Dion baru saja keluar dari tempat kerjanya. Dari semua sahabatnya memang Dion yang tergolong hidup kurang mampu. Dion berasal dari keluarga sederhana sedangkan yang lain berasal dari keluarga berada.
Dion anaknya juga rajin dan ulet. Ia tidak mau menggantungkan hidupnya kepada teman-temannya atau orang lain.
Dion terburu - buru kerumah Feby karena mengerjakan tugas kuliah. Dion berangkat menggunakan motor Scoopy warna coklat. Ia memarkir motor nya diparkiran rumah Feby. Ia melihat mobil Alan sudah disana tapi tidak melihat mobil Siska
Ada rasa cemburu ketika mengetahui bahwa Feby hanya berduaan dengan Alan. Tapi dengan cepat Dion mencoba untuk mengendalikan dirinya. Ia sadar akan posisi dirinya yang masih susah. Bahkan untuk bayar uang kuliah, ia harus bekerja.
Orang tua Dion hanya sekuriti sebuah PT. Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Dion mempunyai 2 orang adik yang masih SMA dan satu adik yang masih kelas 1 SMP.
"Maaf agak terlambat, Siska nggak datang?" tanya Dion kepada kedua temannya.
"Nggak bisa katanya, kenapa.dia sibuk nggak jelas ya Yon?" tanya Feby.
"Nggak tau juga by, kalian udah ngerjain?" tanya Dion.
"Belum, kami nungguin loh." jawab Alan tersenyum.
"Kenapa harus nungguin, kerjain kek biar ada yang dilansir." ucap Dion tampak lelah lansung meminum minuman yang ada didepannya.
"Eh itu minuman gua." ucap Feby kepada Dion.
"Sorry, gua kira itu untuk gua." ucap Dion pura - pura tidak tau bahwa yang diminumnya adalah punya Feby.
"Ah biasa kita juga main minum sana - sinipun." ucap Alan menengahi mereka berdua.
"Yok mulai aja yok." ucap Dion.
Mereka mulai mengerjakan tugas dengan serius. Feby kali ini juga tampak sibuk Karen grogi dengan Alan. Feby bingung ketika Dita dengan Siska tidak ada diantara mereka. Suasana mereka tampak agak canggung. Entah ini perasaan Feby saja atau bagaimana.
Tanpa terasa waktu magrib sudah masuk. Mereka menghentikan semua kegiatan. Alan dan Dion pamit untuk sholat magrib di mesjid di komplek perumahan Feby. Sedangkan Feby hanya sholat dirumah saja. Setelah sholat magrib mereka mengerjakan kembali pekerjaan mereka.
Mereka tidak menyadari mama Feby menghampiri mereka yang sedang asyik membuat tugas. Mama Feby tersenyum melihat putrinya bersama dua temannya nampak bersemangat mengerjakan tugas .
"Ayo makan dulu, makan udah terhidang." ajak mama Feby.
"Ya Tan." ujar Alan dan Dion serentak.
"Siska sama Dita mana?" tanya mama Feby.
"Dita udah nikah ma, sedangkan Siska nggak tau menghilang kemana, akhir - akhir ini nggak muncul - muncul." jawab Feby.
"Dita udah nikah? nah kamu kapan nikah by?" tanya mamanya sambil berjalan menuju meja makan.
"Kuliah aja belum selesai, masa harus nikah sih mah." ucap Feby kurang suka ketika mamanya bahas pernikahan.
Mereka makan malam dengan nikmat karena masakan mamanya Feby memang sedap sekali.Setelag makan mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda. Pukul 21.00 WIB mereka pulang kerumah masing-masing.
...****************...
Sebulan kemudian.
Bella nampak lelah sekali pulang dari tempat kuliah. Ia sudah selesai dengan magang tapi saat ini sibuk dengan skripsinya. Bella pusing dengan proposal skripsi yang sedang deadline. Semua perencanaan yang dia lakukan tampak berat. Apalagi dengan yang sakunya yang tipis karena menganti telpon genggam milik Alan.
"Ah kacau, semua berawal dari laki - laki menyebalkan itu." ucap Bella kesal ketika keluar dari kampusnya.
Bella nampak berjalan sendirian karena ia sengaja menghindar dari sahabatnya untuk menenangkan diri.
Bella masuk ke kafe tempat ia janjian dan laki - laki menyebalkan yaitu Kebetulan kafe tempat ini adalah tempat favoritnya juga. Karena kafe didesain memang cocok untuk kalangan anak muda. Ia ingin minum coklat dingin siang ini agar pikirannya agak tenang.
Ketika Bella menikmati coklat dinginnya, dia melihat dimeja yang tidak jauh dari tempat duduknya Alan dengan seseorang yang dikenalnya. Perempuan itu tidak lain adalah kakak iparnya yaitu Siska.
"Mereka kenal? ada hubungan apa ya?" jiwa kepo Bella muncul.
"Apa jangan-jangan mereka pacaran?" tanya
Bella sendiri.
"Atau teman kuliah?" tanyanya lagi pada diri sendiri.
"Gua kerjain ajalah tuh cowok, biar dendamku terbalaskan." ucap Bella tersenyum lalu mengeluarkan Hp dari tasnya.
Bela memfoto Siska dan Alan dengan diam - diam. Alan dan Siska tidak menyadari bahwa ada yang memfoto mereka. Bella lansung mengirimkan kepada Galuh. Ia ingin tau, apa yang akan terjadi berikutnya.
"Apakah bang Galuh akan cemburu lalu memukul laki - laki itu atau hanya membiarkan saja istrinya bersama pria lain?" tanya Bella dalam hatinya.
"Semoga bang Galuh cemburu, lalu meninju laki-laki itu, dengan begitu dendam gua terbalaskan." ucap Bella dengan senyum menyenangkan.
Bella tampak makin senang ketika tidak lama kemudian ia melihat Galuh datang ke kafe itu. Bella dengan segera menutup mukanya dengan pura - pura membaca buku yang ada di mejanya. Ia mengintip sedikit demi sedikit agar melihat secara lansung.
Bella nampak senyum karena ada kecemburuan Dimata abangnya. Tapi dia kecewa ketika Galuh hanya membawa Siska tanpa menyentuh Alan sedikitpun.
Ketika Galuh dan Siska pergi meninggalkan kafe tersebut. Bella juga pergi meninggalkan kafe tersebut setelah membayar tagihannya. Ia memang membawa mobil, jadi ia lansung pulang kerumahnya.
Bella lansung pulang kerumahnya tanpa singgah di manapun. Lalu tiba-tiba ia mendengar telpon genggam miliknya berdering. Bella memarkir mobilnya dipinggir jalan. Ia melihat ada panggilan masuk dari pacarnya Beni. Bella memang mempunyai pacar meskipun ia suka dengan Abian sebelumnya. Tapi Bella juga menyadari bahwa Abian tidak akan menerimanya karena sudah menganggapnya sebagai adik.
"Halo Ben." ucap Bella menyapa yang menelpon.
"Sayang lagi dimana? aku kangen loh." ucap Bella.
"Ini mau pulang, kenapa?" tanya Bella.
"ketemuan yuk, kangen loh." ucap Beni diseberang sana mencoba merayu Bella.
"Lain kali aja ya Ben, aku lagi banyak tugas." ucap Bella.
"Ah sok sibuk loh, nggak asik." ucap Beni membuat Bella tambah kesal.
"Terserah Lo deh, gua capek." ucap Bella ingin mematikan sambungan telepon.
"Eh tunggu, masa gitu aja ngambek sih." ucap Beni merayu lagi.
"Ya udah, aku mau pulang." ucap Bella.
"Hati - hati ya sayang." ucap Beni kepada Bella.
Bella melanjutkan perjalanan pulangnya dengan hati yang kurang bagus. Ia ingin cepat sampai rumah dengan cepat. Ia ingin merebahkan diri sejenak di kasur empuk miliknya.
Bella menancap mobilnya dengan agak kencang. Tanpa ia sadari, ia tidak melihat lampu yang menyala berwarna merah. Bella dengan cepat mengerem sebelum menabrak yang lainnya. Namun ia terlambat sudah, bagian depan mobilnya mencium bagian belakang mobil putih merek Honda jazz. Jantung Bella berdebat dengan kencang ketika mobilnya menabrak mobil yang berhenti didepannya.
"Mati gua, keluar uang lagi, apes banget" ucap Bella semakin pucat ketika melihat pemilik mobil turun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
memang bnr s ceroboh 😄
2022-03-31
0