Berlapang dada.

🌸

🌸

Raga baru saja menunaikan kewajibannya, menjalankan sholat dhuhur. Dia kembali merebahkan tubuhnya yang sudah berganti pakaian, celana pendek dan kaos polos warna hitam.

Iseng dia melihat ponselnya, siapa tau Zivanna balik menelpon dia.

Senyum Raga terulas ketika melihat ada satu pesan dari kontak dengan nama "*Ratuku"

"Maaf, aku lagi kerja. Nanti saja kalo sudah pulang telfon lagi." dan ditambah emot love*.

Hati Raga berbunga-bunga, dia seperti remaja yang sedang kasmaran saja. Dan akhirnya diapun terlelap dengan ponsel di dadanya.

🌸

🌸

Zivanna baru saja menyelesaikan pekerjaan hari ini,tepat di jam lima sore.beruntung bu Cindy tidak memberikan perintah lembur. Jadi dia bisa langsung pulang ke kosan.

"Akhirnya, pulang juga kita Zie" kata Rani, keduanya ada di dalam toilet, membersihkan diri dan berganti baju.

"Iya Ran, aku sudah tidak sabar pengen cepat tidur" kata Zivanna, dia baru saja menyisir rambut panjangnya dan kembali di ikat ekor kuda. Menaburkan bedak tipis dan lipstik warna pink.

Beruntung wajah Zivanna memang sudah mulus dan kinclong dari lahir, jadi dia tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan buat nyalon.

"Oh ya Zie, mungkin bulan depan tempat kos aku ada yang kosong satu, gimana, kamu jadi kan pindah?" tanya Rani, gadis itu sudah selesai berdandan.

"Kita lihat saja ya Ran, soalnya sodara aku nawarin buat tinggal di apartemen nya yang kosong" kata Zivanna sedikit berbohong. Karena tidak mungkin juga kalo dia bilang Raga yang menyuruhnya tinggal di apartemen milik bos mereka itu.

"Wah, enak dong Zie bisa tinggal di apartemen, aku kapan bisa kayak gitu" Rani berkata.

"Hiss, ini aja boleh numpang.Bukan punya sendiri Ran" kata Zivanna menghibur.

"Kita pulang yuk" Rani menggandeng tangan teman baiknya itu.

Dan Zivanna harus menunggu angkutan yang akan membawanya pulang ke tempat kosnya.

Baru saja dia mendudukkan bokong ke bangku tunggu yang ada di halte ponselnya berbunyi.

Dan ternyata Raga yang menghubunginya.

Zivanna mengangkat segera" Hallo, assalamualaikum" sapa Zivanna.

"Waalaikumsalam, sayang. Kamu sudah pulang.?" tanya Raga lembut.

"Iya, ini aku masih di halte, nunggu bus" kata Zivanna.

" Kenapa nggak naik taksi saja, sayang?"

"Sayang ongkosnya, cuma dekat saja kok" Zivanna terkekeh, bagaimana mungkin dia bisa naik taksi, jika di dalam dompetnya saja hanya ada beberapa lembar uang merah, dan dia harus berhemat hingga saat gajian tiba bulan depan.

"Sayang, naik taksi ya. Aku nggak bisa biarin kamu naik angkutan sembarang. Please" pinta Raga.

"Raga, aku...."

"Besok aku ganti uangnya ya? maafkan aku, karena belum mencukupi kebutuhan kamu"

"Kenapa harus minta maaf, aku belum jadi istri kamu, jangan merasa tidak enak. Aku baik-baik saja Raga"

"Iya aku tahu, Zivanna ku sudah banyak berubah. Dia sudah jadi wanita yang tangguh. Tapi, salahkan bila aku ingin membahagiakan wanita yang aku cintai. Apa yang aku miliki sekarang juga harus dimiliki dia"

Zivanna merasa sudut matanya berair. Dia begitu terharu, karena Raga sangat memuja dan mencintainya. Dia menyesal mengapa dulu menolaknya dengan begitu jahat.

"Maafkan aku" bisik Zivanna, tapi masih bisa didengar oleh Raga di seberang sana.

"Kenapa minta maaf, kamu nggak salah sayang. Sudah takdirnya kita harus menjalani ujian sebelum akhirnya mencapai kebahagiaan"

Zivanna terdiam.

"Berjanjilah, setelah kita menikah jangan pernah pergi dari sisiku ya, apapun yang terjadi."

"Iya.."

"Setelah ini aku akan ke rumah Sandra, doakan saja semua bisa cepat selesai. Aku juga sudah bicara dengan ibu, beliau sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon menantunya."Raga tergelak.

Muka Zivanna merona, untung saja di halte tidak ada orang selain dia."ih, kenapa mesti cerita sama ibu, kan semuanya belum jelas"

"*Karena itu, tolong doakan aku ya, biar kita juga cepat bisa bersatu"

"Iya*, hati-hati ya" kata Zivanna pasrah.

Dan obrolan berakhir. tepat pada saat sebuah bus yang biasa melewati tempat kos Zivanna berhenti.

🌸

🌸

Raga turun dari mobilnya dengan hati sedikit berdebar. Malam ini, dia akan menyelesaikan semua, antara dirinya dan juga Sandra.

Setelah menekan bel, dari dalam terdengar pintu di buka dan ternyata Sandra yang menyambutnya. Kedua netra wanita itu sedikit membelalak, dia tak menyangka kalo Raga akan datang.

"Sayang, kamu ke sini. Kamu pasti mau minta maaf kan, ucapan kamu kemarin hanya khilaf semata kan?" dengan manja Sandra menggandeng lengan Raga. Dan pria itu hanya mendiamkan saja, karena mungkin setelah ini dia tidak akan pernah lagi menemui Sandra.

"Om dan tante ada?" tanya Raga, begitu dia sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Ada, sebentar aku panggilkan, pasti kamu ingin mempercepat pernikahan kita kan?" dengan wajah berseri-seri wanita yang memakai dress warna hitam itu bergegas menyusul kedua orang tuanya yang sedang bersantai di ruang keluarga.

"Malam om, tan" sapa Raga saat melihat kedua orang tua Sandra menghampirinya.

"Malam nak Raga, ada apa malam-malam ke sini?" tanya papa Sandra, mereka duduk berhadapan dengan Raga, dan hanya terpisah oleh meja kaca yang berada di tengah.

" San, buatin minum dulu.." titah mama Sandra.

"Tidak perlu repot tan, saya tidak akan lama."Raga menghela nafas sesaat." maafkan saya om, tan, San, kedatangan saya malam ini karena ingin membatalkan pertunangan kami" kata Raga dengan kata tegas.

Kedua orang tua Sandra dan juga putrinya sontak kaget, senyum yang tadi terulas dibibir ketiga orang itu menghilang.

"Maksudnya gimana ini nak?" tanya mama Sandra tak sabar.

"Maafkan saya tan, karena sampai hari ini masih belum bisa mencintai putri tante.Sebelum terlanjur jauh melangkah, lebih baik kita akhiri saja sampai disini" tambah Raga lagi.

"Kamu jahat Raga, kamu tidak punya perasan. Kamu tega!" teriak Sandra, wanita itu berdiri tepat di hadapan Raga.

"Maafkan aku San, akan lebih menyakitkan bila kita memaksa terus bersama, sedangkan hatiku memikirkan wanita lain" kata Raga dengan lembut.

"Kamu akan menikahi wanita murahan itu, iya kan. Apa kamu lupa, dia sudah menghina dan merendahkan kamu dulu!" seru Sandra lagi. Wajah wanita itu memerah, menahan amarah dan juga rasa sakit hati.

Sungguh dia sangat mengutuk wanita bernama Zivanna yang telah menghancurkan hidupnya, tidak hanya dulu bahkan hingga sekarang, masih juga menduduki singgasana hati Raga.

"Tolong jangan menghina Zivanna, dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita" geram Raga, setiap dia mendengar penghinaan yang tertuju pada pujaan hatinya, dia tidak akan bisa mengendalikan diri.

Kedua orang tua Sandra akhirnya angkat bicara" kalian sebaiknya bicara dengan hati tenang dan kepala dingin, nak Raga, jika itu sudah menjadi keputusan nak Raga untuk berpisah dengan Sandra, om dan tante tidak bisa memaksa." papa Sandra menghela nafas yang begitu berat.

Apalagi melihat sang putri tercinta yang terlihat terpukul, rasanya hatinya hancur. Tapi apa yang dikatakan Raga juga benar, menikah dengan orang yang salah hanya akan menyakiti satu sama lain.

"Om dan tante tinggal dulu, selesaikan baik-baik, apapun keputusannya, kami akan terima," Mama dan papa Sandra berdiri.

"Bila memang harus berpisah, papa mohon San, terima dengan lapang dada. Mungkin Raga memang bukan jodohmu"

*Bersambung..

🌸

🌸*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!