Tazkia sampai di mansion tepat pukul 7 malam, sebenarnya tidak terlalu ada kelas untuk hari ini namun tadi Tazkia menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket belanja bulanan.
Tazkia memasuki mansion miliknya dengan perlahan sambil membawa barang belanjaan di tangannya.
"Tumben gelap, di mana mbok Ratmi ya?" ucap Tazkia ketika melihat keadaan rumahnya yang gelap gulita. "Mbok? mbok Ratmi Kia pulang, mbok Kia bawa belanjaan nih." teriak Tazkia sambil berjalan menuju dapur namun tidak kunjung menemukan keberadaan mbok Ratmi.
Baru saja Tazkia mengatakan hal tersebut, dari arah belakang tiba tiba saja muncul mbok Ratmi yang berjalan terburu buru menuju ke arah mini bar tanpa bersuara sedikitpun.
"Astaga mbok bikin kaget aja, mbok dari mana aja sih? Kia cariin juga dari tadi." ucap Tazkia kala melihat kedatangan mbok Ratmi.
Tidak ada tanggapan apapun yang keluar dari mulut mbok Ratmi membuat Tazkia menatap punggung mbok Ratmi dengan bingung.
"Ada apa dengan mbok Ratmi? ah udahlah mungkin dia lelah." ucap Tazkia dalam hati.
"Belanjaannya Kia taruh di meja ya mbok jangan lupa untuk memasukkannya ke dalam kulkas, Kia naik ke atas dulu ya mbok." ucap Tazkia sambil melangkah meninggalkan mbok Ratmi di sana.
Tanpa Tazkia sadari ketika dirinya berbalik badan dan melangkah pergi dari dapur, kepala mbok Ratmi tiba tiba saja berputar 360 derajat dengan posisi tubuh yang masih tetap sama seperti tadi, wajah mbok Ratmi terlihat tersenyum menyeringai dan menatap tajam ke arah Tazkia.
********
Keesokan harinya Tazkia sudah bersiap dengan pakaian yang simpel untuk berangkat menuju ke kampus. Tazkia perlahan menuruni anak tangga satu persatu dan langsung menuju ke arah dapur.
"Pagi mbok." sapa Tazkia kala melihat mbok Ratmi yang di balas senyuman oleh Ratmi.
Namun ketika sampai di sana Tazkia sedikit terkejut karena belanjaan yang kemarin ia beli masih tetap berada di tempat yang sama seperti semalam.
"Loh bukannya kemarin aku menyuruh mbok Ratmi memasukkannya ke kulkas?" ucap Tazkia dalam hati sambil menatap beberapa kantung kresek yang berisi belanjaannya. "Loh mbok ini kok masih belum di tata? bukannya kemarin saya mengatakan kepada mbok untuk segera memasukkannya ke dalam kulkas?" tanya Tazkia sambil menunjuk ke arah kantung plastik.
"Gimana sih non? mbok kan sudah mengirim pesan singkat, kalau si mbok pulang sebentar karena anak si mbok sakit." ucap mbok Ratmi dengan bingung.
" Ha?" ucap Tazkia terkejut.
Tazkia lantas langsung mengambil ponsel miliknya dan melihat pesan singkat tersebut.
"Oh Good, jika mbok Ratmi pamit pulang pukul 10 pagi dan baru pulang pagi ini, lalu siapa yang tadi malam aku ajak bicara?" ucap Tazkia dalam hati dengan bingung sambil mengingat ingat kejadian semalam.
**************
Tazkia memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, kemudian melangkah turun menuju kantin tempat tongkrongannya bersama ketiga sahabatnya.
"Woi Ki baru nyampe lo?" tanya Aditya ketika melihat kedatangan Tazkia.
"Iya, kalian sendiri udah dari tadi?" tanya Tazkia.
"Lumayan lah." jawab Sinta.
Tazkia mengambil kursi kosong di meja dengan lesu sambil memikirkan hal hal ganjil yang terus dialaminya beberapa hari ini.
"Ada apa?" tanya Prasetia sambil menatap Tazkia dengan penasaran.
"Ada beberapa kejadian aneh yang menimpa gue, dan ini di mulai ketika gue hampir menabrak kucing hitam kemarin." ucap Tazkia dengan wajah serius.
"Wah kena sial lo, siapa suruh nabrak kucing item, itu kan pamali." ucap Aditya yang memotong pembicaraan Tazkia.
"Woi kampret dengerin dulu napa main potong potong aja lo." ucap Pras sambil menoyor kepala Aditya karena memotong pembicaraan Tazkia.
Tazkia kemudian melanjutkan kembali ceritanya yang terpotong karena Aditya barusan, Tazkia menceritakan kronologi kejadian yang di alaminya sedetail mungkin mulai dari hampir menabrak kucing, pendengaran sekaligus penglihatan yang datang tiba tiba dan berubah menjadi kenyataan, juga kejadian tentang Ratmi semalam semua tak luput dari cerita Tazkia, karena kali ini Tazkia benar benar sudah teramat bingung akan penjelasan kejadian demi kejadian yang telah ia alami beberapa hari ini.
Ketiganya langsung terbengong mendengarkan cerita Tazkia, seakan akan mereka bertiga antara percaya dan tidak percaya namun bukti sudah ada di depan mata dan mereka sama sama menyaksikannya kemarin.
"Jangan jangan lo pernah nguping pembicaraan mereka kali? sedangkan untuk mbok Ratmi, mungkin saja mbok Ratmi balik lagi karena ada sesuatu yang ketinggalan di rumah lo." ucap Aditya asal namun langsung di balas gelengan kepala oleh Tazkia.
"Gue udah memastikannya sendiri, bahkan gue sampai mengecek rekaman CCTV malam itu, dan kalian tahu hasilnya? di layar komputer sama sekali gak ada mbok Ratmi, sedangkan yang bikin tambah aneh lagi gue dengan jelas jelas terlihat sedang berbicara dengan seseorang di layar itu, namun di depan gue kosong tidak ada siapapun yang terlihat di sana kecuali gue." ucap Tazkia yang semakin membuat ketiganya berpikir keras.
"Halu kali lo." ucap Aditya.
"Adit." ucap Tazkia sambil memutar bola matanya malas.
"Ya kali ada......" ucap Aditya namun kepotong karena tiba tiba ada yang memanggil Tazkia.
Dari arah samping terlihat Ria setengah berlari memanggil nama Tazkia, sehingga menghentikan pembicaraan keempatnya.
"Kak makasih banyak ya kak, berkat kakak aku masih bisa bertemu ibu untuk terakhir kalinya, aku gak tahu lagi jika waktu itu kakak gak nyuruh aku pergi ke rumah sakit mungkin aku gak akan sempet ketemu ibu di saat saat terakhirnya." ucap Ria dengan mata yang sudah basah sambil memeluk Tazkia dengan erat.
Mendengar ucapan Ria barusan lantas membuat ketiga sahabatnya saling berpandangan satu sama lain, dengan mulut yang menganga lebar seakan membenarkan apa yang telah menimpa Tazkia kemarin.
"Tazkia bukan hanya sekedar halu Dit!" ucap Sinta yang masih terperangah tak percaya menatap ke arah keduanya.
"Lo bener, sepertinya gue yang halu." ucap Aditya datar namun dengan mata yang masih fokus menatap ke arah keduanya.
Mendengar ucapan Aditya sontak malah membuat Sinta dan juga Prasetia menoleh ke arahnya, bagaimana mungkin di saat seperti ini Aditya masih sempat sempatnya melawak, hingga tanpa sadar Prasetia dengan spontan mengusap wajah Aditya yang lantas membuat tawa Sinta terdengar tertahan kala melihat kelakuan absurd keduanya.
"Udah gue jampi jampi tangan gue barusan, gimana masih belum sadar?" ucap Prasetia sambil menahan senyum di bibirnya.
"Sue lo!" ucap Aditya dengan kesal.
Sedangkan Tazkia hanya bisa terdiam kaku menerima pelukan Ria yang tiba tiba, sambil menangis sesenggukan mencurahkan perasaan yang ada di dalam hatinya.
"Tenanglah, setidaknya kamu masih bisa melihat wajah ibu mu untuk yang terakhir kalinya bukan?" ucap Tazkia mencoba menenangkan sambil menepuk tepuk pelan bahu Ria memberinya kenyamanan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Eny Agustina
Aaaaaaaa....setaaaannnn.....!!!!
2022-07-21
0
senja
ini mmg mau pakai kalimat campur baku gak baku, kah?
2022-04-14
0