Ketika Tazkia dan Sinta sedang berlari keluar Villa mencari tempat teraman, kini hanya tersisa Prasetia dan Aditya yang tetap berada di dalam Villa pada tempat persembunyiannya.
" Mama maafkan Aditya, Aditya janji akan menjadi anak yang lebih berbakti, selamatkan aku kali ini aku mohon." ucap Aditya sambil terus bersembunyi di area dapur tepat di bawah mini bar.
Pria bertudung yang membawa kapak lantas berjalan mendekat ke arah dapur kemudian mulai bersiul sambil menyeret kapak miliknya.
" Keluarlah dengan sukarela, sebelum aku yang menemukan kalian." ucap pria bertudung tersebut sambil terus melangkahkan kakinya menyusuri area dapur.
" Oh astaga, kenapa dia harus ke sini sih pergi sana jauh jauh hush hush." ucap Aditya kala mendengar suara siulan pria tersebut semakin mendekat ke arahnya.
" Aduh si Adit oon itu bukannya lari malah hanya diem saja di situ." ucap Prasetia dalam hati yang melihat pria tersebut semakin mendekat ke arah Aditya.
Baru saja jantung Aditya di tabuh dengan keras karena suara siulan yang semakin mendekat, mendadak hilang dan lenyap begitu saja sampai tiba tiba entah sejak kapan sebuah kapak melayang dan menancap tepat di atas mini bar yang membuat Prasetia dan Aditya terkejut melihatnya.
" Astaga mama anakmu hampir mati." teriak Aditya kala berhasil lolos dari kapak yang melayang barusan.
" Mungkin barusan kamu lolos tapi tidak kali ini." ucap pria tersebut sambil mencoba menarik kapaknya yang menancap di atas mini bar.
Aditya yang melihat pria tersebut lengah dan tengah berusaha melepaskan kapaknya, Aditya lantas langsung merosot melewati celah di antara ke dua kaki si pria bertudung tersebut untuk meloloskan diri.
Prasetia yang melihat kelakuan absurd Aditya lantas geleng geleng kepala.
" Bener bener gila tuh anak, masih sempet sempet nya ngelawak di saat genting seperti ini,memang bocah edan." ucap Prasetia dengan lirih sambil menatap ke arah Aditya yang berhasil lari dari kejaran pria tersebut.
Pria bertudung yang merasa kecolongan lantas langsung berbalik dan mengejar Aditya kala kapaknya sudah berhasil ia lepaskan.
Prasetia lantas menatap kepergian pria bertudung tersebut yang tengah mengejar Aditya, setelah memastikan ia benar benar pergi Prasetia barulah bisa bernafas dengan lega.
" Huft untung saja, aku harus cari cara agar semua bisa pulang dengan selamat." ucap Prasetia sambil menatap ke arah perginya pria bertudung tadi.
Ketika hendak melangkah untuk mencari sesuatu yang akan ia pakai sebagai alat melawan pria bertudung tersebut, tiba tiba saja lehernya di kunci oleh sebuah tangan berbalut jaket hitam yang membuatnya tidak bisa bergerak.
" Kamu pikir semua sudah berakhir? tentu saja tidak." ucap pria bertudung satunya.
" Sialan jadi dia benar benar ada dua?" ucap Prasetia dalam hati.
Prasetia lantas berusaha melepaskan diri dari pria tersebut namun gagal, tak putus asa Prasetia lantas menyikut perut pria tersebut dengan keras hingga kuncian tangan pria itu melonggar dan Prasetia dapat meloloskan diri.
Setelah terlepas dari pria bertudung tersebut Prasetia lantas menendang pria tersebut dengan cukup keras hingga ia terhuyung dan jatuh ke lantai.
Prasetia yang mengira ia berhasil melumpuhkan lawannya lantas langsung bergegas pergi dengan rasa bangga, namun sayangnya Prasetia keliru tangan pria itu lantas berusaha untuk menggapai vas bunga kecil yang ada di meja kemudian melemparnya tepat mengenai kepala Prasetia.
Prasetia yang tidak tahu serangan mendadak tersebut lantas langsung terhuyung dan jatuh ke lantai, telinganya berdengung dengan hebat kala ia tersungkur, pandangannya seketika memburam namun Prasetia sebisa mungkin untuk berusaha agar tetap sadar.
Prasetia menggelengkan kepala berkali kali berharap pandangannya akan kembali normal, Prasetia kemudian lantas memegang kepalanya yang berdenyut dan merasakan seperti ada cairan basah di kepalanya, Prasetia kemudian perlahan melihat tangannya dan nampak noda darah di sana, Prasetia tertegun sesaat kala melihat darah tersebut di tangannya, yang itu artinya kepalanya pasti bocor terkena lemparan benda tadi.
" Aku tidak boleh mati di sini, masih banyak hal yang harus aku kerjakan." ucap Prasetia dalam hati sambil memandangi tangannya.
" Sudah selesai, hentikan saja dan jangan melawan kamu pasti bahagia akan menjadi koleksi manekin ku yang paling tampan, tenang saja kamu akan aku taruh di barisan paling depan, bagaimana? bukankah itu penawaran yang bagus?" ucap pria tersebut sambil tertawa dengan kencang menatap Prasetia yang sudah terkapar di bawah karena lemparan vas tadi.
Brukkkkk
Tiba tiba saja pria bertudung tersebut terjatuh dan tidak bergerak yang membuat Prasetia mengerutkan kening bingung dengan pandangan yang masih sedikit kabur.
" Ya elah malah diam aja lagi nih anak, ayo lari buruan." ucap Aditya yang lantas langsung menarik tangan Prasetia untuk bangkit dan lari.
Prasetia hanya diam dan mengikuti langkah Aditya yang menarik tangannya.
Keduanya lantas berlari dan terus berlari memasuki hutan untuk mencari tempat teraman, saat di rasa keduanya sudah berlari cukup jauh Aditya lantas menghentikan langkahnya dan melepaskan tangannya dari Prasetia.
" Pras kenapa lo tadi diem aja sih? harusnya lo lari bukan pasrah seperti itu." ucap Aditya menatap ke arah Prasetia yang hanya diam saja karena menahan nyeri di bagian kepalanya.
Aditya yang melihat Prasetia tidak merespon lantas menatapnya secara keseluruhan dan tatapannya berhenti pada tangan Prasetia yang penuh dengan noda darah yang telah mengering.
" Astaga Pras, are you ok?" ucap Aditya sambil melihat seluruh tubuh Prasetia.
Aditya kemudian lantas mengecek kepala Prasetia yang nampak seperti ada cairan berwarna merah di rambutnya.
" Astaga darah, kepala Prasetia bocor bagaimana ini?" ucap Aditya dalam hati yang menyadari Prasetia sedang tidak baik baik saja.
" Its ok kawan hanya tergores sedikit, lo akan baik baik saja." ucap Aditya mencoba menenangkan Prasetia dan juga dirinya sendiri bahwa semua akan baik baik saja.
" Tapi kepalaku, apa kau yakin dit?" tanya Prasetia seperti tidak percaya akan kata kata Aditya.
" Iya tentu untuk saat ini cobalah percaya padaku, come on Pras lo gak akan mati hanya karena luka seperti itu." ucap Aditya sambil tertawa receh.
" Mungkin, semoga saja Prasetia bisa bertahan." ucap Aditya dalam hati sambil masih tertawa garing berharap dapat menghibur Prasetia.
" Sialan lo." ucap Prasetia dengan kesal.
" Kalau begitu ayo kita lanjut berlari dan mencari Sinta serta Kia, sebelum kita terkejar oleh duo kampret itu." ucap Aditya lagi.
" Baiklah ayo." ucap Prasetia juga.
Keduanya kemudian lantas berlari menyusuri hutan di tengah gelapnya malam, rasa takut akan suasana malam dan hantu tidak lagi di gubris keduanya, yang ada sekarang hanyalah rasa yang kuat untuk bisa lepas dari jeratan pria bertudung tersebut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments