BAB 10

"[ aku gabut nie, keliling cari angin yok ]" Bella.

Alan tertegun sejenak sebelum membalas pesan Bella. Ia ragu kenapa gadis itu jadi mengajak dia dengan berani. Lama berpikir jawaban apa yang diberikan oleh Alan. Tiba-tiba dia ingin mengisengi adik ipar Siska tersebut.

"[cari angin ya tinggal keluar rumah, kenapa harus sama aku? kangen aku?] " Alan.

Alan melihat bahwa pesan yang dikirim sudah biru centang 2 artinya sudah dibaca Bella. Alan penasaran menunggu jawaban dari Bella. Tiba-tiba berbunyi notifikasi di telpon genggamnya. Alan membuka pesan dari gadis itu.

"[maaf salah orang] " Bella.

Alan agak sedikit kesal dengan jawaban Bella berikutnya. Alan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. setelah 15 menit, ia keluar dengan memakai handuk dililit di pinggang. Alan mencoba baju yang ada di lemari. Sudah beberapa kali Alan mengganti baju yang dipakainya.

"Kenapa semua baju yang aku pakai nampak jelek semua? apa aku harus beli baju lagi." ujar Alan mengganti bajunya berkali-kali.

Alan sudah 30 menit mencari baju yang cocok untuknya. Setelah lama akhirnya memutuskan memakai baju kaos putih dan jeans hitam lalu memakai jaket jeans casual hitam.

Alan turun dari lantai dua menghampiri mamanya yang sedang menyiram bunga di taman. Mama Alan tersenyum melihat anak bungsunya sudah didekat …

dengan rapi.

"Mau kemana lan?" tanya mamanya.

"Keluar ma, pamit dulu ya ma." ucap Alan mencium mamanya sebelum pergi.

Alan memacu mobilnya menuju rumah Bella. Ia tampak bersemangat menuju teman barunya itu. Setelah 30 menit mengendarai mobil, Alan sudah sampai didepan rumah Bella.

Alan memarkir mobilnya didepan rumah Bella, lalu mencoba menekan bel. Alan melihat ada wanita separoh baya masih cantik membuka pintu rumahnya. Bu Hesti tersenyum melihat lelaki yang berdiri didepan pintu rumahnya.

"Assalamualaikum Tante." sapa Alan dengan ramah.

"Cari siapa ya?" tanya Bu Hesti.

"Bella ada Tan, saya teman Bella." ujar Alan.

"Ada, tunggu ya Tante panggil, ayo masuk dan duduk." ucap Bu Hesti lansung menuju kamar Bella untuk memanggil anaknya.

Alan memandang sekeliling ruang tamu Bella. Ini pertama kalinya Alan menginjak kaki dirumah Bella.

Sedangkan ditempat lain dan dibawa atap yang sama, Bella nampak baring - baring sambil main Hp.

Ia kesal dari tadi semenjak Alan membalas pesannya.

"Kenapa juga tadi gua hubungi dia, Pasti dia sekarang besar kepala." gerutu Bella sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Tiba-tiba Bella mendengar ketukan pintu kamarnya. Bella bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka pintu kamarnya. Bella melihat ada mamanya dibalik pintu.

"Iya ma, kenapa ma?" tanya Bella.

"Itu ada temanmu dibawah." ujar mamanya tersenyum.

"Teman? teman siapa ma?" tanya Bella penasaran.

"Nggak tau juga, baru pertama mama melihatnya, cowok." ujar mamanya tersenyum kepada anak gadisnya.

"Ya ma coba Bella liat, makasih ya ma." ucap Bella berjalan kelantai bawah.

Ketika Bella sampai dilantai bawah, ia kaget menemukan Alan dirumahnya. Berbeda dengan Alan, dia terdiam melihat penampilan Bella. Bella memakai kaus dan celana pendek tanpa makeup apa - apa. Bagi Alan Bella nampak cantik dengan tanpa makeup seperti ini.

"Ngapain?" tanya Bella tanpa basa-basi masih berdiri didepan Alan.

Bella makin kesal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Alan. Ia mengambil bantal sofa lalu memukul bahu Alan dengan bantal tersebut. Alan terkejut ketika Bella memukulnya.

"Awwww, sakit." ucap Alan merintih kesakitan.

"Biarin, ditanya diam aja." ucap Bella sambil duduk disebelah Alan.

"Belum jadi apa - apa aja udah melakukan kekerasan." ucap Alan sambil tersenyum menggoda.

"Bacot ah, ngapain kesini?" tanya Bella lagi dengan kesal.

"Mukanya kayak nggak senang aku datang, tadi ngajak keluar, sekarang pasang muka gitu." ujar Alan.

"Kan tadi kamu ndiri yang nolak, sekarang malah datang tanpa kabar kayak jelangkung." jawab Bella masih kesal.

"Yah kamu tinggal siap - siap aja, tapi kok tamu nggak disuguhi minuman sih." ujar Alan tersenyum.

"Nggak usah, tamu tak diundang kok." ujar Bella dengan nada kesal.

"Dah siap - siap sana, ayo kita jalan mumpung sopir kamu udah datang, biasanya bukan ajak jalan aja nih, pasti minta traktir juga." ejek Alan kepada Bella.

"Ya iyalah, masa jalan makan angin doang." ucap Bella tersenyum mengingat momen pertama kali mereka keliling kota.

"Gitukan manis." ucap Alan dengan pelan.

"Ngomong apa tadi?" tanya Bella yang tidak mendengar ucapan Alan.

"Cepat siap - siap sana." ujar Alan.

"Low kayak gini aja pergi gimana, pasti malu kamu kan?" ucap Bella.

"Udah ganti sana." ucap Alan.

Bella mencibir ke arah Alan sambil berjalan meninggalkan Alan. Alan menatap kepergian Bella Samapi gadis itu menghilang dari pandangannya.

" Jika kamu keluar kayak tadi, kecantikan asli kamu bisa dinikmati orang lain." ucap Alan pelan.

Tidak lama kemudian Bella datang membawa secangkir minuman untuk disuguhkan kepada Alan. Alan tersenyum ketika gadis itu membawakan dia secangkir teh dan beberapa macam cemilan.

"Ini nggak ada bon cabe lagi kan?" tanya Alan menyelidik.

"Hahahaha, bisa jadi, sekarang tergantung kepercayaan kamu pada aku." jawab Bella sambil tertawa ngakak.

Bella meninggalkan Alan sambil tertawa terbahak-bahak. Ia ingin bersiap - siap untuk pergi keliling. Beberapa hari dirumah membuat dia makin jenuh. Bella memang tidak banyak punya teman. Ia hanya punya satu sahabat. Dan setelah dia tau sahabatnya mengkhianatinya dia lebih memilih menjauh.

Bella agak bingung ketika memilih baju ketika mau pergi. Ia merasa baju - baju yang ada di lemari pada kusam semua. Pada akhirnya dia memilih melakukan mix-and-match celana jeans, inner hitam serta blazer oversize.

Sedang Alan tanpa ragu meminum teh yang disajikan Bella. Ia sangat yakin kali ini Bella tidak akan mengerjai dirinya lagi.

Alan melihat gadis yang ditunggunya selama 30 menit itu muncul dengan gaya ala gadis Korea. Jantung Alan berdebar ketika gadis itu mendekatinya. Bella nampak manis ketika rambut sebahunya di kucir satu kebelakang.

Bella duduk disebelah Alan dan melihat teh yang ia suguhi tadi. Ia tertawa melihat teh itu sudah habis separoh.

"Nggak takut? padahal tadi aku kasih air liur loh tehnya." ucap Bella sambil tertawa.

"Kamu benaran?" ucap Alan mulai sedikit mual memikirkan apa yang diucapkan Bella.

"Hahahaha, bercanda, kamu percaya nggak?" ucap Bella sambil tertawa.

"Kayaknya nggak mungkinlah, biar ajalah toh udah lewat juga." ucap Alan pura - pura biasa aja padahal dia mulai geli membayangkan dirinya meminum air liur gadis itu.

"Udah jangan dibayangkan, mana ada aku kasih apa - apa, Kitakan udah berteman." ucap gadis itu sambil tersenyum.

"Siapa yang berteman dengan kamu?" tanya Alan.

"Jadi ngapain kamu mau diajak keluar?" tanya Bella tanpa senyuman lagi.

"Yang ada aku hanya sopir." ucap Alan lalu berdiri.

"Yok pergi, udah pamit?" tanya Alan.

Bella menganggukkan kepalanya, lalu Alan menarik tangan gadis itu menuju mobil. Bella agak tertegun ketika Alan menarik tangannya. Tiba-tiba dadanya terasa sesak karena jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ada apa ini." gumam Bella dalam hati.

Setelah sampai di mobil, keduanya tampak canggung. Mereka sama-sama canggung untuk memulai pembicaraan. Bella memandang kearah jalanan sedangkan Alan juga fokus pada jalanan didepannya.

Terpopuler

Comments

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

lanjut....

2022-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!