BAB 11

Setelah lama berputar - putar tanpa arah, akhirnya mereka berhenti disebuah taman yang banyak didatangi oleh anak muda - mudi. Mereka duduk disebuah kursi sambil mengemil cemilan yang dibeli Alan tadi dijalan.

"Kenapa dari tadi diam aja?" tanya Alan memulai pembicaraan diantara mereka.

"Kamu juga diam, jadi aku mau ngapain?" ucap Bella.

"Setelah ini kita kemana?" tanya Alan.

"Terserah kamu mau bawa aku kemana." ucap Bella pasrah.

"Kenapa pasrah banget, nanti aku culik loh." ujar Alan tersenyum memandang gadis yang duduk disebelahnya sekilas lalu balik memandang kedepan lagi.

"Diculik abang - abang ganteng kayak gini pasrah aja deh, lagian rugi kamu culik aku loh, aku kan makannya banyak." ucap Bella tersenyum tidak mau kalah.

"Iya juga sih, bisa - bisa malah rugi aku." ucap Alan.

"Kamu punya pacar?" tanya Bella.

"Nggak, aku udah mau 4 tahun sendiri." jawab Alan.

"Kamu sendiri?" tanya Alan balik lalu dia melirik gadis disampingnya itu.

"Aku baru aja putus, waktu kita ketemu terakhir kali, aku udah pacaran sama dia 2 tahun, tapi pas anniversary tahun kedua, aku memergoki dia selingkuh dengan sahabat gua sendiri, dia kepergok lagi tidur berdua di apartemen pria itu. " Bella mulai bercerita. Entah kenapa Bella mau bercerita kepada Alan yang notabenenya baru dia kenal.

"Sebenarnya dulu keluarga aku nggak suka sama dia, papa bilang dia hanya jadikan aku ATM berjalan, tapi aku masih membela dia, gara - gara sering beliin dia barang kesukaan dia, papa memblokir semua fasilitas gua, papa hanya kasih uang pas-pasan." cerita Bella lagi.

"Ternyata dia nggak tulus sama gua, dia hanya memandang karena gua anak orang kaya." cerita Bella lagi.

Alan melirik kearah gadis yang bercerita tanpa memotong cerita tentang dirinya. Gadis itu nampak bercerita sambil memandang kedepan dengan senduh.

"Jika dia hanya memanfaatkan kamu, kenapa dia tidak mengejar kamu saat kamu menangkap dia selingkuh." ujar Alan.

"Katanya dia selingkuh sama sahabat ku karena aku membosankan dan sok suci, jujur aku nggak tau jika pacaran harus sampai begituan, aku selalu menolak dia ketika minta ciuman atau hal lainnya." ujar Bella agak menunduk.

"Menurut aku,jika dia sayang dia akan menjaga aku, selama ini dia nggak pernah protes tapi ternyata dia ada mainan dibelakang aku." lanjut Bella lagi.

"Laki-laki seperti itu tidak pantas kamu perjuangkan, dia hanya memikirkan nafsunya." ujar Alan melirik gadis itu dengan senyum.

"Ini cewek langkah, masih polos." ucap Alan dalam hatinya.

"Dia selalu bilang katanya pacaran kalau nggak ngapa-ngapain mana asik, bahkan katanya anak SMA aja pacaran nggak ngebosanin kaya gitu, emang benar kayak gitu?" tanya Bella kepada Alan.

"Nggak semua laki-laki berpikiran seperti dia." jawab Alan.

"Iya, aku percaya akan ada laki-laki yang akan menerima aku apa adanya." ujar Bella tersenyum lalu memandang Alan.

Alan memandang balik gadis yang memandangnya dengan senyum. Ketika mata mereka bertemu dada mereka sama-sama bergetar dengan hebat. Mereka dengan cepat memalingkan pandangannya dengan canggung.

"Kita kemana lagi?" tanya Alan memandang gadis itu lagi dengan sekilas.

"Kan tadi bilang terserah." jawab Bella.

"Benaran terserah nih?" tanya Alan kepada Bella.

"Ke kafe kamu aja gimana?" tanya Bella.

"Nggak bosan kamu apa, bukannya kamu hampir setiap hari kesana." ucap Alan.

"Tapi kan siang, malam belum pernah, tapi kok kamu tau?" tanya Bella.

"Aku sering melihat kamu di kafe, tapi hanya nggak terlalu memperhatikan." jawab Alan.

"Yok berangkat." ajak Bella reflek memegang tangan Alan sambil berdiri.

Tiba-tiba Bella tersadar dan lansung melepaskan tangan Alan. Alan tersenyum ketika melihat Bella melepaskan tangannya.

"Kenapa dilepas? pegang semalaman juga aku rela." ucap Alan menyodorkan tangannya kepada Bella.

"Enak aja, nggak ah." ucap Bella berjalan mendahului Alan dengan agak grogi.

Alan mengikuti langkah Bella sambil tersenyum. Alan mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Bella. Mereka berjalan beriringan menuju mobil.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju kafe xx. Alan melirik gadis sebelahnya yang diam saja memandang kejalan sebelah kirinya.

"Bel boleh tanya nggak?" tanya Alan memecahkan keheningan.

"Pria seperti apa kriteria kamu?" tanya Alan.

"Sepertinya kamu pernah tanya deh." ucap Bella melirik sebentar kepada lelaki sebelahnya.

"Maaf lupa." ucap Alan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sekarang nggak usah pakai kriteria - kriteria segala deh, yang penting SETIA." jawab Bella menekan kata setia.

"Aku setia loh." ucap Alan sambil tersenyum.

" Ih muji diri sendiri, apa yang membuktikan kamu setia?" tanya Bella tersenyum menatap Alan.

"Sama status jomblo aku aja aku setia, apalagi nanti dengan orang yang aku sayang." jawab Alan.

Jawaban Alan membuat membuat Bella tertawa terbahak-bahak. Dia memegang perutnya yang sakit karena tertawa berlebihan.

"Kenapa tertawa? emang lucu?" tanya Alan juga tertawa.

"Itu terpaksa bukan karena setia sama status JOMBLO kamu." ucap Bella menekan kata jomblo.

"Terpaksa apanya pula, banyak gadis yang ngerjar - ngejar aku loh, jangan salah." ucap Alan.

"Iya gua percaya." ucap Bella masih tertawa.

"Percaya tapi masih tertawa." ucap Alan pura - pura ngambek.

"Jangan ngambek, cup cup nanti kakak kasih permen." ucap Bella masih tertawa juga.

"Kakak? iya deh kakak cantik." ucap Alan.

"Kamu lahir tahun berapa sih?" tanya Bella.

Alan mengambil dompetnya disaku celananya lalu memberikan kepada Bella. Bella terdiam ketika Alan memberikan dompetnya kearahnya.

"Kenapa kasih dompet segala?" tanya Bella.

"Liat aja di KTP aku, ambil didalam dompetnya." ujar Alan masih menyodorkan dompetnya.

"Ih nggak usah, masa aku ambil di dompetmu, nggak sopan banget."ucap Bella menolak menerima dompet Alan.

"Nggak apa-apa, buka aja." sodor Alan lagi.

"Benaran nggak apa-apa?" tanya Bella bingung.

"Iya, lagian nggak mungkin kamu mencuri duit aku yang tidak seberapa itu jika kartu unlimited mu ada." ucap Alan tersenyum.

"Bukan gitu, ta.." ucap Bella terpotong.

"Ayo ambil, pegal nih." ucap Alan menyodorkan dengan paksa.

Bella mengambil dompetnya Alan dan membukanya. Alan tersenyum ketika Bella membuka dompetnya. Ia melihat wajah Bella berkerut ketika melihat KTPnya.

"Kenapa wajahmu jelek kaya gitu liat KTP aku?" tanya Alan penasaran.

" Umurmu dibawah aku ternyata 6 bulan, berati aku memang kakakmu." ucap Bella tertawa setelah itu.

"Masa?" tanya Alan tidak percaya.

"Iya." Bella mengambil KTP nya dari dalam tasnya. Ia memperlihatkan KTP dirinya kepada Alan. Alan hanya tersenyum melihatnya. Karena baginya wajar jika ada perbedaan umur diantara mereka karena mereka satu angkatan.

"Pokoknya panggil kakak." ucap Bella.

"Ogah, ayo turun." ajak Alan karena mereka sudah sampai di kafe Alan.Bella lansung menyusul Alan keluar dari mobil karena laki - laki itu lansung meninggalkan dia di mobil.

"Panggil kakak dek Alan." ujar Bella sambik mensejajarkan langkahnya dengan Alan.

"Dalam mimpimu." ucap Alan.

Bella terus tertawa mengejek Alan dengan umur mereka. Tiba-tiba Bella menyadari bahwa dia berada ditempat yang berbeda. Alan tidak membawanya ke kafe tempat biasa dia nongkrong.

"Kok nggak jadi ke kafe kamu lan?" tanya Bella.

"Ini juga kafe aku." jawab Alan terus melangkah.

"Tapi kenapa tidak ketempat biasa?" tanya Bella.

"Nanti jika ketemu Siska atau yang lain gimana? mereka sering nongkrong disana malam - malam jika gabut." jawab Alan.

"Kamu malu ketahuan mereka jalan sama aku?" tanya Bella agak kecewa.

Alan menghentikan langkahnya ketika mendengar nada kecewa Bella. Ia menatap wanita yang ada disebelah itu.

"Bukan kayak gitu, maksud aku.." jawab Alan terputus.

"Nggak usah dijawab." ucap Bella melangkahkan kakinya meninggalkan Alan.

"Salah lagi." gerutu Alan mengejar Bella yang sudah masuk kedalam kafe miliknya yang lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!