Sherlyn mencari keberadaan Kristina, dia datang ke kantor Kristina. Tak sengaja Sherlyn bertemu dengan Melvin.
"Loh, papah ngapain ke kantor Kristin?" tanya mengerutkan alis.
"Papah mau buat perhitungan sama Kristin, kamu juga untuk apa kemari?" Melvin balik bertanya pada Sherlyn.
"Sama seperti papah, aku juga ingin membuat perhitungan sama Kristin," jawab Sherlyn.
Mereka melangkah berdampingan menuju ruang kerja Kristina. Keduanya masuk tanpa permisi.
"Kristin, apa maksud semua ini?" tiba-tiba Melvin masuk dan menggebrag meja.
"Om, datang nggak permisi. Berkatanya juga nggak sopan seperti itu," Kristina menatap tajam pada Melvin.
"Nggak usah banya omong, untuk apa kamu merebut beberapa klien baruku? bukannya kita saudara, tapi kenapa kamu tega menikam Om dari belakang!" Melvin mendengus kesal seraya kembali menggebrag meja.
"Aku nggak merebut mereka, tapi mereka yang dengan suka rela ingin bekerjasama denganku. Om nggak mikir, yang menikam dari belakang itu kalian bukan aku. Om sebagai orang tua, bukannya menasehati anak, malah mendukung tindakan anak untuk merebut suamiku," Kristina tersenyum sinis.
"Apa maksud ucapanmu!" Melvin mendengus kesal.
"Om nggak usah pura-pura dech, aku itu bukan anak kecil yang mudah di bohongi. Aku sudah tahu semua akal licik, om," Kristina kembali tersenyum sinis.
"Dia juga, pah. Yang telah membuat aku di DO dari kampus!" tiba-tiba Sherlyn mendorong tubuh Kristina.
"Heh, kalau nggak sopan nggak usah kemari!" Kristina balik mendorong Sherlyn lebih keras hingga terjatuh ke sofa.
"Kasar amat sama anakku!" Melvin mendengus kesal seraya mengangkat tangannya akan memukul Kristina.
Namun dengan gerak cepat Kristina menahan tangan Melvin.
"Jika kalian berdua hanya ingin berbuat onar, lebih baik kalian pulang saja!" Bentak Kristina seraya mengacungkan jari telunjuk ke arah pintu.
Kristina lekas menelpon bagian security untuk lekas ke ruangannya dan mengusir paksa Melvin dan Sherlyn.
"Bawa mereka berdua pergi dari kantorku, dan pastikan supaya mereka tidak kembali lagi kemari!" Perintah Kristina pada dua securitynya.
"Baik, Nona." Serentak keduanya menjawab dan menyeret paksa Melvin dan Sherlyn.
"Huh, ayah dan anak sama saja! pikirku kemari ingin mengakui kesalahan mereka, malah semakin bertingkah," gerutu Kristina seraya geleng-geleng kepala.
"Untung aku masih berbaik hati padamu, Om. Jika tidak pasti aku sudah ambil semua klienmu dengan hanya menghentikkan jariku saja, apa lagi selama ini cara kerja om sangat curang," gerutu Kristina kembali seraya menghela napas panjang.
"Kini giliran aku membuat Mas Willdan kelimpungan, satu persatu telah aku balaskan sakit hatiku pada mereka," gerutu Kristina kembali.
Tiba-tiba ponsel Kristina berbunyi, yang ternyata dari Brian salah satu klien Kristina.
📱 " Hallo, Tuan Brian. Ada apa kiranya tumben menelpon?"
📱" Begini, Nona Kristin. Saya ingin membicarakan tentang kerjasama kita, tetapi sambil kita makan siang bersama.
📱" Baiklah, Tuan. Kiranya kita akan bertemu dimana?"
📱" Kalau begitu saya tutup telponnya, biar saya share lok lewat notifikasi chat pesan.
Setelah itu keduanya mematikan panggilan telpon dan Kristina lekas bersiap-siap untuk menemui klien barunya.
Tak berapa lama kemudian, sampailah Kristina di sebuah cafe. Dirinya sempat kaget saat melihat Willdan bersama dengan seorang wanita.
Kristina sengaja mengajak Brian duduk berdekatan dengan meja dimana ada Willdan.
"Baiknya aku panggil nama saja, bagaimana? biar kita ngobrolnya lebih nyaman," kata Brian.
"Baiklah, Tuan. Eh Brian," jawab Kristina sekenanya.
"Sepertinya aku dengar suara yang tak asing bagiku," gumam Willdan dalam hati.
Willdan menoleh ke meja sebelah kanan, dan mendapati ada Kristina dan Brian. Hatinya langsung terbakar api cemburu. Dia lekas bangkit dan menghampiri ke meja tersebut.
"Dasar wanita tak tahu diri, jadi kamu menggugat cere aku karena ingin bebas jalan dengan lelaki lain?" tiba-tiba Willdan berkata di depan Kristina.
"Hey, ngaca dong. Apa perlu aku sebarkan vidio mesum antara kamu dan pacarmu? siapa yang berulah, kok melempar kesalahan," Kristin mendengus kesal.
"Yang tak tahu diri itu kamu, sudah beristri masih saja selingkuh dengan wanita yang tak lain adalah sepupuku sendiri, bahkan sebelumnya kamu juga selingkuh dengan asisten rumah tangga kita," cibir Kristina sengaja memperkeras nada bicaranya.
"Oohh maling teriak maling, kok bisa ya selingkuh sama sepupu istrinya," cibir salah satu pelanggan.
"Iya, sama asisten rumah tangga juga doyan. Berarti asal wanita, dia doyan." cibir pelanggan cafe lainnya.
Mendengar cibiran para pelanggan cafe, wanita yang saat ini bersama Willdan beranjak bangkit menghampiri Willdan.
"Dasar lelaki buaya darat, kamu bilang padaku masih lajang. Ternyata sudah duda, bahkan pernah berselingkuh. Jangan pernah hubungi aku lagi," wanita tersebut pergi begitu saja meninggalkan Willdan.
Sementara Willdan merasa sangat di permalukan, hingga dirinya juga lekas meninggalkan cafe tersebut.
Berbeda dengan Kristina yang tetap melanjutkan makan siangnya dengan klien barunya, tanpa banyak bicara.
*********
Tak terasa waktu telah sore hari, saatnya Kristina akan pulang kerja.
"Hay, Kristin. Bagaimana kerjasamamu dengan Brian?" sapa Mike.
"Ok dong, eh tumben sorean kamu kemari? apa ada yang mau di bicarakan, kita ke ruanganku saja," ajak Kristina pada Mike.
Tiba-tiba Willdan datang dan memukul Mike begitu saja.
"Hentikan! apa-apaan sih kamu, mas!" Kristina mencoba menghentikan pemukulan terhadap Mike.
"Oh, jadi kamu senang jalan dengan mantan kekasihmu ini!" bentak Willdan seraya mengacungkan jari telunjuknya pada Mike.
"Awas ya, aku akan laporkan kamu ke polisi! lihat saja Willdan!" Mike mendengus kesal seraya memegangi perutnya yang terpukul oleh Willdan.
"Laporkan saja! aku tidak takut, justru kamu yang akan malu. Karena telah menggoda istri orang!" Willdan tersenyum sinis seraya berkacak pinggang.
"Hello, kamu sudah lupa atau pura-pura lupa ya mas? kita kan sudah resmi bercere, bukan lagi suami istri. Jadi apa salahnya jika aku jalan dengan lelaki lain," Kristina sengaja membuat Willdan semakin emosi.
"Kristin, sampai kapanpun aku nggak akan rela jika kamu jalan dengan lelaki lain walaupun kita telah resmi cere." Willdan berlalu pergi seraya mendengus kesal.
"Kristin, aku tidak terima di perlakukan seperti ini oleh mantan suamimu. Sebelumnya aku minta maaf jika aku terpaksa melaporkan hal ini kepada aparat kepolisian," kata Mike.
"Ya ga apa-apa, terserah kamu saja. Aku sudah nggak perduli dengannya. Dan dia juga sudah bukan menjadi urusanku lagi," kata Kristina seraya tersenyum kecil.
"Eh, bagaimana? jadi nggak kita membicarakan masalah pekerjaan kita," Kristina mengalihkan pembicaraan.
"Jadi dong, ada sesuatu hal yang belum aku paham mengenai isi proposal yang sempat kamu kirim lewat file," kata Mike.
"Ya sudah, kita ke ruanganku sekarang juga." Ajak Kristina seraya melangkah masuk ke dalam kantornya kembali.
🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠🤠
Mohon dukungan like, vote, favorit..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
El_Tien
Wow! Kristina mak jleb bilang seperti itu pada pelakor!
2022-03-22
1
Bhebz
salam dari gadis Pemimpi by Bhebz kak othor sayang
2022-03-06
0