Masih merasakan getaran yang sama.

🌸

🌸

"Zie,kamu nanti tolong lembur ya..?"tiba-tiba bu Cindy masuk,dan langsung memberi perintah untuk Zivanna.

Rani dan Zivanna yang sedang bergurau menjadi kaget,apalagi tau-tau memberi perintah lembur buat anak baru seperti Zivanna.

"Lembur bu?"Zivanna menatap atasannya dengan mata bulatnya itu.menelan saliva dengan susah payah, membayangkan bila harus lembur, berati dia pulang larut dong nanti malam.

Mau menolak juga nggak berani,dia kan baru kerja beberapa hari di sini,masa mau menolak perintah atasan.

"Iya, cuma beberapa jam saja,anak shift sore ada yang izin nggak masuk"bu Cindy menerangkan,wanita bertubuh subur itu memandang lekat-lekat bawahannya yang tampak kebingungan itu."paling jam delapan kamu sudah bisa pulang"tambah bu Cindy lagi.

"Baik bu.."mau tak mau Zivanna harus menerima perintah lembur yang dititahkan bu Cindy.

"Zivanna saja bu?"Rani bertanya.

"Iya,cuma butuh satu office girl saja."

Zivanna mengangguk pasrah,dan kemudian bu Cindy bergegas meninggalkan mereka.

"Gimana Zie...?"tanya Rani cemas.kalo saja dibutuhkan,dia pasti juga mau menemani temannya lembur.

"Ya nggak gimana-gimana Ran,"jawab Zivanna santai.

"Apa nanti kamu pulang ke kos aku saja, gimana?"tawar Rani.

"Makasih Ran,kayaknya nggak usah.jam delapan kan masih sore, jalan juga masih ramai.kayaknya bis kota juga masih beroperasi"

"Beneran Zie ."

"Iya bawel.."Zivanna mencubit pipi gembul Rani dengan gemas.dia merasa beruntung,punya teman yang sangat baik dan pengertian.membuatnya betah kerja disini.

"Iih,sakit Zie ...emang pipiku ini bakpao apa"Rani cemberut,tapi sedetik kemudian dia tertawa terbahak-bahak,karena melihat wajah Zivanna yang tampak bersalah karena telah mencubitnya.

"Dasar Rani jelek"ucap Zivanna, kali ini mencubit pinggang Rani dengan kesal.

"Aww..sakit ini Zie..."Rani meringis kesakitan,karena cubitan Zivanna sedikit sakit.

"Biarin....weekkk"Zivanna menjulurkan lidah,meledek sahabatnya itu.

"Zivanna,bu Cindy nyuruh kamu antar minuman buat bos Raga"tampak kepala seorang office girl menyembul di pintu.

Sontak Rani dan Zivanna menoleh secara bersamaan."Ya,tapi tadi pagi sudah aku antar tuh kopi buat pak Raga."dahi Zivanna mengernyit.

"Nggak tau, perintah bu Cindy kayak gitu,pak Raga mau dibuatin kopi lagi katanya"si pengantar pesan mengedikkan kedua bahunya.

"Baiklah,makasih ya?"

"Sipp,oh ya,nggak pake lama Zie.."tambah gadis itu lagi,sebelum benar-benar pergi dari pantry.

"Wah ...wah....ada apa ini,kayaknya pak Raga kecanduan kopi buatan kamu Zie.."Rani mengelus dagunya, sambil menaik turunkan alisnya,menggoda Zivanna.

"Dih,rasa kopi ya kayak gitu aja sih,nggak ada istimewanya"sanggah Zivanna.dengan hati berdebar-debar,dia mulai meracik kopi seperti takaran tadi pagi, sebelumnya bu Cindy sudah memberi tau,pak Raga tidak terlalu suka manis,jadi untuk gulanya jangan terlalu banyak.

"Atau pak Raga naksir sama kamu ya Zie"tambah Rani lagi,karena dia merasa heran,tak biasanya si bos minta dibuatkan kopi, sampai nambah.padahal baru satu jam yang lalu Zivanna mengantarkan minuman buat big bos itu .

"Huss,jangan ngadi-ngadi.ntar ada yang denger,bisa habis aku Ran"bisik Zivanna.kopi yang diracik sudah siap,dan sudah diletakkan di atas nampan kecil.

Zivanna menarik nafas, sebelum membawa kopi itu ke ruangan Raga.

"Semangat Zie .."Rani mengepalkan tangan kanannya ke udara, sembari terkekeh.

"Huh, emang aku mau pergi perang apa?"Zivanna merengut.

"Aku doain, semoga pak Raga naksir sama kamu.."kata Rani lagi,yang membuat mata Zivanna melotot.

"Jangan sembarangan ngomong,trus tunangannya pak Raga mau dikemanakan!"Setelah menyiapkan hatinya,Zivanna mengangkat nampannya,dan segera menuju ke ruangan CEO yang ada di lantai ini juga.

Memang ada dua pantry di perusahaan ini,satu dilantai atas,dan satu lagi ada dilantai bawah.

Sesampai di depan ruangan Raga, Zivanna segera mengetuk pintunya.

Tok..tok..tok..

"Masuk.."suara maskulin terdengar dari dalam,menambah kadar kegugupan di hati Zivanna.

Dengan hati-hati dia membuka pintu dengan satu tangannya yang bebas,membukanya pelan-pelan sambil mengulur waktu.

Klek...

Dan Zivanna bisa melihat sosok tampan nan gagah yang terbalut setelan kerja warna biru cerah,pria itu sedang fokus dengan laptop yang ada didepannya.

"Permisi pak,mau mengantarkan kopi pesanan bapak"Zivanna membuka suara,setelah beberapa detik,sang bos tak menghiraukan kehadirannya.

"Iya,letakkan saja di meja"jawab Raga, bahkan tanpa melirik Zivanna sedikitpun.

"Emm,meja yang mana pak?"Zivanna memberanikan diri bertanya,karena takut salah,bukankah di depan sofa single disudut itu,juga ada mejanya.

Raga menghentikan aktivitasnya,kemudian dia menoleh,tatapan setajam mata elang menghujam gadis yang berdiri mematung membawa nampan itu.

"Ma..maaf pak"Zivanna berusaha melempar senyum termanisnya.demi mendapatkan maaf dari sang bos.

Raga sempat terkesiap,melihat senyum Zivanna yang begitu manis,seolah mampu mendinginkan hatinya.

"Letakkan saja di meja sini"dagu Raga mengarah ke meja kerjanya.

"Ah ..baik pak"Zivanna mengangguk hormat,kemudian meletakkan cangkir berisi kopi dengan hati-hati.

Jarak mereka yang hanya beberapa jengkal, membuat Zivanna bisa menghidu aroma maskulin dari tubuh pria tampan yang dulu pernah dia tolak cintanya.

Begitupun Raga,pria itu sesungguhnya juga merasakan jika tubuhnya gemetar,saat jarak Zivanna begitu dekat dengan dirinya.Raga memejamkan mata saat mencium aroma vanila yang lembut dan menenangkan.

Raga mengepalkan tangannya,untuk menghindarkan perbuatan yang sangat ingin dia lakukan saat ini,sungguh,dia ingin sekali memeluk tubuh gadis yang dengan berani merajai hatinya.

"Bapak butuh sesuatu lagi?"suara lembut Zivanna membuyarkan lamunan pria tampan itu.

"Ya..."Raga terkesiap, malu karena ketahuan melamun."Ah, tidak.kamu bisa pergi."kata Raga datar.dia berusaha untuk tidak menoleh sedikitpun kepada Zivanna.

"Baik pak,saya permisi..."sebelum pergi,Zivanna mengangguk hormat terlebih dulu.kemudian segera melesat pergi, sebelum jantungnya benar-benar copot dan jatuh menggelinding.

Selepas Zivanna pergi,Raga menghela nafas dengan lega,setelah sekian lama tidak berjumpa,dia masih saja merasakan tubuhnya begitu gemetar saat berdekatan dengan Zivanna, bahkan seharusnya disaat dia sudah sukses seperti ini, mengapa dia masih begitu tidak percaya diri bila didekat wanita itu.

Untung saja dia masih bisa mengontrol hatinya,agar tidak melakukan sesuatu yang memang sangat dia dambakan.

Otaknya bahkan tidak mengingat lagi tentang Sandra, tunangannya.

"Bos.."Danu tiba-tiba muncul,dengan membawa sebuah map.kemudian menyodorkan kepada sang bos "Ini semua data yang bos inginkan"

Kemudian Danu menghempaskan bokongnya dihadapan Raga.

"Tolong bacakan Dan.."titahnya kemudian.

Danu menggaruk kepalanya yang tidak gatal,memang ya,kalo bos bisa semau gue,aku sudah capek-capek nyariin dia info.sekarang malah suruh ndongengin pula.nasib...nasib.Danu menggerutu dalam hati.

"Kamu menyumpahi aku Dan?"

Bersambung..

Jangan lupa, tinggalkan jejak ya,klik like,love dan komen.

makasih..😘😘

🌸

🌸

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!