BAB 19

Feby hanya mengalami luka ringan di kepalanya akibat terbentur ke stir mobil. Beruntung ada orang lewat yang menolong dan membawanya kerumah sakit terdekat.

Berita kecelakaan Feby tidak ada sahabatnya yang tau. Hari ini adalah hari wisuda mereka. Acara wisuda yang seharusnya 2 Minggu lagi ternyata dipercepat.

Alan, Siska dan Dion sudah nampak duduk dikursi mereka masing-masing. Tapi mereka belum melihat kedatangan Feby. Bahkan ketika acara dimulai dan nama Feby di panggil, Feby juga tidak muncul. Mereka mencoba menghubungi Feby tapi nomor Feby tidak bisa di hubungi.

"Kemana ini anak? kok nggak ada kabar." ucap Siska masih sibuk dengan ponselnya.

"Dia nggak bisa dihubungi?" tanya Alan.

"Iya, aku telpon rumahnya juga nggak ada yang angkat." ujar Siska.

"Apa dia lupa? atau dia mau lulus bareng Dita?" tanya Alan sambil bercanda.

"Mana ada." ucap Siska.

"Kamu nggak tau Feby dimana Yon?" tanya Alan karena ia tau tadi malam orang terakhir bertemu Feby adalah dirinya.

"Nggak tau, tadi malam ketemu, tapi sekarang nggak tau." jawab Dion jujur.

"Mungkin dia pengen dijemput kamu nggak?" tanya Siska.

"Nggak ada nyuruh dia." jawab Dion sebenarnya juga kuatir.

"Huhhh nggak peka, kamu jangan kayak gitu sama ipar aku lan, bisa - bisa kamu digorok suami aku." ucap Siska.

"Tenang, aku orang hangat kok." ucap Alan dengan senyum.

"Jangan banyak omdo, yok kita foto bareng." ajak Siska.

Setelah mereka foto bareng, mereka menghampiri keluarga mereka. Alan menghampiri kedua orang tuanya. Disebelah mamanya berdiri seorang gadis cantik dengan anggun. Alan juga tidak mengenal gadis itu menjadi bingung dan bertanya-tanya dalam hati. Melihat ekspresi anaknya yang bingung mama Alan menjelaskan.

"Lan ini Dinda, anak Tante Ratih." ucap mamanya Alan mengenalkan kepada Alan.

"Tante Ratih? bukannya di Bandung ma?" tanya Alan .

"Tante Rati emang di Bandung, tapi anaknya kuliah disini, mama juga baru tau." ucap mamanya.

Alan mencoba mengingat anak tante Ratih yang merupakan sepupu jauh dari ibunya. Dia juga mencoba mengingat anak tantenya itu ketika masih SD. Dulu ketika ke Bandung, dia sering ditemani oleh anak tante Ratih satu - satunya. Karena ada permasalahan antara mamanya dan Tante Ratih membuat mereka sudah jarang berkomunikasi.

"Dinda." ujar Dinda sambil mengulurkan tangannya.

"Alan." ucap Alan menyambut tangan Dinda.

Tidak jauh dari keluarga Alan, Bella menatap keakraban Alan dan gadis itu. Hatinya kecewa lagi dan dadanya seakan sesak. Bella mencoba untuk menyingkirkan rasa sesak yang ada tapi itu sangat sulit.

Galuh menyadari pandangan mata adiknya tertuju kepada sahabat laki - laki istrinya. Ia juga tidak kalah kaget melihat sahabat adiknya berdiri lengket di samping Alan. Galuh mengepalkan kepala tinjunya dengan kuat. Dadanya bergemuruh karena merasa adiknya di permainkan oleh laki-laki ini.

Bella memutuskan pandangannya dan fokus kepada keluarga besarnya yang merayakan kelulusan Siska. Mereka berfoto-foto secara bergantian. Dan ada juga foto bersama keluarga besarnya.

Siska membawa keluarganya untuk dikenalkan kepada keluarga Alan dan Dion. Alan tetapi Dion sudah tidak ada ditempat. Siska hanya bertemu keluarga Alan.

"Tante." ucap Siska menyalami mama Alan lalu papanya Alan.

"Ini keluarga besar aku, kenalkan Tan." ucap Siska mengenalkan keluarga besarnya.

"Apa kabar jeng Meli?" tanya mama Siska kepada mama Alan.

q1

"Baik, ini siapa jeng?" tanya mama Alan.

"Ini mertua Siska jeng Hesti dan ini pak Hendra, ini suami Siska Galuh dan ini adik - adiknya Galuh." ucap mama Siska mengenalkan keluarga besannya.

Mereka saling bersalaman satu sama lain. Bella hanya diam menyaksikan semua itu. Sedangkan Alan sibuk untuk melepaskannya diri dari Dinda yang menempel padanya beberapa menit ini.

Mama Bella merasa mengenal laki - laki sahabatnya Siska. Dia ingat bahwa laki-laki itu pernah kerumahnya untuk menjemput Bella. Tapi ia kaget bahwa laki-laki itu sudah punya gebetan. Mamanya Bella memandang wajah anak gadisnya. Ia paham bahwa anak gadisnya dalam keadaan patah hati.

Mereka berfoto dan mengobrol bersama tanpa disadari kedatangan Dita dan Abian. Dita dan Abian memang datang untuk memberikan selamat kepada sahabatnya. Sedang dia baru tahun depan baru bisa wisuda.

"Selamat ya teman-teman, kalian akhirnya lulus." ucap Dita kepada sahabatnya. Namun ia merasa ada yang kurang di antara mereka

"Dion sama Feby mana?" tanya Dita menyadari bahwa dua sahabatnya tidak disana.

"Feby nggak datang, kayaknya Dion menyusul." jawab Siska.

Sementara Abian sedang mengobrol dengan mamanya Galuh dan Galuh.

" Selamat ya Bu, akhirnya mau punya anak." ucap Mama Galuh.

"Iya tan, maaf lama nggak main kerumah." ucap Abian.

"Jangan kan kamu, anak Tante aja sekarang jarang pulang." ucap mama Galuh menyindir anaknya yang berdiri disebelahnya.

"Dia mah sok sibuk Tan." ucap Abian mengejek temannya.

Galuh hanya tersenyum mendengar ejekan sahabatnya itu.

"Iya ma sibuk karena dia, dibilang cari dokter lain untuk istrinya malah nggak mau, kan susah ma bekerja sama Sultan kayak dia, banyak protes." aduh Galuh ingin membalas sahabatnya.

"Ah sama aja kalian berdua, emang nggak bisa dipisahkan dari dulu." ucap mamanya

Sedangkan Bella hanya diam mematung menyaksikan satu persatu sibuk dan mengobrol. Amar yang juga merasa menjadi figura di situ mendekati kakaknya

"Kakak suka sama laki - laki itu?" tanya Amar.

" Nggak, kenapa?" tanya Bella mencoba menyembunyikan rasa kecewanya.

"Kenapa liatin dia terus?" tanya Amar pura - pura bertanya padahal dia tau bahwa itu pandangan wanita cemburu.

"Nggak ada." jawab Bella sekenanya.

"Low iya, berati selera kakak sama dengan Dinda, dan siap - siap aja perang rebutan cowok lagi." ujar Amar tersenyum mengejek.

"Nggak ada, aku hanya benci melihat wanita yang disebelahnya, malas bertemu dia." jawab Bella

"Benci karena cemburu lama atau cemburu baru?" tanya Amar.

"Diamlah, banyak tanya aja, kayak nggak ada pertanyaan yang berbobot." jawab Bella.

Bella melihat Dita, Siska dan Alan berfoto bersama. Bahkan terkadang Dinda juga berdiri disebelah Alan sambil tersenyum mengejek kepada Bella. Bella hanya diam dan sesekali memainkan ponselnya.

Siska dan Dita yang menyadari ada keganjilan antara Alan dan Bella saling menatap. Lalu mereka saling berbisik. Setelah berbisik, Siska mendekati adik iparnya. Lalu menarik adik iparnya untuk berfoto bersamanya. Bella hanya ikut karena segan sama Siska.

Dita mengambil ponselnya dari dalam tas lalu mengulurkan kepada Dinda.

"Mbak tolong foto saya sama Alan, boleh?" tanya Dita.

"Boleh mbak, panggil Dinda aja." jawab Dinda mengambil ponsel Dita.

Pada awalnya memang Dita berfoto berdua dengan Alan. Tapi ketika yang ke dua Siska dan Bella masuk bergabung. Siska dan Dita sengaja mengatur posisi Alan dan Bella ditengah. Dinda kesal ketika Bella masuk apalagi posisi mereka layaknya pasangan.

"Maaf mbak, tambah sekali lagi ya, belum terasa soalnya." ucap Siska tersenyum kepada Dinda.

Dinda semakin kesal ketika dia disuruh-suruh sebagai tukang Foto. Apalagi Dita mengambil ponselnya dan memfoto Alan dan Bella hanya berdua.

"Senyum LAN, kenapa canggung kayak gitu, ini belum ijab Kabul." ucap Dita tersenyum kepada Alan.

Alan tersenyum melihat ide cemerlang dari dua sahabatnya. Dari tadi ia begitu susah melepaskan diri dari sepupu jauhnya. Alan merangkul pinggang Bella sambil tersenyum. Sedang Bella makin kesal karena Alan tanpa permisi ketika memeluknya.

"Bel jangan pasang muka kesal gitu, ini hari kebahagiaan kakak dan sahabat kakak." ucap Siska pura - pura bersedih.

Bella menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia tau ini hanya akting Siska yang memanfaatkan situasi. Tiba-tiba Bella tersenyum karena ide di kepalanya.

"Kapan lagi aku punya kesempatan buat panas - panasin itu cewek." ujar Bella dalam hatinya.

Bella tersenyum bahagia membalas pelukan Alan. Sedangkan Dinda semakin geram dengan apa yang ada di hadapannya.

**

NB : ingat sebelum membaca novel ini jangan lupa baca novel dia lelakiku.

Terimakasih bagi yang udah mampir 🙏 semoga suka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!