Hari yang di nanti nanti akhirnya tiba, meski telah melalui beberapa kejadian aneh yang janggal, Tazkia sebisa mungkin tetap berpikir positif akan semua hal yang ia alami kemarin.
Tazkia melajukan mobilnya menuju mansion milik Prasetia tempat dimana keempatnya berkumpul sebelum berangkat menuju Villa Edelweis.
Setelah memarkirkan mobilnya Tazkia melangkah memasuki mansion milik Prasetia dan langsung menuju taman samping mansion, bukannya Tazkia tidak sopan karena langsung masuk tanpa permisi, hanya saja mansion milik Prasetia sudah seperti rumah singgah bagi keempat sahabat itu.
Kalau ditanya kemana orang tua Prasetia? yah kalian tahu lah kedua orang tua Prasetia adalah seorang pebisnis sama seperti orang tua Tazkia dan alhasil Tazkia dan Prasetia terbiasa tinggal sendiri karena kedua orang tua mereka terlalu sibuk dengan dunia kerja mereka.
"Wuihh udah pada siap nih." ucap Tazkia yang baru datang dan melihat ketiga sahabatnya sudah rapi dengan barang bawaan mereka masing masing.
"Tempatnya gimana dit? udah aman?" tanya Prasetia.
"Udah dong bro, gue bahkan udah bilang ama bokap gue dan dia menjamin semua fasilitas kita di vila itu nantinya, hanya saja mungkin akan sulit menemukan sinyal nantinya." ucap Aditya dengan bangga namun juga ragu akan tanggapan dari teman temannya.
"Untuk masalah sinyal gampang lah, karena kan emang niat kita liburan bukan main gadget." ucap Prasetia santai yang di balas anggukan oleh ketiganya.
******************
Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota menuju jalan tol. Suara alunan musik dari MP3 menggema memenuhi semua ruangan di mobil, membuat keempatnya hanyut menikmati alunan musik yang terdengar merdu di telinga.
"Ibu bapak punya anak bilang bilang aku, aku yang tengah malu, sama teman temanku karena cuman diriku yang tak laku laku." teriak Aditya tiba tiba yang mengejutkan Tazkia, Prasetia dan juga Sinta di dalam mobil.
"Woi pelan pelan napa kaget nih gue, untung gak oleng nih mobil karena teriakan lo." ucap Prasetia sambil melirik sekilas ke arah Aditya.
"Iya nih suara fals gitu aja bangga." timpal Sinta.
"Hi dasar rese kalian suara bagus kayak gini di bilang fals, kalau gue ikut indonesia idol pasti bang Anang langsung yes tuh gak pakai babi bu bebo." ucap Aditya yang kesal karena suaranya di katakan fals oleh Sinta.
"Ngaco aja lo." ucap Sinta sambil menoyor pelan Aditya dari kursi penumpang.
Sedangkan Tazkia tidak menanggapi ucapan sahabatnya itu dan hanya tersenyum menatap ketiga sahabatnya yang terlihat sangat terganggu dengan suara Aditya.
Ketika semua tengah tertawa riang akan tingkah laku Aditya, tiba tiba saja Tazkia kembali tertarik dan melihat sesuatu yang kemungkinan akan terjadi lagi secepatnya.
Sadar apa yang dilihatnya barusan mungkin akan menjadi kenyataan, Tazkia lantas langsung berteriak dan mengingatkan Prasetia agar menghentikan mobilnya.
"Pras hentikan mobilnya kalau gak anak itu akan tertabrak." teriak Tazkia secara tiba tiba yang mengejutkan Prasetia.
Mendengar teriakan Tazkia Prasetia spontan menginjak rem secara mendadak yang membuat mereka malah terkejut berkali kali kala mobil yang tiba tiba saja berhenti.
"Ada apa sih Ki?" tanya Prasetia yang menatap ke arah kursi penumpang dengan tatapan bingung.
"Kenapa sih lo? ayan?" ucap Aditya.
"Ada apa Ki?" tanya Sinta namun dengan nada lebih lirih dari kedua laki laki di depannya.
"Akan ada bocah yang tertabrak di depan, jika kita tidak berhenti maka mobil kita yang akan menabraknya." jelas Tazkia sambil menatap ketiga sahabatnya.
"Ayolah Ki, jangan bilang ini dari penglihatan lo lagi?" sindir Aditya.
"Plis untuk kali ini kalian cukup percaya saja padaku dan jangan banyak tanya." ucap Tazkia sambil menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.
Tin tin tin
Sebuah mobil sedan di belakang mereka membunyikan klakson dengan cukup keras, seakan kesal karena mereka mendadak berhenti di tengah jalan.
"Woi kenapa berhenti di tengah jalan!? minggir atau gue tabrak!" ucap pengemudi sedan yang tepat di belakang mobil yang di kendarai Prasetia.
Mendengar hal itu Prasetia lantas langsung menepikan mobilnya dan membiarkan pengemudi sedan itu melewatinya.
"Ki untuk kali ini saja plis gak usah aneh aneh..." ucap Prasetia namun menggantung karena tiba tiba saja terdengar suara berisik seperti decitan rem secara mendadak serta suara tabrakan yang cukup keras, yang sontak langsung membuat keempat orang di mobil tersebut tertegun saat mendengarnya.
"Beneran terjadi?" ucap Aditya sambil melongo ke arah mobil sedan yang baru saja melewati mereka.
Sementara ketiganya mematung karena terkejut akan kejadian yang baru saja terjadi, Tazkia lantas langsung keluar dari mobil dan berlari menuju arah kecelakaan tersebut.
"Ki lo mau kemana?" tanya Sinta ketika melihat Tazkia turun dari mobil.
"Woi Ki lo mau minggat kemana?" teriak Aditya sambil mendongakkan kepalanya keluar dari kaca pintu mobil.
"Kalian ngapain pada berisik teriak teriak sih? dari pada membuang suara kalian mending kalian kejar Kia sebelum makin jauh." ucap Prasetia sambil menatap ke arah Sinta dan Aditya bergantian sambil berjalan keluar dari mobil untuk menyusul Tazkia.
"Iya juga ya, kenapa gue oon banget."ucap Aditya yang baru tersadar. "Woi tunggu gue Sin, gue ikut." imbuh Aditya sambil setengah berlari menyusul Sinta dan Tazkia.
"Kenapa temen gue kelakuannya absurd banget sih." ucap Prasetia sambil geleng geleng kepala melihat ketiga sahabatnya yang semakin menjauh.
Ketika ketiga temannya lebih memilih untuk berlarian dan turun untuk mengejar Tazkia, sedangkan Prasetia lantas melajukan mobilnya mendekat ke arah tempat kecelakaan terjadi.
"Gimana kondisi mereka?" tanya Prasetia ketika sudah turun dari mobil dan bergabung bersama Sinta dan Aditya.
Aditya yang mendengar pertanyaan Prasetia lantas menanggapinya dengan gelengan kepala membuat Prasetia mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Pengemudi sedan tewas di tempat Pras." ucap Sinta dengan nada sendu di setiap kata katanya.
Prasetia yang mendengar penuturan Sinta lantas terkejut, karena bisa kalian bayangkan jika Tazkia tidak mencegah dan menghentikan Prasetia tadi, mungkin bisa jadi orang yang tewas bukanlah si pengemudi sedan, melainkan mereka berempat.
"Syukurlah tadi Tazkia menghentikan kita, jika tidak bisa bisa nyawa kita yang melayang." ucap Sinta sambil menatap ke arah mobil sedan yang sudah tidak berbentuk karena menabrak pembatas jalan untuk menghindari anak kecil tadi.
Sementara Sinta, Prasetia, dan Aditya terbengong menatapi korban, di sisi lain Tazkia datang menghampiri anak kecil tersebut yang tengah di peluk ibunya sambil menangis.
"Adiknya gak papa bu? apa ada yang luka?" tanya Tazkia sambil memeriksa keadaan anak kecil tersebut.
"Tidak apa apa neng, syukurlah anak saya selamat." ucap Ibu itu.
"Syukurlah bu kalau begitu." ucap Tazkia sambil tersenyum tulus menatap anak kecil tersebut, setelah itu ibu ibu tersebut melenggang pergi membawa anaknya masuk ke dalam rumah untuk menenangkannya.
Tazkia lantas menatap kepergian ibu dan anak itu hingga masuk ke dalam rumahnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Kenapa alurnya berubah? dalam penglihatan ku mobil yang kami tumpangi menabrak anak kecil tadi hingga tewas, tapi ketika aku mencoba menghentikannya dan si penabrak berganti menjadi bapak bapak pengemudi sedan, kenapa yang meninggal malah si pengemudi sedan? apakah sesuatu yang aku lihat masih bisa di rubah?" ucap Tazkia dalam hati sambil menatap kosong ke arah kepergian ibu dan anak tadi.
"Ki kita lanjutkan perjalanan kita yuk." ucap Sinta yang langsung menyadarkan Tazkia dari lamunannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Niie
seruuu! author hebattt
2022-08-27
0