dan akan selalu membantumu, untuk apa kamu pertahankan lelaki yang tak bisa setia," Rere menyunggingkan senyum seraya mengacungkan ibu jarinya.
"Oh iya, aku akan bersiap-siap sebentar. Nanti kita ke kantor bersama," Kristina segera ke kamar untuk mandi dan segera berdandan untuk ke kantor.
Hanya beberapa menit saja, Kristina telah siap. Dengan mengenakan dress hitam memakai jaket crop top biru.
"Keren, cantik sekali dirimu ," puji Rere.
"Yuk, kita berangkat sekarang juga." Kristina melangkah ke halaman menuju ke mobil.
Hanya beberapa detik saja, Rere dan Kristina telah sampai di kantor.
"Kamu bawa semua data dan berkas klien baru kita." Kristina memerintah Rere.
Segera Rere mengambil beberapa berkas, dokumen serta data para klien baru di kantor Kristina.
"Ada lima pengusaha ternama dan termuda, yang telah bersedia bekerjasama dengan kita. Semua telah membatalkan kerja sama dengan Om Melvin." Rere meletakkan berkas tersebut di meja tugas Kristina.
"Baiklah, aku pelajari dulu data mereka. Setelah itu, kita atur jadwal pertemuan dengan mereka secepatnya." Kristina perlahan membuka data-data para klien barunya.
Sementara Rere kembali ke ruang kerjanya.
Berbeda situasi di kantor Melvin, dirinya sedang emosi.
☎️ " Halo, Seno. Segera kamu ke ruanganku sekarang juga." perintah Melvin dari balik telpon.
☎️ " Baik, Tuan." Seno meletakkan telponnya dan lekas ke ruang kerja Melvin.
"Tok tok tok." Seno mengetuk pintu ruang kerja Melvin.
"Masuk." jawab Melvin dari dalam ruangannya.
"Duduklah, dan tolong jelaskan semua ini." Melvin mendengus kesal seraya melempar beberapa berkas ke hadapan Seno.
"Kenapa beberapa klien baru kita, tiba-tiba membatalkan kerja sama secara sepihak? apa alasan mereka?" Melvin menatap lekat Seno seraya berkacak pinggang.
"Maaf, Tuan. Memang mereka tidak mengatakan secara jelas apa alasan mereka membatalkan kerjasama dengan kantor ini," kata Seno seraya tertunduk.
"Apa kamu telah menyelidikinya?" Melvin kembali bertanya seraya terus berkacak pinggang.
"Sudah, Tuan. Intinya, mereka semua lebih memilih menjalin kerja sama dengan perusahaan Nona Kristin," jawab Seno seraya gugup.
"Apa? maksudmu Kristin ponakanku atau Kristin yang lain?" Melvin bertanya menyelidik.
"Nona Kristin ponakan anda, Tuan," jawab Seno seraya terus menunduk.
"Hem, baiklah. Kembalilah ke ruanganmu." Perintah Melvin pada Seno.
Tanpa menunggu lama lagi, Seno segera bergegas meninggalkan ruang kerja Melvin.
"Sialan! apa maksud Kristina melakukan semua ini padaku!" Melvin mendengus kesal seraya melempar semua berkas yang ada di meja, sehingga berantakan berserakan di lantai.
"Awas kamu, Kristin. Aku tidak akan tinggal diam, segera akan aku rebut kembali semua klienku." Melvin mendengus kesal seraya menggebrag meja.
Berbeda dengan Sherlyn, yang saat ini telah merasakan malu yang teramat sangat.
Tetangga kanan kiri terus saja menggunjinginya.
"Eh, lihat itu. Cantik-cantik kok jadi pelakor, tega banget merebut suami sepupunya sendiri," sindir tetangga A melirik sinis pada Sherlyn.
"Iya, kaya nggak ada pria single saja. Eh kita harus hati-hati loh, jangan sampai suami kita menjadi korbannya," sindir tetangga B melotot pada Sherlyn.
"Heh, ibu-ibu rempong! apa kalian nggak punya kerjaan, selain ngomongin dan nyinyirin orang!" Sherlyn membentak para tetangganya.
Setelah itu masuk dalam mobilnya.
"Sial, bagaimana mereka tahu aku pernah menjalin hubungan dengan Mas Willdan! pasti ini ulah Kristina, awas saja aku akan membalas semua perlakuanmu padaku." Gerutu Sherlyn seraya mendengus kesal dan berlalu pergi dari hadapan para tetangganya.
Sherlyn melajukan mobilnya ke kampus, namun lagi-lagi dirinya di permalukan.
"Eh, itu pelakor masih berani datang ke kampus," cibir salah satu mahasiswi.
"Mungkin demi uang, dia rela menusuk sepupunya dari belakang," cibir mahasiswi yang lain.
"Kemungkinan orang tuanya kurang dalam memberi uang, hingga dia nekad jadi pelakor," cibir mahasiswi yang lain lagi.
"Heh, berani ya kalian mengatakan hal itu padaku!" Sherlyn melotot pada tiga mahasiswi.
"Eh, pelakor marah. Cabut yu, dah pelakor." Salah satu mahasiswi mengejek Sherlyn dan mengajak kedua temannya pergi dari hadapan Sherlyn.
Selagi Sherlyn melangkah akan ke kelas, dirinya di panggil oleh salah satu dekan.
"Maaf, pak. Ada apa ya , saya di panggil? bukannya saya selalu lancar membayar kuliah, dan saya juga tak pernah membuat masalah di kampus ini?" tanya Sherlyn seraya mengerutkan alis.
"Maaf, Saudari Sherlyn. Kami telah mendapat berita tak sedap tentang anda. Kami tidak mau, kampus kami tercemar juga oleh perbuatan anda. Jadi setelah kami bermusyawarah, kami memutuskan untuk mengeluarkan anda dari kampus kami," kata sang dekan menjelaskan secara panjang lebar.
"Pak, jangan membuat keputusan sepihak. Masa saya di DO begitu saja? harusnya bapak jangan langsung percaya berita hoax tersebut, tapi di cek di selidiki terlebih dulu sebelum mengambil keputusan ini," Sherlyn tak terima dengan keputusan sang dekan.
"Sumber berita yang kami dapat sangat akurat, kami sangat mempercayainya. Jadi kami tak salah dalam memutuskan hal ini " kata sang dekan ketus.
"Memang siapa yang telah menyebarkan berita hoax tersebut?" Sherlyn bertanya pada sang dekan.
"Saudari Sherlyn, anda tak perlu tahu dari mana kami mendapatkan berita tentang anda. Tolong sekarang juga, anda lekas pergi dari kampus kami," sang dekan mengusir Sherlyn.
Mohon dukungan like, vote, favorit
Mila
Kristina.
Rere
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Inyoman Raka
rere juga cantik
2024-04-22
1
Nonny
ya mmf salah harus cerai🙏🙏🙏
2022-03-23
1
OthoR⃟_Sii_Tomboi💯W⃠
Cerai or cere
2022-03-23
1