Hari ini Bella merasa bersemangat karena hari ini ia ingin memberikan kejutan untuk pacarnya Beni. Hari ini adalah hari anniversary ke dua tahun hubungannya dengan Beni. Bella memang sengaja belakangan terakhir jarang menemui Beni agar Beni benar - benar senang dengan suprise yang ia kasih.
Bella berjalan dengan semangat menuju apartemen Beni. Ia membawa kue tart ditangan kanannya dan juga membawa hadiah berupa jam tangan bermerek.
Ia telah sampai didepan pintu apartemen Beni. Bella lansung menekan tombol kode apartemen yang merupakan hari jadi mereka. Pintu terbuka, tapi Bella tidak menemukan siapa - siapa.
Ketika beberapa langka Bella berjalan menuju dapur karena ingin menyalahkan lilin. Ia mendengar suara aneh dari dalam kamar Beni. Bella penasaran dengan suara yang berasal dari kamar itu.
Bella melangkah kakinya menuju kamar milik Beni. Ia mengintip kedalam kamar yang pintunya terbuka sedikit. Ia begitu terkejut melihat apa yang terjadi dalam kamar itu. Kakinya terasa lemah, badannya terasa gemetaran dan hatinya begitu sakit.
Bella terus melangkah mendekat dengan air mata sudah jatuh dari pelupuk matanya. Suara aneh yang dia dengar ternyata suara ******* orang yang sedang main kuda - kudaan.
Yang tidak Bella sangka selama ini Beni pacarnya yang sudah dua tahun bersamanya ternyata sedang main kuda dengan sahabatnya Dinda.
Beni dan Dinda sedang tanggung tiba - tiba mendengar sesuatu jatuh kelantai. Mereka terkejut ketika melihat Bella sudah berada dikamar Beni. Beni lansung mencabut pusaka miliknya dan berdiri memakai celana boxernya.
"Ini bi..bisa dijelaskan." ucap Beni agak gugup.
"Saya tidak butuh penjelasan." ujar Bella dengan air mata deras. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Pacarnya mengkhianatinya dengan sahabatnya.
"Bel, ini..." ucap Dinda gugup melihat sahabatnya menangis.
"Kenapa kamu jahat sekali Din, sahabat macam apa kamu." ucap Bella mulai emosi mendekat kearah Dinda lalu memukulnya.
Beni yang melihat itu segera untuk melindungi Dinda dari pukulan bertubi-tubi Bella.
"Kenapa kalian begitu jahat." teriak Bella memukul Beni karena ia tidak bisa memukul Dinda.
"Ini semua salah kamu, kamu terlalu pelit, aku ini lelaki biasa, aku butuh belaian" ucap Beni
"Dan kamu tidak bisa menuntaskan hasrat aku, sementara Dinda bisa." ucap Beni lagi.
"Hanya gara - gara itu?" tanya Bella makin sakit hati dengan alasan Beni.
"Aku mencintai Beni, Bel." ucap Dinda meyakinkan Bella.
"Cinta? kalian memang cocok, sama - sama sampah." ucap Bella berlari keluar dari apartemen Beni.
Beni membiarkan Bella keluar dari apartemennya karena ia ingin melanjutkan permainannya yang tertunda dengan Dinda.
Sementara Bella berlari sambil menangis tersedu-sedu tanpa ia sadari ia menabrak seorang laki-laki yang baru saja keluar dari apartemen sebelah apartemen Beni.
"Haduwww." teriak laki - laki itu berbarengan dengan Bella.
Mereka berdua cukup kaget ketika pandangan mereka bertemu. Laki - laki yang ditabrak Bella adalah Alan. Alan ingin rasanya marah saat itu juga apalagi mengingat kejadian tempo hari. Tapi amarahnya tertahan ketika melihat gadis itu menangis.
"Sekali lagi kamu menabrak aku, ku jadiin istri kamu." ucap Alan berusaha bercanda. Namun candaan nampak tidak berbobot karena Bella nampak makin sewot memandangnya.
Bella berjalan tanpa peduli meninggalkan Alan. Ia bahkan tidak meminta maaf pada lelaki itu.
"Kenapa gua ditabrak terus sama tu cewek." gerutu Alan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Alan berjalan mengikuti Bella dari belakang. Ia ingin tau kemana langkah kaki wanita yang selalu membuatnya dalam apes.
Alan melihat Bella berjalan tanpa arah, wanita itu tampaknya ingin mencari taksi. Namun taksi tidak ada lewat saat ini. Alan berjalan menuju basemen untuk mengambil mobil.
Setelah memacu mobilnya, ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Bella. Tiba-tiba ia melihat gadis itu masih berjalan sambil menangis. Banyak orang lalu lalang melihat gadis yang menangis sambil berjalan.
Alan menepikan mobil ketika berada didepan Bella. Ia turun dari mobilnya dan langsung menghampiri Bella.
"Ayo." ujar Alan sambil menarik tangan Bella masuk kedalam mobilnya.
Bella hanya ikut kemana Alan tanpa protes ataupun bertanya. Alan melajukan mobilnya tanpa tujuan. Ia melihat gadis yang duduk sebelah kirinya. Gadis itu masih menangis tersedu-sedu.
"Mau pulang atau kemana?" tanya Alan lembut.
"Terserah, asal jangan kerumah." ucap Bella.
"Aku bawa kelaut ya buat di tenggelamkan." ucap Alan mencoba mencairkan suasana.
Bella tampak memasang muka masam mendengar jawaban dari Alan. Ia tiba-tiba muncul sebuah ide gila dalam benaknya saat itu juga. Bella mendekat kepada Alan lalu menarik ujung baju Alan. Ia mengeluarkan ingusnya diujung baju Alan. Alan begitu terkejut melihat apa yang dilakukan wanita itu.
"Hey, apa yang kamu lakukan." ucap Alan merasa jijik karena ada ingus gadis itu di bajunya.
"Maaf." ujar Bella dengan wajah bersedih.
Dalam hati, Bella tertawa puas bisa mengerjai laki - laki ini. Meski hatinya sakit saat mendapati pacarnya selingkuh dengan sahabatnya. Tapi laki - laki ini mampu membuat lupa sesaat pada masalahnya.
Alan membawa Bella berkeliling kota tanpa tujuan yang dituju. Alan masih fokus pada jalanan, sedangkan gadis disampingnya telah tertidur.
"Kenapa gua mau ajak dia keliling, ah dasar memang gadis sialan." gerutu Alan.
"Kenapa dia menangis ya? apa pacarnya selingkuh di apartemen sebelah gua tadi." tanyanya pada diri sendiri.
Mobil Alan berhenti di perempatan karena baru saja lampu merah. Alan melihat gadis yang tertidur di sebelahnya. Hati Alan tiba - tiba berdesir - desir tidak jelas. Alan tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan saat ini.
"Jika diliat sedang tidur gini, dia cantik banget." ucap Alan tersenyum.
Tangan Alan terulur menyentuh wajah gadis itu. Namun ia terkejut karena gadis itu membuka matanya. Alan yang melihat lampu sudah hijau lansung menancap gas dengan salah tingkah.
"Kenapa salah tingkah gitu?" tanya Bella heran dengan sikap Alan.
"Perasaan kamu aja." jawab Alan seadanya.
"Aku lapar." ucap Bella memegang perutnya yang lapar.
Alan juga merasakan lapar karena juga belum diisi siang ini. Alan mencoba mencari restoran terdekat. Ia melihat restoran xx berada tidak jauh dari posisi mereka. Alan menepikan mobilnya didepan restoran xx. Mereka masuk kedalam restoran lalu memesan makanan.
Setelah makanan datang, Bella lansung makan dengan lahap tanpa ada malu. Ia memakan apa yang ada didepannya seperti orang yang tidak makan berhari - hari.
"Ini cewek baru aja bersedih, tapi sekarang liat makannya udah sebakul." ucap Alan dalam hatinya.
" Nggak ada jaimnya lagi, makan sebanyak itu didepan cowok." ucap Alan lagi masih dalam hatinya.
Bella tersadar ketika Alan memperhatikan dirinya. Pria didepannya ini bahkan belum memulai menyicipi makanannya.
"Kenapa liatnya begitu?" tanya Bella berhenti sejenak mengunyah. Lalu ia melanjutkan lagi mengunyah ketika Alan tidak kunjung memberikan jawaban.
"Kamu nggak nafsu makan? biar aku habiskan." ujar Bella mengambil makanan yang ada dalam piring yang ada didepan Alan.
"Kamu tidak takut gendut? tanya Alan.
"Aku susah gendut, makan sebanyak apapun badanku tetap akan begini." ujar Bella sedikit membanggakan dirinya.
"Karena semua kamu yang makan, maka kamu yang bayar."ucap Alan membuat Bella berhenti mengunyah.
Rasanya tiba-tiba kerongkongan Bella tidak bisa menelan makanan dengan sempurna. Dia juga merasa selera makannya menjadi hilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
hhhaaaaaa
2022-03-31
0
pensi
semoga langgeng
2022-02-28
0