Maafkan aku.

🌸

🌸

"Tolong jangan kamu tinggalkan aku Raga, tolong lihat aku yang selalu ada di samping kamu, dan bukan dia" kata Sandra diantara isak tangisnya, dia duduk di sebelah Raga, dengan tubuh terguncang menandakan betapa terlukanya hatinya.

Raga menarik nafas, semua ini memang harus di akhiri. Sampai kapanpun dia tidak akan bisa bahagia bersama Sandra, karena separuh hatinya telah di bawa Zivanna sejak sepuluh tahun yang lalu.

"Aku tau San, tapi maafkan aku, kita tetap harus berpisah, aku tidak mau menyakitkan kamu terus-terusan.." kata Raga.

"Aku rela jadi yang kedua, tapi ku mohon, jangan tinggalkan aku"lirih Sandra. Wanita yang biasa arogan itu sekarang tampak tak berdaya, dan sesungguhnya memang seperti ini sifat Sandra dulu, pendiam, ramah dan Raga juga tidak tau, mengapa semua bisa berubah.

Sandra yang sekarang sudah tidak bisa dia kenali lagi."kamu jangan bodoh, kamu masih muda, banyak laki-laki diluar sana yang lebih baik dari aku, kamu pasti akan menemukan belahan hatimu"

"Aku tidak akan bisa Raga, aku hanya mencintaimu, aku hanya ingin jadi pendampingan hidupmu..!" teriak Sandra lagi.

"Aku tidak bisa San, maafkan aku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa mencintai kamu." tegas Raga.

"Kamu jahat!"

"Bukankah sedari awal kamu yang menginginkan masuk ke dalam hidupku, dan kamu juga tau bagaimana perasaan aku kepada Zivanna, tapi kamu tetap memaksa. Mengapa sekarang aku yang kamu salahkan" kata Raga.

Dan membuat Sandra mati kutu. Karena memang dia yang mengejar Raga sejak dulu, karena dia berpikir cinta Raga kepada Zivanna hanyalah cinta monyet masa remaja. Ternyata dia salah, bahkan setelah sepuluh tahun berpisah, cinta Raga buat Zivanna masih tetap utuh, bahkan mungkin semakin besar.

"Terima semua ini San, dan jangan menyalahkan Zivanna, soal hati kita tidak bisa memaksa mau dimana dia berlabuh, begitu juga aku San, terimakasih buat kebersamaan kita dua tahun ini." Raga berdiri, dia merasa sudah cukup berbicara dengan Sandra, lambat laut dia akan mengerti.

"Maafkan aku sekali lagi San, semoga kamu cepat mendapatkan pengganti aku. Tolong sampaikan salam ku buat om dan tante" kata Raga, dan setelah itu dia benar-benar melangkah keluar dari rumah Sandra, melangkah dengan pasti dan tidak menoleh lagi.

"Aku benci kamu Raga, aku akan menghancurkan hidupmu!" teriak Sandra histeris, dan mengundang orang tuanya untuk datang melihatnya.

"Sandra, sudah sayang.Ikhlaskan semua, Raga memang bukan jodoh kamu" mama Sandra mendekap putri satu-satunya dan ikut menangis. Sungguh hatinya ikut sakit melihat putrinya tersakiti seperti ini.

"Raga jahat ma" isak tangis Sandra sungguh membuat hati orang tuanya ikut hancur. Tapi, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Semua keputusan ada di tangan Raga, bila dipaksa juga akan lebih kasihan putrinya, dia hanya bisa memiliki tubuh Raga, tapi tidak dengan hatinya.

"Sudah sayang, terima semua dengan lapang dada,memang lebih baik seperti ini, daripada diteruskan akan lebih menyakiti kamu". papa Sandra mendekat, dan mengelus punggung putrinya penuh kasih sayang.

🌸

🌸

Zivanna baru saja akan memejamkan mata, saat ponselnya yang ada di meja kecil, disebelah kasur lantainya berdering.

Ada nama Raga yang nampak di sana.

"Hallo, Assalamualaikum...." sapa Zivanna dengan lembut, biarpun sebenarnya dia sedikit kesal, karena Raga sudah mengganggu jadwal tidurnya.

"Waalaikumsalam, sayang. Kamu belum tidur?" tanya Raga dari seberang sana, suaranya terdengar begitu bahagia dan renyah.

"Baru mau merem, kamu malah nelpon" keluh Zivanna.

Raga terdengar tergelak, tawanya juga begitu lepas, seperti baru saja lepas dari beban yang begitu berat.

"Maafkan aku, hanya saja aku merasa bahagia, Sandra mau menerima perpisahan ini, walaupun melalui perdebatan yang cukup alot" kata Raga dengan riang.

"Oh ya"

"Kok, respon kamu cuma kayak gitu yang?" tanya Raga heran.

"Lha terus aku mesti gimana dong, masa harus ngakak sambil guling-guling gitu?" Zivanna terkikik geli, membuat pria diseberang sana mendengus gemas.

"Coba saat aku di sana, pengen liat kamu ngakak sambil guling-guling, mungkin lucu ya?"

"Ih, sudah belum aku mau tidur" Zivanna menguap lebar, bahkan mungkin terdengar suaranya dari seberang sana.

"Ya sudah, oh ya sayang, hari minggu besok, setelah pindahin, aku mau ajak kamu kerumah." kata Raga.

" Hah, ke rumah. Mau ngapain?" tanya Zivanna bernada cemas. Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih keras dan lebih cepat dari biasanya.

"Ibu sudah tidak sabar ingin segera bertemu calon menantunya'?" Raga tergelak.

" Ih, nyebelin banget sih kamu"

"Ok, aku tutup ya. Sampai ketemu besok di kantor, I love you" dan sebelum menutup panggilan, Raga sempat memberi kecupan online buat calon istrinya.

Dan panggilan ditutup dari seberang, membuat Zivanna tak hentinya memegang dadanya yang terus berdebar sejak tadi.

Dalam hati membayangkan, bagaimana nanti dia kalo bertemu keluarga Raga.

Apalagi dari segi ekonomi, Zivanna jelas-jelas jauh di bawah keluarga Raga. Bagaimana bila orang tua Raga tidak merestui kami, apakah aku harus pergi dari dari hadapan Raga, tapi pria itu begitu mencintai aku, apa dia bisa menentang kedua orangtuanya.

Terlalu lelah dengan segala pemikiran yang ada di dalam benaknya, Zivanna terlelap juga akhirnya.

🌸

🌸

Raga memasuki lobi dengan wajah ceria pada keesokan paginya, setiap berpapasan dengan karyawan-karyawannya, dia memberikan senyuman bahkan juga berinisiatif menyapa duluan.

Raga menaiki lift yang akan membawa dirinya ke lantai atas. Tak sabar rasanya ingin segera bertemu dengan kekasihnya, dan sebentar lagi berganti status menjadi istrinya.

Membayangkan dia akan memiliki Zivanna seutuhnya, membuat dadanya tiba-tiba bergetar .Sesuatu yang dulu dianggap tidak akan pernah mungkin, dalam waktu dekat akan jatuh ke pelukannya, secara halal.

Raga sudah sampai di lantai lima, dan dia melihat Rani hanya sendiri, membuat Raga jadi penasaran.

"Hei kamu...!" teriak Raga.

Rani menoleh dengan takut-takut, dia bahkan tidak mampu mengangkat kepalanya yang sejak tadi hanya menunduk.

"Iya pak"

"Kamu sendiri? bukankan biasanya berdua?" tanya Raga lagi.

"Zivanna sedang membersihkan ruangan bapak" kata Rani dengan sopan.

"Oh, ya sudah.Kamu lanjut kerja lagi ya?" Raga kemudahan segera masuk ke dalam ruangannya.

Dan benar, didalam dia melihat sang pujaan hati sedang mengelap meja kerjanya.

"Pagi sayang, sapa Raga dengan lemah lembut" dia mendekati Zivanna, dan mencuri ciuman dipipi mulus milik Gadis itu.

"Aduuh, jangan sembarangan cium orang, ntar Ketahun lagi" keluh Zivanna, dia kesal kenapa Raga selalu saja menempel pada dirinya, Dimana pun dia berada.

"Biar saja, aku malah senang" kata Raga santai, dia duduk di kursi kebesarannya dengan angkuh, menatap Zivanna dengan penuh cinta.

"Aku bisa di pecat..!"

*bersambung..

Jangan lupa, klik like, love dan komen.

makasih..😘😘

🌸

🌸*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!