Setelah kejadian kecelakaan tadi, baik Prasetia, Sinta, Aditya, maupun Tazkia hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata apapun, mereka berempat seakan hanyut ke dalam pikiran mereka masing masing.
Perjalanan terasa sangat panjang karena sedari tadi hanya terdengar kesunyian di dalam mobil, hingga tepat pada pukul 9 malam mereka tiba di Villa yang mereka tuju.
Keempatnya lantas menuruni mobil dan berdiri memandangi Villa tersebut.
"Ini tempatnya? lo yakin dit?" tanya Sinta kala melihat bangunan Villa yang nampak seperti bangunan tua yang tidak terurus namun masih dengan tampilan yang lebih modern mengikuti perkembangan zaman.
"Ini estetik tahu jangan salah, yoi gak?" ucap Aditya dengan bangga.
"Estetik pala lo peyang, yang ada horor ini mah, lihat nih bulu kuduk gue sampek merinding gini." ucap Sinta lagi.
"Belum mandi kali lo, mangkanya tuh bulu pada berdiri." ucap Aditya dengan enteng.
"Kalau gue belum mandi, lo juga belum mandi oon kita kan dari tadi barengan." ucap Sinta dengan gemas.
"Oh iya ya jadi yang oon elo apa gue ni?" ucap Aditya yang hanya di balas Sinta dengan membuang mukanya karena malas meladeni Aditya.
Tazkia menelisik memandangi setiap sudut bagian depan Villa itu, baginya ada hawa aneh yang membuat dirinya seperti tidak nyaman berada di sana.
"Kenapa Villa ini sangat aneh, aku merasa tidak nyaman berada di sini." ucap Kia dalam hati tak menanggapi ocehan Sinta dan Aditya.
Ketika Tazkia melamun sambil menatap ke arah Villa dari belakang tiba tiba terdengar suara berat yang lantas mengejutkan ke empatnya.
"Kalian sudah datang rupanya." ucap suara tersebut.
"Astaga naga si bapak atuh ngagetin." ucap Sinta yang terkejut.
"Eh pak Burhan kebetulan sekali bapak dateng, kami mau masuk bisa minta kuncinya pak?" ucap Aditya sambil menengadahkan tangannya untuk meminta kunci dari Burhan.
Mendengar hal itu Burhan lantas memberikan kunci Villa kepada Aditya.
"Oh ya sampai lupa, kenalkan geis ini pak Burhan penjaga Villa dan ini, siapa ya kok gue lupa." ucap Aditya memperkenal pak Burhan namun kata katanya menggantung menunjuk seseorang yang tengah berdiri di sebelah pak Burhan karena Aditya tidak tahu siapa pria tersebut.
"Kenalkan ini anak saya Ferdi den." ucap pak Burhan memperkenalkan anaknya.
Ferdi kemudian lantas menyalami satu persatu dan memperkenalkan dirinya.
Ketika tiba giliran Tazkia, di saat tangan Tazkia dan Ferdi bersentuhan tiba tiba saja Tazkia seperti tertarik masuk ke dalam suatu adegan bak sebuah film yang tengah memutar alur ceritanya namun tidak secara utuh.
"Ki lo ngelamun ?" tanya Sinta karena melihat jabatan tangan antara Kia dan Ferdi tidak kunjung lepas namun dengan pandangan Tazkia yang menatap Ferdi dengan tatapan kosong seperti orang tengah melamun.
Mendengar hal tersebut lantas langsung membuat Prasetia dan Aditya saling pandang mencari jawaban.
"Eh iya maaf." ucap Tazkia yang tersadar kemudian langsung melepas jabatan tangannya dari Ferdi.
"Kalau begitu saya permisi dulu den, selamat malam." ucap pak Burhan sambil kemudian melangkah pergi dengan diikuti Ferdi di belakangnya.
Setelah kepergian pak Burhan dan anaknya, Aditya lantas langsung menuntun teman temannya memasuki Villa, kemudian langsung duduk di kursi ruang tamu untuk melepas penat sejenak karena perjalanan panjang yang mereka tempuh.
"Lo suka ya sama anaknya pak Burhan?" tanya Aditya dengan nada penasaran sekaligus menyindir Tazkia.
"Apaan sih lo dit, tuh mulut ya bisa gak di filter dulu kalau ngomong?" ucap Tazkia.
"La kalau gak suka kenapa lama banget salamannya, lo mau nyebrang jalan?" ucap Aditya yang lantas di balas Tazkia dengan memutar bola matanya jengah.
"Emangnya ada apa lo tadi ngelamun ki?" tanya Sinta yang juga penasaran.
"Gue, gue melihat sesuatu ketika bersalaman dengan anak pak Burhan tadi?" ucap Tazkia.
"Lagi? come on geis, masak kalian percaya sama hal begituan, ini era modern mana ada hal begituan." ucap Aditya.
"Sayangnya gue percaya, apa lagi ucapan Kia selalu jadi kenyataan tidak hanya sekali bahkan berkali kali dit, apa itu masih kurang juga untuk membuktikannya?" ucap Sinta menyanggah perkataan Aditya
"Oke terserah kalau kalian memang percaya." ucap Aditya kesal kemudian melenggang pergi meninggalkan ketiganya yang masih di ruang tamu.
"Pras lo susul Adit sana, ngambek tuh kayaknya." ucap Tazkia.
"Udah biarin aja bentar lagi juga baikan." ucap Prasetia dengan enteng.
Setelah kepergian Aditya baik Sinta maupun Prasetia menatap Tazkia dengan berbagai pertanyaan yang berputar di benak mereka, sementara Tazkia hanya menghela nafasnya panjang karena tahu kedua sahabatnya pasti tengah penasaran saat ini.
"Gue melihat ada banyak manekin di sebuah ruangan dan Ferdi nampak tersenyum melihat deretan manekin tersebut, namun anehnya manekin tersebut tidak mirip seperti boneka melainkan seperti makhluk hidup yang diawetkan." ucap Tazkia sambil mengingat ingat penglihatannya tadi.
"Jika seperti itu, apa ini akan terjadi lagi ki?" tanya Sinta.
"Bukan, sepertinya hal yang aku lihat bukan lah sesuatu yang akan terjadi, melainkan seperti sebuah kenangan atau tepatnya masa lalu Ferdi." ucap Tazkia.
"Jika memang benar, berarti ada yang tidak beres dengan anak pak Burhan, kita harus hati hati kepadanya, gue tidak mau liburan kita yang harusnya bahagia beralih genre menjadi horor." ucap Prasetia memperingati.
"Iya lo benar Pras itu akan sangat mengerikan jika hal itu sampai terjadi." ucap Sinta sambil bergidik ngeri.
Setelah perbincangan itu ketiganya lantas memutuskan untuk pergi tidur, di mana Prasetia mengambil kamar di dekat tangga sedangkan Tazkia dan juga Sinta mengambil kamar yang dekat dengan ruang makan dan juga kamar mandi yang sama sama terletak di lantai bawah.
****
Di dalam kamar.
Baru saja hendak tidur Tazkia dibuat kesal dengan rengekan Sinta yang meminta untuk di antar ke kamar mandi, awalnya Tazkia menolak karena di masing masing kamar sudah di berikan fasilitas kamar mandi, namun setelah Sinta mengatakan lampu kamar mandi padam pada akhirnya mau tidak mau Tazkia menunggu di depan pintu kamar mandi untuk menemani Sinta.
Tazkia asyik memainkan ponselnya sambil menunggu Sinta yang tengah ke kamar mandi hingga tiba tia ponsel miliknya berdering.
"Halo ma" ucap Tazkia setelah mengusap ikon warna hijau di layar ponselnya.
"Apa kamu sudah tidur nak?" tanya Arini.
"Belum lagi nunggu Sinta di kamar mandi." ucap Tazkia.
"Kamu tidak di rumah?" tanyanya lagi.
"Tidak ma Kia sedang menginap di villa milik Aditya, kami baru saja sampai."
"Hem begitu rupanya, jangan lupa untuk menjaga diri baik baik."
"Tentu saja, mama tidak perlu khawatir." balas Tazkia.
"Nak apakah akhir akhir ini ada sesuatu yang aneh terjadi padamu?" tanya Arini mendadak yang lantas membuat Tazkia terdiam di buatnya. " Kenapa kamu diam? apa kamu mendengar mama?" imbuhnya.
"Tidak ada ma semua baik baik saja mama tidak perlu khawatir." ucap Tazkia namun berbohong karena tidak ingin membuat orang tuanya khawatir.
" Sungguh?"
" He.em"
"Syukurlah kalau begitu mama bisa tenang sekarang, jaga kesehatan ya nak, jangan lupa makan, oh dan satu hal lagi happy birthday my girl, mama sudah mengirim hadiahnya ke rumah, mungkin sudah di terima mbok Ratmi, semoga kamu senang dengan hadiah mama." ucap Arini.
"Terima kasih banyak ma, love you."
"Love you to"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments