Sinta benar benar panik setengah mati, ia ingin sekali berteriak dan lari meninggalkan area tersebut namun kaki dan mulutnya seketika kaku tidak bisa di gerakkan ataupun berteriak meminta tolong.
" Tolong aku"
" Tolong aku
" Tolong aku"
Hanya kata kata itu yang terdengar terus menggema di telinga Sinta kala sosok sosok tersebut terus berdatangan mendekat ke arahnya hendak meraihnya.
Sinta dengan sekuat tenaga menghalau tarikan demi tarikan tangan dari sosok sosok tersebut, rasanya Sinta ingin sekali menangis dan berteriak minta tolong agar terbebas dari lingkaran sosok tersebut.
" Apakah ini akhir dari hidupku?" ucap Sinta yang sudah pasrah kala melihat sosok tersebut melayang semakin mendekat ke arahnya.
*********
Sementara itu Tazkia yang sudah berjalan beberapa langkah bersama Aditya dan Prasetia baru menyadari bahwa Sinta tertinggal cukup jauh di belakang mereka.
" Sinta mana?" tanya Kia sambil menatap ke arah Aditya dan Prasetia secara bergantian.
" A da loh he kok hilang? bukannya tadi kita jalan berempat kan?" ucap Aditya yang kebingungan karena tak menemukan Sinta di mana pun.
Ketiganya lantas saling pandang saat mereka yakin bahwa Sinta benar benar tertinggal di belakang.
" Kita balik lagi, kita cari Sinta gue takut Sinta kenapa napa." ucap Prasetia tanpa ingin di bantah.
" Gue setuju." ucap Tazkia dengan anggukan kepala.
Keduanya lantas berbalik badan dan melangkah kembali ke arah mereka berangkat tadi.
" Ya elah kita kan udah jalan jauh capek kali kalau harus bolak balik lagian Sinta kan udah gede palingan juga dia balik ke Villa." gerutu Aditya namun tetap membuntuti di belakang Tazkia dan Prasetia.
" Dit diem deh kalau kita tadi berangkatnya bareng ke air terjun juga harus bareng dong.. Sinta kan gak kayak elo yang hanya mikirin diri sendiri gue yakin pasti ada sesuatu." ucap Tazkia yang sedikit kesal dengan rengekan Aditya.
" Dasar lebay!" ucap Aditya.
" Udah gak perlu ribut, kalau lo gak mau ikut kita balik lagi, mending lo tunggu di sini saja biar gue sama Kia susul.in Sinta." ucap Prasetia menengahi.
" Gue sendirian disini? ogah banget mending gue ikut." ucap Aditya dengan bergidik ngeri.
" Kalau lo mau ikut kita, mangkanya diem jangan berisik." ucap Tazkia dengan nada kesal sambil menatap ke arah Aditya.
Ketiganya lantas menyusuri jalan awal yang mereka masuki ketika menuju air terjun.
" Sin elo di mana?" teriak Tazkia.
" Sin Sinta." teriak Prasetia juga.
" Ya ela si Sinta mah gak bisa gitu sekali kali gak nyusahin." ucap Aditya dalam hati sambil menoleh ke arah kanan dan kiri sampai pandangannya berhenti tepat di bawah pohon besar dimana Sinta tengah jongkok di sana sambil melamun menatap ke arah atas pohon.
" Geis geis bukannya itu Sinta?" ucap Aditya sambil menunjuk ke arah pohon besar.
Mendengar ucapan Aditya lantas langsung membuat Prasetia dan Tazkia menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Aditya.
" Itu benar Sinta." ucap Tazkia dengan girang kemudian berlarian mendekat ke arah Sinta yang masih dengan posisi jongkok menatap ke arah atas pohon.
Melihat Kia yang sudah berlari duluan Aditya dan Prasetia kemudian langsung menyusul langkah Kia mendekat ke arah Sinta.
" Sin lo ngapain di sini? kita dari tadi muter muter nyariin lo" ucap Tazkia ketika sudah berada di depan Sinta.
" Aaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaa" teriak Sinta yang lantas langsung mengejutkan Tazkia yang tengah berada di depannya begitu juga Aditya dan juga Prasetia.
" Lo kenapa sin?" tanya Tazkia.
Ketiganya lantas bingung karena Sinta tiba tiba saja berteriak seperti orang kesetanan, dengan tubuh yang sudah menggeliat seperti ular di tanah nampak seperti tengah kesurupan.
" Dit, Pras pegangin Sinta" teriak Tazkia sambil menatap ke arah Sinta.
Keduanya pun langsung menuruti ucapan Tazkia dan memegangi Sinta di kanan dan kirinya.
" Sinta lo kenapa sih, jangan bercanda kek gak lucu nih." ucap Aditya sambil menatap ke arah Sinta yang terus meronta.
" Aaaaaa aaaaa" teriak Sinta lagi dengan mata yang hampir nyaris memutih.
" Ki bagaimana ini?" tanya Prasetia yang juga bingung harus ngapain karena memang ketiganya baru kali ini di hadapkan dengan orang yang kesurupan sungguhan.
" Gue juga gak tahu gue harus apa?" ucap Tazkia yang juga kebingungan untuk menyadarkan Sinta.
Ketiganya nampak berpikir keras akan bagaimana cara menyadarkan Sinta.
" Kita harus berpikir bagaimana cara menyadarkan Sinta dengan cepat, kita gak mungkin terus membiarkan Sinta seperti ini." ucap Prasetia sambil terus memegangi Sinta.
" Kenapa jadi horor begini sih." ucap Aditya sambil bergidik ngeri.
" Tunggu biar ku coba." ucap Tazkia yang tiba tiba saja seperti mendapat pencerahan di saat merenung tadi.
Tazkia kemudian lantas mendekat ke arah Sinta dan membaca doa doa yang ia ketahui yang diajarkan oleh ibunya ketika menghadapi orang yang sedang kesurupan.
Setelah membaca beberapa doa dengan khusuk Tazkia mulai mengusapkan tangannya ke seluruh wajah Sinta kemudian menepuknya dua kali pelan, setelah itu pada pukulan ketiga Tazkia memukul pipi Sinta cukup keras untuk menyadarkannya sambil terus memanggil nama Sinta.
" SINTA SADAR!" teriak Tazkia dengan suara cukup memekakkan telinga.
Detik selanjutnya tiba tiba saja Sinta berubah menjadi tenang dan kemudian pingsan, melihat Sinta yang sudah pingsan Tazkia lantas mulai menepuk tepuk perlahan Sinta untuk membangunkannya.
" Sin Sinta sin." ucap Tazkia sambil menepuk bahu Sinta namun dengan perlahan.
" Sin bangun dong jangan bikin kita takut." ucap Aditya
" Sinta" ucap Prasetia yang ikut khawatir dengan Sinta.
Beberapa menit kemudian Sinta terlihat mulai sadar, Prasetia dan Aditya kemudian membangunkannya perlahan dan langsung menatap Sinta dengan tatapan yang lega.
" Ada bakat jadi dukun ternyata lo Ki." ucap Aditya sambil menatap ke arah Tazkia.
" Enak aja lo, kagak ada dukun dukun.an." ucap Tazkia sambil menoyor pelan bahu Aditya.
" Kia Pras Adit!" ucap Sinta sambil menatap ketiganya secara bergantian.
" Lo udah gak papa Sin?" tanya Prasetia.
" Gue kira gue udah mati karena karena." ucap Sinta namun tercekat tidak bisa meneruskannya karena takut.
" Sudah jika lo belum siap cerita kita gak papa kok bagaimana sekarang mau lanjut apa balik ke Villa?" ucap Kia sambil menatap ke arah Sinta seakan mengerti apa yang akan di ucapkan oleh Sinta.
" Yah gimana sih kok malah balik? tanggung nih." protes Aditya.
" Dit lo jangan gitu lah." ucap Prasetia namun urung karena tangan Sinta langsung mencekal nya disertai dengan gelengan kepala.
" Gue gak papa kita lanjutkan saja perjalanan kita, bukankah kita kesini untuk senang senang?" ucap Sinta sambil tersenyum agar sahabatnya percaya bahwa ia sedang baik baik saja.
" Lo yakin bisa Sin?" tanya Tazkia.
" Iya kalian tenang aja." ucap Sinta meyakinkan ketiga sahabatnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Ricka Monika
tunggu kena batu lg nih si Adit biar tau rasa
2025-02-12
0
나의 햇살
Aditya kok egois, lebih mentingin diri sendiri daripada temannya yg hilang
2022-06-16
2