Dion melangkahkan kakinya menuju kantornya. Ia sudah tidak berminat melanjutkan makan siangnya yang tertunda. Hatinya yang sudah patah dan hancur berkeping-keping membuatnya kehilangan selera makan.
Dion yang tidak fokus pada jalannya secara tidak sengaja menabrak seseorang. Seorang gadis cantik nampak meringis kesakitan. Dion memperhatikan wajah gadis yang ditabraknya dengan seksama. Ia terkejut karena gadis yang ada didepannya adalah mantan pacarnya ketika masih berseragam abu - abu.
"Dion" sapa gadis itu yang tidak kalah terkejutnya dengan Dion.
"Yana." ucap Dion.
"Kamu kerja disini?"tanya Yana kepada Dion.
"Iya, kamu sendiri?"tanya Dion.
"Aku baru saja kerja hari ini, wah nggak nyangka bisa ketemu lagi." ucap Yana tersenyum.
"Iya setelah berapa tahun menghilang tanpa kabar." ucap Dion tersenyum.
"Kamu yang menghilang." ujar Yana tidak mau kalah.
Hubungan Dion dan Yana berakhir karena mereka saling sibuk saat kuliah. Yana yang kuliah di luar kota membuat hubungan mereka renggang. Karena sulitnya cinta jarak jauh, dua bulan setelah mereka kuliah akhirnya memutuskan untuk selesai dengan baik - baik.
"Yan nanti kita sambung ngobrol, ada yang mau aku kerjakan." pamit Dion kepada Yana.
"Iya, aku juga."ucap Yana juga berpamitan.
Mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing. Dion lansung mengerjakannya hasil rapat tadi pagi. Ia mencoba memfokuskan dirinya untuk bekerja.
Sedang asyiknya mengerjakan pekerjaannya ia tidak sadar bahwa Dita sahabatnya sekaligus istri bosnya sudah berdiri didepan mejanya.
" Sibuk amat pak." sapa Dita sambil tertawa.
"Eh Da Bu bos, sehat Bu bos?" tanya Dion kepada wanita yang berdiri di depan mejanya.
"Apaan sih Yon, Bu bos segala." ucap Dita malu.
"Kan emang Bu bos, mau ketemu bapak?" tanya Dion.
"Iyalah, masa mau ketemu Lo."ucap Dita tersenyum.
"Mana tau calon ponaan kangen oom nya yang ganteng ini." ucap Dion ngasal.
"Hahaha ngawur, gimana dengan Feby?" tanya Dita mengambil kursi disebelah Dion lalu duduk.
"Apanya yang gimana?" tanya Dion.
"Udah jadi belum? kok lama amat jadinya." ucap Dita.
"Susah, dia udah termehek-mehek sama Alan." ucap Dion senduh mengingat kejadian tadi.
"Tapi kabarnya Alan suka sama adiknya bang Galuh." ucap Dita.
"Adik bang Galuh, suami Siska?"tanya Dion memastikan.
"Hmhm, kabarnya Alan suka sama gadis itu karena ada beberapa kesamaan antara aku dan dia."ucap Dita menjelaskan.
"Masa?" tanya Dion.
"Kata mas Abi nggak ada kesamaan sih, karena bang Abi sudah kenal adik bang Galuh semenjak dia SMA, katanya yang sama itu cuma sifat manjanya aja." ucap Dita menjelaskan dengan semangat.
"Tapi itu baru rumorkan? bisa jadi sekarang Alan malah mulai tertarik dengan Feby." ucap Dion membuat Dita kaget.
"Benaran begitu?" tanya Dita.
"Ya bisa jadi, dah sana masuk temui pak bos." usir Dion kepada Dita.
"Kamu ngusir aku." ucap Dita sambil tersenyum.
"Mana berani aku ngusir buk bos, ngusir Dita baru berani." jawab Dion membuat Dita tertawa.
"Apa bedanya coba, ya udah aku kedalam dulu ya." pamit Dita kepada Dion.
Dita melangkahkan kakinya masuk ke ruang suaminya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Abian sedang sibuk dengan laptopnya nampak terkejut melihat kedatangan istrinya. Ia bangkit dari kursinya menuju Dita. Ia membantu Dita dengan membimbing istrinya yang sudah mulai buncit.
"Kenapa nggak ngabarin mau kesini yank?" tanya Abian kepada Dita.
"Pengen kasih kejutan aja, tiba - tiba anak kamu kangen bapaknya." ucap Dita memeluk suaminya dengan manja.
"Anaknya apa emaknya?"tanya Abian tersenyum.
"Anaknya lah, emaknya malah bosan sama bapaknya." ucap Dita mencium wajah Abian.
"Geli yank." ucap Abian ketika wajahnya habis dicium oleh Dita.
"Nanti anaknya ileran loh jika nggak kesampaian." ucap Dita sambil mencium leher suaminya.
"Yank ini kantor, nanti terjadi yang diinginkan disini." ucap Abian merasa terpancing oleh agresif istrinya.
"Udah, ayo duduk." ucap Dita melepaskan Abian lalu mengajaknya duduk di sofa dalam ruangan kerja Abian.
Mereka duduk sambil berpelukan lalu bercerita rutinitas masing-masing. Setelah puas bermanja-manja akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
Dion melihat Abian dan Dita keluar dari ruang bosnya. Ia menunduk memberikan hormat. Berkali - kali Dita menegur Dion agar tidak melakukannya akan tetapi Dion tetap melakukannya karena tidak enak hati.
"Yon nanti hasil rapat kamu taro di ruang aku aja ya." ucap Abian kepada Dion.
"Baik pak." ucap Dion sambil menunduk.
Abian dan Dita meninggalkan Dion sendirian di meja kerjanya. Dion menatap jam tangannya dan terpampang disana sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Tinggal satu jam lagi kita pulang." ucap Dion makin bersemangat mengerjakan pekerjaannya.
Selama bekerja di Arkarna Group, Dion memang berusaha keras agar bekerja dengan baik. Ia ingin menjaga nama baik Dita sebagai orang yang menerimanya dalam perusahaan itu.
...****************...
Feby Anastasia merasa heran dengan sikap Dion belakang ini kepadanya. Dion sudah tidak pernah lagi muncul dihadapannya. Bahkan Dion juga tidak pernah menemuinya seminggu ini.
Feby merasa ada yang kurang ketika Dion tidak muncul dalam keseharian darinya. Feby baru tau rasanya kehilangan bagaimana. Dia juga sadar bahwa ia selama ini telah mengabaikan perasaan Dion.
Feby sedang duduk di balkon kamarnya sambil memandang kejalan. Feby ragu untuk menghubungi Dion. Gengsinya yang tinggi membuat dia enggan untuk melakukanya.
"Telpon nggak ya?" tanya Feby pada dirinya sendiri.
"Nanti jika aku yang nelpon, dia bakalan besar kepala pula." ucap Feby pada dirinya sendiri juga.
"Tapi untuk seseorang yang butuh bukti, bukannya ini malah bagus." ucap Feby masih pada dirinya sendiri.
Feby memutuskan untuk menghubungi Dion. Namun seketika Feby kaget karena nomor laki - laki itu tampak sibuk. Feby terdiam sesaat memikirkan dengan siapa Dion bertelepon.
"Apa dia sudah ada yang lain?" tanya Feby pada dirinya sendiri.
"Apa dia sengaja melakukan agar dia puas karena aku dulu mengabaikannya." ucap Feby sedikit bersedih.
Tiba-tiba Feby mengambil kunci mobilnya. Berhubung ini mau malam Minggu, Feby memutuskan untuk mencari laki - laki itu. Feby mendapatkan kabar dari Dita bahwa Sabtu ini Dion masuk kantor karena ada rapat penting.
Feby memarkir mobilnya tidak jauh dari mobil Dion. Tiba - tiba hatinya menangis tercabik-cabik ketika melihat Dion keluar bersama dengan seorang gadis cantik.
Feby yang tidak terima lansuang turun dari mobilnya. Ia melangkahkan kakinya dengan kesal karena beraninya laki - laki itu berniat mau menyelingkuhi dirinya.
"Kamu." ucap Dion ketika melihat Feby di hadapannya dengan wajah yang marah dan kesal.
"Siapa dia?" tanya Feby dengan nada dingin.
"Dia Yana teman satu kantor." ucap Dion agak gelagapan.
" Cuma teman kah?" tanya Feby kepada Dion
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
ciehhh
2022-04-01
0
Elwi Chloe
lanjut
2022-02-19
1