Usaha Willdan

Di tengah malam tepatnya pukul tujuh, datanglah beberapa aparat kepolisian menyambangi rumah Willdan.

"Selamat malam, kami ingin bertemu dengan Saudara Willdan," salah satu aparat polisi menyapa Elsa.

"Malam, pak. Mohon maaf ada keperluan apa bapak-bapak ingin bertemu anak saya?" tanya Mamah Elsa menyelidik.

"Kami membawa surat penangkapan untuk Saudara Willdan dengan tuduhan tindak kekerasan terhadap sang pelapor," jawab salah satu aparat polisi.

"Sebentar, pak. Saya panggil anak saya terlebih dahulu." Mamah Elsa beranjak masuk memanggil Willdan.

Tak berapa lama kemudian, Mamah Elsa keluar bersama Willdan.

"Silahkan, anda ikut kami ke kantor sekarang juga." Kedua aparat polisi mencekal lengan Willdan dengan paksa.

Willdan tak bisa berkutik, mengikuti langkah aparat polisi.

Tak berapa lama kemudian, Willdan telah berada di kantor polisi.

"Oh, jadi kamu yang melaporkan aku ke polisi?" Willdan mendengus kesal saat melihat ada Mike.

"Jelas dong, perbuatanmu sudah termasuk kriminal karena sembarangan main pukul orang," jawab Mike ketus.

Setelah di putuskan oleh aparat kepolisian, Willdan harus meringkuk di penjara selama beberapa bulan.

***************

Setelah beberapa bulan berada di dalam penjara, Willdan akhirnya bisa bernapas lega. Dirinya di nyatakan bebas.

"Sialan, Mike. Menjebloskanku begitu saja di penjara, lihat saja aku tidak akan tinggal diam. Kamu harus bayar mahal untuk apa yang telah kamu lakukan padaku." Gerutu Willdan seraya melangkah keluar dari Lembaga Permasyarakatan.

"Aku harus bisa meluluhkan hati Kristina kembali, bagaimanapun caranya. Aku nggak mau lelaki lain mendapatksn cinta dari Kristina," gerutunya kembali.

Setelah berada cukup lama di rumah, Willdan memutuskan ke kantor Kristina.

"Sayang, kamu mau kemana?" Sherlyn mencekal lengan Willdan.

"Lepasin, kamu nggak perlu tahu aku mau kemana. Bukan urusanmu," Willdan menepis cekalan tangan Sherlyn.

Willdan pergi begitu saja tanpa menghiraukan Sherlyn.

"Tante, lihat anak tante. Padahal selama beberapa bulan di dalam penjara, aku yang selalu setia menjenguknya. Malah seperti ini balasannya," rajuk Sherlyn seraya menghentakkan kakinya.

"Maafkan anak tante ya, Sherlyn. Nanti biar tante yang nasehatin, sudah nggak usah ngambek begitu ntar hilang cantiknya loh " Mamah Elsa mencoba menghibur Sherlyn.

Berbeda dengan Willdan yang saat ini telah sampai di kantor Kristina. Dia lekas masuk ke dalam ruangan Kristina.

"Sayang, aku ingin berbicara sebentar denganmu," Willdan menghampiri Kristina yang sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

"Nggak sopan, masuk main nyelonong saja," rajuk Kristina seraya melirik sinis pada Willdan.

"Sayang, kenapa selama beberapa bulan aku di dalam penjara kamu tidak pernah sekalipun menjengkukku?" Willdan bertanya seraya menatap lekat Krisrina yang masih fokus dengan berkasnya.

"Kalau hanya ingin bertanya hal yang tidak penting, sebaiknya kamu pergi saja. Karena waktu sangat berharga buatku, mas. Harusnya kamu tak perlu menanyakan hal itu, karena kita sudah tidak ada ikatan apa pun," Kristina mendengus kesal seraya membanting penanya.

"Siapa bilang kita tidak punya ikatan, apa kamu lupa jika ada buah hati kita? Bagaimana pun dan sampai kapanpun aku akan selalu menjadi papahnya Mila. Makanya aku kemari, menginginkan supaya kita kembali lagi merajut jalinan pernikahan," Willdan berusaha membujuk Kristina.

"Tirai kasih yang telah terkoyak, tak akan mungkin bisa kembali seperti sedia kala. Memang sampai kapan pun kamu adalah papahnya Mila, tapi maaf untuk kembali lagi padamu aku rasa sudah tidak mungkin," kata Kristina seraya menatap tajam Willdan.

"Sayang, apa kamu nggak memikirkan masa depan Mila. Jika dia tumbuh hanya denganmu saja?" Kembali lagi Willdan membujuk Kristina.

"Kamu nggak usah memikirkan Mila, karena saat dulu kita bersama kamu juga tak pernah memikirkan Mila. Lagi pula, cepat atau lambat aku juga akan mencari penggantimu," Kristina sengaja berkata yang membuat Willdan semakin bertambah terbakar api cemburu.

"Maaf, mas. Aku sedang sibuk jadi tolong segera pergilah dari kantorku," Kristina kembali melanjutkan pekerjaanya.

Kristina mengecek berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya dengan sangat fokus, tanpa menghiraukan Willdan yang masih mematung di ruangan tersebut.

"Camkan baik-baik, sampai kapan pun aku nggak akan rela jika kamu menjadi milik lelaki lain," tiba-tiba Willdan berkata seraya membungkukan badannya menghadap Kristina yang sedang tertunduk mengerjakan berkas-berkas di atas meja.

"Sudah nyerocosnya, tolong mas pergi sekarang juga. Jangan sampai aku bertindak kasar dengan memerintah security menyeret keluar mas dengan paksa." Kristina bangkit dari duduknya seraya mendengus kesal dan memgacungkan jari telunjuk ke arah pintu.

Willdan pun keluar dari ruang kerja Kristina dengan rasa kecewa.

"Aku nggak menyerah, aku akan terus berusaha meluluhkan hatimu kembali. Masih banyak seribu cara yang belum aku coba." Gerutu Willdan seraya masuk dalam mobilnya.

Keesokan harinya, saat hari libur. Willdan berencana ke apartement dimana Kristina sekarang tinggal.

"Sayang, aku kemari kok kamu malah mau pergi? atau kamu mau pergi jemputku ke rumah ya?" tiba-tiba datang Sherlyn.

"Bukannya aku sudah memutuskanmu, tapi kenapa kamu masih saja menggangguku?" Willdan mendengus kesal saat melihat kedatangan Sherlyn.

"Sayang, apa kamu lupa. Selama kamu di dalam penjara siapa yang rajin menjengukmu, aku kan bukannya Kristin?" Sherlyn bergelayut manja di lengan Willdan.

"Awas, aku mau pergi untuk besuk anakku." Willdan menepiskan cekalan tangan Sherlyn.

Willdan berlalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan Sherlyn yang masih terpaku menatapa kepergiannya.

"Sialan, awas kamu ya Kristin. Aku nggak akan membiarkanmu bisa mendapatkan hati Mas Willdan kembali." Sherlyn mendengus kesal seraya mengepalkan tinjunya.

Sementara Willdan fokus melajukan mobilnya ke arah puncak dimana saat ini Kristin tinggal di sebuah apartement.

Tak berapa lama kemudian sampailah Willdan di apartement milik Kristina.

"Ngapain dia kemari, menyebalkan!" gerutu Kristina yang sedang asik bermain di halaman apartement bersama Mila.

"Hallo sayangnya, papah. Uluh sudah cantik ya, pasti sudah mandi," Willdan mendekati Mila.

Namun Mila malah menangis ketakutan, tak mau di dekati oleh Willdan.

"Kamu lihat kan, mas. Anakmu nggak mau melihatmu karena memang dari bayi kamu tak pernah sekalipun bermain dengan Mila," Kristina melirik sinis pada Willdan.

"Pulanglah, mas. Percuma saja kamu kemari, lagi pula untuk apa kamu membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia saja." Kristina berlalu pergi meninggalkan Willdan dengan menggendong Mila.

"Sayang, aku baru datang kenapa nggak kamu ijinkan masuk dulu. Buatin makan atau apa gitu," Willdan berlari kecil mengejar Kristina.

"Untuk apa, mas. Kita sudah tidak ada ikatan, nggak enak juga jika kamu berlama-lama di rumahku," Kristina terus melangkah masuk seraya menggendong Mila.

"Tolong ya, mas. Pulanglah segera karena aku nggak ada waktu untuk meladenimu, aku mau menidurkan Mila." Kristina melirik sinis pada Willdan.

Hingga akhirnya Willdan menyerah dan pergi dari apartement Kristina.

*****

Mohon dukungan like, vote, favorit...

Terpopuler

Comments

El_Tien

El_Tien

ada mamah Elsa ada mamah Ana gak?

2022-03-22

2

Bhebz

Bhebz

hai, kak Bhebz mampir lagi nih

2022-03-09

0

Gembelnya NT

Gembelnya NT

Wis akeh mak ... sip temen ya

2022-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Willdan Berubah
3 Berobat Ke Luar Negeri
4 Usaha Sherlyn
5 Dukungan Elsa
6 Pembalasan Kristina
7 Surat Cerai
8 Pembalasan Untuk Melvin Dan Sherlyn
9 Terbakar Cemburu
10 Usaha Willdan
11 Kejahatan Willdan
12 Pencobaan Bunuh Diri
13 Willdan Bangkrut
14 Kedatangan Elsa
15 Kedengkian Sherlyn pada Kristina
16 Usaha Sherlyn Gagal
17 Mila Hilang
18 Kekasih Masa Kecil
19 Mila Di Ketemukan
20 Berubah Jadi Monster
21 Yesi Dan Orang Tua Alberto
22 Penolakan Alberto
23 Yesi Tidak Terima
24 Kristina Keracunan
25 Penyelidikan
26 Willdan Di Pecat
27 Willdan Di Usir
28 Sherlyn Kepergok
29 Sherlyn Di Tangkap Polisi
30 Hukuman Sherlyn
31 Perubahan Pada Yesi
32 Kerjasama Yesi& Willdan
33 Infentaris Kantor
34 Usaha Willdan Gagal
35 Kelicikan Willdan& Yesi
36 Tipu Daya Yesi
37 Salah Paham
38 Clear
39 Terbongkar Juga
40 Permintaan Maaf
41 Karma
42 Tak Di Restui
43 Datang Ke Indo
44 Usaha Mickel
45 Keras Kepala
46 Usaha Mickel Gagal
47 Bodoh
48 Gagal
49 Saingan Mr X
50 Terjebak
51 Penyelidikan
52 Berhasil
53 Rencana Baru
54 Sebuah Pesta
55 Malu
56 Terbongkar
57 Aksi Kristina
58 Tak Tahu Diri
59 Ke LA
60 Kebaikan Kristina
61 Peraturan Untuk Yesi
62 Sikap Yesi
63 Mencoba Kabur
64 Gagal Kabur
65 Di Restui
66 Pertikaian
67 Berita Hoax
68 Jumpa Pers
69 Penyelidikan
70 Sebuah Teka Teki
71 Tindakan Rony
72 Rony Gagal
73 Terjebak
74 Sendy
75 Akal Licik Sendy
76 Adu Mulut
77 Di Tolak
78 Kembali Ke Indonesia
79 Kecewa
80 Sendy VS Yesi
81 Di Tolak
82 Alberto Terjebak
83 Teror Dari Yesi 1
84 Penasaran
85 Terpojok
86 Emosi
87 Menjebak Sendy
88 Penyelesaian Masalah
89 Usaha Yang Sia-Sia
90 Penangkapan Sendy
91 Elsa Merendahkan Dirinya
92 Masa Bodoh
93 Alberto Senang, Yesi Kecewa
94 Nasehat Leni
95 Kebersamaan
96 Fitting Baju Pengantin
97 Mendaftarkan Pernikahan
98 Restoran Mr X
99 Cemburu
100 Bertemu Melvin
101 Niat Yang Terselubung
102 Jenguk Sherlyn
103 Licik
104 Melvin Menjadi Direktur Utama
105 Elsa Menyesali Perbuatannya
106 Yesi Hamil
107 Yesi Kecelakaan
108 Tuan Exl
109 Sepenggal Masa Lalu Exl
110 Meninggalnya Orang Tua Alberto
111 Panik
112 Gelisah
113 Kembali Normal
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Kecelakaan
2
Willdan Berubah
3
Berobat Ke Luar Negeri
4
Usaha Sherlyn
5
Dukungan Elsa
6
Pembalasan Kristina
7
Surat Cerai
8
Pembalasan Untuk Melvin Dan Sherlyn
9
Terbakar Cemburu
10
Usaha Willdan
11
Kejahatan Willdan
12
Pencobaan Bunuh Diri
13
Willdan Bangkrut
14
Kedatangan Elsa
15
Kedengkian Sherlyn pada Kristina
16
Usaha Sherlyn Gagal
17
Mila Hilang
18
Kekasih Masa Kecil
19
Mila Di Ketemukan
20
Berubah Jadi Monster
21
Yesi Dan Orang Tua Alberto
22
Penolakan Alberto
23
Yesi Tidak Terima
24
Kristina Keracunan
25
Penyelidikan
26
Willdan Di Pecat
27
Willdan Di Usir
28
Sherlyn Kepergok
29
Sherlyn Di Tangkap Polisi
30
Hukuman Sherlyn
31
Perubahan Pada Yesi
32
Kerjasama Yesi& Willdan
33
Infentaris Kantor
34
Usaha Willdan Gagal
35
Kelicikan Willdan& Yesi
36
Tipu Daya Yesi
37
Salah Paham
38
Clear
39
Terbongkar Juga
40
Permintaan Maaf
41
Karma
42
Tak Di Restui
43
Datang Ke Indo
44
Usaha Mickel
45
Keras Kepala
46
Usaha Mickel Gagal
47
Bodoh
48
Gagal
49
Saingan Mr X
50
Terjebak
51
Penyelidikan
52
Berhasil
53
Rencana Baru
54
Sebuah Pesta
55
Malu
56
Terbongkar
57
Aksi Kristina
58
Tak Tahu Diri
59
Ke LA
60
Kebaikan Kristina
61
Peraturan Untuk Yesi
62
Sikap Yesi
63
Mencoba Kabur
64
Gagal Kabur
65
Di Restui
66
Pertikaian
67
Berita Hoax
68
Jumpa Pers
69
Penyelidikan
70
Sebuah Teka Teki
71
Tindakan Rony
72
Rony Gagal
73
Terjebak
74
Sendy
75
Akal Licik Sendy
76
Adu Mulut
77
Di Tolak
78
Kembali Ke Indonesia
79
Kecewa
80
Sendy VS Yesi
81
Di Tolak
82
Alberto Terjebak
83
Teror Dari Yesi 1
84
Penasaran
85
Terpojok
86
Emosi
87
Menjebak Sendy
88
Penyelesaian Masalah
89
Usaha Yang Sia-Sia
90
Penangkapan Sendy
91
Elsa Merendahkan Dirinya
92
Masa Bodoh
93
Alberto Senang, Yesi Kecewa
94
Nasehat Leni
95
Kebersamaan
96
Fitting Baju Pengantin
97
Mendaftarkan Pernikahan
98
Restoran Mr X
99
Cemburu
100
Bertemu Melvin
101
Niat Yang Terselubung
102
Jenguk Sherlyn
103
Licik
104
Melvin Menjadi Direktur Utama
105
Elsa Menyesali Perbuatannya
106
Yesi Hamil
107
Yesi Kecelakaan
108
Tuan Exl
109
Sepenggal Masa Lalu Exl
110
Meninggalnya Orang Tua Alberto
111
Panik
112
Gelisah
113
Kembali Normal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!