Setelah cukup lama berlari Tazkia dan Sinta berhenti tepat di sebuah rumah yang mirip dengan gudang penyimpanan seperti yang terlihat pada penglihatan Tazkia.
" Lo yakin ini tempatnya ki?" tanya Sinta memastikan.
" Ya ini tempatnya." ucap Tazkia dengan yakin.
" Kita masuk?" tanya Sinta.
" Ya tentu, kita cari cara untuk masuk ke dalam sana dan meluruskan segalanya." ucap Tazkia.
Tazkia dan Sinta lantas memutari setiap sudut bangunan tersebut untuk mencari cara agar bisa masuk ke dalam.
" Jendelanya gak di kunci, kita bisa masuk lewat sini Sin." ucap Tazkia dengan girang.
" Iya ayo." ucap Sinta.
Keduanya lantas mulai memasuki bangunan tersebut, suasana di dalam bangunan tersebut cukup pengap dan gelap, fentilasi udara yang terpasang di atas bahkan tidak bekerja dengan baik karena di tutup oleh pemiliknya.
Sinta kemudian menyalakan tombol senter di ponselnya untuk mengetahui keadaan sekitar dan mencari tombol lampu di sana.
Setelah berhasil menyalakan lampu begitu terkejutnya Tazkia dan Sinta saat tahu begitu banyak manekin yang terpajang di sana membuat bulu kuduk Tazkia dan Sinta berdiri merasakan hawa tidak enak di sini.
" Ki perasaan gue gak enak." ucap Sinta.
" Tenanglah Sin masalahnya gue juga takut." ucap Tazkia dengan lirih.
Tazkia lantas menyapu sekelilingnya dan tiba tiba saja pandangannya terhenti pada sebuah manekin pria yang wajahnya mirip seperti di penglihatannya kemarin.
" Pria itu, bukankah yang di seret menggunakan karung goni?" ucap Tazkia dalam hati sambil menatap manekin tersebut dalam dalam dan sialnya semakin di tatap manekin tersebut nampak tersenyum kemudian berkedip yang lantas membuat Tazkia terkejut dan mengagetkan Sinta yang juga tengah menyapu pandangannya melihat sekeliling.
" Astaga." ucap Tazkia.
" Apa sih lo ki, kaget nih gue." ucap Sinta yang kesal dengan Tazkia yang tiba tiba saja mengejutkannya.
" Sorry." ucap Tazkia.
Keduanya lantas terus masuk ke dalam menyusuri bangunan tersebut.
"Ki lihat ki bukannya itu pak Burhan?" ucap Sinta sambil menepuk bahu Tazkia berulang.
" Mana?" tanya Tazkia.
" Itu lihatlah." ucap Sinta sambil menunjuk ke arah pak Burhan yang berada di bawah dengan kondisi kaki dan tangannya di ikat.
" Astaga." ucap Tazkia.
Tazkia dan Sinta lantas bergegas menghampiri Burhan dan berusaha melepaskan ikatannya.
" Pak, pak Burhan bangun pak." ucap Tazkia sambil menepuk perlahan pipi Burhan.
Tak lama kemudian Burhan nampak mulai sadar dan bangkit duduk sambil menatap Sinta dan Tazkia secara bergantian.
" Apa yang kalian lakukan di sini? cepat pergi sekarang selagi ada waktu." ucap Burhan.
" Apa yang sebenarnya terjadi pak, tolong jelaskan pada kami apakah bapak tahu kalau Ferdi." ucap Tazkia yang mencari jawaban atas segala teka teki yang menimpanya selama ini namun ucapannya terpotong oleh Burhan.
" Ya non kamu benar, bapak selalu berusaha membawa keduanya ke jalan yang benar namun selalu saja berakhir dengan bapak yang terluka karena di siksa oleh mereka. Dulu mereka adalah pemuda yang baik baik sampai kemudian mereka berdua jatuh cinta pada seorang gadis yang orang tuanya menyewa Villa Edelweis untuk tempat tinggal mereka. Awalnya semua berjalan dengan normal sampai kemudian orang tua si gadis tidak merestui hubungan mereka karena gadis tersebut ingin menikahi Ferdi dan juga Fredi sekaligus." ucap Burhan.
" Apa? dua sekaligus bukankah itu terlalu serakah?" ucap Tazkia dalam hati sambil mendengarkan cerita Burhan.
" Gila tuh cewek main embat aja dua duanya." ucap Sinta dalam hati.
" Karena hubungan yang tidak direstui tersebut Ferdi dan Fredi mengajak dia untuk kawin lari, niat hati ingin mengajaknya kawin lari malah berubah menjadi pembunuhan berdarah satu keluarga, hanya karena Fredi yang tak sengaja mendorong ayah gadis tersebut hingga jatuh ke tangga dan meninggal di tempat. Karena kasih sayang yang berlebih kepada gadis tersebut Ferdi dan Fredi sepakat untuk mengawetkan nya dan menjadikannya sebuah manekin yang indah, hal itu lah yang membuat sifat psikopat keduanya mulai berkumpul, satu persatu nyawa manusia tidak berdosa mereka lenyap kan untuk mereka jadikan sebuah manekin dengan alasan sebagai teman untuk gadis tersebut, saya sudah benar benar frustasi akan keduanya." ucap Burhan dengan nada serak seperti menahan tangisnya.
Baru saja Burhan selesai bercerita tiba tiba saja lampu di ruangan tersebut berkedip, angin berhembus secara kencang entah dari mana datangnya di barengi dengan beberapa benda yang mulai berjatuhan.
Di tengah situasi yang mencekam Tazkia tiba tiba saja menunduk dan terdiam.
" Kia kita harus lari." ucap Sinta hendak menarik tangan Tazkia namun entah mengapa tubuh Tazkia mendadak menjadi berat hingga membuat Sinta yang menariknya lantas terjatuh.
" Ada apa ini?" ucap Sinta sambil menatap ke arah Kia yang aneh menurutnya.
Ketika Sinta tengah kebingungan tentang apa yang terjadi dengan Tazkia, entah sejak kapan tubuh Tazkia tiba tiba saja terangkat dan melayang dengan mata Tazkia yang berubah menjadi warna putih seluruhnya.
" HENTIKAN SANDIWARA MU ITU BURHAN! MULUTMU ITU BENAR BENAR BIADAB." ucap Tazkia namun dengan suara yang tiba tiba saja berubah menjadi berat seperti bukan Tazkia.
Sinta yang melihat Tazkia seperti itu lantas menjadi panik dan bingung harus berbuat apa.
" Siapa kamu?" tanya Burhan kala mendengar ucapan Kia barusan.
" APA KAU LUPA DENGAN ANAK YANG KAU LENYAP KAN HANYA KARENA EGO MU? DAN SEKARANG KAU BERSANDIWARA SEOLAH AKU DAN FERDI ADALAH DALANG DARI SEGALANYA, CUKUP SUDAH BURHAN KAU BENAR BENAR TIDAK TAHU MALU!" ucap Tazkia kembali.
" Fredi?" ucap Burhan yang lantas membuat Sinta langsung menoleh ke arah Burhan yang berwajah pucat pasih.
" HAHAHAHA KAU INGAT RUPANYA, SEKARANG GILIRAN MU UNTUK MATI! BUKANKAH KAU INGIN MENEMANIKU?" ucap Tazkia.
Setelah mengatakan hal tersebut Tazkia lantas melayang dengan kencang menuju ke arah Burhan dan langsung mencekiknya. Burhan yang tak siap mulai tersudut, tenaga Tazkia benar benar besar hingga membuat Burhan kewalahan menghadapinya.
Perlahan tangan burhan lantas mengambil sebuah balok kayu dan memukul kening Tazkia cukup keras hingga mengeluarkan darah yang langsung menetes hingga membuat Tazkia terpental dan pingsan, kelakuan Burhan yang tak berpikir panjang lantas membuat Sinta terkejut melihatnya.
" Pak Burhan apa yang kau lakukan?" teriak Sinta.
Burhan yang tersadar akan apa yang tengah dilakukannya lantas membuang balok kayu tersebut ke tanah kemudian berlalu pergi dari sana.
" Kia ki lo jangan bikin gue takut Kia." ucap Sinta mencoba membangunkan Tazkia sambil meletakkan baju lengan panjangnya ke kening Tazkia karena darah bekas pukulan Burhan belum juga berhenti.
" hiks hiks gue harus apa di saat seperti ini?" tanya Sinta.
Saat Sinta di landa kebingungan tiba tiba saja ia mendengar suara pintu depan di buka oleh seseorang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Tri Handayani
lanjut makin seru nih
2022-05-31
1