Keempatnya hanyut ke dalam euforia kebahagian menikmati indahnya pemandangan yang di tata sedemikian rupa membentuk lukisan alam yang begitu indah dan menakjubkan, hingga mereka berempat tidak menyadari bahwa mendung semakin menggelap menandakan sebentar lagi akan turun hujan.
" Geis sepertinya akan turun hujan, bagaimana kalau kita lekas kembali ke Villa sebelum terlambat." ucap Tazkia yang sadar akan cuaca yang semakin mendung dan berkabut.
" Bentar lagi lah ki, lagi asik nih." ucap Aditya sambil masih asyik bermain air.
" Jalan yang kita lalui cukup sulit dit, jika di tambah dengan genangan air hujan pasti akan menambah tingkat kesulitannya." ucap Tazkia lagi.
" Kia benar ayo kita beberes dan pulang." ucap Prasetia yang lantas berjalan naik ke permukaan dengan celana yang sudah basah karena ikut berendam di air terjun.
" Ayo dit." ucap Sinta sambil menarik tangan Aditya agar segera ikut naik.
" Kalian mah pada gak asyik." ucap Aditya dengan kesal namun tetap mengikuti tarikan Sinta naik ke permukaan.
" Jangan lupakan sampah kalian." ucap Tazkia mengingatkan.
Setelah beberapa menit beberes dan memunguti sampah mereka, keempatnya lantas bersiap siap untuk pulang.
" Sudah? tidak ada yang tertinggal kan?" tanya Prasetia memastikan.
" Aman" ucap Sinta.
" Hayuk pulang." ucap Tazkia.
Keempatnya kemudian lantas melangkahkan kakinya kembali ke Villa, suasana sekitar semakin berkabut dengan awan mendung yang sudah menggelap bersiap untuk menumpahkan tetesan demi tetesan air hujan.
Ketika langkah mereka mencapai beberapa meter tiba tiba Tazkia kembali tertarik mendapat penglihatan, langkah Tazkia terhenti jantungnya tiba tiba saja berpacu dengan kencang kala menyadari akan terjadi hal besar sebentar lagi yang menimpa mereka.
" Ki kenapa lo berhenti?" tanya Sinta yang berjalan di belakang Tazkia.
Mendengar ucapan Sinta lantas menghentikan langkah kaki Aditya dan Prasetia yang berjalan di depan.
" Ada apa ki?" tanya Prasetia mendekat ke arah Tazkia.
" Geis persiapkan diri kalian untuk berlari sekencang mungkin, tinggalkan semua barang bawaan yang memberatkan langkah kalian. Satu hal yang harus kalian ingat jika melihat laki laki bertudung hitam lekas lah lari sekencang mungkin pergi menjauh darinya cari jalan tercepat agar sampai ke Villa, aku yakin kalian pasti bisa." ucap Tazkia memberikan clue kepada teman temannya.
Mendengar ucapan Tazkia yang merepet dengan wajah tegang membuat ketiga sahabatnya lantas melongo menatap ke arah Kia sambil mendengarkan penjelasannya yang tidak mereka mengerti.
" Tunggu tunggu coba kau jelaskan pelan pelan ki, kita sama sekali tidak mengerti maksud mu." ucap Prasetia.
" Gak ada waktu Pras, itu akan terjadi tepat ketika hujan pertama kali turun sebentar lagi, aku, aku yakin masih bisa merubah apa yang aku lihat jika kita semua bekerja sama, aku benar benar tidak ingin kita semua mati hiks hiks hiks." ucap Tazkia pada akhirnya dengan tangis yang sudah membasahi pipinya.
" Jangan main main ki! kita semua juga tidak ingin mati konyol di sini." ucap Aditya dengan nada kesal.
" Apa? gak gak mungkin." ucap Sinta yang terkejut mendengar ucapan Tazkia barusan.
" Kita masih bisa merubahnya, jangan hanya terima nasib geis kita harus berjuang." ucap Tazkia menyemangati dengan derai air mata.
" Tenang! tenanglah kalian semua, di waktu yang sempit ini seharusnya kita berpikir dan mencari cara tercepat dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, tidak hanya kalian aku juga tidak ingin mati konyol di sini." ucap Prasetia yang lantas langsung membuat ketiganya bungkam dan terdiam saling merenungi pikiran mereka masing masing.
" Cara apa Pras? mana sempat kita memikirkan cara di saat hujan yang sebentar lagi akan turun? lo pikir cara itu akan langsung jatuh dari langit?" ucap Aditya dengan setengah berteriak.
" Lalu apa lo punya? jangan hanya berteriak dit" ucap Prasetia tidak mau kalah.
" HENTIKAN! apa yang kalian lakukan? apakah dengan kalian bertengkar akan mendapatkan sebuah cara? tidak kan?" ucap Tazkia dengan nada setengah berteriak menatap Aditya dan Prasetia secara bergantian.
" Aku mohon jangan berantem, kita percayakan pada Kia, karena hanya dia kunci dari kejadian selanjutnya." ucap Sinta dengan nada serak menahan tangis.
Aditya dan Prasetia lantas terdiam kala mendengar ucapan Tazkia dan Sinta, jika boleh jujur mereka berempat sama sama memendam ketakutannya masing masing namun tidak ada yang bisa mereka lakukan saat ini, bukankah tidak akan ada orang yang menginginkan kematiannya sendiri berakhir dengan tragis bukan?
" Di dalam penglihatan ku laki laki bertudung itu akan datang mengejar kita berempat dengan membawa kapak, di saat dia datang kita harus sebisa mungkin berlari menjauh darinya, kita harus berpencar untuk mengecoh nya." jelas Tazkia panjang lebar.
" Bukankah jika kita berpencar akan memperumit keadaan ki?" tanya Aditya.
" Memang ada sisi negatifnya, hanya saja dengan berpencar kita bisa mengecoh pria bertudung itu agar fokusnya menjadi terbagi. Kalian carilah perlindungan diri apapun itu, kita berkumpul kembali di Villa, aku berharap kita bisa berkumpul kembali di sana secepatnya." ucap Tazkia dengan nada sendu yang dibalas anggukan dari ketiga sahabatnya.
Tepat ketika ucapan terakhir Tazkia, perlahan air hujan mulai menetes membasahi bumi, jantung keempat sahabat tersebut mendadak berpacu dengan kencang bersiap menghadapi sesuatu yang mungkin bisa menghilangkan nyawa mereka. Keempatnya lantas saling pandang, Tazkia kemudian mencoba berkosentrasi mengingat ingat di mana tepatnya pria bertudung hitam itu datang.
Saat suasana semakin mencekam dengan air hujan yang sudah mengguyur keempatnya, Tazkia terlihat memberikan kode tangan kepada keempat sahabatnya.
" Saat ku bilang lari kalian harus lari hindari arah barat daya ketika berlari, jangan berhenti sebelum sampai ke Villa kalian mengerti?" ucap Tazkia yang lantas di balas anggukan oleh ketiganya.
" Kamu pasti bisa merubahnya Kia, jika alur kecelakaan itu berubah, kali ini pun kamu pasti bisa merubahnya " ucap Tazkia dalam hati dengan yakin.
Benar saja sesuai dugaan Tazkia pria bertudung hitam tersebut datang sambil menyeret kapak di tangannya dari arah barat daya. Keempatnya lantas saling pandang satu sama lain dengan bergidik ngeri karena ucapan Tazkia benar benar terjadi.
" Aku masih ingin hidup, aku yakin aku bisa Kia tidak akan membohongi ku bukan?" ucap Sinta dalam hati.
" Nyesel gue selalu absen pas jam olahraga, semoga gue bisa berlari dengan kencang kalau perlu terbang sekalian agar si kampret itu tidak bisa mengejar ku." ucap Aditya dalam hati.
" Kesekian kalinya ucapan Kia menjadi kenyataan, aku yakin Kia bisa membantu aku dan yang lainnya selamat kali ini." ucap Prasetia sambil menatap ke arah Tazkia.
" Satu dua lari geis sekarang." teriak Tazkia tiba tiba yang lantas langsung membuat bingung pria bertudung itu.
" Sialan mereka tahu rencana ku, tidak akan ku biarkan." ucap pria bertudung itu lalu ikut berlari mengejar salah satu dari mereka secara acak dengan langkah kaki yang cepat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
senja
katanya lari secepat mungkin ke Vila, kenapa berpencar?
2022-04-14
0
senja
merepet itu apa?
2022-04-14
0