"Hemm..akhirnya aku punya kesempatan untuk mendekati Mas Willdan," gerutu Sherlyn dalam hati.
"Dari dulu Kristina selalu menang dariku, kali ini aku nggak ingin kalah lagi darinya. Apa lagi sekarang dia buruk rupa, dan lumpuh. Sedangkan aku cantik dan normal, pasti Mas Willdan akan segera menerimaku," gerutunya seraya menyunggingkan senyum liciknya.
Tak terasa sudah beberapa hari Kristina berada di Luar Negeri.
Kristina berobat ke luar negeri tanpa di temani Willdan. Dirinya hanya di temani oleh Rere, teman di kantornya.
Kantor tempatnya bekerja adalah miliknya sendiri, dengan teman-temannya sebagai karyawan Kristin. Namun Kristina tidak pernah membedakan semua .
Dirinya tidak merasa tinggi, makanya teman-temanya akrab dan tak sungkan memanggil Kristin layaknya seorang partnert kerja, bukan sebagai atasan.
Hanya dalam waktu tertentu semua teman Kristin memanggilnya Ibu Bos.
"Kristin, kenapa suamimu tak menemanimu berobat?" tanya Rere penasaran.
"Sebenernya Mas Willdan bersedia menemaniku, tapi aku yang menolak karena di kantor Mas Willdan sedang banyak pekerjaan." Kristina mencoba menutupi apa yang sebenarnya terjadi.
Jika Willdan bersikap dingin sejak Kristina mengalami kecelakaan.
"Kamu kan sudah sukses, perusahaan yang didirikan saja berkembang pesat. Kami sebagai karyawanmu saja bangga punya bos sepertimu. Kenapa juga suamimu nggak di ijinkan libur untuk menemanimu berobat?" kata Rere seraya menatap menyelidik pada Kristina.
Sejenak Kristina terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan teman baiknya sekaligus karyawannya.
"Kristin, apa ada yang sedang kamu sembunyikan dariku? kita bersahabat dari kecil, bahkan orang tuaku juga telah menganggapmu anak. Aku tahu, jika saat ini hubungan kalian sedang ada masalah. Ceritalah, siapa tahu aku bisa memberi saran untukmu " Rere mencoba mengorek keterangan supaya Kristina jujur.
"Ga ada apa-apa kok Re, rumah tangga kami baik-baik saja " ucapnya singkat.
Berbeda kondisi di rumah Willdan, sejak Kristina berangkat ke luar negeri untuk berobat, hampir setiap hari Sherlyn singgah di rumahnya.
"Hallo tante, Sherlyn bawakan kue buatan sendiri. Juga Sherlyn sempat masak di rumah." Sherlyn memberikan bingkisan berisi kue dan masakan pada Elsa.
"Terima kasih, nak. Kamu memang gadis yang sangat baik, setiap hari selalu membawa makanan yang lezat buat kami." Elsa menerima pemberian dari Sherlyn.
"Mas Willdan mana tante?" tanyanya .
"Ada di ruang kerjanya, sedang menyelesaikan pekerjaan kantornya "
Elsa menunjuk ruang kerja Willdan.
"Mas, makan malam dulu yuk." Sherlyn menghampiri Willdan yang sedang duduk, seraya mengusap bahunya secara lembut dengan ke dua tangannya.
"Tanggung, sebentar lagi juga selesai."
Willdan serius dengan proposal di meja kerjanya.
"Eit, nurut dong, mas. " Sherlyn meraih tangan Willdan.
"Yuk, makan dulu biar buat nggak sakit "Sherlyn menuntun paksa Willdan .
Entah kenapa Willdan menuruti kemauan Sherlyn, dia bangkit dari duduknya.
"Ini menu masakan baruku, mas. Coba ya? " Sherlyn menyendok makanan untuk Willdan.
"Tante juga makan dong, masa bengong saja." Sherlyn juga menyendokkan makan untuk Elsa.
"Kamu baik sekali, Sherlyn. Cantik pula, "
Elsa memuji Sherlyn.
"Tante terlalu berlebihan, Sherlyn biasa saja nggak secantik Kristina, " Sherlyn mulai beraksi.
"Kata siapa, Kristin jelek bagaikan monster "tiba-tiba Willdan berucap seraya melahap makanannya.
"Jangan begitu dong mas, bukannya saat ini Kristin sedang menjalani pengobatan?"
"Ah, belum tentu berhasil," Willdan mencibir.
"Mas, kok kamu berkata seperti itu?"
Sherlyn pura-pura tak setuju dengan ucapan Willdan.
"Iya, tante juga merasa tak yakin dengan pengobatan yang sedang Kristin jalani saat ini. Wajahnya kan rusak menyeramkan, kakinya lumpuh. Sepertinya hanya akan membuang-buang uang saja." Tiba-tiba Elsa menyela.
"Hem..awal yang bagus buatku untuk menghasut kalian berdua. Setelah aku tahu isi hati kalian, aku lebih mudah mendapatkan hati kalian," gerutu Sherlyn dalam hati.
"Hem..begitu ya, tante. " Kata Sherlyn singkat.
"Kenapa nggak di lepaskan saja Kristin, mas? kamu bisa dengan mudah mencari pengganti Kristin," Sherlyn mulai memancing untuk mengetahui apa reaksi dari ucapannya.
"Jujur, aku masih sangat mencintainya. Apa lagi pernikahan kami baru seumur jagung. Aku juga ingin memberi kesempatan padanya, apakah memang Kristin benar-benar bisa berubah jadi lebih baik setelah menjalani operasi. Dan apakah bisa berjalan kembali." Willdan berkata seraya terus melahap makananya.
"Huh, susah juga untuk meluluhkan hati Mas Willdan. Aku harus mencari ide yang jitu supaya Mas Willdan benar-benar mau melepaskan Kristina," gumam Sherlyn di hati.
💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥
Pagi menjelang, Sherlyn masih berada di rumah. Sedang memikirkan cara untuk bisa meluluhkan hati Willdan.
"Pah-papah.." teriaknya dari dalam kamar.
"Kenapa sih, pagi-pagi teriak?" Melvin menghampiri Sherlyn di kamarnya.
"Papah bukannya sudah janji ingin bantu Sherlyn mendapatkan cinta Mas Wildan?"
Sherlyn sedang meminta bantuan Melvin.
"Terus, papah harus berbuat apa?"
Melvin mengernyitkan alis tanda bingung.
Sherlyn membisikkan sesuatu pada Melvin, kemudian Melvin mengangguk tanda mengerti dengan rencana Sherlyn.
"Hallo nak Willdan, buruan ke rumah om. Tolongin om, sekarang juga " kata Melvin dari balik sambungan telfon.
"Tenang, sebentar lagi Willdan pasti kemari" kata Melvin mengacungkan ibu jarinya.
Apa yang di ucapkan Melvin ada benarnya, karena kebetulan jarak rumah Willdan dan rumah Melvin begitu dekat.Masih satu komplek .
"Ada apa om, sepertinya ada masalah yang serius?" tanya Willdan seraya menghampiri Melvin yang telah menunggunya di teras halaman.
"Nak, om minta tolong sama kamu sekali ini saja. Saat ini Sherlyn sedang sakit, tapi om ngga bisa menjaganya karena ada deadline pagi ini. Bisa kan, kamu menemani Sherlyn?" Melvin pasang wajah memelas seraya menangkupkan kedua tanganya di dada.
"Kenapa ngga di bawa ke dokter saja om, atau saya panggilkan dokter pribadi saya, biar kemari untuk memeriksa Sherlyn "Willdan meraih ponsel ingin menelfon dokter pribadinya.
"Nggak perlu nak Willdan, karena Sherlyn sudah ke dokter. Saat ini badannya masih demam, om khawatir. Tapi om nggak bisa meninggalkan kantor begitu saja. Ayohhlah nak Willdan, tolong om sekali ini saja,"
bujuk Melvin.
"Baiklah om, kebetulan kantor sedang tidak sibuk. Jadi aku bisa minta tolong asistenku untuk handle kerjaan kantor sementara waktu," kata Willdan.
Segera Melvin berangkat ke kantor, sementara Willdan penasaran dengan kondisi Sherlyn.
Willdan masuk kamar Sherlyn, menyentuh keningnya.
"Ya ampun, panas sekali . Obatnya sudah di minum belum ?" tanya Willdan menatap Sherlyn.
Tiba-tiba Sherlyn bangun dari berbaringnya dan memeluk Willdan.
"Mas...aku kedinginan. Tolongin aku, mas "Sherlyn memeluk erat tubuh Willdan.
"Jangan seperti ini Sherlyn, jika kamu dingin pakailah selimut dan matikan ACnya. Biar aku ambilkan selimut ya, "Willdan mencoba melepaskan pelukan Sherlyn di tubuhnya.
"Mas, yang aku butuhkan kehangatan tubuhmu. Kalau selimut nggak akan bisa menyembuhkan rasa dinginku ini, mas." Sherlyn mem per erat pelukannya di dada Willdan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
_zainwushi
ilang satu tumbuh yang ke dua, bahkan lebih ganas 😠😠
2022-03-24
2
delissaa
ahhh menguras emosi 😂
2022-03-23
1
delissaa
tuh kan pasti kegoda lagi
2022-03-23
1