"Sherlyn, jangan seperti ini! Nggak enak kalau ada yang lihat." Willdan perlahan melepaskan pelukan Sherlyn.
"Mas, aku ingin jujur sama kamu. Sebenarnya sudah sejak lama aku menyukaimu, bahkan sebelum kamu menikah dengan Kristin." Sherlyn memegang dagu Willdan seraya menatap lekat matanya.
Willdan terpana begitu saja, bahkan perlahan membiarkan Sherlyn mencium bibirnya. Sejak saat itu hubungan mereka semakin dekat saja.
***************
Waktu berjalan begitu cepatnya, tak terasa Kristina telah selesai menjalani operasi wajahnya juga terapi otot kelenturan kakinya.
Namun Kristina sengaja tak memberitahu kabar gembira ini, dia sengaja menyimpan rapat-rapat keberhasilannya merubah dirinya.
"Re, aku minta padamu rahasiakan tentang ini.Jangan ada yang tahu kalau aku telah bisa berjalan," kata Kristina menatap lekat sahabatnya.
"Baiklah, jika itu maumu " jawab Rere singkat.
Kristina sengaja tetap berada di kursi roda.
Beberapa jam kemudian, sampailah Kristina di rumah.
Willdan dan Elsa terkejut melihat kepulangan Kristina yang secara tiba-tiba. Bahkan saat Willdan sedang bersama Sherlyn.
"Oh, jadi begini kelakuan kalian saat aku sedang berobat di luar negeri?" Kristina menghampiri Willdan dan Sherlyn.
"Sa-sayang, kok kamu balik nggak ngasih kabar? kan aku bisa menjemputmu di bandara." Willdan lekas menghampiri Kristina seraya menggenggam jemari Kristina.
"Nggak usah mencoba merayuku, mas. Aku sudah tahu kok sampai sejauh mana hubungan kalian berdua!" Kristina menepis genggaman tangan Willdan.
"Baguslah, kalau kamu sudah tahu. Lagi pula percuma saja, walaupun wajahmu telah cantik kembali. Namun kamu tetap lumpuh, jadi terima saja kekalahanmu." Sherlyn menghampiri Kristina seraya mencibir.
"Silahkan kalian nikmati saja kebersamaan kalian." Kristina melajukan kursi rodanya ke kamar di bantu oleh Rere.
"Ternyata anak buahku tidak bohong, Re. Kamu lihat sendiri kan, bagaimana tingkah mereka berdua," kata Kristina menatap sahabatnya.
"Apa kamu akan membiarkan saja mereka seperti itu, Kristin?" tanya Rere.
"Tentu saja tidak, aku tidak akan tinggal diam dengan apa yang telah mereka lakukan padaku." Kristina mengepalkan jemarinya.
Rere berpamitan pada Kristina, karena tidak enak berlama-lama di rumah Kristina.
Malam menjelang, Willdan menghampiri Kristina.
"Kamu tahu dari siapa tentang hubunganku dengan Sherlyn?" tanya Willdan tanpa ada rasa sedikitpun.
"Tak perlu kamu tahu dari siapa aku tahu perselingkuhan kalian," jawab Kristina ketus.
"Harusnya kamu sadar diri, kenapa aku melakukan semua ini. Ini semua karenamu juga," Willdan melotot pada Kristina.
"Mas, aku sadar diri. Makanya aku melakukan pengobatan keluar negeri, supaya aku pulih seperti sedia kala. Tapi di saat aku berobat, kamu malah main gila dengan sepupuku sendiri," Kristina menatap tajam Willdan.
"Lihat dirimu, apa pengobatanmu berhasil? ya aku akui, wajahmu memang sudah cantik bahkan lebih cantik dari sebelum kamu melakukan operasi plastik. Tapi lihat kondisi kakimu, kamu masih lumpuh." Willdan berlalu pergi dari kamar begitu saja.
Willdan beralih ke ruang makan untuk makan malam. Dimana saat ini Elsa telah menunggu.
"Nak, apa nggak sebaiknya kamu menikah saja dengan Sherlyn. Toh istrimu tak berhasil dalam pengobatan, kakinya tetap lumpuh. Apa kamu nggak malu, punya istri cacat," Elsa memberi saran.
"Tapi aku masih mencintai istriku, mah," kata Willdan seraya memijat pelipisnya.
"Mah, harusnya mamah sebagai ibu memberi contoh yang baik. Menasehati anak untuk berbuat benar, melenceng di luruskan bukan melenceng malah di bikin bengkok sekalian." Tiba-tiba Kristina datang menyela pembicaraan.
"Jadi kamu telah mendengar percakapan kami, baguslah," Mamah Elsa melotot pada Kristina.
"Coba kamu lihat dirimu, terimalah takdirmu jika Willdan akan menikah lagi. Toh, kamu takkan bisa apa-apa dengan kondisimu sekarang ini jika tanpa bantuan Willdan," Mamah Elsa mencibir Kristina.
Sementara Willdan hanya diam saja melihat pertikaian antara Elsa dan Kristina.
*********
Pagi menjelang, Kristina bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Namun dirinya ingin sekali mengecek CCTV.
"Ya Tuhan, apa Mas Willdan lupa jika setiap sudut ruangan telah aku pasang CCTV. Apa memang sengaja, supaya aku melihat kebejadannya." Gerutu Kristina saat melihat dari ponsel, Willdan dan Sherlyn sedang bercumbu di kamar tamu.
"Tambah satu bukti untuk aku bisa menggugat pisah Mas Willdan. Lihat saja mas, aku akan membalas semua perilakumu padaku," gerutu Kristina.
Saat akan melajukan kursi rodanya menuju halaman rumah, Elsa menahan laju kursi roda Kristina.
"Menyerahlah, untuk apa kamu bertahan. Dan terima saja kekalahanmu. Aku akan terus membujuk Willdan untuk menikah dengan Sherlyn. Jika kamu tak mau mundur, siaplah untuk di madu." Mamah Elsa menyeringai sinis seraya berlalu pergi dari hadapan Kristina.
"Ah..ah..Mas..geli.." Kristina mendengar ricauan Sherlyn di kamar tamu.
Segera Kristina melajukan kursi rodanya ke kamar tamu dengan cepat. Dan membuka lebar-lebar pintu kamar tamu yang tak terkunci.
Alangkah terkejutnya Kristina saat melihat suaminya dan Sherlyn, keduanya dalam posisi setengah polos. Willdan sedang menjelajah dua gundukan milik Sherlyn.
"Bedebah! kalau mau mesum jangan di rumahku!" Kristina melempar vas bunga kelantai kamar tamu.
Sehingga Willdan dan Sherlyn terhenyak kaget.
"Carilah hotel, jangan di rumahku ini kalian mesum!" Kristina membalikkan kursi rodanya dan berlalu pergi.
"Sabar Kris, setelah bukti cukup kuat kamu bisa menggugat cere suamimu," gerutu Kristina dalam hati.
"Sayang, bagaimana? mau di lanjutkan atau nggak usah." Goda Sherlyn menaik turunkan alisnya.
"Bodo amat dengan wanita cacat itu, lanjut dong sayang. Apa kamu nggak ngerasa, burungku sudah ingin keluar dari sangkarnya," Kembali Willdan melakukan aksinya mencumbu Sherlyn.
Sementara di dalam mobil, Kristina kembali membuka rekaman CCTV di ruang tamu.
"Aku pikir kamu menghentikan aksimu, mas. Kamu malah melanjutkannya, tanpa memikirkan perasaanku sama sekali," gerutu Kristina seraya dengan mata berkaca-kaca saat melihat kelakuan Willdan di kamar tamu yang terlihat lewar CCTV.
"Kristin, apa kamu baik-baik saja," tanya Rere melirik dari kaca spion mobil seraya terus mengemudi.
"Nggak apa-apa kok, Re. Kamu fokus saja menyetir," jawab Kristina seraya menghela napas panjang.
Segera Kristina mencoba rileks, agar tidak terbawa perasaan karena peristiwa tadi.
Kristina tidak ingin menangisi suami yang tak punya hati nurani, justru dia bertekad akan membuat Willdan merasakan apa yang dia pernah rasakan.
"Lihat saja mas, aku akan membuat perhitungan denganmu. Sakit hati di bayar dengan sakit hati," gerutu Kristina dalam hati.
Tak berapa lama kemudian sampailah Rere dan Kristina di kantor. Semua menyambut bahagia akan kepulangan Kristina dari luar negeri.
Semua melihat takjub dan terpesona dengan wajah baru Kristina yang lebih cantik dari parasnya yang sebelum operasi plastik, sebelum mengalami kecelakaan.
🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯
Mohon dukung like, vote, favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Inyoman Raka
yah kadang cinta emang buta
2024-04-22
1
delissaa
lanjut baca 🤗
2022-03-26
0
_zainwushi
basmi sang pelakor 👍👍👍
2022-03-24
1