Mengakhiri semua.

🌸

🌸

"Raga..." rengek Zivanna manja. Bibirnya mengerucut, sebal sekali dia dengan pria yang bersandar di bahunya itu.

"Bagaimanapun keadaan kamu, kamu arogan, kamu jutek, aku selalu mencintai kamu. Sepuluh tahun aku menunggu saat-saat seperti ini. Tolong, jangan menolak aku lagi" bisik Raga.

"Terima kasih Raga" Zivanna berguman. Betapa memalukannya sifatnya dulu, bahkan Zivanna baru menyadari sekarang, bahwa dia tidak pernah benar-benar punya teman. Begitu tau dia jatuh miskin, semua menjauh satu persatu.

"Aku sudah tidak sabar, ingin segera menikahi kamu" Raga menggenggam jemari tangan Zivanna yang begitu dingin, lalu dikecupnya lembut dan penuh perasaan.

"Setelah Sandra benar-benar rela melepaskan dirimu, aku Tidak akan menolak kamu"

"Aku janji, secepatnya akan mengurus semua."

"Bila Sandra tidak mau melepaskan kamu, jangan memaksa aku untuk menerima kamu"

"Kamu akan menolak aku lagi?" Raga menegakkan duduknya, dia memegang dagu Zivanna dan memutarnya hingga menghadap pada dirinya.

"Aku nggak tau, hanya saja aku tidak mau menyakiti hati Sandra. Dia benar-benar mencintai kamu" Zivanna tersenyum getir. Ada rasa sakit saat mengucapkannya.

"No....kalo kamu sampai menolak aku lagi, mungkin aku benar-benar bisa gila" Raga memeluk tubuh ringkih gadis yang telah mencuri separuh hatinya.

Zivanna membalas pelukan Raga, dan dia menumpahkan segala kesedihan di bahu Raga. Tangisnya begitu menyayat hati. Membuat Raga merasa sesak nafas.

Hingga akhirnya Zivanna terlelap karena lelah menangis, dengan penuh kasih sayang Raga membaringkan tubuh Zivanna ke ranjang besar miliknya.

Setelah menyelimuti tubuh Zivanna, Raga memilih tidur di sofa. Dia tidak mau membuat gadis itu merasa takut ,apalagi merasa dilecehkan.

🌸

🌸

Pagi harinya....

Zivanna sedang membuat omelette di dapur Gaharu, setelah mandi dan berganti baju dengan kaus kebesaran milik pria yang menjadi atasannya di tempat dia kerja.

Kaus warna putih dan bawahan joger pants yang kebesaran untuk ukuran tubuh mungil Zivanna.

"Pagi sayang," Raga melingkarkan kedua lengannya, dan menjatuhkan dagunya di pundak Zivanna.

"Kamu sudah bangun, kenapa nggak langsung mandi?" tanya Zivanna dengan lembut. Hatinya menghangatkan mendapatkan cinta Raga yang begitu besar kepadanya.

"Aku merindukan dirimu" bisik Raga lembut, dia melabuhkan kecupan ringan di leher jenjang Zivanna.

"Raga, tolong jangan seperti ini, jangan buat aku menjadi wanita murahan" Zivanna mencoba melepas belitan tangan Raga.

Raga tersentak. dia melepaskan pelukannya, kemudian tangannya terulur mematikan kompor. Raga memutar tubuh Zivanna hingga mereka saling berhadapan.

"Jangan bicara seperti itu sayang, itu sangat menyakiti hatiku. Aku mencintaimu..dan sama sekali tidak bermaksud melecehkan kamu, atau merendahkan kamu. Aku hanya ingin mengekspresikan rasa cintaku ini.."kata Raga dengan lembut.

Zivanna hanya diam,dia masih belum bisa menerima Raga seutuhnya, selama Sandra belum rela untuk melepas dirinya.

"Selesaikan semuanya dulu, baru aku akan tenang berada di samping kamu. Tapi, bila Sandra tidak bisa merelakan kamu, tolong jangan dekati aku lagi"

"Ssttt...sudah jangan bicara lagi, hanya menambah kesedihan aku saja. Tolong, percaya kepadaku ya?" Raga menangkup wajah Cantik yang selalu mempesona walaupun tanpa polesan make up.

Zivanna hanya mengangguk. Dalam hati berdoa, jika memang Raga adalah jodohnya, semoga akan segera di persatu kan.

"Mandi dulu gih, habis itu sarapan. Aku takut telat dan dimarahi bu Cindy" kata Zivanna, sambil berbalik untuk mengangkat omelette yang sudah matang itu.

"Memang siapa dia, berani-beraninya memarahi calon istriku!"seru Raga bernada geram.

"Dia atasanku," Zivanna terkikik geli." kata Rani, dia memang seperti itu kalo melihat gadis yang masih muda dan cantik.."

"Hemm, mungkin karena sudah setua itu dia belum juga menikah" kata Raga.

"Huss, jangan menjelekan bu Cindy, nggak baik.."

"Hemm, iya deh. Aku mandi dulu ya?" Secepat kilat Raga mencuri ciuman di pipi gadis yang sibuk mengangkat masakannya itu.

" Raga!" Zivanna memekik kesal. Dan Raga tergelak di dalam kamar mandi.

🌸

🌸

" Raga, aku turun di halte saja ya?" pinta Zivanna, saat keduanya dalam perjalanan menuju ke kantor.

"Jangan, turun di depan lobi saja" Raga menolaknya.

"Ah, jangan. Nanti ada yang lihat" rengek Zivanna. Gadis itu tampak gelisah, berulang kali menggulung tali tas slempangnya.

" Biar saja, biar mereka tau, kalo kamu adalah wanita spesial Raga Mahardika."

"Itu sama saja kamu menyiksa aku" kata Zivanna sedikit geram.

"Hey, apa maksud kamu sayang?" Raga meraih jemari tangan Zivanna, dan mengecupnya lembut.

" Kalo mereka tau aku satu mobil sama kamu, tentu mereka berpikir jelek tentang aku, yang mereka tau Sandra yang menjadi tunangan kamu!" Zivanna sedikit berteriak.

Entah kenapa, rasanya kesal sekali dengan pria yang duduk di bangku pengemudi itu. Mungkin karena hormon PMS nya, jadi dia menjadi lebih sensitif.

" Ya sudah, aku turunin di halte ya.Please, jangan marah ya sayang?" rayu Raga. Berkali-kali mengecup punggung tangan Zivanna dengan lembut. Sungguh dia merasa takut bila harus kehilangan Zivanna lagi.

Begitu sampai di halte, Raga menghentikan laju mobilnya, dan Zivanna bersiap keluar.

" Sayang.." Raga menarik tangan Zivanna yang sudah memegang handle pintu.

"Hari minggu, aku bantu pindahan ke apartemen ku ya?"

"Tapi.."

" Please, jangan menolak. Aku akan tinggal di apartemen sebelahnya" Raga memandang Zivanna penuh harap.

"Setelah semuanya jelas, aku mau.." janji Zivanna.

" Baiklah, hati-hati ya, jangan terlalu capek" pesan Raga sebelum Zivanna benar-benar turun.

"Kamu bilang saja begitu sama bu Cindy" Zivanna tergelak.

Raga hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Dia terus memandang Zivanna yang mulai berjalan masuk ke area perusahaan.

🌸

🌸

"Zie....kamu juga baru datang?" tanya Rani, saat mereka bertemu di lobi.Rupanya dia juga baru datang.

"Iya Ran, untung nggak telat lagi." Zivanna tertawa kecil. Dia baru bekerja satu minggu dan sudah telat dua kali.

"Pagi pak Raga" sapa Rani tiba-tiba.

"Hah.." sontak Zivanna menoleh ke sampingnya, di mana sosok tampan Raga sedang berjalan juga menuju ke lift.

"Pagi, kerja yang rajin ya" kata Raga kemudian, setelah itu dia bergegas masuk ke dalam lift khusus, yang sudah terbuka.

" Wah, ada angin apa ya, si bos kok tiba-tiba ramah banget" mata Rani tampak berbinar-binar.

" Baru dapat lotre kali" ucap Zivanna asal.

"Hiss, mana mungkin sekelas pak Raga masih pengaruh sama lotre"

" Ya kali aja, atau mungkin baru dapat sesuatu dari tunangannya" Zivanna semakin ngawur berbicara.

"Mungkin juga ya"

Keduanya segera menganti seragam kerja, dan langsung melakukan pekerjaan mereka seperti biasa.

🌸

🌸

Ketika waktu istirahat tiba ,Raga bergegas meluncur ke rumah kedua orang tuanya, yang berada di pinggir kota.Karena memang keinginan ayah dan ibunya, yang enggan berada di tengah kota yang menurut mereka terlalu bising.

Sebelum berangkat, Raga sudah berpesan kepada Danu, bahwa dia mungkin langsung pulang, tidak kembali lagi ke kantor.

Sekitar satu jam berkendara, akhirnya Raga sampai juga di rumah Orang tuanya yang hanya berlantai satu. Tapi cukup luas dan mewah.

Salah satu keinginan Raga dulu ketika belum sukses, ingin membahagiakan orang tuanya yang sudah bekerja membanting tulang membesarkan dirinya dan juga adik perempuan satu-satunya yang saat ini masih kuliah semester tiga.

"Assalamualaikum,!" seru Raga, begitu dia memasuki ruang tamu rumah orang tuanya.

"Waalaikumsalam salam.."

*bersambung..

🌸

🌸*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!