Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10

Entah Ferdi yang baru datang mendengar teriakan Tazkia atau bahkan tau keberadaannya, tepat pada saat Tazkia berteriak Ferdi yang baru datang langsung menatap tajam ke arah Tazkia kemudian melempar pisau ke arahnya dan langsung menembus tubuh Tazkia, detik selanjutnya pandangan Kia langsung menggelap dan pingsan.

" Kia ki Kia." ucap Sinta dan Aditya secara bersamaan menepuk tepuk pipi Tazkia agar segera sadar.

Perlahan Tazkia mulai terbangun dengan keadaan terkejut dan deru nafas yang memburu, saat matanya terbuka samar samar ia melihat kedua bayangan di atasnya, Tazkia yang masih mengira keduanya adalah Ferdi lantas langsung menggerakkan tangannya mengusir bayangan tersebut sambil berteriak.

" Pergi kalian! pergi jangan ganggu aku pergi." ucap Tazkia dengan berteriak sambil berusaha mengusir kedua bayangan tersebut.

Aditya dan Sinta yang melihat Tazkia bangun awalnya bernafas lega namun kemudian keduanya terkejut kala Tazkia tiba tiba berteriak seperti orang kesetanan.

" woy woy ki kampret lo bangun bangun pakai acara tampol muka ganteng gue lagi, sakit tau." ucap Aditya setengah berteriak yang lantas langsung menyadarkan Tazkia.

" Adit Sinta aaaaaa gue kira kalian kembar psiko." ucap Tazkia yang lantas bangkit kemudian memeluk keduanya dengan erat.

" Tunggu dulu, apa maksudmu dengan kembar psiko?" tanya Sinta bingung ketika Tazkia sudah melepaskan pelukannya.

" Ferdi ternyata punya kembaran." ucap Tazkia yang lantas membuat Aditya dan Sinta saling pandang satu sama lain.

" Iya lalu apa hubungannya dengan psiko Tazkia." ucap Aditya dengan memanjangkan nama Tazkia di akhir ucapannya.

" Iss lo mah kebiasaan gak pernah dengerin dulu kalau orang lagi ngomong." ucap Tazkia dengan nada kesal menatap ke arah Aditya.

" Udah lanjutin Ki jangan dengerin Aditya." ucap Sinta yang langsung di balas tatapan tajam oleh Aditya.

" Bagaimana gak psiko kalau keduanya sama sama hobi membuat manekin manusia, semua koleksi mereka di sembunyikan di sebuah rumah di tengah hutan dekat air terjun yang juga sekaligus merupakan tempat eksekusi korban mereka." ucap Tazkia menjelaskan secara rinci apa yang ia lihat.

" Lo yakin? tau dari mana lo tentang ini semua?" ucap Aditya.

" Udahlah tau dari mananya gak penting sama sekali yang terpenting sekarang kita harus segera membongkar kejahatan mereka berdua, karena kita tidak akan bisa pulang jika mereka berdua tidak di adili." ucap Tazkia.

" Enak aja mending gue pulang, ogah gue berurusan dengan psiko model.an mereka, satu aja tadi udah nyusahin bagaimana kalau dua, ogah banget gue." ucap Aditya sambil bergidik ngeri.

...Tepat setelah Aditya mengucapkan hal itu tiba tiba saja angin berhembus sangat kencang di dalam rumah yang entah datang dari mana, barang barang mulai berjatuhan dan terlempar dengan sendirinya....

" Ada apa ini?" ucap Aditya menatap sekeliling.

" Mereka akan marah jika lo tidak membantu mereka, lo bisa pilih di ganggu oleh mereka yang tidak terlihat atau mengungkap semua hal tentang Ferdi." ucap Tazkia dengan datar.

" Ki lo yakin?" ucap Sinta sambil menatap ngeri pada barang barang yang masih berjatuhan.

Aditya terdiam dengan tatapan ngeri bercampur kesal kala harus memilih diantara pilihan yang sama sama tidak menguntungkan, sampai kemudian ketika Aditya menoleh ke kiri sebuah vas bunga melayang ke arahnya dengan cepat hendak menghantam kepalanya, Aditya yang sadar mereka mulai marah lantas langsung berteriak.

" Ok ok gue setuju." ucap Aditya dengan berteriak dan detik berikutnya vas tersebut berhenti dan jatuh tepat di sebelah Aditya.

" Huhhh untung saja." ucap Aditya yang merasa lega karena vas tersebut tidak jadi mengenai kepalanya.

Tazkia hanya tersenyum kecil kala melihat wajah ketakutan Aditya kemudian menatap sekeliling namun seketika pandangannya terhenti pada kedua sahabat di depannya, Tazkia merasa ada yang kurang dari mereka.

" Btw Pras kemana? gak mungkin dia kesasar kan?" tanya Tazkia memandang ke arah Aditya dan Sinta secara bergantian namun yang di pandangi malah menatap balik Tazkia dengan tatapan yang sedih.

Mendengar pertanyaan Tazkia, Sinta lantas hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apapun, pikiran buruk satu persatu mulai berkumpul di pikiran Tazkia saat ini.

" Tidak mungkin kan?" ucap Tazkia sambil menutup mulutnya sedikit terkejut dengan dugaannya sendiri.

" Gue gak tahu tepat kondisi Pras hanya saja gue melihat pria bertudung tersebut menyeret kapak yang terdapat sobekan baju yang di kenakan Pras dengan noda darah yang sudah bercampur air hujan di sana." ucap Sinta dengan manik mata sendu mengingat apa yang dilihatnya.

" Enggak mungkin Pras mati secepat itu, dia pasti bertahan, kalian tahu kan dia yang paling kuat di antara kita, tidak mungkin dia telah tewas! dit ayo kita cari! jangan hanya diam, Adit Sinta kenapa kalian seperti ini." ucap Tazkia dengan sedikit histeris.

" Ki tenanglah aku juga yakin Pras masih hidup tapi kita tidak mungkin keluar dari sini dan mencari Pras ketika di luar keadaan sama sekali tidak mendukung untuk kita mencari Pras." ucap Aditya.

" Apa yang tidak memungkinkan di luar sudah tidak hujan, harusnya kalian keluar dan mencari Pras bukan diam di sini." ucap Tazkia.

" Ki di luar sudah malam mencari pun percuma, kita tunggu sampai pagi oke." ucap Sinta menengahi.

" Gak bisa, lo gak tau seberapa kejamnya Ferdi sialan itu." ucap Tazkia.

" Ki lo jangan gila, tadi siang aja gue hampir kena kapak sialan itu bagaimana kalau malam hari, dia tidak hanya sendirian apa lo mau menyerahkan nyawa lo secara sukarela ha?" ucap Aditya setengah berteriak.

" Kalau kalian gak mau pergi, gue akan pergi sendirian dengan atau tanpa kalian sekalipun!" ucap Tazkia dengan nada tinggi kemudian berlari menuju pintu utama.

Melihat Tazkia yang berlari menuju pintu utama Sinta dan Aditya lantas menyusulnya, baru saja pintu di buka tiba tiba saja Tazkia dikejutkan dengan sebuah sosok penuh lumpur dengan penampilan yang acak acakan serta baju putih yang sudah berubah warna.

" Aaaaaaaaaaa." teriak Tazkia.

Aditya dan Sinta yang berlari menyusul Tazkia lantas kebingungan dan langsung mempercepat langkahnya menuju pintu utama.

" Ada apa ki?" tanya Sinta.

" Astaga naga makhluk apaan ini? dekil amat." ucap Aditya yang terkejut kala melihat ke arah pintu yang terbuka.

Ketiganya lantas mundur sementara sosok tersebut terus maju mendekat ke arah mereka.

" Pergi kau jangan ganggu kami." ucap Sinta setengah berteriak.

" He makhluk kampret pergi kamu." ucap Aditya sambil menunjuk ke arah sosok tersebut kemudian melemparnya dengan majalah yang berada tepat di atas meja ruang tamu.

" Aduh, kalian apa apaan sih?" teriak sosok tersebut kesakitan yang lantas membuat Aditya, Sinta dan juga Tazkia saling berpandangan satu sama lain mencari jawaban.

Bersambung

Terpopuler

Comments

senja

senja

mereka yg minta dibantu, bs diajak kerjasama kah? kan mereka cukup kuat smpe bisa lempar barang, masa gak ikut bantu nanti?

2022-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Apa yang terjadi denganku?
2 Penglihatan yang datang tiba tiba
3 Jika bukan mbok Ratmi lalu dia siapa?
4 Apakah takdir masih bisa di rubah? Villa Edelweis #1
5 Manekin manusia ~Villa Edelweis #2
6 Jika dia Kia lalu dia siapa? ~ Villa Edelweis #3
7 Mereka bukan manusia ~ Villa Edelweis #4
8 Ada apa dengan Sinta? ~ Villa Edelweis #5
9 Lelaki bertudung hitam ~ Villa Edelweis #6
10 Aku tidak ingin mati ~ Villa Edelweis #7
11 Mencari jalan kembali ke Villa ~ Villa Edelweis #8
12 Mereka kembar? ~ Villa Edelweis #9
13 Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10
14 Ku mohon lepaskan aku~ Villa Edelweis #11
15 Tenanglah semua akan baik baik saja ~ Villa Edelweis #12
16 Mulutmu itu benar benar biadab ~ Villa Edelweis #13
17 Kita pulang gais... ~ Villa Edelweis #14
18 End ~ Villa Edelweis #15
19 Good news or bad news?
20 Ada yang berbeda dari gadis di lukisan itu ~ Lukisan berdarah #1
21 Teman mu dalam bahaya ~ Lukisan berdarah #2
22 Cekikan itu nyata? ~ Lukisan berdarah #3
23 Luka lebam di leher ~ Lukisan berdarah#4
24 Makhluk halus itu menyukai Aditya? ~ Lukisan berdarah #5
25 Lukisan itu hilang? ~ Lukisan berdarah #6
26 Semoga tidak terjadi hal buruk pada mereka ~ Lukisan berdarah #7
27 Ada yang tidak beres dengan pak Waluyo ~ Lukisan berdarah #8
28 Kamu harus ikut denganku ~ Lukisan berdarah #9
29 Lentera penunjuk jalan ~ Lukisan berdarah#10
30 Sesuatu yang menjijikkan ~ Lukisan berdarah #11
31 Kita harus membawa pak Waluyo juga ~ Lukisan berdarah #12
32 Apakah ini wajar menurutmu?~ Lukisan berdarah #13
33 Mimpi apaan ini? ~ Lukisan berdarah #14
34 Sebuah keajaiban ~ Lukisan berdarah #15
35 Kamu berhasil membawa Aditya pulang ~ Lukisan berdarah #16
36 Kalian harus segera membakar lukisan itu~Lukisan berdarah #17
37 Kita berhasil (end)~ Lukisan berdarah #18
38 Liontin kompas yang unik
39 Senyuman itu hanya sebuah kepalsuan?
40 Hubungan yang penuh kepalsuan
41 Konsekuensi dari perbuatannya
42 Menjadi pusat perhatian
43 Memutar kembali waktu
44 Kembali lagi!
45 Time traveler!
46 Perbedaan antara indigo dan indra keenam
47 Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?
48 24 kali putaran
49 Tidak bisa mengubah takdir
50 Mencari bukti
51 Aku sudah mengikhlaskan mama pergi
52 Ucapan terima kasih
53 Tugas dari pak Reno
54 Suka menyendiri
55 Beberapa hal yang harus kalian patuhi
56 Perjalanan yang memakan waktu lama ~ Desa tanjung tari #1
57 Suara misterius yang terdengar ~ Desa tanjung tari #2
58 Selamat datang di Desa Tanjung Tari ~ Desa tanjung tari #3
59 Ada yang aneh dengan perjalanan kita ~ Desa tanjung tari #4
60 Seruan malam hari ~ Desa tanjung tari #5
61 Suara gamelan itu sungguhan? ~ Desa tanjung tari #6
62 Sudah terlalu jauh untuk berhenti ~ Desa tanjung tari #7
63 Tas branded berisi segepok uang ~ Desa tanjung tari #8
64 Kematian yang tragis ~ Desa tanjung sari #9
65 Predestination Paradox ~ Desa tanjung tari #10
66 Apa yang mau kau perbaiki? ~Desa tanjung tari #11
67 Kenyataan pahit yang terkuak dari masa lalu~ Desa tanjung tari #12
68 Suara siulan pukul 2 dini hari ~ Desa tanjung tari #13
69 Seperti mengurai benang yang kusut ~ Desa tanjung tari #14
70 Ritual ~ Desa tanjung tari #15
71 Apa Doni menipuku? ~ Desa tanjung tari #16
72 Membutuhkan bantuan ~ Desa tanjung tari #17
73 Kau tidak akan bisa lari dariku ~ Desa tanjung tari #18
74 Bisa mengubah segalanya ~ Desa tanjung tari #19
75 Semua sudah direncanakan ~ Desa tanjung tari #20
76 Kenangan masa lalu
77 Tidak ada yang bisa kita rubah
78 Kecupan penyemangat
79 Barter yang sama sama menguntungkan
80 Kita akan pulang sama sama
81 Aku sudah membereskan semuanya
82 Pria misterius berbaju serba hitam
83 Kabur dari penjara dengan cara yang aneh
84 Kau sudah melihatnya sendiri
85 Toko antik penjual cermin ~ Cermin bertuah #1
86 Mimpi dalam mimpi ~ Cermin bertuah #2
87 Mungkin hanya sebuah kebetulan ~ Cermin bertuah #3
88 Suara sosok itu menghipnotis jiwa ~ Cermin bertuah #4
89 Ada yang aneh dengan Sinta ~ Cermin bertuah #5
90 Manik mata berwarna merah ~ Cermin bertuah #6
91 Penemuan mayat seperti tengkorak ~ Cermin bertuah #7
92 Sudah ku duga ~ Cermin bertuah #8
93 Apa hubungannya dengan Lingsir wengi?~ Cermin bertuah #9
94 Gunakan mata yang lain untuk melihat ~Cermin bertuah #10
95 Perjanjian yang tidak bisa ditarik kembali ~ Cermin bertuah #11
96 Aku seorang pembunuh ~ Cermin bertuah #12
97 Kini aku tahu alasannya ~Cermin bertuah #13
98 Seperti prajurit yang tengah berperang
99 Mungkin hanya firasatku ~ Misteri villa nenek #1
100 Sesajen ~ Misteri villa nenek #2
101 Sosok besar bermata merah menyala ~ Misteri villa nenek #3
102 Sosok menyerupai Faris ~ Misteri villa nenek #4
103 Ban serep hilang? ~ Misteri villa nenek #5
104 Apa kamu sekarang mempercayainya? ~ Misteri villa nenek #6
105 Gubuk di tengah hutan ~ Misteri villa nenek #7
106 Kakek itu bukanlah manusia ~ Misteri villa nenek #8
107 Jangan tinggalkan aku Faris ~ Misteri villa nenek #9
108 Kalau kita mati, aku akan menghantui Kia ~ Misteri villa nenek #10
109 Masa lalu terulang kembali ~ Misteri villa nenek #11
110 Terjebak 4 hari 3 malam ~Misteri villa nenek #12
111 Memberikan bantuan ~ Misteri villa nenek #13
112 Bukanlah takdir buruk bagi mereka
113 Perlahan semua mulai terjawab
114 Bedakan mana candaan mana bukan!
115 Makhluk apa sebenarnya barusan?
116 Hanya bunga tidur
117 Siapa kesayangan makhluk itu?
118 Bangunan dengan makam di dalamnya
119 Aku masih hidup
120 Kamu siapa?
121 Cemburu?
122 Makhluk itu membawa Kia!
123 Aku tidak akan melepaskan mu
124 Misteri villa nenek ~End
125 Dia tidak bunuh diri ~ Teror hantu bisu
126 Hantu di kampus ~ Teror hantu bisu #2
127 Kau sedang mencari sosok itu kan? ~ Teror hantu bisu #3
128 Katakanlah! ~ Teror hantu bisu #4
129 Dia hamil! ~ Teror hantu bisu #5
130 Haruskah aku terlibat? ~ Teror hantu bisu #6
131 Icha
132 Pembunuh Dona ~Teror hantu bisu #7
133 Fakta baru ~Teror hantu bisu #8
134 Lakukan apa yang membuat mu bahagia ~Teror hantu bisu #9
135 Gigi di balas gigi ~Teror hantu bisu #10
136 Belajar dari kesalahan ~ Teror hantu bisu end
137 Persiapan pembukaan Rumah Baca Faris
138 Aku tidak sengaja ~ Ular tangga keramat
139 Ekor ular ~Ular tangga keramat #2
140 Apa kalian baik baik saja? ~Ular tangga keramat #3
141 Lanjut ~ Ular tangga keramat #4
142 Istirahat ~ Ular tangga keramat #5
143 Maaf ~Ular tangga keramat #6
144 Apa kita akan mati? ~Ular tangga keramat #7
145 Tolong kami~ Ular tangga keramat #8
146 Kau yang mulai, kau juga yang mengakhiri~ Ular tangga #9
147 Semuanya akan kembali ke awal~ Ular tangga keramat #10
148 End ~Ular tangga keramat #11
149 Kedatangan Melisa
150 Potongan puzzle yang acak ~Boneka arwah penuntut balas#1
151 Tidak! ~Boneka arwah penuntut balas #2
152 Mimpi ~Boneka arwah penuntut balas #3
153 Caki! ~Boneka arwah penuntut balas #4
154 Wanita itu keluarganya? ~Boneka arwah penuntut balas #5
155 Dikendalikan ~Boneka arwah penuntut balas #6
156 End ~ Boneka arwah penuntut balas #7
157 Semua sudah berakhir
158 Icha melakukannya?
159 Suara sirine #Tugas terakhir (Ambulans) #1
160 Bayangan ~Tugas terakhir (Ambulans) #2
161 Tidak hanya sekali ~Tugas terakhir (Ambulans) #3
162 Mimpi ~Tugas terakhir (Ambulans) #4
163 Beri aku alamatnya ~Tugas terakhir (Ambulans) #5
164 Kampung yang masih asri ~Tugas terakhir (Ambulans) #6
165 Bukan pembawa sial ~Tugas terakhir (Ambulans) #7
166 Isyarat ~ Tugas terakhir (Ambulans) #8
167 Di bodohi ~Tugas terakhir (Ambulans) #9
168 End ~Tugas terakhir (Ambulans) #10
169 Bukan orang tapi nyamuk!
170 Suara tawa yang samar
171 Ada yang aneh ~ Mengapa aku dilahirkan #1
172 Sosok hantu anak kecil ~Mengapa aku dilahirkan #2
173 Kerasukan ~Mengapa aku dilahirkan #3
174 Aku suka kakak ini ~ Mengapa aku dilahirkan #4
175 Sofa ~ Mengapa aku dilahirkan #5
176 Mama... papa... ~ Mengapa aku dilahirkan #6
177 Belum dikirim? ~ Mengapa aku dilahirkan #7
178 Salah satu daerah di Jawa Barat ~Mengapa aku dilahirkan #8
179 Faris? ~Mengapa aku dilahirkan #9
180 Pergi dari sini! ~Mengapa aku dilahirkan #10
181 Adik
182 Bukan mimpi?
183 Kenyataan pahit
184 Aku mencintaimu
185 Lenyap seutuhnya
186 Ending
187 Promo karya baru
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Apa yang terjadi denganku?
2
Penglihatan yang datang tiba tiba
3
Jika bukan mbok Ratmi lalu dia siapa?
4
Apakah takdir masih bisa di rubah? Villa Edelweis #1
5
Manekin manusia ~Villa Edelweis #2
6
Jika dia Kia lalu dia siapa? ~ Villa Edelweis #3
7
Mereka bukan manusia ~ Villa Edelweis #4
8
Ada apa dengan Sinta? ~ Villa Edelweis #5
9
Lelaki bertudung hitam ~ Villa Edelweis #6
10
Aku tidak ingin mati ~ Villa Edelweis #7
11
Mencari jalan kembali ke Villa ~ Villa Edelweis #8
12
Mereka kembar? ~ Villa Edelweis #9
13
Sosok penuh lumpur ~ Villa Edelweis #10
14
Ku mohon lepaskan aku~ Villa Edelweis #11
15
Tenanglah semua akan baik baik saja ~ Villa Edelweis #12
16
Mulutmu itu benar benar biadab ~ Villa Edelweis #13
17
Kita pulang gais... ~ Villa Edelweis #14
18
End ~ Villa Edelweis #15
19
Good news or bad news?
20
Ada yang berbeda dari gadis di lukisan itu ~ Lukisan berdarah #1
21
Teman mu dalam bahaya ~ Lukisan berdarah #2
22
Cekikan itu nyata? ~ Lukisan berdarah #3
23
Luka lebam di leher ~ Lukisan berdarah#4
24
Makhluk halus itu menyukai Aditya? ~ Lukisan berdarah #5
25
Lukisan itu hilang? ~ Lukisan berdarah #6
26
Semoga tidak terjadi hal buruk pada mereka ~ Lukisan berdarah #7
27
Ada yang tidak beres dengan pak Waluyo ~ Lukisan berdarah #8
28
Kamu harus ikut denganku ~ Lukisan berdarah #9
29
Lentera penunjuk jalan ~ Lukisan berdarah#10
30
Sesuatu yang menjijikkan ~ Lukisan berdarah #11
31
Kita harus membawa pak Waluyo juga ~ Lukisan berdarah #12
32
Apakah ini wajar menurutmu?~ Lukisan berdarah #13
33
Mimpi apaan ini? ~ Lukisan berdarah #14
34
Sebuah keajaiban ~ Lukisan berdarah #15
35
Kamu berhasil membawa Aditya pulang ~ Lukisan berdarah #16
36
Kalian harus segera membakar lukisan itu~Lukisan berdarah #17
37
Kita berhasil (end)~ Lukisan berdarah #18
38
Liontin kompas yang unik
39
Senyuman itu hanya sebuah kepalsuan?
40
Hubungan yang penuh kepalsuan
41
Konsekuensi dari perbuatannya
42
Menjadi pusat perhatian
43
Memutar kembali waktu
44
Kembali lagi!
45
Time traveler!
46
Perbedaan antara indigo dan indra keenam
47
Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?
48
24 kali putaran
49
Tidak bisa mengubah takdir
50
Mencari bukti
51
Aku sudah mengikhlaskan mama pergi
52
Ucapan terima kasih
53
Tugas dari pak Reno
54
Suka menyendiri
55
Beberapa hal yang harus kalian patuhi
56
Perjalanan yang memakan waktu lama ~ Desa tanjung tari #1
57
Suara misterius yang terdengar ~ Desa tanjung tari #2
58
Selamat datang di Desa Tanjung Tari ~ Desa tanjung tari #3
59
Ada yang aneh dengan perjalanan kita ~ Desa tanjung tari #4
60
Seruan malam hari ~ Desa tanjung tari #5
61
Suara gamelan itu sungguhan? ~ Desa tanjung tari #6
62
Sudah terlalu jauh untuk berhenti ~ Desa tanjung tari #7
63
Tas branded berisi segepok uang ~ Desa tanjung tari #8
64
Kematian yang tragis ~ Desa tanjung sari #9
65
Predestination Paradox ~ Desa tanjung tari #10
66
Apa yang mau kau perbaiki? ~Desa tanjung tari #11
67
Kenyataan pahit yang terkuak dari masa lalu~ Desa tanjung tari #12
68
Suara siulan pukul 2 dini hari ~ Desa tanjung tari #13
69
Seperti mengurai benang yang kusut ~ Desa tanjung tari #14
70
Ritual ~ Desa tanjung tari #15
71
Apa Doni menipuku? ~ Desa tanjung tari #16
72
Membutuhkan bantuan ~ Desa tanjung tari #17
73
Kau tidak akan bisa lari dariku ~ Desa tanjung tari #18
74
Bisa mengubah segalanya ~ Desa tanjung tari #19
75
Semua sudah direncanakan ~ Desa tanjung tari #20
76
Kenangan masa lalu
77
Tidak ada yang bisa kita rubah
78
Kecupan penyemangat
79
Barter yang sama sama menguntungkan
80
Kita akan pulang sama sama
81
Aku sudah membereskan semuanya
82
Pria misterius berbaju serba hitam
83
Kabur dari penjara dengan cara yang aneh
84
Kau sudah melihatnya sendiri
85
Toko antik penjual cermin ~ Cermin bertuah #1
86
Mimpi dalam mimpi ~ Cermin bertuah #2
87
Mungkin hanya sebuah kebetulan ~ Cermin bertuah #3
88
Suara sosok itu menghipnotis jiwa ~ Cermin bertuah #4
89
Ada yang aneh dengan Sinta ~ Cermin bertuah #5
90
Manik mata berwarna merah ~ Cermin bertuah #6
91
Penemuan mayat seperti tengkorak ~ Cermin bertuah #7
92
Sudah ku duga ~ Cermin bertuah #8
93
Apa hubungannya dengan Lingsir wengi?~ Cermin bertuah #9
94
Gunakan mata yang lain untuk melihat ~Cermin bertuah #10
95
Perjanjian yang tidak bisa ditarik kembali ~ Cermin bertuah #11
96
Aku seorang pembunuh ~ Cermin bertuah #12
97
Kini aku tahu alasannya ~Cermin bertuah #13
98
Seperti prajurit yang tengah berperang
99
Mungkin hanya firasatku ~ Misteri villa nenek #1
100
Sesajen ~ Misteri villa nenek #2
101
Sosok besar bermata merah menyala ~ Misteri villa nenek #3
102
Sosok menyerupai Faris ~ Misteri villa nenek #4
103
Ban serep hilang? ~ Misteri villa nenek #5
104
Apa kamu sekarang mempercayainya? ~ Misteri villa nenek #6
105
Gubuk di tengah hutan ~ Misteri villa nenek #7
106
Kakek itu bukanlah manusia ~ Misteri villa nenek #8
107
Jangan tinggalkan aku Faris ~ Misteri villa nenek #9
108
Kalau kita mati, aku akan menghantui Kia ~ Misteri villa nenek #10
109
Masa lalu terulang kembali ~ Misteri villa nenek #11
110
Terjebak 4 hari 3 malam ~Misteri villa nenek #12
111
Memberikan bantuan ~ Misteri villa nenek #13
112
Bukanlah takdir buruk bagi mereka
113
Perlahan semua mulai terjawab
114
Bedakan mana candaan mana bukan!
115
Makhluk apa sebenarnya barusan?
116
Hanya bunga tidur
117
Siapa kesayangan makhluk itu?
118
Bangunan dengan makam di dalamnya
119
Aku masih hidup
120
Kamu siapa?
121
Cemburu?
122
Makhluk itu membawa Kia!
123
Aku tidak akan melepaskan mu
124
Misteri villa nenek ~End
125
Dia tidak bunuh diri ~ Teror hantu bisu
126
Hantu di kampus ~ Teror hantu bisu #2
127
Kau sedang mencari sosok itu kan? ~ Teror hantu bisu #3
128
Katakanlah! ~ Teror hantu bisu #4
129
Dia hamil! ~ Teror hantu bisu #5
130
Haruskah aku terlibat? ~ Teror hantu bisu #6
131
Icha
132
Pembunuh Dona ~Teror hantu bisu #7
133
Fakta baru ~Teror hantu bisu #8
134
Lakukan apa yang membuat mu bahagia ~Teror hantu bisu #9
135
Gigi di balas gigi ~Teror hantu bisu #10
136
Belajar dari kesalahan ~ Teror hantu bisu end
137
Persiapan pembukaan Rumah Baca Faris
138
Aku tidak sengaja ~ Ular tangga keramat
139
Ekor ular ~Ular tangga keramat #2
140
Apa kalian baik baik saja? ~Ular tangga keramat #3
141
Lanjut ~ Ular tangga keramat #4
142
Istirahat ~ Ular tangga keramat #5
143
Maaf ~Ular tangga keramat #6
144
Apa kita akan mati? ~Ular tangga keramat #7
145
Tolong kami~ Ular tangga keramat #8
146
Kau yang mulai, kau juga yang mengakhiri~ Ular tangga #9
147
Semuanya akan kembali ke awal~ Ular tangga keramat #10
148
End ~Ular tangga keramat #11
149
Kedatangan Melisa
150
Potongan puzzle yang acak ~Boneka arwah penuntut balas#1
151
Tidak! ~Boneka arwah penuntut balas #2
152
Mimpi ~Boneka arwah penuntut balas #3
153
Caki! ~Boneka arwah penuntut balas #4
154
Wanita itu keluarganya? ~Boneka arwah penuntut balas #5
155
Dikendalikan ~Boneka arwah penuntut balas #6
156
End ~ Boneka arwah penuntut balas #7
157
Semua sudah berakhir
158
Icha melakukannya?
159
Suara sirine #Tugas terakhir (Ambulans) #1
160
Bayangan ~Tugas terakhir (Ambulans) #2
161
Tidak hanya sekali ~Tugas terakhir (Ambulans) #3
162
Mimpi ~Tugas terakhir (Ambulans) #4
163
Beri aku alamatnya ~Tugas terakhir (Ambulans) #5
164
Kampung yang masih asri ~Tugas terakhir (Ambulans) #6
165
Bukan pembawa sial ~Tugas terakhir (Ambulans) #7
166
Isyarat ~ Tugas terakhir (Ambulans) #8
167
Di bodohi ~Tugas terakhir (Ambulans) #9
168
End ~Tugas terakhir (Ambulans) #10
169
Bukan orang tapi nyamuk!
170
Suara tawa yang samar
171
Ada yang aneh ~ Mengapa aku dilahirkan #1
172
Sosok hantu anak kecil ~Mengapa aku dilahirkan #2
173
Kerasukan ~Mengapa aku dilahirkan #3
174
Aku suka kakak ini ~ Mengapa aku dilahirkan #4
175
Sofa ~ Mengapa aku dilahirkan #5
176
Mama... papa... ~ Mengapa aku dilahirkan #6
177
Belum dikirim? ~ Mengapa aku dilahirkan #7
178
Salah satu daerah di Jawa Barat ~Mengapa aku dilahirkan #8
179
Faris? ~Mengapa aku dilahirkan #9
180
Pergi dari sini! ~Mengapa aku dilahirkan #10
181
Adik
182
Bukan mimpi?
183
Kenyataan pahit
184
Aku mencintaimu
185
Lenyap seutuhnya
186
Ending
187
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!