Mansion milik Prasetia
Setelah melewati perjalanan yang menguras tenaga dan juga pikiran pada akhirnya Prasetia, Aditya, Sinta dan juga Tazkia sampai di mansion milik Prasetia.
Aditya kemudian meletakkan Tazkia ke ranjang secara perlahan dan menelpon dokter untuk mengobati luka luka mereka.
Setelah beberapa jam Tazkia pingsan akhirnya perlahan mata Tazkia mulai terbuka dan membuat ketiga sahabatnya lantas bernafas lega melihat Tazkia sadar.
Tazkia lantas kemudian perlahan bangun lalu bersandar sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut dan pusing.
" Kia lo sadar?" tanya Sinta dengan antusias.
" Gue kira lo sedang cosplay jadi snow white nunggu di cium pangeran dulu baru bangun." ucap Aditya dengan nada menyindir.
" ADIT!" teriak Prasetia dan Sinta secara bersamaan.
" Oke oke santai bercanda doang." ucap Aditya dengan cengengesan.
Tazkia hanya menatap wajah ketiga sahabatnya satu persatu tanpa menanggapi ucapan Aditya, sampai beberapa detik kemudian barulah Tazkia tersadar bahwa ini bukanlah di Villa.
" Kita udah pulang?" ucap Tazkia yang lantas langsung menghentikan kericuhan yang terjadi diantara ketiganya.
Ketiganya lantas saling pandang kemudian menatap ke arah Tazkia.
" Ya iya lah bahkan kita sudah pulang dari tadi pagi, ini nih kalau kebanyakan tidur mangkanya gak tau apa apa butuh perjuangan tahu ngangkat tubuh lo yang kayak seringan kapas itu, ternyata berat banget tahu gak? encok punggung gue nih." ucap Aditya meluapkan keluh kesahnya.
" Lebai lo gue juga ikut gantian gendong biasa aja tuh." ucap Prasetia membantah ucapan Aditya.
" Jadi yang bener ringan atau berat nih gue?" tanya Tazkia dengan bingung.
" Ringan/Berat. " ucap Prasetia dan Aditya secara bersamaan membuat Tazkia dan Sinta lantas saling pandang akan tingkah keduanya.
" Ha?" ucap Tazkia dengan bingung.
Melihat Tazkia yang sedang bingung Prasetia lantas menutup mulut Aditya dengan tangannya kemudian mulai berbicara.
" Gak kok Ki masih aman, santai aja gak usah dengerin Adit." ucap Prasetia masih sambil membekap mulut Aditya.
" Oh syukurlah berarti gue gak perlu diet lagi hehehe." ucap Tazkia.
Aditya yang dibekap mulutnya oleh Prasetia lantas langsung mendorong tangan Prasetia untuk minggir.
" Sue lo bau banget tangan lo, habis ngapain sih." ucap Aditya sambil mengusap mulutnya berkali kali.
" Oh iya, sorry gue habis boker tadi mangkanya ada bau smriwing smriwingnya." ucap Prasetia dengan santai.
Aditya yang mendengar hal itu lantas langsung menatap tajam ke arah Prasetia sambil mual membayangkan sesuatu.
" Anjir lo jorok banget sih? najis gue." ucap Aditya yang lantas mengambil tisu basah kemudian mulai membersihkan bagian mulut serta wajahnya takut terkontaminasi.
Gelak tawa lantas pecah memenuhi ruangan tersebut kala melihat tingkah Aditya yang absurd karena kelakuan jail Prasetia.
**********
Suasana di ruang keluarga mansion milik Prasetia.
Keempatnya tampak berkumpul ingin membahas tentang Villa Edelweis, meski pun mereka berhasil lolos namun tentu saja segala hal yang ada di sana membuat mereka penasaran.
" Jadi selama gue pingsan gue seperti di tarik pada masa lalu antara Ferdi, Fredi, dan juga pak Burhan, lo masih ingat gak Sin? ketika pak Burhan menceritakan kisahnya bersama kedua anak kembarnya?" ucap Tazkia memulai ceritanya.
" Ya.memangnya ada apa?" tanya Sinta penasaran.
" Itu semua salah dan hanyalah bualan si Burhan saja." ucap Tazkia.
" Maksud lo dalang dari semuanya adalah Burhan gitu?" tanya Aditya.
" Yap, dulu sebelum Villa Edelweis di bangun terdapat satu desa dengan penduduk yang tidak terlalu padat dan pak Burhan adalah salah satu warga di desa tersebut, kehidupan mereka berjalan normal sampai kemudian pak Burhan yang berprofesi menjadi pembuat manekin mulai melenceng dari profesinya, entah dapat bisikan dari mana pak Burhan mulai tertarik dengan manekin yang terbuat dari tubuh manusia asli, hingga setiap bulan pak Burhan mulai menculik satu persatu warga yang tinggal di sana untuk di jadikan manekin." ucap Tazkia namun terhenti sejenak karena Tazkia meneguk segelas air lemon yang terletak di atas meja.
" Terus terus ki." ucap Aditya tidak sabar.
" Karena warga desa yang mulai resah dan ketakutan pada akhirnya mereka satu persatu mulai meninggalkan desa dan ikut merantau bersama anak anak mereka, pak Burhan yang mengetahui hal itu lantas menjadi kesetanan namun tidak tahu harus di lampiaskan pada siapa, hingga kemudian pak Burhan lantas berniat membunuh istrinya untuk menjadi pelengkap dari koleksi manekin manusia miliknya. Awalnya pak Burhan hanya berniat untuk menghabisi nyawa istrinya saja, namun naasnya Fredi melihat segala perbuatannya dan langsung memukul pak Burhan dengan palu, pak Burhan yang tidak terima dengan apa yang di lakukan anaknya lantas membalas, hingga terjadilah duel antara pak Burhan dan juga Fredi, cukup lama mereka berduel sampai kemudian Fredi meregang nyawa ketika di pukul sebanyak tiga kali menggunakan palu tepat di area kepalanya oleh pak Burhan sedangkan jasadnya ia jadikan dalam daftar koleksinya. Sejak saat itu pak Burhan terus mencari korban, hingga Villa di bangun ia berpura pura untuk bekerja menjadi tukang kebun dan menculik siapapun yang tengah menginap di Villa tersebut." ucap Tazkia panjang kali lebar menjelaskan segalanya.
" Wih gila tuh Burhan dasar Wiro sableng, dia pikir manusia itu boneka barbie apa, main comot dan bunuh begitu saja." ucap Aditya sambil menggeleng geleng kan kepalanya.
" Agak ngeri juga ya." ucap Sinta.
" Btw lo bisa lancar dan akurat gitu ya ceritanya, pantas saja tidur lo lama kayak kebo, ternyata bukan karena luka lo yang seuprit itu, ternyata karena lo yang lagi jalan jalan ke sana." ucap Aditya lagi merasa takjub dengan kelebihan yang di miliki oleh Tazkia.
" Tapi nih ya, kalau Fredi sudah tewas di bunuh oleh pak Burhan, lalu kenapa pria bertudung yang mengejar kita ada 2?" ucap Prasetia dengan bingung.
" Kita selama ini salah sangka, wajah di balik pria bertudung tersebut adalah pak Burhan dan Ferdi." ucap Kia.
" Lalu? bukannya di penglihatan lo sebelumnya Ferdi dan Fredi tengah membunuh orang ki?" ucap Sinta lagi.
" Ya kau benar, namun kenyataannya Fredi selalu saja menentang tentang apa yang di kerjakan oleh pak Burhan dan juga Ferdi, hingga pada saat Ferdi berhasil membawa seorang lelaki yang dibunuhnya untuk di jadikan manekin, Fredi lantas marah kemudian melempar kapak untuk melampiaskan amarahnya. So dapat di tarik kesimpulan dalang dari segalanya adalah pak Burhan dan Ferdi." ucap Tazkia lagi menanggapi pertanyaan Sinta yang di balas dengan anggukan oleh ketiga sahabatnya tanda mengerti.
" Apa kalian sudah menelpon polisi dan mengatakan segalanya?" tanya Tazkia lagi.
" Sudah, mereka bilang laporan kita sedang di proses untuk sementara ini dan mereka berjanji akan segera menindak lanjuti laporan kita." ucap Prasetia.
" Baguslah kalau begitu, aku berharap semua sudah berakhir sekarang." ucap Tazkia sambil menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
senja
jd tadi yg lempar kunci siapa?
2022-04-14
1