BAB 9

Semenjak putus dari Beni, Bella tampak agak banyak pendiam. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dengan berdiam diri. Galuh yang pulang kerumah orang tuanya merasa heran dengan perubahan adik manjanya itu.

"Dia kenapa ma?" tanya Galuh kepada mamanya.

"Kayaknya patah hati, dah seminggu murung terus." ucap mamanya yang duduk di sofa ruang keluarga sambil membaca majalah.

"Putus sama Beni?" tanya Galuh.

"Bisa jadi." ucap mamanya.

"Baguslah ma, aku nggak suka sebenarnya dia bergaul apalagi berpacaran dengan Beni." ucap Galuh yang duduk disebelah mamanya.

"Itulah kenapa kemaren membekukan semua kartu milik adikmu, pacarnya itu benar - benar menjadikan dia ATM berjalan." ucap mamanya berhenti sejenak membaca majalah.

"Apa mama jodohkan saja Bella dengan anak teman mama?" tanya Bu Hesti kepada anak sulungnya.

"Jangan berpikir nak menjodohkan Bella ma, biarkan dia menemukan jodohnya." ucap Galuh agak jengkel ketika mamanya mengucapkan perjodohan.

"Memang kamu menyesal kami di jodohkan kemaren?" tanya mamanya memandang anaknya sekilas.

"Bukan begitu ma, cuma itu memang menyesakkan, jadi biarlah Bella menemukan jodohnya sendiri." ucap Galuh kembali mengingat awal pernikahannya dengan Siska.

"Aku bahagia bersama Siska ma, dan tidak menyesali sedikitpun perjodohan kami." ucap Galuh menerangkan kembali.

"Trus kenapa Siska nggak hamil - hamil, kamu kan dokter kandungan masa kamu nggak paham buat begituan." ucap mamanya.

"Aku memang dokter kandungan tapi ingat ma,semua atas kuasa Allah maka terjadilah." ucap Galuh tersenyum lebar kepada mamanya.

Galuh berjalan menuju kamar Bella untuk melihat adiknya itu.

"JEGLEK ." bunyi suara pintu kamar.

Galuh melihat adiknya yang berbaring di kasurnya. Ia tau adik perempuannya pura - pura tidur. Ia duduk di tepi kasur adiknya. Lalu tidak lama kemudian terdengar seseorang membuka pintu lagi. Ternyata Amar masuk kekamar Bella karena disuruh papanya.

"Kak ini semua fasilitas mu dikembalikan papa." ucap Amar kepada kakak perempuannya.

"Taro aja di meja." ucap Bella dengan jawaban malas.

"Abang tau kamu bersedih, tapi kamu harus tetap kuat dan bersyukur karena tau siapa sebenarnya Beni sebelum kalian melangkah lebih jauh." ucap Galuh menenangkan adiknya.

"Apa perlu aku kasih dia sedikit pelajaran?" tanya Amar.

"Nggak usah, lepas dari Bella aja kita udah bersyukur, kecuali dia datang menganggu lagi." ucap Galuh.

"Kamu menyesal kak putus sama dia?" tanya Amar.

"Menyesal darimana? yang ku sesalkan itu adalah Dinda, dia sahabat aku, kenapa bisa mengkhianati aku." ucap Bella.

"Berati dia nggak tulus." ucap Amar.

"Abang mau pulang, bulan depan Siska wisuda, kamu kapan Bel?" tanya Galuh kepada adiknya.

"Aku nggak Sampai sebulan lagi bang, 3 Minggu lagi." jawab Bella.

"Jadi kamu nanti setelah tamat apa rencana kamu?" tanya Galuh.

"Aku mau mendirikan bimbel aja bang, aku mau jadi konsultan untuk anak - anak, biar bisa jadi pengusaha sekaligus." ucapnya tersenyum.

"Nggak berniat disekolah?" tanya Galuh.

"Nggak bang, aku nggak suka dibawa perintah orang." jawab Bella.

"Emang kamu udah punya modal sendiri?" tanya Galuh.

Bella menggeleng, memang kartu - kartu ajaibnya sudah kembali, tapi dia rasa itu belum cukup untuk mendirikan bimbel berkualitas.

"Abang modallin ya atau Abang kasih pinjam uang untuk modal aku." ucap Bella mengeluarkan jurus manjanya.

"Minta papa aja, anak kesayangan papa kok bingung." jawab Amar.

"Iya, uang papa nggak akan habis jika cuma modallin kamu." ujar Galuh kepada Bella.

"Abang jadi beli rumah?" tanya Bella.

"Jadi, Abang nggak mau anak abang nanti tinggal di apartemen, ini lagi proses pembangunan." ujar Galuh.

"Abang pulang dulu, mau jemput Siska dikantor papanya." ucap Galuh berdiri.

"Kak Siska kerja disana kak?" tanya Amar.

"Iya, karena dia tinggal nunggu wisuda, jadi bosan juga dirumah, lagian dia anak satu-satunya jadi siapa lagi yang bantu perusahaan papanya." ucap Galuh.

"Hati - hati bang." ucap Bella berdiri tempat tidurnya lalu memeluk abangnya itu dengan erat.

"Jangan melamun trus." ucap Galuh sambil mencolek batang hidung adik perempuannya.

"Titip salam buat Siska ya bang." ucap Bella yang di jawab dengan anggukan oleh Galuh.

Galuh meninggalkan kedua adiknya didalam kamar Bella. Amar yang melihat kakak perempuannya lansung berdiri dan memeluk kakaknya.

"Aku juga mau dipeluk kak." ucapnya pura - pura manja.

"Awas minggir." ucap Bella sambil memukul adiknya dengan bantal yang berada dalam jangkauannya.

Amar tidak tinggal diam ketika kakaknya memukulnya dengan bantal. Ia juga mengambil bantal dan terjadilah perang bantal.

Bu Hesti yang melewati kamar Bella mengintip sedikit kedalam kamar itu. Ia melihat dua anaknya yang sedang seperti anak kecil.

"Dari kecil sampe besar selalu seperti ini." gumamnya menggelengkan kepala sambil melanjutkan langkah kakinya.

...****************...

Alan sedang duduk di ranjang kamarnya sambil senyum-senyum main Hp. Siang ini setelah dari Kafe, ia memang lansung pulang kerumahnya. Ia merasa kangen dengan sahabatnya karena sudah mulai jarang berkumpul.

"[ Cilukba] " ketik Alan.

1 detik kemudian, Ting.

"[ Hai]" ketik Feby.

1 detik kemudian

"[ kaget ]" ketik Siska.

"[ Hadir ] " ketik Dita

"[ Ke Bali beli oleh-oleh ]" ketik Dion mucul.

"[ belinya sama pak amat ]" ketik Alan sambil tersenyum.

"[ Emang kenapa sih kaga boleh, sombong amat] " ketik Dion.

"[hahaha, jadi lapak pantun ]" ketik Siska.

"[Pemain bola namanya Nani ]" ketik Feby.

"[Sinani beli es cream ]" ketik Siska.

"[Jadi pengen makan es cream ]" ketik Dita.

"[hey bumil ini ngerusak suasana aja ] " ketik Dion.

"[minta beliin suami Lo dong ] " ketik Feby.

"[atau mau aku yang beliin?] " ketik Alan.

"[Wii udah jadi istri orang, jangan sok peduli lagi ] " ketik Siska.

"[mau dihajar sama si kulkas dingin? ] " ketik Dion.

"[wah gawat Dion, Dit nanti bilang ma suamimu, masa Dion ngejek bosnya ] " ketik Alan memanasi suasana.

"[eh lupa, disini ada Bu bos, istri CEO] " ketik Dion

"[eh ada berita terbaru loh ] " ketik Siska.

"[ apa?] ketik Feby.

"[apa??]" Dion.

"[apa???] " ketik Alan

"[ apa?4x]" ketik Dita.

"[teman gua kuliah ambil jurusan bisa dua, emang bisa ya gaes?]"Siska.

"[emang ambil jurusan apa?]" Dita.

"[pagi ambil komputer, siang kena hukum ]" Siska.

"[hebat juga ya, salut ] " Feby.

"[hebat gigi Lo, pasti dia sekarang dipenjara ] " Dion.

"[maling] " Alan.

"[ah serius dong, Dit kira - kira kamu melahirkan kapan?] " Feby.

"[ masih lama sih, tapi gua takut melahirkan premium] " Dita.

"[premium, apaan?] " Dion.

"[premium itu kakaknya pertalite dan Pertamax]" Alan.

"[apaan sih lan😠]" Dita.

"[kenapa anak Lo bisa premium?] " Siska.

"[emang bapaknya solar? 🤭] " Alan.

"[ ituloh yang lahirnya 7 bulan dan bayinya kecil 🥺] " Dita.

"[prematur dodol 😆] " Dion

Ke empat temannya Dita tertawa terbahak-bahak di group WhatsApp kecuali Dita memasang muka merengut.

Tiba - tiba tawa Alan terhenti karena melihat pesan lain dari seseorang wanita. Ia terdiam sejenak membaca pesan tersebut. Hatinya ragu dan bimbang untuk membalasnya.

Terpopuler

Comments

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

semangat ya☺️💪

2022-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!