End ~ Villa Edelweis #15

Mansion milik Prasetia

Setelah melewati perjalanan yang menguras tenaga dan juga pikiran pada akhirnya Prasetia, Aditya, Sinta dan juga Tazkia sampai di mansion milik Prasetia.

Aditya kemudian meletakkan Tazkia ke ranjang secara perlahan dan menelpon dokter untuk mengobati luka luka mereka.

Setelah beberapa jam Tazkia pingsan akhirnya perlahan mata Tazkia mulai terbuka dan membuat ketiga sahabatnya lantas bernafas lega melihat Tazkia sadar.

Tazkia lantas kemudian perlahan bangun lalu bersandar sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut dan pusing.

" Kia lo sadar?" tanya Sinta dengan antusias.

" Gue kira lo sedang cosplay jadi snow white nunggu di cium pangeran dulu baru bangun." ucap Aditya dengan nada menyindir.

" ADIT!" teriak Prasetia dan Sinta secara bersamaan.

" Oke oke santai bercanda doang." ucap Aditya dengan cengengesan.

Tazkia hanya menatap wajah ketiga sahabatnya satu persatu tanpa menanggapi ucapan Aditya, sampai beberapa detik kemudian barulah Tazkia tersadar bahwa ini bukanlah di Villa.

" Kita udah pulang?" ucap Tazkia yang lantas langsung menghentikan kericuhan yang terjadi diantara ketiganya.

Ketiganya lantas saling pandang kemudian menatap ke arah Tazkia.

" Ya iya lah bahkan kita sudah pulang dari tadi pagi, ini nih kalau kebanyakan tidur mangkanya gak tau apa apa butuh perjuangan tahu ngangkat tubuh lo yang kayak seringan kapas itu, ternyata berat banget tahu gak? encok punggung gue nih." ucap Aditya meluapkan keluh kesahnya.

" Lebai lo gue juga ikut gantian gendong biasa aja tuh." ucap Prasetia membantah ucapan Aditya.

" Jadi yang bener ringan atau berat nih gue?" tanya Tazkia dengan bingung.

" Ringan/Berat. " ucap Prasetia dan Aditya secara bersamaan membuat Tazkia dan Sinta lantas saling pandang akan tingkah keduanya.

" Ha?" ucap Tazkia dengan bingung.

Melihat Tazkia yang sedang bingung Prasetia lantas menutup mulut Aditya dengan tangannya kemudian mulai berbicara.

" Gak kok Ki masih aman, santai aja gak usah dengerin Adit." ucap Prasetia masih sambil membekap mulut Aditya.

" Oh syukurlah berarti gue gak perlu diet lagi hehehe." ucap Tazkia.

Aditya yang dibekap mulutnya oleh Prasetia lantas langsung mendorong tangan Prasetia untuk minggir.

" Sue lo bau banget tangan lo, habis ngapain sih." ucap Aditya sambil mengusap mulutnya berkali kali.

" Oh iya, sorry gue habis boker tadi mangkanya ada bau smriwing smriwingnya." ucap Prasetia dengan santai.

Aditya yang mendengar hal itu lantas langsung menatap tajam ke arah Prasetia sambil mual membayangkan sesuatu.

" Anjir lo jorok banget sih? najis gue." ucap Aditya yang lantas mengambil tisu basah kemudian mulai membersihkan bagian mulut serta wajahnya takut terkontaminasi.

Gelak tawa lantas pecah memenuhi ruangan tersebut kala melihat tingkah Aditya yang absurd karena kelakuan jail Prasetia.

**********

Suasana di ruang keluarga mansion milik Prasetia.

Keempatnya tampak berkumpul ingin membahas tentang Villa Edelweis, meski pun mereka berhasil lolos namun tentu saja segala hal yang ada di sana membuat mereka penasaran.

" Jadi selama gue pingsan gue seperti di tarik pada masa lalu antara Ferdi, Fredi, dan juga pak Burhan, lo masih ingat gak Sin? ketika pak Burhan menceritakan kisahnya bersama kedua anak kembarnya?" ucap Tazkia memulai ceritanya.

" Ya.memangnya ada apa?" tanya Sinta penasaran.

" Itu semua salah dan hanyalah bualan si Burhan saja." ucap Tazkia.

" Maksud lo dalang dari semuanya adalah Burhan gitu?" tanya Aditya.

" Yap, dulu sebelum Villa Edelweis di bangun terdapat satu desa dengan penduduk yang tidak terlalu padat dan pak Burhan adalah salah satu warga di desa tersebut, kehidupan mereka berjalan normal sampai kemudian pak Burhan yang berprofesi menjadi pembuat manekin mulai melenceng dari profesinya, entah dapat bisikan dari mana pak Burhan mulai tertarik dengan manekin yang terbuat dari tubuh manusia asli, hingga setiap bulan pak Burhan mulai menculik satu persatu warga yang tinggal di sana untuk di jadikan manekin." ucap Tazkia namun terhenti sejenak karena Tazkia meneguk segelas air lemon yang terletak di atas meja.

" Terus terus ki." ucap Aditya tidak sabar.

" Karena warga desa yang mulai resah dan ketakutan pada akhirnya mereka satu persatu mulai meninggalkan desa dan ikut merantau bersama anak anak mereka, pak Burhan yang mengetahui hal itu lantas menjadi kesetanan namun tidak tahu harus di lampiaskan pada siapa, hingga kemudian pak Burhan lantas berniat membunuh istrinya untuk menjadi pelengkap dari koleksi manekin manusia miliknya. Awalnya pak Burhan hanya berniat untuk menghabisi nyawa istrinya saja, namun naasnya Fredi melihat segala perbuatannya dan langsung memukul pak Burhan dengan palu, pak Burhan yang tidak terima dengan apa yang di lakukan anaknya lantas membalas, hingga terjadilah duel antara pak Burhan dan juga Fredi, cukup lama mereka berduel sampai kemudian Fredi meregang nyawa ketika di pukul sebanyak tiga kali menggunakan palu tepat di area kepalanya oleh pak Burhan sedangkan jasadnya ia jadikan dalam daftar koleksinya. Sejak saat itu pak Burhan terus mencari korban, hingga Villa di bangun ia berpura pura untuk bekerja menjadi tukang kebun dan menculik siapapun yang tengah menginap di Villa tersebut." ucap Tazkia panjang kali lebar menjelaskan segalanya.

" Wih gila tuh Burhan dasar Wiro sableng, dia pikir manusia itu boneka barbie apa, main comot dan bunuh begitu saja." ucap Aditya sambil menggeleng geleng kan kepalanya.

" Agak ngeri juga ya." ucap Sinta.

" Btw lo bisa lancar dan akurat gitu ya ceritanya, pantas saja tidur lo lama kayak kebo, ternyata bukan karena luka lo yang seuprit itu, ternyata karena lo yang lagi jalan jalan ke sana." ucap Aditya lagi merasa takjub dengan kelebihan yang di miliki oleh Tazkia.

" Tapi nih ya, kalau Fredi sudah tewas di bunuh oleh pak Burhan, lalu kenapa pria bertudung yang mengejar kita ada 2?" ucap Prasetia dengan bingung.

" Kita selama ini salah sangka, wajah di balik pria bertudung tersebut adalah pak Burhan dan Ferdi." ucap Kia.

" Lalu? bukannya di penglihatan lo sebelumnya Ferdi dan Fredi tengah membunuh orang ki?" ucap Sinta lagi.

" Ya kau benar, namun kenyataannya Fredi selalu saja menentang tentang apa yang di kerjakan oleh pak Burhan dan juga Ferdi, hingga pada saat Ferdi berhasil membawa seorang lelaki yang dibunuhnya untuk di jadikan manekin, Fredi lantas marah kemudian melempar kapak untuk melampiaskan amarahnya. So dapat di tarik kesimpulan dalang dari segalanya adalah pak Burhan dan Ferdi." ucap Tazkia lagi menanggapi pertanyaan Sinta yang di balas dengan anggukan oleh ketiga sahabatnya tanda mengerti.

" Apa kalian sudah menelpon polisi dan mengatakan segalanya?" tanya Tazkia lagi.

" Sudah, mereka bilang laporan kita sedang di proses untuk sementara ini dan mereka berjanji akan segera menindak lanjuti laporan kita." ucap Prasetia.

" Baguslah kalau begitu, aku berharap semua sudah berakhir sekarang." ucap Tazkia sambil menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.

Bersambung

Terpopuler

Comments

senja

senja

jd tadi yg lempar kunci siapa?

2022-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Apa yang terjadi denganku?
2 Penglihatan yang datang tiba tiba
3 Jika bukan mbok Ratmi lalu dia siapa?
4 Apakah takdir masih bisa di rubah? Villa Edelweis #1
5 Manekin manusia ~Villa Edelweis #2
6 Jika dia Kia lalu dia siapa? ~ Villa Edelweis #3
7 Mereka bukan manusia ~ Villa Edelweis #4
8 Ada apa dengan Sinta? ~ Villa Edelweis #5
9 Lelaki bertudung hitam ~ Villa Edelweis #6
10 Aku tidak ingin mati ~ Villa Edelweis #7
11 Mencari jalan kembali ke Villa ~ Villa Edelweis #8
12 Mereka kembar? ~ Villa Edelweis #9
13 Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10
14 Ku mohon lepaskan aku~ Villa Edelweis #11
15 Tenanglah semua akan baik baik saja ~ Villa Edelweis #12
16 Mulutmu itu benar benar biadab ~ Villa Edelweis #13
17 Kita pulang gais... ~ Villa Edelweis #14
18 End ~ Villa Edelweis #15
19 Good news or bad news?
20 Ada yang berbeda dari gadis di lukisan itu ~ Lukisan berdarah #1
21 Teman mu dalam bahaya ~ Lukisan berdarah #2
22 Cekikan itu nyata? ~ Lukisan berdarah #3
23 Luka lebam di leher ~ Lukisan berdarah#4
24 Makhluk halus itu menyukai Aditya? ~ Lukisan berdarah #5
25 Lukisan itu hilang? ~ Lukisan berdarah #6
26 Semoga tidak terjadi hal buruk pada mereka ~ Lukisan berdarah #7
27 Ada yang tidak beres dengan pak Waluyo ~ Lukisan berdarah #8
28 Kamu harus ikut denganku ~ Lukisan berdarah #9
29 Lentera penunjuk jalan ~ Lukisan berdarah#10
30 Sesuatu yang menjijikkan ~ Lukisan berdarah #11
31 Kita harus membawa pak Waluyo juga ~ Lukisan berdarah #12
32 Apakah ini wajar menurutmu?~ Lukisan berdarah #13
33 Mimpi apaan ini? ~ Lukisan berdarah #14
34 Sebuah keajaiban ~ Lukisan berdarah #15
35 Kamu berhasil membawa Aditya pulang ~ Lukisan berdarah #16
36 Kalian harus segera membakar lukisan itu~Lukisan berdarah #17
37 Kita berhasil (end)~ Lukisan berdarah #18
38 Liontin kompas yang unik
39 Senyuman itu hanya sebuah kepalsuan?
40 Hubungan yang penuh kepalsuan
41 Konsekuensi dari perbuatannya
42 Menjadi pusat perhatian
43 Memutar kembali waktu
44 Kembali lagi!
45 Time traveler!
46 Perbedaan antara indigo dan indra keenam
47 Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?
48 24 kali putaran
49 Tidak bisa mengubah takdir
50 Mencari bukti
51 Aku sudah mengikhlaskan mama pergi
52 Ucapan terima kasih
53 Tugas dari pak Reno
54 Suka menyendiri
55 Beberapa hal yang harus kalian patuhi
56 Perjalanan yang memakan waktu lama ~ Desa tanjung tari #1
57 Suara misterius yang terdengar ~ Desa tanjung tari #2
58 Selamat datang di Desa Tanjung Tari ~ Desa tanjung tari #3
59 Ada yang aneh dengan perjalanan kita ~ Desa tanjung tari #4
60 Seruan malam hari ~ Desa tanjung tari #5
61 Suara gamelan itu sungguhan? ~ Desa tanjung tari #6
62 Sudah terlalu jauh untuk berhenti ~ Desa tanjung tari #7
63 Tas branded berisi segepok uang ~ Desa tanjung tari #8
64 Kematian yang tragis ~ Desa tanjung sari #9
65 Predestination Paradox ~ Desa tanjung tari #10
66 Apa yang mau kau perbaiki? ~Desa tanjung tari #11
67 Kenyataan pahit yang terkuak dari masa lalu~ Desa tanjung tari #12
68 Suara siulan pukul 2 dini hari ~ Desa tanjung tari #13
69 Seperti mengurai benang yang kusut ~ Desa tanjung tari #14
70 Ritual ~ Desa tanjung tari #15
71 Apa Doni menipuku? ~ Desa tanjung tari #16
72 Membutuhkan bantuan ~ Desa tanjung tari #17
73 Kau tidak akan bisa lari dariku ~ Desa tanjung tari #18
74 Bisa mengubah segalanya ~ Desa tanjung tari #19
75 Semua sudah direncanakan ~ Desa tanjung tari #20
76 Kenangan masa lalu
77 Tidak ada yang bisa kita rubah
78 Kecupan penyemangat
79 Barter yang sama sama menguntungkan
80 Kita akan pulang sama sama
81 Aku sudah membereskan semuanya
82 Pria misterius berbaju serba hitam
83 Kabur dari penjara dengan cara yang aneh
84 Kau sudah melihatnya sendiri
85 Toko antik penjual cermin ~ Cermin bertuah #1
86 Mimpi dalam mimpi ~ Cermin bertuah #2
87 Mungkin hanya sebuah kebetulan ~ Cermin bertuah #3
88 Suara sosok itu menghipnotis jiwa ~ Cermin bertuah #4
89 Ada yang aneh dengan Sinta ~ Cermin bertuah #5
90 Manik mata berwarna merah ~ Cermin bertuah #6
91 Penemuan mayat seperti tengkorak ~ Cermin bertuah #7
92 Sudah ku duga ~ Cermin bertuah #8
93 Apa hubungannya dengan Lingsir wengi?~ Cermin bertuah #9
94 Gunakan mata yang lain untuk melihat ~Cermin bertuah #10
95 Perjanjian yang tidak bisa ditarik kembali ~ Cermin bertuah #11
96 Aku seorang pembunuh ~ Cermin bertuah #12
97 Kini aku tahu alasannya ~Cermin bertuah #13
98 Seperti prajurit yang tengah berperang
99 Mungkin hanya firasatku ~ Misteri villa nenek #1
100 Sesajen ~ Misteri villa nenek #2
101 Sosok besar bermata merah menyala ~ Misteri villa nenek #3
102 Sosok menyerupai Faris ~ Misteri villa nenek #4
103 Ban serep hilang? ~ Misteri villa nenek #5
104 Apa kamu sekarang mempercayainya? ~ Misteri villa nenek #6
105 Gubuk di tengah hutan ~ Misteri villa nenek #7
106 Kakek itu bukanlah manusia ~ Misteri villa nenek #8
107 Jangan tinggalkan aku Faris ~ Misteri villa nenek #9
108 Kalau kita mati, aku akan menghantui Kia ~ Misteri villa nenek #10
109 Masa lalu terulang kembali ~ Misteri villa nenek #11
110 Terjebak 4 hari 3 malam ~Misteri villa nenek #12
111 Memberikan bantuan ~ Misteri villa nenek #13
112 Bukanlah takdir buruk bagi mereka
113 Perlahan semua mulai terjawab
114 Bedakan mana candaan mana bukan!
115 Makhluk apa sebenarnya barusan?
116 Hanya bunga tidur
117 Siapa kesayangan makhluk itu?
118 Bangunan dengan makam di dalamnya
119 Aku masih hidup
120 Kamu siapa?
121 Cemburu?
122 Makhluk itu membawa Kia!
123 Aku tidak akan melepaskan mu
124 Misteri villa nenek ~End
125 Dia tidak bunuh diri ~ Teror hantu bisu
126 Hantu di kampus ~ Teror hantu bisu #2
127 Kau sedang mencari sosok itu kan? ~ Teror hantu bisu #3
128 Katakanlah! ~ Teror hantu bisu #4
129 Dia hamil! ~ Teror hantu bisu #5
130 Haruskah aku terlibat? ~ Teror hantu bisu #6
131 Icha
132 Pembunuh Dona ~Teror hantu bisu #7
133 Fakta baru ~Teror hantu bisu #8
134 Lakukan apa yang membuat mu bahagia ~Teror hantu bisu #9
135 Gigi di balas gigi ~Teror hantu bisu #10
136 Belajar dari kesalahan ~ Teror hantu bisu end
137 Persiapan pembukaan Rumah Baca Faris
138 Aku tidak sengaja ~ Ular tangga keramat
139 Ekor ular ~Ular tangga keramat #2
140 Apa kalian baik baik saja? ~Ular tangga keramat #3
141 Lanjut ~ Ular tangga keramat #4
142 Istirahat ~ Ular tangga keramat #5
143 Maaf ~Ular tangga keramat #6
144 Apa kita akan mati? ~Ular tangga keramat #7
145 Tolong kami~ Ular tangga keramat #8
146 Kau yang mulai, kau juga yang mengakhiri~ Ular tangga #9
147 Semuanya akan kembali ke awal~ Ular tangga keramat #10
148 End ~Ular tangga keramat #11
149 Kedatangan Melisa
150 Potongan puzzle yang acak ~Boneka arwah penuntut balas#1
151 Tidak! ~Boneka arwah penuntut balas #2
152 Mimpi ~Boneka arwah penuntut balas #3
153 Caki! ~Boneka arwah penuntut balas #4
154 Wanita itu keluarganya? ~Boneka arwah penuntut balas #5
155 Dikendalikan ~Boneka arwah penuntut balas #6
156 End ~ Boneka arwah penuntut balas #7
157 Semua sudah berakhir
158 Icha melakukannya?
159 Suara sirine #Tugas terakhir (Ambulans) #1
160 Bayangan ~Tugas terakhir (Ambulans) #2
161 Tidak hanya sekali ~Tugas terakhir (Ambulans) #3
162 Mimpi ~Tugas terakhir (Ambulans) #4
163 Beri aku alamatnya ~Tugas terakhir (Ambulans) #5
164 Kampung yang masih asri ~Tugas terakhir (Ambulans) #6
165 Bukan pembawa sial ~Tugas terakhir (Ambulans) #7
166 Isyarat ~ Tugas terakhir (Ambulans) #8
167 Di bodohi ~Tugas terakhir (Ambulans) #9
168 End ~Tugas terakhir (Ambulans) #10
169 Bukan orang tapi nyamuk!
170 Suara tawa yang samar
171 Ada yang aneh ~ Mengapa aku dilahirkan #1
172 Sosok hantu anak kecil ~Mengapa aku dilahirkan #2
173 Kerasukan ~Mengapa aku dilahirkan #3
174 Aku suka kakak ini ~ Mengapa aku dilahirkan #4
175 Sofa ~ Mengapa aku dilahirkan #5
176 Mama... papa... ~ Mengapa aku dilahirkan #6
177 Belum dikirim? ~ Mengapa aku dilahirkan #7
178 Salah satu daerah di Jawa Barat ~Mengapa aku dilahirkan #8
179 Faris? ~Mengapa aku dilahirkan #9
180 Pergi dari sini! ~Mengapa aku dilahirkan #10
181 Adik
182 Bukan mimpi?
183 Kenyataan pahit
184 Aku mencintaimu
185 Lenyap seutuhnya
186 Ending
187 Promo karya baru
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Apa yang terjadi denganku?
2
Penglihatan yang datang tiba tiba
3
Jika bukan mbok Ratmi lalu dia siapa?
4
Apakah takdir masih bisa di rubah? Villa Edelweis #1
5
Manekin manusia ~Villa Edelweis #2
6
Jika dia Kia lalu dia siapa? ~ Villa Edelweis #3
7
Mereka bukan manusia ~ Villa Edelweis #4
8
Ada apa dengan Sinta? ~ Villa Edelweis #5
9
Lelaki bertudung hitam ~ Villa Edelweis #6
10
Aku tidak ingin mati ~ Villa Edelweis #7
11
Mencari jalan kembali ke Villa ~ Villa Edelweis #8
12
Mereka kembar? ~ Villa Edelweis #9
13
Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10
14
Ku mohon lepaskan aku~ Villa Edelweis #11
15
Tenanglah semua akan baik baik saja ~ Villa Edelweis #12
16
Mulutmu itu benar benar biadab ~ Villa Edelweis #13
17
Kita pulang gais... ~ Villa Edelweis #14
18
End ~ Villa Edelweis #15
19
Good news or bad news?
20
Ada yang berbeda dari gadis di lukisan itu ~ Lukisan berdarah #1
21
Teman mu dalam bahaya ~ Lukisan berdarah #2
22
Cekikan itu nyata? ~ Lukisan berdarah #3
23
Luka lebam di leher ~ Lukisan berdarah#4
24
Makhluk halus itu menyukai Aditya? ~ Lukisan berdarah #5
25
Lukisan itu hilang? ~ Lukisan berdarah #6
26
Semoga tidak terjadi hal buruk pada mereka ~ Lukisan berdarah #7
27
Ada yang tidak beres dengan pak Waluyo ~ Lukisan berdarah #8
28
Kamu harus ikut denganku ~ Lukisan berdarah #9
29
Lentera penunjuk jalan ~ Lukisan berdarah#10
30
Sesuatu yang menjijikkan ~ Lukisan berdarah #11
31
Kita harus membawa pak Waluyo juga ~ Lukisan berdarah #12
32
Apakah ini wajar menurutmu?~ Lukisan berdarah #13
33
Mimpi apaan ini? ~ Lukisan berdarah #14
34
Sebuah keajaiban ~ Lukisan berdarah #15
35
Kamu berhasil membawa Aditya pulang ~ Lukisan berdarah #16
36
Kalian harus segera membakar lukisan itu~Lukisan berdarah #17
37
Kita berhasil (end)~ Lukisan berdarah #18
38
Liontin kompas yang unik
39
Senyuman itu hanya sebuah kepalsuan?
40
Hubungan yang penuh kepalsuan
41
Konsekuensi dari perbuatannya
42
Menjadi pusat perhatian
43
Memutar kembali waktu
44
Kembali lagi!
45
Time traveler!
46
Perbedaan antara indigo dan indra keenam
47
Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?
48
24 kali putaran
49
Tidak bisa mengubah takdir
50
Mencari bukti
51
Aku sudah mengikhlaskan mama pergi
52
Ucapan terima kasih
53
Tugas dari pak Reno
54
Suka menyendiri
55
Beberapa hal yang harus kalian patuhi
56
Perjalanan yang memakan waktu lama ~ Desa tanjung tari #1
57
Suara misterius yang terdengar ~ Desa tanjung tari #2
58
Selamat datang di Desa Tanjung Tari ~ Desa tanjung tari #3
59
Ada yang aneh dengan perjalanan kita ~ Desa tanjung tari #4
60
Seruan malam hari ~ Desa tanjung tari #5
61
Suara gamelan itu sungguhan? ~ Desa tanjung tari #6
62
Sudah terlalu jauh untuk berhenti ~ Desa tanjung tari #7
63
Tas branded berisi segepok uang ~ Desa tanjung tari #8
64
Kematian yang tragis ~ Desa tanjung sari #9
65
Predestination Paradox ~ Desa tanjung tari #10
66
Apa yang mau kau perbaiki? ~Desa tanjung tari #11
67
Kenyataan pahit yang terkuak dari masa lalu~ Desa tanjung tari #12
68
Suara siulan pukul 2 dini hari ~ Desa tanjung tari #13
69
Seperti mengurai benang yang kusut ~ Desa tanjung tari #14
70
Ritual ~ Desa tanjung tari #15
71
Apa Doni menipuku? ~ Desa tanjung tari #16
72
Membutuhkan bantuan ~ Desa tanjung tari #17
73
Kau tidak akan bisa lari dariku ~ Desa tanjung tari #18
74
Bisa mengubah segalanya ~ Desa tanjung tari #19
75
Semua sudah direncanakan ~ Desa tanjung tari #20
76
Kenangan masa lalu
77
Tidak ada yang bisa kita rubah
78
Kecupan penyemangat
79
Barter yang sama sama menguntungkan
80
Kita akan pulang sama sama
81
Aku sudah membereskan semuanya
82
Pria misterius berbaju serba hitam
83
Kabur dari penjara dengan cara yang aneh
84
Kau sudah melihatnya sendiri
85
Toko antik penjual cermin ~ Cermin bertuah #1
86
Mimpi dalam mimpi ~ Cermin bertuah #2
87
Mungkin hanya sebuah kebetulan ~ Cermin bertuah #3
88
Suara sosok itu menghipnotis jiwa ~ Cermin bertuah #4
89
Ada yang aneh dengan Sinta ~ Cermin bertuah #5
90
Manik mata berwarna merah ~ Cermin bertuah #6
91
Penemuan mayat seperti tengkorak ~ Cermin bertuah #7
92
Sudah ku duga ~ Cermin bertuah #8
93
Apa hubungannya dengan Lingsir wengi?~ Cermin bertuah #9
94
Gunakan mata yang lain untuk melihat ~Cermin bertuah #10
95
Perjanjian yang tidak bisa ditarik kembali ~ Cermin bertuah #11
96
Aku seorang pembunuh ~ Cermin bertuah #12
97
Kini aku tahu alasannya ~Cermin bertuah #13
98
Seperti prajurit yang tengah berperang
99
Mungkin hanya firasatku ~ Misteri villa nenek #1
100
Sesajen ~ Misteri villa nenek #2
101
Sosok besar bermata merah menyala ~ Misteri villa nenek #3
102
Sosok menyerupai Faris ~ Misteri villa nenek #4
103
Ban serep hilang? ~ Misteri villa nenek #5
104
Apa kamu sekarang mempercayainya? ~ Misteri villa nenek #6
105
Gubuk di tengah hutan ~ Misteri villa nenek #7
106
Kakek itu bukanlah manusia ~ Misteri villa nenek #8
107
Jangan tinggalkan aku Faris ~ Misteri villa nenek #9
108
Kalau kita mati, aku akan menghantui Kia ~ Misteri villa nenek #10
109
Masa lalu terulang kembali ~ Misteri villa nenek #11
110
Terjebak 4 hari 3 malam ~Misteri villa nenek #12
111
Memberikan bantuan ~ Misteri villa nenek #13
112
Bukanlah takdir buruk bagi mereka
113
Perlahan semua mulai terjawab
114
Bedakan mana candaan mana bukan!
115
Makhluk apa sebenarnya barusan?
116
Hanya bunga tidur
117
Siapa kesayangan makhluk itu?
118
Bangunan dengan makam di dalamnya
119
Aku masih hidup
120
Kamu siapa?
121
Cemburu?
122
Makhluk itu membawa Kia!
123
Aku tidak akan melepaskan mu
124
Misteri villa nenek ~End
125
Dia tidak bunuh diri ~ Teror hantu bisu
126
Hantu di kampus ~ Teror hantu bisu #2
127
Kau sedang mencari sosok itu kan? ~ Teror hantu bisu #3
128
Katakanlah! ~ Teror hantu bisu #4
129
Dia hamil! ~ Teror hantu bisu #5
130
Haruskah aku terlibat? ~ Teror hantu bisu #6
131
Icha
132
Pembunuh Dona ~Teror hantu bisu #7
133
Fakta baru ~Teror hantu bisu #8
134
Lakukan apa yang membuat mu bahagia ~Teror hantu bisu #9
135
Gigi di balas gigi ~Teror hantu bisu #10
136
Belajar dari kesalahan ~ Teror hantu bisu end
137
Persiapan pembukaan Rumah Baca Faris
138
Aku tidak sengaja ~ Ular tangga keramat
139
Ekor ular ~Ular tangga keramat #2
140
Apa kalian baik baik saja? ~Ular tangga keramat #3
141
Lanjut ~ Ular tangga keramat #4
142
Istirahat ~ Ular tangga keramat #5
143
Maaf ~Ular tangga keramat #6
144
Apa kita akan mati? ~Ular tangga keramat #7
145
Tolong kami~ Ular tangga keramat #8
146
Kau yang mulai, kau juga yang mengakhiri~ Ular tangga #9
147
Semuanya akan kembali ke awal~ Ular tangga keramat #10
148
End ~Ular tangga keramat #11
149
Kedatangan Melisa
150
Potongan puzzle yang acak ~Boneka arwah penuntut balas#1
151
Tidak! ~Boneka arwah penuntut balas #2
152
Mimpi ~Boneka arwah penuntut balas #3
153
Caki! ~Boneka arwah penuntut balas #4
154
Wanita itu keluarganya? ~Boneka arwah penuntut balas #5
155
Dikendalikan ~Boneka arwah penuntut balas #6
156
End ~ Boneka arwah penuntut balas #7
157
Semua sudah berakhir
158
Icha melakukannya?
159
Suara sirine #Tugas terakhir (Ambulans) #1
160
Bayangan ~Tugas terakhir (Ambulans) #2
161
Tidak hanya sekali ~Tugas terakhir (Ambulans) #3
162
Mimpi ~Tugas terakhir (Ambulans) #4
163
Beri aku alamatnya ~Tugas terakhir (Ambulans) #5
164
Kampung yang masih asri ~Tugas terakhir (Ambulans) #6
165
Bukan pembawa sial ~Tugas terakhir (Ambulans) #7
166
Isyarat ~ Tugas terakhir (Ambulans) #8
167
Di bodohi ~Tugas terakhir (Ambulans) #9
168
End ~Tugas terakhir (Ambulans) #10
169
Bukan orang tapi nyamuk!
170
Suara tawa yang samar
171
Ada yang aneh ~ Mengapa aku dilahirkan #1
172
Sosok hantu anak kecil ~Mengapa aku dilahirkan #2
173
Kerasukan ~Mengapa aku dilahirkan #3
174
Aku suka kakak ini ~ Mengapa aku dilahirkan #4
175
Sofa ~ Mengapa aku dilahirkan #5
176
Mama... papa... ~ Mengapa aku dilahirkan #6
177
Belum dikirim? ~ Mengapa aku dilahirkan #7
178
Salah satu daerah di Jawa Barat ~Mengapa aku dilahirkan #8
179
Faris? ~Mengapa aku dilahirkan #9
180
Pergi dari sini! ~Mengapa aku dilahirkan #10
181
Adik
182
Bukan mimpi?
183
Kenyataan pahit
184
Aku mencintaimu
185
Lenyap seutuhnya
186
Ending
187
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!