Ketiganya lantas mundur sementara sosok tersebut terus maju mendekat ke arah mereka.
" Pergi kau jangan ganggu kami." ucap Sinta setengah berteriak.
" He makhluk kampret pergi kamu." ucap Aditya sambil menunjuk ke arah sosok tersebut kemudian melemparnya dengan majalah yang berada tepat di atas meja ruang tamu.
" Aduh, kalian apa apaan sih?" teriak sosok tersebut kesakitan yang lantas membuat Aditya, Sinta dan juga Tazkia saling berpandangan satu sama lain mencari jawaban.
" Gue Prasetia." ucap sosok tersebut dengan nada setengah berteriak.
" PRAS?" ucap Tazkia, Aditya, dan Sinta secara bersamaan.
**********
Keempatnya lantas terlihat duduk di ruang tamu dengan Aditya, Sinta dan juga Tazkia yang menatap Prasetia yang sudah selesai bebersih penuh dengan tanda tanya.
" Lo dari mana aja Pras sampai penampilan lo kayak gitu tadi?" ucap Aditya penasaran.
" Iya Pras gue kira lo gak berhasil selamat karena gue lihat sobekan baju lo di kapak pria bertudung itu." jelas Sinta.
" Gue memang hampir ketangkep sama dia, gue sempat adu jotos dan saling berkelahi dan tanpa sadar paku yang menancap pada kapak milik pria itu menggores sedikit tanganku hingga membuat baju yang gue kenakan sobek dan tanganku sedikit terluka, karena gue gak mau hanya pasrah dan mati sia sia di tangan pria tersebut, jadi ketika dia lengah gue mencoba bangkit dan berlari sekencang mungkin namun sialnya gue malah tersandung dan jatuh ke dalam jurang yang tidak terlalu dalam namun becek dan berlumpur karena terkena air hujan, jadilah penampilanku seperti itu tadi." ucap Prasetia menjelaskan segala kejadiannya.
" Syukurlah kalau lo selamat Pras." ucap Tazkia sedikit lega.
" Lalu kita sekarang harus bagaimana? gue gak mau mati konyol disini." ucap Aditya.
" Gue juga gak mau mati kali." ucap Tazkia sambil melotot ke arah Aditya.
" Bagaimana kalau kita temui pak Burhan dan memberitahu segalanya." ucap Sinta memberikan ide.
" Ide bagus sih, tapi apa pak Burhan akan percaya gitu aja?" ucap Prasetia.
" Kita belum tahu kalau belum mencobanya bukan?" ucap Tazkia sambil menatap ke arah ketiga sahabatnya satu persatu.
Saat keempatnya tengah berunding dari arah depan terdengar sesuatu seperti benda di seret yang lantas membuat keempatnya terdiam.
" Geis sepertinya akan di mulai kembali." ucap Tazkia setengah berbisik.
" Sembunyi sekarang." ucap Prasetia.
Baru saja Prasetia mengatakan hal itu listrik di Villa tersebut tiba tiba padam dan membuat keadaan menjadi gelap gulita.
" Haduh pakai acara mati lampu lagi, alamat ini mah." ucap Aditya dengan gemetaran.
" Sembunyi dit sekarang." ucap Sinta dengan gemas karena Aditya tak kunjung bangkit dari tempat duduknya.
Keempatnya lantas langsung berpencar ke seluruh Villa mencari tempat persembunyian yang tidak dapat di temukan oleh pria bertudung itu.
Brukkkkkk
Suara pintu di buka dengan keras lantas mengejutkan keempatnya yang tengah bersembunyi, jantung mereka kembali di tabuh dengan keras akan adrenalin yang menghampiri mereka kembali.
Suara siulan mulai terdengar memenuhi Villa membuat keadaan semakin mencekam.
" Kalian keluarlah saja, untuk apa bermain petak umpet kami pasti akan menemukan kalian, hahahaha ayolah kita selesaikan dengan cepat." ucap pria bertudung tersebut.
" Kami? jangan bilang kembar psiko itu? aduh bisa gawat ini." ucap Tazkia dalam hati kala mendengar ucapan pria bertudung tersebut.
" Kami? aduuuhhh pakai acara ada dua lagi, satu aja menyusahkan, lah ini malah nambah dua lagi." ucap Aditya dengan wajah yang sudah berkeringat.
" Kami? apa maksudnya?" ucap Prasetia dalam hati bertanya tanya.
" Sungguhan kembar?" ucap Sinta dalam hati.
Seretan demi seretan kapak mulai terdengar memekakkan telinga. Sinta yang bersembunyi di kolong meja lantas menutup rapat mulutnya agar tidak bersuara.
" Jangan kesini, jangan kesini kumohon." ucap Sinta dalam hati.
Namun sial baru saja Sinta mengatakan hal itu tiba tiba dari arah depan muncul sebuah kepala memakai tudung menatap ke arahnya.
" Hallllllooooo." ucap pria tersebut yang lantas mengejutkan Sinta yang tengah bersembunyi.
" Aaaaaaaaaaaaaaa." teriak Sinta yang terkejut sambil menendang kursi untuk menghalangi pria bertudung tersebut untuk menangkapnya.
" SINTA!" ucap Aditya, Tazkia, dan Prasetia dalam hati saat mendengar teriakan Sinta barusan.
Kursi yang di dorong oleh Sinta tepat mengenai pria tersebut hingga jatuh terduduk, di saat pria tersebut lengah Sinta lantas keluar dari kolong meja dan bersiap untuk berlari.
Pria bertudung tersebut tentu saja tidak akan mati hanya karena dorongan sebuah kursi, pria tersebut lantas kemudian bangkit dan mengejar Sinta.
Dengan perbandingan kekuatan antara pria dan wanita tentu saja pria pemenangnya dan itulah yang terjadi dengan Sinta sekarang.
Pria tersebut lantas berhasil mengejar Sinta dengan hanya beberapa langkah saja, kemudian menjambak rambut Sinta hingga langkah Sinta terhenti dengan menahan sakit di kepalanya karena rambut yang tertarik.
" Aw ku mohon lepaskan aku, tolong lepaskan." ucap Sinta sambil menahan sakit di kepalanya.
" Melepaskan mu? tentu saja tidak akan pernah, kau akan ku jadikan koleksiku yang selanjutnya, bagaimana? bukankah itu penawaran yang bagus?" ucap pria tersebut sambil tertawa dengan keras.
" Tidak! jangan kumohon." ucap Sinta yang sudah menangis karena ketakutan.
Tazkia yang melihat Sinta tengah dalam bahaya lantas memutar otak mencari cara.
" Jika bukan dia yang membawa golok berarti ada satu lagi di ruangan ini, setidaknya aku masih bisa menang jika dia hanya membawa tangan kosong, berpikir Kia berpikir." ucap Tazkia dalam hati sambil menatap sekelilingnya.
Sampai kemudian pandangannya terhenti pada stik golf yang berada tak jauh dari tempatnya, Tazkia lantas bergerak secara perlahan mendekat ke arah stik golf tersebut lalu mengambilnya.
Dengan jantung yang berdebar Tazkia langsung berjalan menuju ke arah pria bertudung tersebut kemudian memukul dengan kuat kepala pria bertudung tersebut dengan stik golf.
Brukk
Pria tersebut langsung jatuh terpelanting ke kiri cukup jauh dan nampak tak bergerak dengan cairan yang terlihat merembes hingga mengenai tudungnya.
" ayo lari Sin." ucap Tazkia yang lantas menarik tangan Sinta untuk pergi keluar dari Villa.
Keduanya lantas berlari menuju ke arah luar Villa untuk mencari tempat aman, karena sepertinya Villa bukanlah tempat teraman untuk mereka bersembunyi di sana.
Tazkia dan Sinta lantas berlari dan terus berlari, setelah di rasa cukup jauh mereka berlari Tazkia dan Sinta lantas berhenti sejenak untuk mengambil nafas karena kelelahan saat berlari tadi.
" hhhhhhhhh apa dia mati Ki?" tanya Sinta dengan nafas yang terengah-engah karena kelelahan.
" Yakin gak yakin sih, lo tau sendiri tadi sepertinya kepalanya bocor." ucap Tazkia dengan santai.
" Kiaaaaa lo ma yah gak kira kira, kalau dia mati gimana?" ucap Sinta dengan kesal
" Mending dia yang mati dari pada kita?" ucap Tazkia sambil melotot ke arah Sinta.
" Iya juga ya." ucap Sinta.
" Ayo terus berlari kita belum aman di sini." ucap Kia kembali menarik tangan Sinta yang di balas anggukan oleh Sinta.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Siti Arbainah
kebayang gak sih klo misalnya kita yg ada di posisi itu apa yg hrus di lakuin saat tuh psiko jatuh klo otakku sih lngsung loding nginjak anunya kuat" kali aja kan bisa patah biar gak bisa bngun lgi 😅
2023-03-07
0
senja
kenapa gak telp? apa gak ada sinyal? kok duo kembar kayak santuy apa merencanakan sesuatu?
2022-04-14
0