Setelah kejadian yang menimpa Tazkia dan kawan kawan, hari hari mereka lalui dengan tenang, meski Tazkia masih sering di ganggu oleh beberapa hantu hantu jail namun Tazkia sebisa mungkin berusaha untuk beradaptasi akan lingkungan barunya, karena mau tidak mau siap tidak siap bukankah takdir ini akan terus melekat dalam dirinya.
Tazkia lantas berjalan menyusuri lorong kampus dengan suasana hati yang ceria menuju ke arah kantin, sepertinya hal ini sudah menjadi ritual khusus bagi Tazkia n the geng sebelum jam mata kuliah di mulai.
" Wait wait wait tumben hanya ada kalian berdua, Adit kemana?" tanya Tazkia karena tidak melihat Aditya nimbrung di sana.
" Bentar lagi juga sampai Ki tenang aja." ucap Sinta.
Baru saja Kia mencari Aditya dari arah depan nampak Aditya tengah berlari menuju tempat duduk ketiga sahabatnya.
" Geis geis gue bawa kabar hot news." ucap Aditya sambil menyeruput es jeruk milik Sinta tanpa permisi.
" Ih dit jorok banget sih lo, itu kan punya gue." ucap Sinta dengan kesal.
" Bodoh amat gue haus." ucap Aditya dengan acuh.
" Dasar kampret lo." ucap Sinta dengan manyun.
" Emangnya kabar apaan?" tanya Prasetia.
" Good news or bad news?" tanya Aditya sambil menaik turunkan alisnya.
" Good dulu, setidaknya untuk multivitamin kabar buruk selanjutnya." ucap Tazkia memilih.
" Baiklah, kabar baiknya adalah." ucap Aditya sengaja memanjangkan kalimatnya kemudian menjeda nya agar semua penasaran.
" Apaan sih dit lama amat." ucap Sinta.
" Sabar dong, jadi gue menang kuisnya pak Waluyo dan gue dapat gift terbaik sepanjang kelasnya dia, keren kan?" ucap Aditya sambil tersenyum lebar.
Mendengar kabar tersebut mendadak suasana menjadi hening membuat Aditya lantas bertanya tanya apa yang sedang dilakukan oleh ketiga sahabatnya itu.
" Kok kalian diem sih." ucap Aditya bingung dan detik berikutnya suara gelak tawa pecah memenuhi kantin yang lantas membuat Aditya semakin bingung menatap ketiganya.
" Dengan IQ lo yang cetek itu, lo yakin menang kuis?" tanya Sinta sambil terus mentertawakan Aditya.
" Enak aja lo ngatain IQ gue rendah." ucap Aditya dengan kesal.
" Memangnya apa pertanyaannya dit?" tanya Tazkia sambil mengusap kedua sudut matanya yang telah basah karena tertawa.
" Jadi pak Waluyo tiba tiba kasih kuis di luar mata kuliah, dia bertanya jika terjadi gempa di suatu daerah dan hanya tersisa tiga orang yang belum di selamatkan, yang pertama tunangan mu, kedua nenek nenek yang sedang sakit parah dan membutuhkan penanganan segera, kemudian yang ketiga dokter yang di butuhkan untuk merawat korban yang sudah berjatuhan di posko, kebetulan kamu di tugaskan untuk menjemput mereka sedangkan kendaraan yang tersisa di sana hanya sepeda motor dan hanya muat untuk dua orang, mana yang akan kamu selamatkan terlebih dahulu?" ucap Aditya sambil tersenyum dengan lebar karena tahu bahwa ketiga temannya akan salah dalam menjawabnya.
" Pasti dokter, karena ia sedang di butuhkan untuk segera menangani korban gempa di posko." jawab Prasetia dengan yakin.
" Salah." ucap Aditya sambil tersenyum yang lantas membuat Prasetia langsung menggaruk kepalanya bingung jawaban apa sebenarnya dari pertanyaan ini.
" Kalau bukan dokter pasti nenek nenek yang sedang sakit." ucap Sinta ikut menebak juga.
" Tetap salah." ucap Aditya lagi.
" Lalu apa dong?" tanya Sinta lagi.
" Kalau menurut mu ki?" tanya Aditya.
" Aku tidak ingin menjawab karena ini adalah pertanyaan jebakan, sekeras apapun kalian berpikir dengan logika pasti jawaban dari pertanyaan itu di luar logika kalian, kalau tidak percaya tanya saja pada Aditya yang senyumnya sudah mengembang sedari tadi." ucap Kia dengan acuh kemudian meminum es jeruk pesanannya sedangkan Prasetia dan Sinta yang mendengar ucapan Tazkia lantas menatap Aditya dengan kesal.
" Memang apa jawaban lo dit?" tanya Sinta sambil menatap kesal.
" Hehe baiklah jadi jawaban gue tadi, motornya gue kasih ke dokter tersebut agar bisa membonceng nenek nenek yang sedang sakit dan sekaligus bisa menolong korban di posko, sedangkan gue duduk berduaan dengan tunangan gue, menunggu regu penyelamat selanjutnya datang, dan see ternyata jawaban gue bener gila gak sih." ucap Aditya dengan bangga sementara Prasetia dan Sinta hanya terbengong mendengar jawaban Aditya.
" Wah gila, IQ lo memang di atas rata rata." ucap Sinta sambil menggeleng geleng kepala.
" Jika itu good news nya, lalu apa bad news nya?" tanya Tazkia penasaran.
" Oke jadi kemarin bokap gue bilang bahwa polisi yang datang ke Villa Edelweis melaporkan bahwa ia menemukan jasad dengan ciri ciri seperti pak Burhan di dasar jurang, namun anehnya setelah laporan tersebut di terima, polisi itu tiba tiba lenyap menghilang bagai di telan bumi dan sampai sekarang belum di ketahui keberadaannya lagi." ucap Aditya dengan wajah yang serius.
Mendengar hal tersebut lantas membuat ketiganya terdiam dengan pikiran mereka masing masing.
" Sungguhan hilang?" tanya Sinta yang di balas anggukan oleh Aditya.
" Apa mereka yakin bahwa itu adalah jasad Burhan? bukankah kalian merasa ada yang janggal dari kematian Burhan?" ucap Prasetia ikut menanggapi.
" Aku juga merasakan hal tersebut." ucap Aditya.
" Ku rasa pak Burhan belum mati, dan tentang polisi itu kalian pasti sudah bisa menduganya." ucap Tazkia dengan santai.
" Apa? jangan bilang polisi itu menjadi koleksi manekin Burhan." ucap Aditya dengan tatapan percaya namun Tazkia hanya menanggapi tatapan Aditya dengan acuh tak acuh.
" Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Sinta.
" Tidak ada, biarkan saja itu menjadi misteri Villa Edelweis jika kalian ingin hidup tenang tinggal jauhi saja Villa itu karena Burhan pasti akan tetap mencari mangsanya." ucap Tazkia sambil memakan cemilan yang terletak di mejanya.
" Apa kita akan mengacuhkannya?" tanya Sinta lagi.
" Kalau lo mau ke sana lo aja, gue udah gak minat balik ke sana lagi ogah gue." ucap Aditya sambil bergidik ngeri.
" Terkadang ada baiknya kita berpura pura tidak tahu akan beberapa hal yang berbahaya, agar semua bisa berjalan semestinya." ucap Prasetia.
" Tapi." ucap Sinta namun di potong oleh Tazkia.
" It's ok Sin gak perlu tenanglah, sudah cukup pak Burhan memakan korban, jika kita ke sana lagi dan membawa tim penyelamat lain, maka sama saja kita memberikan umpan empuk untuknya, apa lo mau semakin banyak korban berjatuhan?" ucap Tazkia memberikan penjelasan.
" Tentu saja tidak." ucap Sinta dengan menggeleng cepat.
" Untuk itu sebaiknya kita diam saja dan berpura pura bahwa kita tidak mengetahui rahasia itu." ucap Prasetia.
" Yes, lupakan tentang Villa terkutuk itu saatnya bagi kita untuk menikmati keberhasilan kita bisa selamat dari sana." ucap Aditya dengan tersenyum lebar.
" Setuju." ucap Prasetia, Sinta, dan Tazkia secara bersamaan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Eny Agustina
Lah katanya mau di lenyapin tuh villa.. gimana sih?!?
2022-08-04
0
나의 햇살
kalau mau bakar vila nya kan bisa pakai helikopter biar gk banyak korban yg berjatuhan
2022-06-16
1
senja
ortu Kia gak jd dtg atau cari cara? kyk lost contact ya, ultah juga bomat
2022-04-14
1