Manekin manusia ~Villa Edelweis #2

Setelah kejadian kecelakaan tadi, baik Prasetia, Sinta, Aditya, maupun Tazkia hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata apapun, mereka berempat seakan hanyut ke dalam pikiran mereka masing masing.

Perjalanan terasa sangat panjang karena sedari tadi hanya terdengar kesunyian di dalam mobil, hingga tepat pada pukul 9 malam mereka tiba di Villa yang mereka tuju.

Keempatnya lantas menuruni mobil dan berdiri memandangi Villa tersebut.

"Ini tempatnya? lo yakin dit?" tanya Sinta kala melihat bangunan Villa yang nampak seperti bangunan tua yang tidak terurus namun masih dengan tampilan yang lebih modern mengikuti perkembangan zaman.

"Ini estetik tahu jangan salah, yoi gak?" ucap Aditya dengan bangga.

"Estetik pala lo peyang, yang ada horor ini mah, lihat nih bulu kuduk gue sampek merinding gini." ucap Sinta lagi.

"Belum mandi kali lo, mangkanya tuh bulu pada berdiri." ucap Aditya dengan enteng.

"Kalau gue belum mandi, lo juga belum mandi oon kita kan dari tadi barengan." ucap Sinta dengan gemas.

"Oh iya ya jadi yang oon elo apa gue ni?" ucap Aditya yang hanya di balas Sinta dengan membuang mukanya karena malas meladeni Aditya.

Tazkia menelisik memandangi setiap sudut bagian depan Villa itu, baginya ada hawa aneh yang membuat dirinya seperti tidak nyaman berada di sana.

"Kenapa Villa ini sangat aneh, aku merasa tidak nyaman berada di sini." ucap Kia dalam hati tak menanggapi ocehan Sinta dan Aditya.

Ketika Tazkia melamun sambil menatap ke arah Villa dari belakang tiba tiba terdengar suara berat yang lantas mengejutkan ke empatnya.

"Kalian sudah datang rupanya." ucap suara tersebut.

"Astaga naga si bapak atuh ngagetin." ucap Sinta yang terkejut.

"Eh pak Burhan kebetulan sekali bapak dateng, kami mau masuk bisa minta kuncinya pak?" ucap Aditya sambil menengadahkan tangannya untuk meminta kunci dari Burhan.

Mendengar hal itu Burhan lantas memberikan kunci Villa kepada Aditya.

"Oh ya sampai lupa, kenalkan geis ini pak Burhan penjaga Villa dan ini, siapa ya kok gue lupa." ucap Aditya memperkenal pak Burhan namun kata katanya menggantung menunjuk seseorang yang tengah berdiri di sebelah pak Burhan karena Aditya tidak tahu siapa pria tersebut.

"Kenalkan ini anak saya Ferdi den." ucap pak Burhan memperkenalkan anaknya.

Ferdi kemudian lantas menyalami satu persatu dan memperkenalkan dirinya.

Ketika tiba giliran Tazkia, di saat tangan Tazkia dan Ferdi bersentuhan tiba tiba saja Tazkia seperti tertarik masuk ke dalam suatu adegan bak sebuah film yang tengah memutar alur ceritanya namun tidak secara utuh.

"Ki lo ngelamun ?" tanya Sinta karena melihat jabatan tangan antara Kia dan Ferdi tidak kunjung lepas namun dengan pandangan Tazkia yang menatap Ferdi dengan tatapan kosong seperti orang tengah melamun.

Mendengar hal tersebut lantas langsung membuat Prasetia dan Aditya saling pandang mencari jawaban.

"Eh iya maaf." ucap Tazkia yang tersadar kemudian langsung melepas jabatan tangannya dari Ferdi.

"Kalau begitu saya permisi dulu den, selamat malam." ucap pak Burhan sambil kemudian melangkah pergi dengan diikuti Ferdi di belakangnya.

Setelah kepergian pak Burhan dan anaknya, Aditya lantas langsung menuntun teman temannya memasuki Villa, kemudian langsung duduk di kursi ruang tamu untuk melepas penat sejenak karena perjalanan panjang yang mereka tempuh.

"Lo suka ya sama anaknya pak Burhan?" tanya Aditya dengan nada penasaran sekaligus menyindir Tazkia.

"Apaan sih lo dit, tuh mulut ya bisa gak di filter dulu kalau ngomong?" ucap Tazkia.

"La kalau gak suka kenapa lama banget salamannya, lo mau nyebrang jalan?" ucap Aditya yang lantas di balas Tazkia dengan memutar bola matanya jengah.

"Emangnya ada apa lo tadi ngelamun ki?" tanya Sinta yang juga penasaran.

"Gue, gue melihat sesuatu ketika bersalaman dengan anak pak Burhan tadi?" ucap Tazkia.

"Lagi? come on geis, masak kalian percaya sama hal begituan, ini era modern mana ada hal begituan." ucap Aditya.

"Sayangnya gue percaya, apa lagi ucapan Kia selalu jadi kenyataan tidak hanya sekali bahkan berkali kali dit, apa itu masih kurang juga untuk membuktikannya?" ucap Sinta menyanggah perkataan Aditya

"Oke terserah kalau kalian memang percaya." ucap Aditya kesal kemudian melenggang pergi meninggalkan ketiganya yang masih di ruang tamu.

"Pras lo susul Adit sana, ngambek tuh kayaknya." ucap Tazkia.

"Udah biarin aja bentar lagi juga baikan." ucap Prasetia dengan enteng.

Setelah kepergian Aditya baik Sinta maupun Prasetia menatap Tazkia dengan berbagai pertanyaan yang berputar di benak mereka, sementara Tazkia hanya menghela nafasnya panjang karena tahu kedua sahabatnya pasti tengah penasaran saat ini.

"Gue melihat ada banyak manekin di sebuah ruangan dan Ferdi nampak tersenyum melihat deretan manekin tersebut, namun anehnya manekin tersebut tidak mirip seperti boneka melainkan seperti makhluk hidup yang diawetkan." ucap Tazkia sambil mengingat ingat penglihatannya tadi.

"Jika seperti itu, apa ini akan terjadi lagi ki?" tanya Sinta.

"Bukan, sepertinya hal yang aku lihat bukan lah sesuatu yang akan terjadi, melainkan seperti sebuah kenangan atau tepatnya masa lalu Ferdi." ucap Tazkia.

"Jika memang benar, berarti ada yang tidak beres dengan anak pak Burhan, kita harus hati hati kepadanya, gue tidak mau liburan kita yang harusnya bahagia beralih genre menjadi horor." ucap Prasetia memperingati.

"Iya lo benar Pras itu akan sangat mengerikan jika hal itu sampai terjadi." ucap Sinta sambil bergidik ngeri.

Setelah perbincangan itu ketiganya lantas memutuskan untuk pergi tidur, di mana Prasetia mengambil kamar di dekat tangga sedangkan Tazkia dan juga Sinta mengambil kamar yang dekat dengan ruang makan dan juga kamar mandi yang sama sama terletak di lantai bawah.

****

Di dalam kamar.

Baru saja hendak tidur Tazkia dibuat kesal dengan rengekan Sinta yang meminta untuk di antar ke kamar mandi, awalnya Tazkia menolak karena di masing masing kamar sudah di berikan fasilitas kamar mandi, namun setelah Sinta mengatakan lampu kamar mandi padam pada akhirnya mau tidak mau Tazkia menunggu di depan pintu kamar mandi untuk menemani Sinta.

Tazkia asyik memainkan ponselnya sambil menunggu Sinta yang tengah ke kamar mandi hingga tiba tia ponsel miliknya berdering.

"Halo ma" ucap Tazkia setelah mengusap ikon warna hijau di layar ponselnya.

"Apa kamu sudah tidur nak?" tanya Arini.

"Belum lagi nunggu Sinta di kamar mandi." ucap Tazkia.

"Kamu tidak di rumah?" tanyanya lagi.

"Tidak ma Kia sedang menginap di villa milik Aditya, kami baru saja sampai."

"Hem begitu rupanya, jangan lupa untuk menjaga diri baik baik."

"Tentu saja, mama tidak perlu khawatir." balas Tazkia.

"Nak apakah akhir akhir ini ada sesuatu yang aneh terjadi padamu?" tanya Arini mendadak yang lantas membuat Tazkia terdiam di buatnya. " Kenapa kamu diam? apa kamu mendengar mama?" imbuhnya.

"Tidak ada ma semua baik baik saja mama tidak perlu khawatir." ucap Tazkia namun berbohong karena tidak ingin membuat orang tuanya khawatir.

" Sungguh?"

" He.em"

"Syukurlah kalau begitu mama bisa tenang sekarang, jaga kesehatan ya nak, jangan lupa makan, oh dan satu hal lagi happy birthday my girl, mama sudah mengirim hadiahnya ke rumah, mungkin sudah di terima mbok Ratmi, semoga kamu senang dengan hadiah mama." ucap Arini.

"Terima kasih banyak ma, love you."

"Love you to"

Bersambung

Episodes
1 Apa yang terjadi denganku?
2 Penglihatan yang datang tiba tiba
3 Jika bukan mbok Ratmi lalu dia siapa?
4 Apakah takdir masih bisa di rubah? Villa Edelweis #1
5 Manekin manusia ~Villa Edelweis #2
6 Jika dia Kia lalu dia siapa? ~ Villa Edelweis #3
7 Mereka bukan manusia ~ Villa Edelweis #4
8 Ada apa dengan Sinta? ~ Villa Edelweis #5
9 Lelaki bertudung hitam ~ Villa Edelweis #6
10 Aku tidak ingin mati ~ Villa Edelweis #7
11 Mencari jalan kembali ke Villa ~ Villa Edelweis #8
12 Mereka kembar? ~ Villa Edelweis #9
13 Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10
14 Ku mohon lepaskan aku~ Villa Edelweis #11
15 Tenanglah semua akan baik baik saja ~ Villa Edelweis #12
16 Mulutmu itu benar benar biadab ~ Villa Edelweis #13
17 Kita pulang gais... ~ Villa Edelweis #14
18 End ~ Villa Edelweis #15
19 Good news or bad news?
20 Ada yang berbeda dari gadis di lukisan itu ~ Lukisan berdarah #1
21 Teman mu dalam bahaya ~ Lukisan berdarah #2
22 Cekikan itu nyata? ~ Lukisan berdarah #3
23 Luka lebam di leher ~ Lukisan berdarah#4
24 Makhluk halus itu menyukai Aditya? ~ Lukisan berdarah #5
25 Lukisan itu hilang? ~ Lukisan berdarah #6
26 Semoga tidak terjadi hal buruk pada mereka ~ Lukisan berdarah #7
27 Ada yang tidak beres dengan pak Waluyo ~ Lukisan berdarah #8
28 Kamu harus ikut denganku ~ Lukisan berdarah #9
29 Lentera penunjuk jalan ~ Lukisan berdarah#10
30 Sesuatu yang menjijikkan ~ Lukisan berdarah #11
31 Kita harus membawa pak Waluyo juga ~ Lukisan berdarah #12
32 Apakah ini wajar menurutmu?~ Lukisan berdarah #13
33 Mimpi apaan ini? ~ Lukisan berdarah #14
34 Sebuah keajaiban ~ Lukisan berdarah #15
35 Kamu berhasil membawa Aditya pulang ~ Lukisan berdarah #16
36 Kalian harus segera membakar lukisan itu~Lukisan berdarah #17
37 Kita berhasil (end)~ Lukisan berdarah #18
38 Liontin kompas yang unik
39 Senyuman itu hanya sebuah kepalsuan?
40 Hubungan yang penuh kepalsuan
41 Konsekuensi dari perbuatannya
42 Menjadi pusat perhatian
43 Memutar kembali waktu
44 Kembali lagi!
45 Time traveler!
46 Perbedaan antara indigo dan indra keenam
47 Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?
48 24 kali putaran
49 Tidak bisa mengubah takdir
50 Mencari bukti
51 Aku sudah mengikhlaskan mama pergi
52 Ucapan terima kasih
53 Tugas dari pak Reno
54 Suka menyendiri
55 Beberapa hal yang harus kalian patuhi
56 Perjalanan yang memakan waktu lama ~ Desa tanjung tari #1
57 Suara misterius yang terdengar ~ Desa tanjung tari #2
58 Selamat datang di Desa Tanjung Tari ~ Desa tanjung tari #3
59 Ada yang aneh dengan perjalanan kita ~ Desa tanjung tari #4
60 Seruan malam hari ~ Desa tanjung tari #5
61 Suara gamelan itu sungguhan? ~ Desa tanjung tari #6
62 Sudah terlalu jauh untuk berhenti ~ Desa tanjung tari #7
63 Tas branded berisi segepok uang ~ Desa tanjung tari #8
64 Kematian yang tragis ~ Desa tanjung sari #9
65 Predestination Paradox ~ Desa tanjung tari #10
66 Apa yang mau kau perbaiki? ~Desa tanjung tari #11
67 Kenyataan pahit yang terkuak dari masa lalu~ Desa tanjung tari #12
68 Suara siulan pukul 2 dini hari ~ Desa tanjung tari #13
69 Seperti mengurai benang yang kusut ~ Desa tanjung tari #14
70 Ritual ~ Desa tanjung tari #15
71 Apa Doni menipuku? ~ Desa tanjung tari #16
72 Membutuhkan bantuan ~ Desa tanjung tari #17
73 Kau tidak akan bisa lari dariku ~ Desa tanjung tari #18
74 Bisa mengubah segalanya ~ Desa tanjung tari #19
75 Semua sudah direncanakan ~ Desa tanjung tari #20
76 Kenangan masa lalu
77 Tidak ada yang bisa kita rubah
78 Kecupan penyemangat
79 Barter yang sama sama menguntungkan
80 Kita akan pulang sama sama
81 Aku sudah membereskan semuanya
82 Pria misterius berbaju serba hitam
83 Kabur dari penjara dengan cara yang aneh
84 Kau sudah melihatnya sendiri
85 Toko antik penjual cermin ~ Cermin bertuah #1
86 Mimpi dalam mimpi ~ Cermin bertuah #2
87 Mungkin hanya sebuah kebetulan ~ Cermin bertuah #3
88 Suara sosok itu menghipnotis jiwa ~ Cermin bertuah #4
89 Ada yang aneh dengan Sinta ~ Cermin bertuah #5
90 Manik mata berwarna merah ~ Cermin bertuah #6
91 Penemuan mayat seperti tengkorak ~ Cermin bertuah #7
92 Sudah ku duga ~ Cermin bertuah #8
93 Apa hubungannya dengan Lingsir wengi?~ Cermin bertuah #9
94 Gunakan mata yang lain untuk melihat ~Cermin bertuah #10
95 Perjanjian yang tidak bisa ditarik kembali ~ Cermin bertuah #11
96 Aku seorang pembunuh ~ Cermin bertuah #12
97 Kini aku tahu alasannya ~Cermin bertuah #13
98 Seperti prajurit yang tengah berperang
99 Mungkin hanya firasatku ~ Misteri villa nenek #1
100 Sesajen ~ Misteri villa nenek #2
101 Sosok besar bermata merah menyala ~ Misteri villa nenek #3
102 Sosok menyerupai Faris ~ Misteri villa nenek #4
103 Ban serep hilang? ~ Misteri villa nenek #5
104 Apa kamu sekarang mempercayainya? ~ Misteri villa nenek #6
105 Gubuk di tengah hutan ~ Misteri villa nenek #7
106 Kakek itu bukanlah manusia ~ Misteri villa nenek #8
107 Jangan tinggalkan aku Faris ~ Misteri villa nenek #9
108 Kalau kita mati, aku akan menghantui Kia ~ Misteri villa nenek #10
109 Masa lalu terulang kembali ~ Misteri villa nenek #11
110 Terjebak 4 hari 3 malam ~Misteri villa nenek #12
111 Memberikan bantuan ~ Misteri villa nenek #13
112 Bukanlah takdir buruk bagi mereka
113 Perlahan semua mulai terjawab
114 Bedakan mana candaan mana bukan!
115 Makhluk apa sebenarnya barusan?
116 Hanya bunga tidur
117 Siapa kesayangan makhluk itu?
118 Bangunan dengan makam di dalamnya
119 Aku masih hidup
120 Kamu siapa?
121 Cemburu?
122 Makhluk itu membawa Kia!
123 Aku tidak akan melepaskan mu
124 Misteri villa nenek ~End
125 Dia tidak bunuh diri ~ Teror hantu bisu
126 Hantu di kampus ~ Teror hantu bisu #2
127 Kau sedang mencari sosok itu kan? ~ Teror hantu bisu #3
128 Katakanlah! ~ Teror hantu bisu #4
129 Dia hamil! ~ Teror hantu bisu #5
130 Haruskah aku terlibat? ~ Teror hantu bisu #6
131 Icha
132 Pembunuh Dona ~Teror hantu bisu #7
133 Fakta baru ~Teror hantu bisu #8
134 Lakukan apa yang membuat mu bahagia ~Teror hantu bisu #9
135 Gigi di balas gigi ~Teror hantu bisu #10
136 Belajar dari kesalahan ~ Teror hantu bisu end
137 Persiapan pembukaan Rumah Baca Faris
138 Aku tidak sengaja ~ Ular tangga keramat
139 Ekor ular ~Ular tangga keramat #2
140 Apa kalian baik baik saja? ~Ular tangga keramat #3
141 Lanjut ~ Ular tangga keramat #4
142 Istirahat ~ Ular tangga keramat #5
143 Maaf ~Ular tangga keramat #6
144 Apa kita akan mati? ~Ular tangga keramat #7
145 Tolong kami~ Ular tangga keramat #8
146 Kau yang mulai, kau juga yang mengakhiri~ Ular tangga #9
147 Semuanya akan kembali ke awal~ Ular tangga keramat #10
148 End ~Ular tangga keramat #11
149 Kedatangan Melisa
150 Potongan puzzle yang acak ~Boneka arwah penuntut balas#1
151 Tidak! ~Boneka arwah penuntut balas #2
152 Mimpi ~Boneka arwah penuntut balas #3
153 Caki! ~Boneka arwah penuntut balas #4
154 Wanita itu keluarganya? ~Boneka arwah penuntut balas #5
155 Dikendalikan ~Boneka arwah penuntut balas #6
156 End ~ Boneka arwah penuntut balas #7
157 Semua sudah berakhir
158 Icha melakukannya?
159 Suara sirine #Tugas terakhir (Ambulans) #1
160 Bayangan ~Tugas terakhir (Ambulans) #2
161 Tidak hanya sekali ~Tugas terakhir (Ambulans) #3
162 Mimpi ~Tugas terakhir (Ambulans) #4
163 Beri aku alamatnya ~Tugas terakhir (Ambulans) #5
164 Kampung yang masih asri ~Tugas terakhir (Ambulans) #6
165 Bukan pembawa sial ~Tugas terakhir (Ambulans) #7
166 Isyarat ~ Tugas terakhir (Ambulans) #8
167 Di bodohi ~Tugas terakhir (Ambulans) #9
168 End ~Tugas terakhir (Ambulans) #10
169 Bukan orang tapi nyamuk!
170 Suara tawa yang samar
171 Ada yang aneh ~ Mengapa aku dilahirkan #1
172 Sosok hantu anak kecil ~Mengapa aku dilahirkan #2
173 Kerasukan ~Mengapa aku dilahirkan #3
174 Aku suka kakak ini ~ Mengapa aku dilahirkan #4
175 Sofa ~ Mengapa aku dilahirkan #5
176 Mama... papa... ~ Mengapa aku dilahirkan #6
177 Belum dikirim? ~ Mengapa aku dilahirkan #7
178 Salah satu daerah di Jawa Barat ~Mengapa aku dilahirkan #8
179 Faris? ~Mengapa aku dilahirkan #9
180 Pergi dari sini! ~Mengapa aku dilahirkan #10
181 Adik
182 Bukan mimpi?
183 Kenyataan pahit
184 Aku mencintaimu
185 Lenyap seutuhnya
186 Ending
187 Promo karya baru
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Apa yang terjadi denganku?
2
Penglihatan yang datang tiba tiba
3
Jika bukan mbok Ratmi lalu dia siapa?
4
Apakah takdir masih bisa di rubah? Villa Edelweis #1
5
Manekin manusia ~Villa Edelweis #2
6
Jika dia Kia lalu dia siapa? ~ Villa Edelweis #3
7
Mereka bukan manusia ~ Villa Edelweis #4
8
Ada apa dengan Sinta? ~ Villa Edelweis #5
9
Lelaki bertudung hitam ~ Villa Edelweis #6
10
Aku tidak ingin mati ~ Villa Edelweis #7
11
Mencari jalan kembali ke Villa ~ Villa Edelweis #8
12
Mereka kembar? ~ Villa Edelweis #9
13
Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10
14
Ku mohon lepaskan aku~ Villa Edelweis #11
15
Tenanglah semua akan baik baik saja ~ Villa Edelweis #12
16
Mulutmu itu benar benar biadab ~ Villa Edelweis #13
17
Kita pulang gais... ~ Villa Edelweis #14
18
End ~ Villa Edelweis #15
19
Good news or bad news?
20
Ada yang berbeda dari gadis di lukisan itu ~ Lukisan berdarah #1
21
Teman mu dalam bahaya ~ Lukisan berdarah #2
22
Cekikan itu nyata? ~ Lukisan berdarah #3
23
Luka lebam di leher ~ Lukisan berdarah#4
24
Makhluk halus itu menyukai Aditya? ~ Lukisan berdarah #5
25
Lukisan itu hilang? ~ Lukisan berdarah #6
26
Semoga tidak terjadi hal buruk pada mereka ~ Lukisan berdarah #7
27
Ada yang tidak beres dengan pak Waluyo ~ Lukisan berdarah #8
28
Kamu harus ikut denganku ~ Lukisan berdarah #9
29
Lentera penunjuk jalan ~ Lukisan berdarah#10
30
Sesuatu yang menjijikkan ~ Lukisan berdarah #11
31
Kita harus membawa pak Waluyo juga ~ Lukisan berdarah #12
32
Apakah ini wajar menurutmu?~ Lukisan berdarah #13
33
Mimpi apaan ini? ~ Lukisan berdarah #14
34
Sebuah keajaiban ~ Lukisan berdarah #15
35
Kamu berhasil membawa Aditya pulang ~ Lukisan berdarah #16
36
Kalian harus segera membakar lukisan itu~Lukisan berdarah #17
37
Kita berhasil (end)~ Lukisan berdarah #18
38
Liontin kompas yang unik
39
Senyuman itu hanya sebuah kepalsuan?
40
Hubungan yang penuh kepalsuan
41
Konsekuensi dari perbuatannya
42
Menjadi pusat perhatian
43
Memutar kembali waktu
44
Kembali lagi!
45
Time traveler!
46
Perbedaan antara indigo dan indra keenam
47
Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?
48
24 kali putaran
49
Tidak bisa mengubah takdir
50
Mencari bukti
51
Aku sudah mengikhlaskan mama pergi
52
Ucapan terima kasih
53
Tugas dari pak Reno
54
Suka menyendiri
55
Beberapa hal yang harus kalian patuhi
56
Perjalanan yang memakan waktu lama ~ Desa tanjung tari #1
57
Suara misterius yang terdengar ~ Desa tanjung tari #2
58
Selamat datang di Desa Tanjung Tari ~ Desa tanjung tari #3
59
Ada yang aneh dengan perjalanan kita ~ Desa tanjung tari #4
60
Seruan malam hari ~ Desa tanjung tari #5
61
Suara gamelan itu sungguhan? ~ Desa tanjung tari #6
62
Sudah terlalu jauh untuk berhenti ~ Desa tanjung tari #7
63
Tas branded berisi segepok uang ~ Desa tanjung tari #8
64
Kematian yang tragis ~ Desa tanjung sari #9
65
Predestination Paradox ~ Desa tanjung tari #10
66
Apa yang mau kau perbaiki? ~Desa tanjung tari #11
67
Kenyataan pahit yang terkuak dari masa lalu~ Desa tanjung tari #12
68
Suara siulan pukul 2 dini hari ~ Desa tanjung tari #13
69
Seperti mengurai benang yang kusut ~ Desa tanjung tari #14
70
Ritual ~ Desa tanjung tari #15
71
Apa Doni menipuku? ~ Desa tanjung tari #16
72
Membutuhkan bantuan ~ Desa tanjung tari #17
73
Kau tidak akan bisa lari dariku ~ Desa tanjung tari #18
74
Bisa mengubah segalanya ~ Desa tanjung tari #19
75
Semua sudah direncanakan ~ Desa tanjung tari #20
76
Kenangan masa lalu
77
Tidak ada yang bisa kita rubah
78
Kecupan penyemangat
79
Barter yang sama sama menguntungkan
80
Kita akan pulang sama sama
81
Aku sudah membereskan semuanya
82
Pria misterius berbaju serba hitam
83
Kabur dari penjara dengan cara yang aneh
84
Kau sudah melihatnya sendiri
85
Toko antik penjual cermin ~ Cermin bertuah #1
86
Mimpi dalam mimpi ~ Cermin bertuah #2
87
Mungkin hanya sebuah kebetulan ~ Cermin bertuah #3
88
Suara sosok itu menghipnotis jiwa ~ Cermin bertuah #4
89
Ada yang aneh dengan Sinta ~ Cermin bertuah #5
90
Manik mata berwarna merah ~ Cermin bertuah #6
91
Penemuan mayat seperti tengkorak ~ Cermin bertuah #7
92
Sudah ku duga ~ Cermin bertuah #8
93
Apa hubungannya dengan Lingsir wengi?~ Cermin bertuah #9
94
Gunakan mata yang lain untuk melihat ~Cermin bertuah #10
95
Perjanjian yang tidak bisa ditarik kembali ~ Cermin bertuah #11
96
Aku seorang pembunuh ~ Cermin bertuah #12
97
Kini aku tahu alasannya ~Cermin bertuah #13
98
Seperti prajurit yang tengah berperang
99
Mungkin hanya firasatku ~ Misteri villa nenek #1
100
Sesajen ~ Misteri villa nenek #2
101
Sosok besar bermata merah menyala ~ Misteri villa nenek #3
102
Sosok menyerupai Faris ~ Misteri villa nenek #4
103
Ban serep hilang? ~ Misteri villa nenek #5
104
Apa kamu sekarang mempercayainya? ~ Misteri villa nenek #6
105
Gubuk di tengah hutan ~ Misteri villa nenek #7
106
Kakek itu bukanlah manusia ~ Misteri villa nenek #8
107
Jangan tinggalkan aku Faris ~ Misteri villa nenek #9
108
Kalau kita mati, aku akan menghantui Kia ~ Misteri villa nenek #10
109
Masa lalu terulang kembali ~ Misteri villa nenek #11
110
Terjebak 4 hari 3 malam ~Misteri villa nenek #12
111
Memberikan bantuan ~ Misteri villa nenek #13
112
Bukanlah takdir buruk bagi mereka
113
Perlahan semua mulai terjawab
114
Bedakan mana candaan mana bukan!
115
Makhluk apa sebenarnya barusan?
116
Hanya bunga tidur
117
Siapa kesayangan makhluk itu?
118
Bangunan dengan makam di dalamnya
119
Aku masih hidup
120
Kamu siapa?
121
Cemburu?
122
Makhluk itu membawa Kia!
123
Aku tidak akan melepaskan mu
124
Misteri villa nenek ~End
125
Dia tidak bunuh diri ~ Teror hantu bisu
126
Hantu di kampus ~ Teror hantu bisu #2
127
Kau sedang mencari sosok itu kan? ~ Teror hantu bisu #3
128
Katakanlah! ~ Teror hantu bisu #4
129
Dia hamil! ~ Teror hantu bisu #5
130
Haruskah aku terlibat? ~ Teror hantu bisu #6
131
Icha
132
Pembunuh Dona ~Teror hantu bisu #7
133
Fakta baru ~Teror hantu bisu #8
134
Lakukan apa yang membuat mu bahagia ~Teror hantu bisu #9
135
Gigi di balas gigi ~Teror hantu bisu #10
136
Belajar dari kesalahan ~ Teror hantu bisu end
137
Persiapan pembukaan Rumah Baca Faris
138
Aku tidak sengaja ~ Ular tangga keramat
139
Ekor ular ~Ular tangga keramat #2
140
Apa kalian baik baik saja? ~Ular tangga keramat #3
141
Lanjut ~ Ular tangga keramat #4
142
Istirahat ~ Ular tangga keramat #5
143
Maaf ~Ular tangga keramat #6
144
Apa kita akan mati? ~Ular tangga keramat #7
145
Tolong kami~ Ular tangga keramat #8
146
Kau yang mulai, kau juga yang mengakhiri~ Ular tangga #9
147
Semuanya akan kembali ke awal~ Ular tangga keramat #10
148
End ~Ular tangga keramat #11
149
Kedatangan Melisa
150
Potongan puzzle yang acak ~Boneka arwah penuntut balas#1
151
Tidak! ~Boneka arwah penuntut balas #2
152
Mimpi ~Boneka arwah penuntut balas #3
153
Caki! ~Boneka arwah penuntut balas #4
154
Wanita itu keluarganya? ~Boneka arwah penuntut balas #5
155
Dikendalikan ~Boneka arwah penuntut balas #6
156
End ~ Boneka arwah penuntut balas #7
157
Semua sudah berakhir
158
Icha melakukannya?
159
Suara sirine #Tugas terakhir (Ambulans) #1
160
Bayangan ~Tugas terakhir (Ambulans) #2
161
Tidak hanya sekali ~Tugas terakhir (Ambulans) #3
162
Mimpi ~Tugas terakhir (Ambulans) #4
163
Beri aku alamatnya ~Tugas terakhir (Ambulans) #5
164
Kampung yang masih asri ~Tugas terakhir (Ambulans) #6
165
Bukan pembawa sial ~Tugas terakhir (Ambulans) #7
166
Isyarat ~ Tugas terakhir (Ambulans) #8
167
Di bodohi ~Tugas terakhir (Ambulans) #9
168
End ~Tugas terakhir (Ambulans) #10
169
Bukan orang tapi nyamuk!
170
Suara tawa yang samar
171
Ada yang aneh ~ Mengapa aku dilahirkan #1
172
Sosok hantu anak kecil ~Mengapa aku dilahirkan #2
173
Kerasukan ~Mengapa aku dilahirkan #3
174
Aku suka kakak ini ~ Mengapa aku dilahirkan #4
175
Sofa ~ Mengapa aku dilahirkan #5
176
Mama... papa... ~ Mengapa aku dilahirkan #6
177
Belum dikirim? ~ Mengapa aku dilahirkan #7
178
Salah satu daerah di Jawa Barat ~Mengapa aku dilahirkan #8
179
Faris? ~Mengapa aku dilahirkan #9
180
Pergi dari sini! ~Mengapa aku dilahirkan #10
181
Adik
182
Bukan mimpi?
183
Kenyataan pahit
184
Aku mencintaimu
185
Lenyap seutuhnya
186
Ending
187
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!