Semangkuk bakso.

🌸

🌸

Kedua manusia yang sedang dibutakan oleh hasrat itu seakan lupa,bahwa mobil yang mereka tumpangi tengah berhenti di pinggir jalan.

Apalagi suasana yang temaram dan lengang, seolah ikut mendukung dua manusia yang sedang larut dalam kerinduan yang menggebu

"Raga. .."Zivanna menjauhkan wajahnya tiba-tiba, disaat satu nama melintas dikepalanya.

"Kenapa?"Raga mengusap sudut bibir Zivanna dengan jarinya.bibirnya tak henti mengulas senyum.

"Sandra.."guman Zivanna.

Sh*it..

Raga mengumpat dalam hati,kalo sudah seperti ini,dia jadi menyesal, kenapa harus ada Sandra dalam hidupnya.walaupun hingga detik ini,dia masih belum bisa mencintainya,tapi keluarga mereka sudah saling mengenal.

Dan juga sudah mendukung hubungan mereka.

Tentu saja orang tua Sandra senang, bila mendapatkan menantu seperti Raga, Tampan,masih muda dan juga sukses.bukankah kriteria laki-laki idaman sudah terpenuhi dalam diri Raga.

"Maaf raga,aku tidak mau jadi perusak hubungan kalian"ada yang berdenyut,saat dia mengungkapkan kata itu.walaupun sebenarnya,dia sangat mendambakan sosok pria di sampingnya itu.

"Aku .."

"Tolong antar aku pulang Raga,aku capek.."ucap Zivanna lagi,dia membuang pandangan ke arah samping.

"Kita makan malam dulu ya,aku ada rekomendasi kedai bakso yang enak.."kata Raga,dan sesaat kemudian mobil mewah itu malaju lagi,menyusuri jalan raya yang sudah mulai lengang.

"Tapi Raga..."Zivanna tak meneruskan ucapannya ,saat melihat Raga memandangnya dengan raut penuh permohonan.

Zivanna menghembuskan nafasnya,"Ya sudah,tapi,aku nggak bisa lama-lama, bisa-bisa nggak dikasih masuk sama penjaga kos aku.."ucap Zivanna kemudian.

"Itu gampang, menginap saja di apartemen aku"ujar Raga serius.

"Jangan bercanda.."

"Aku serius Zie..."

Zivanna terdiam,dia kehabisan kata-kata.

🌸

🌸

Dan disinilah mereka,di sebuah kedai bakso lumayan besar, pada spanduk yang ada diluar tadi tertuliskan"BAKSO URAT MANG DADANG"

Raga dan Zivanna memilih tempat duduk lesehan,duduk berhadapan dengan hanya terpisah oleh sebuah meja kecik ditengah-tengah mereka.keduanya saling diam,sambil menunggu pesanan bakso mereka diantar.

Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering,yang ternyata berasal dari dalam tas slempang Zivanna.

"Hallo Ran"Zivanna menyapa sang penelpon,jemari lentiknya memegang ponsel yang entah keluaran dari tahun berapa, menempel pada telinga dan pipinya.

Raga mencelos melihatnya,apa begitu menderita hidupnya,hingga ponsel saja tidak bisa lagi membeli yang baru.batin Raga.

"Zie,kamu udah balik belum? aku jemput ya,menginap saja di kos aku"suara di seberang sana terdengar.tampak kekhawatiran yang bisa Zivanna dengar,dari suara Rani.

"Ng...tidak usah Ran,ini aku dalam perjalanan pulang kok.."Dari ekor matanya Zivanna bisa melihat,Raga sedari tadi terus memandangi dirinya.

"Beneran Zie,kamu naik apa?"tanya Rani lagi.

"A...aku naik taksi online.."Zivanna meringis memandang Raga,seakan meminta maaf,karena sudah mengatai dirinya sopir taksi online.Raga hanya tersenyum tipis,seakan memberi jawaban..it's ok Zie.

"Ya sudah kalo gitu Zie,aku dari tadi kepikiran kamu terus, takutnya kamu nggak dapat kendaraan,ini kan udah malam.."kata Rani lagi.

"Makasih ya Ran,kamu baik banget sama aku"netra bening nan bulat itu kembali mengembun.

"Ya udah Zie,nyampe rumah langsung istirahat ya,biar besok nggak telat.ntar kena sp bu Cindy.."tambah Rani.

"Iya Ran,maksih ya?"

Dan kemudian Zivanna menutup panggilan telponnya."maaf ya,aku bilang Rani dianter taksi online.."Zivanna nyengir, seraya memandang Raga.

"Nggak apa-apa Zie,tenang saja...emh,aku boleh minta nomer ponsel kamu Zie?"

"Tapi..."

"Please.."

Akhirnya Zivanna terpaksa mengetikkan sederet angka pada ponsel Raga yang terlihat mahal.seraca sia kan CEO.. pasti ponsel juga keluaran terbaru.

"Makasih Zie.."wajah Raga berbinar, seperti orang yang baru saja menang lotre saja.ketika dia akan mengantongi ponselnya, tiba-tiba benda pipih itu berdering,dan terlihat nama Sandra yang sedang melakukan panggilan.

Raga mengabaikannya,dia malah meletakkan ponselnya dimeja.

"Kenapa tidak diangkat?"tanya Zivanna lembut.

"Nggak penting.."ketus Raga,membuat Zivanna harus menutup mulutnya rapat-rapat.

Tak lama kemudian pemilik kedai datang,membawa nampan yang berisi dua mangkuk bakso urat dan juga dua gelas es jeruk,yang tampak menyegarkan.

"Silakan mas,mbak ."dengan sopan pemilik kedai berkata.

"Makasih ya pak"Zivanna membalas dengan ramah.

Setelah pemilik warung pergi,kedua sepasang manusia itu mulai meracik bakso yang masih mengepul itu.

"Selamat makan Raga.."ucap Zivanna.

"Iya, selamat makan sayang.."kata Raga tanpa sadar, membuat Zivanna tersedak salivanya sendiri.

"Raga,aku bukan Sandra.."Zivanna mengingatkan,siapa tau Raga salah mengucap.

"Iya aku tau,ayo cepat makan baksonya,nanti kamu nggak dapat pintu lho.."Raga mulai menikmati baksonya,makanan yang juga sudah dia masukkan ke dalam list makanan favorit,begitu dia tau sang pujaan hati sangat mencintai bakso.

"Iya .."

Keduanya pun larut dalam keasyikan menyantap bakso,apalagi Zivanna, yang sengaja menambahkan beberapa sendok sambal, tampak mulai kepedasan.mukanya memerah, dan mata berkaca-kaca.

Raga menatapnya gemas,kalo saja ini bukan ditempat umum,mungkin dia sudah melahap bibir Zivanna yang terlihat memerah itu.

"Kamu kebanyakan sambal itu pasti.."ucap Raga.

"Makan bakso nggak enak kalo nggak pedas.."jawab Zivanna, sambil sesekali mendesis karena sensasi pedas yang mendominasi.

Raga menelan saliva,saat melihat Zivanna mendesis,otaknya langsung traveling ke mana-mana.

Dia membayangkan,bagaimana kalo gadis ini dibawah Kungkungannya.apa juga mendesis seperti tadi.Hais,kenapa otakku jadi error kayak gini sih.

Zivanna menyudahi makannya,sekarang dia menyesap es jeruknya,untuk menetralisir rasa pedas yang dicampur panas,dari bakso tadi.

"Mau nambah?"tanya Raga,dia juga sudah menyudahi makannya.hanya tersisa kuah bakso yang mungkin beberapa sendok saja.

"Nggak, makasih.kayaknya perutku juga sudah penuh.."Zivanna meringis.memamerkan deretan giginya yang berderet rapi dan berwarna putih itu.

Raga menatap tak berkedip, dalam pandangannya,apapun yang dilakukan Zivanna,terasa sangat menggemaskan.

Setiap kali bersama Zivanna bayangan Sandra seolah-olah tak terlihat sama sekali,Raga bisa dengan mudah melupakan sosok tunangannya itu.

"Raga .."

"Iya ..sayang,ada apa?"

"Jangan panggil aku seperti itu,hanya Sandra yang boleh mendapat panggilan itu.."

"Aku hanya ingin memanggil sayang, kepadamu..bukan pada Sandra..atau wanita lain.."

"Makasih ya,sudah memaafkan aku.."kata Zivanna dengan tulus.

"Bukankah cinta itu penuh dengan maaf,lagi pula bila dulu kamu nggak menolak dan menghina aku,belum tentu aku bisa sesukses sekarang."ujar Raga.

Zivanna hanya menyimak,manik matanya seakan terperangkap pada mata elang lawan bicaranya.

"Harusnya aku yang berterima kasih sama kamu,berkat kamu aku jadi seperti ini.."Raga meraih kedua tangan Zivanna,dan saling menautkan jemari mereka.

"Aku mencintaimu Zie.."

"Dan Sandra.."

bersambung..

klik like,love dan komen ya.

makasih..😘😘

🌸

🌸

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!