"Awas ya, Kristin. Aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia dengan lelaki tampan mana pun!" gerutu Sherlyn.
Sherlyn mengambil sebuah gelas di atas meja, dan memecahkan perlahan. Setelah itu Sherlyn bangkit duduknya.
Sherlyn berjalan perlahan menghampiri Kristin, seraya memegang gelas yang telah pecah. Namun Sherlyn menutupi gelas tersebut di balik punggungnya.
Saat Sherlyn telah dekat di meja di mana Kristin duduk, Sherlyn tiba-tiba terpeleset hingga jatuh terlentang dan gelas yang akan di gunakan untuk mencelakai Kristin malah mencelakai dirinya sendiri.
Gelas yang pecah itu menancap di punggungnya sendiri.
"Aduhhh, sakit. Tolong..." teriak Sherlyn kesakitan.
Beberapa karyawan cafe segera menolong Sherlyn dengan perlahan mengangkat tubuh Sherlyn.
"Nona, ini belingnya menancap di punggung. Sebaiknya kami bawa Nona ke rumah sakit, mohon maaf saya mengangkat tubuh Nona." Segera karyawan tersebut melarikan Sherlyn ke rumah sakit terdekat.
"Bukannya tadi itu saudara sepupumu?" bisik Rere pada Kristin.
"Iya, benar. Memang dia kenapa, karena tadi aku nggak begitu melihatnya," Kristina balas berbisik pada Rere.
"Kurang begitu jelas, sepertinya terluka punggungnya. Tapi kok bisa ya, tadi aku sempat melihat dia akan kemari mendekatimu dengan satu tangan di gendong di punggung," bisik Rere.
"Biar sajalah, sudah nggak enak juga sama Tuan Manov," Kristina memperingati dengan berbisik pula.
Sementara saat ini Sherlyn telah di tangani oleh pihak rumah sakit.
"Sialan, kenapa senjata makan tuan. Aku berniat menggores wajah cantik Kristina dengan pecahan gelas ini, malah terpeleset dan pecahan gelas menancap di punggungku. Aduhh, sakitnya minta ampun," gerutu Sherlyn kesakitan.
Beberapa menit kemudian, Melvin datang dengan tergesa-gesa masuk ruang rawat Sherlyn.
"Nak, bagaimana kamu bisa mengalami cedera? memangnya kamu sedang apa, ceroboh sekali?" Melvin menghampiri putrinya yang sedang berbaring miring.
"Ceritanya panjang, pah. Pokoknya intinya, semua karena Kristin!" jawab Sherlyn mendengus kesal.
"Kok bisa, bikin masalah terus itu anak. Pengen papah beri pelajaran," Melvin mendengus kesal seraya menggertakkan giginya.
"Dendam mungkin, pah. Karena Mas Willdan lebih memilih Sherlyn dari pada dia," adu Sherlyn menghasut Melvin.
*******
Waktu berjalan begitu cepatnya, tak terasa telah seminggu berlalu dari kejadian itu. Kondisi Sherlyn perlahan sudah membaik.
Namun dirinya belum kapok juga, masih saja ingin mencelakai Kristin lagi.
Sherlyn memerintah anak buahnya untuk menghabisi Kristin dengan cara menyabotase rem mobil Kristin.
Tanpa dia sadari, jika saat ini dia memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Kristin yang kebetulan warna dan jenis mobilnya sama.
📱" Kamu jangan sampai gagal kalau ingin mendapatkan uang yang banyak dariku."
📱" Siap bos."
Anak buah Sherlyn segera menuju ke mobil yang telah di beritahu Sherlyn.
"Aduh, lupa lagi. Ini mobil yang sebelah kanan apa kiri ya? si bos cuma bilang jenis mobil dan warnanya saja, terus bilang sebelah mobil dia persis. Tapi yang mobilnya dia yang mana? sebaiknya aku telpon dulu saja." Anak buah Sherlyn menelpon Sherlyn namun nomor tidak aktif.
Saat anak buah Sherlyn berbalik, tinggal ada satu mobil.
"Nah, pasti yang ini mobilnya." Langsung anak buah Sherlyn menyabotase rem mobil tersebut, setelah itu pergi begitu saja.
"Sial, ponsel batre habis. Padahal aku ingin tahu, apakah kerjaan anak buahku beres atau tidak. Karena mobil Kristin sudah sedang jalan," gerutu Sherlyn seraya masuk dalam mobil.
Saat mobil Sherlyn berjalan di suatu turunan, dia menginjam rem mobilnya namun tak berfungsi.
"Loh, kenapa rem mobil ini nggak pakem. Nggak bisa di gunakan, aduhh bagaimana nechh..aaaahhhh..brugggg...." Mobil Sherlyn masuk dalam persawahan.
"Untung masuk pesawahan, coba kalau tadi menabrak sesuatu atau jatuh ke jurang, nyawaku pasti sudah hilang," gerutu Sherlyn.
Dirinya tak bisa meminta pertolongan pada papahnya, karena ponselnya mati tak ada daya batrenya.
Sherlyn akhirnya teriak-teriak minta tolong pada warga setempat. Dan meminjam salah satu ponsel warga untuk menelpon Papah Melvin.
📱" Pah, buruan bawa anak buah ke jalan A. Sherlyn mengalami kecelakaan, mobil remnya nggak pakem sehingga saat di jalan turunan nggak bisa di rem. Saat ini mobil masuk di area persawahan warga."
Demikian Sherlyn telpon pada Papah Melvin. Setelah mendapat telpon dari anaknya, Melvin segera mengirim bantuan buat Sherlyn.
"Kurang ajar, pasti ini ulah anak buahku! bukannya rem mobil milik Kristin yang di sabotase tapi malah rem mobilku, padahal sudah aku jelaskan secara detail. Dasar bodoh!" gerutu Sherlyn dalam hati seraya menggertakkan gigi dan mengepalkan tinjunya.
"Sialan, kenapa dua kali aku ingin mencelakai Kristin selalu saja gagal! aku harus bagaimana lagi supaya berhasil membuatnya celaka!" batin Sherlyn.
Keesokan harinya, Sherlyn mencari suatu cara untuk bisa mencelakai Kristin.
"Wah, besok ada pertemuan di suatu hotel mewah untuk semua pemilik perusahaan. Hem, pasti Kristin juga datang. Inilah saatnya aku beraksi lagi," gerutu Sherlyn seraya tersenyum sinis.
Pagi menjelang, Sherlyn siap melancarkan aksinya kembali. Kali ini dia melakukannya sendiri, tanpa bantuan anak buahnya.
Sherlyn sengaja ikut acara pertemuan mewah tersebut bersama Papah Melvin.
"Aku sudah menyiapkan racun untukmu Kristin, kali ini kamu nggak akan lolos lagi dari maut. Aku pastikan racun ini akan membuatmu cepat menuju ajalmu," batin Sherlyn.
Saat Kristin terlupa menaruh minumannya, Sherlyn dengan sigap menuang racun tersebut pada minuman Kristin yang tergeletak di meja.
"Untung sepi, siap-siap menjemput ajalmu ya Kristin?" batin Sherlyn seraya menabur bubuk racun pada gelas minuman Kristin.
Saat Kristin kembali, Sherlyn lekas pergi supaya tidak ketahuan. Namun dia selalu mengikuti kemana Kristin pergi.
"Ayok minum, Kristin. Cepat minum, tunggu apa lagi." gerutu Sherlyn saat melihat Kristin sedang memegang gelasnya dan akan meminumnya.
Kristin sedang asik bercengkrama dengan para koleganya, dan saat Kristin akan meminum minumannya, seorang pelayan tiba-tiba menabrak Kristin. Hingga membuat minuman di gelas Kristin tumpah.
"Ma-maaf Nona, saya buru-buru. Ini ganti saja minumannya dengan yang baru, sekali lagi saya minta maaf telah mengotori baju anda," pelayan tersebut memberikan beberapa lembar tisu, dan tak lupa memberi minuman baru.
"Ya nggak apa-apa," Kristin menerima tisu dari pelayan dan menerima gelas berisikan minuman yang masih baru, dia juga meletakkan gelas yang minumannya telah tumpah pada nampan yang di bawa pelayan.
"Maaf, Tuan. Sepertinya saya harus pulang, karena baju saya kotor dan basah." Kristina pamit pada beberapa koleganya yang saat ini sedang bercengkrama dengannya.
"Baiklah, Nona. Hati-hati di jalan," serentak beberapa kolega merespon ucapan Kristin.
Sementara Sherlyn sangat emosi karena usahanya gagal kembali.
"Sialan, kenapa pelayan itu pake menabrak Kristin segala! hingga Kristin tak jadi meminum racun itu!" gerutu Sherlyn dalam hati.
********
Mohon dukungan like, vote, favoritnya ka..
Biar author semangat up..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Inyoman Raka
keberuntungan
2024-04-23
1
Bhebz
semangat kakak bikin sherlyn kena batunya
2022-03-31
2
Riena El Fairuz
yah gagal, kasian banget kamu sherlyn
2022-03-08
0