Merindukannya.

🌸

🌸

Tepat pukul tujuh malam,mobil yang dikendara Raga, memasuki gerbang sebuah rumah berlantai dua.tidak terlalu mewah juga tidak terlalu biasa.

Disinilah tempat Sandra tinggal,tunangan dari Raga.dia memenuhi rengekan wanita itu bukan karena terlalu mencintai Sandra atau karena takut dia ngambek.Raga hanya tidak mau berdebat panjang lebar dengan tunangannya.

Setelah memarkir mobilnya di depan rumah Sandra,Raga bergegas turun.sebenarnya dia merasa capek,kerjaan hari ini sungguh sangat menguras tenaga dan pikirannya.

Kalo bisa ingin segera pulang ke apartemen,dan merebahkan diri di ranjang king size nya yang hampa dan dingin..Usianya menginjak 28 tahun,dan hampir dua tahun bertunangan dengan Sandra.

Tapi entah mengapa, belum ada keinginan yang terbersit untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.bahkan Raga juga ragu tentang perasaannya yang sebenarnya kepada Sandra,cinta atau hanya sekedar kasian.

Ada suatu perasaan yang sampai saat ini masih mengganjal di benaknya,tentang seseorang dari masa lalunya,yang begitu dicintainya dan juga begitu di bencinya.

Raga segera menekan tombol bel yang ada diatas pintu.

Ting tong...

Hanya butuh menekan bel satu kali, pintu sudah terbuka dari dalam,bersama munculnya sesosok wanita cantik dalam balutan gaun warna hitam tanpa lengan,tersenyum sumringah kepada Raga.

"Ah,sayang.aku merindukanmu"tanpa malu,Sandra memeluk pinggang Raga,dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Raga.

Pria itu hanya membalas sekilas, kemudian segera mengurai pelukan Sandra.membuat gadis yang masih ingin bermanja itu cemberut.

"Sayang.kamu bahkan belum menciumku"dengan manja Sandra memeluk lengan kekar yang polos itu,karena kemeja putihnya sudah digulung lengannya sebatas siku.

"Nggak ada cium"ucap Raga datar.dia memang tidak pernah menanggapi keagresifan Sandra.setiap ada kesempatan bertemu,dia pasti akan terus menempel seperti perangko.

"Kok sepi, dimana om Wahyu dan Tante Sri?"tanya Raga, sambil Menghempaskan bokong di sofa yang ada diruang tamu.yang dia tanyakan tentu saja orang tua Sandra,yang berprofesi sebagai guru SMA.

"Papa dan mama sedang ke solo,saudara papa ada yang punya hajat"Sandra ikut duduk di sebelah Raga, tangannya tak melepaskan lengan Raga yang sedari tadi di pegangnya.

"Kamu nggak ikut?"tanya Raga lagi.kalo saja dia tadi tau,orang tua. Sandra tidak ada dirumah tentu dia tidak akan repot-repot mampir.

Raga pikir,Sandra mengundangnya karena desakan orang tuanya.

Seperti halnya Sandra yang anak tunggal,Raga juga sama.dia tidak punya saudara lain lagi.

"Nggak,kerjaan numpuk.nggak bisa ambil cuti"jawab Sandra.wanita itu bekerja sebagai sekretaris dari perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Mungkin kalo nanti sudah menikah dengan Raga,dia akan resign dari kantornya.cukup bekerja dirumah Raga saja.memberikan pelayanan 24 jam.

Rasanya dia sudah tidak sabar,ingin segera menjadi nyonya Raga.

Sosok tampan yang sukses.beruntung Sandra mendapatkan pria mapan itu,hingga nantinya dia tidak usah kerja capek-capek,karena calon suaminya pasti tidak akan membiarkan istrinya menderita.

"Sudah sejak kapan om dan Tante ke solo?"tanya Raga,dia mengambil ponsel yang ada didalam saku atasannya.

"Mau minum apa sayang?"tanya Sandra dengan lembut.tak pernah berhenti tersenyum sedari tadi.

"Air putih aja,aku nggak bisa lama.bentar lagi harus pulang"ucap Raga, sambil terus menatap layar ponsel ditangannya.

"Yahhh,kok buru-buru sih,kan baru nyampe?"Sandra nampak kecewa.dua tahun menjalin hubungan serius, tapi dia tak pernah bisa menyentuh hatinya.apa yang diperbuat Raga kepadanya,sepertinya hanya sebuah keterpaksaan saja.

Sandra tidak jadi beranjak,dia kembali duduk,semakin menempel pada tubuh Raga.membuat Raga nampak risih.

"Aku capek banget hari ini"ujar Raga.memasukkan ponselnya kembali ke saku.dia menyandarkan punggungnya yang lelah ke belakang.

"Sayang.."

"Hemm"Raga berguman,sambil memejamkan mata.

"Kapan kamu menghalalkan aku?kita sudah hampir dua tahun bersama?"tanya Sandra hati-hati,dia takut memantik emosi Raga seperti yang sudah-sudah.

Tiap diajak bicara mengenai pernikahan,Raga selalu berubah jadi lebih sensitif.

"Raga menghela nafas."Sabar."jawab Raga singkat.

"Berapa lama lagi yang? umurku juga semakin bertambah tua,papa sama Mama nanyain terus kapan kamu akan serius nunggu apalagi sih?"Sandra nampak kesal.karena pernikahannya masih belum juga tampak hilal nya.

"Kalo kamu merasa capek nunggu aku,ya sudah, kamu cari pria yang mau cepat nikahin kamu"ketus Raga.raut wajahnya berubah masam.dia bahkan beranjak dari duduknya.

"Eh,sayang.kok gitu ngomongnya?"Sandra panik,dia kemudian berdiri,dan memeluk erat tubuh Tunangannya.mengunci pinggangnya dengan kedua lengannya.

"Aku sangat mencintai kamu.bagaimana bisa kamu menyuruh aku mencari pria lain"Sandra mendongak,kemudian mengecup bibir yang mengatup rapat itu.

Raga tak akan pernah mau menciumnya, selama ini dia yang selalu bersikap agresif.

"Kalo kamu ingin lepas dari aku,nggak papa,silahkan saja aku nggak akan melarang."kata Raga lagi.dia melepaskan lengan Sandra yang membelit perutnya.

"Sayang,aku nggak mau"Sandra menggelengkan kepalanya.dia terpaksa melepaskan pelukannya.

"Aku pulang dulu,, baik-baik ya dirumah"Raga menepuk pipi Sandra lembut,kemudian melangkah pergi, meninggalkan Sandra yang masih membeku,penuh kecewa.

🌸

🌸

Raga sampai juga di kamar apartemennya, tanpa mengganti baju dan celananya,dia segera membanting tubuh lelahnya di ranjang dinginnya.

Raga memejamkan mata,masih dengan posisi kaki menjuntai ke bawah, berkali-kali dia menghela nafas yang terasa berat.

Tiba-tiba Raga terduduk,kemudian dia membuka laci nakas paling atas,dan meraih selembar foto tanpa bingkai.

Raga mengelus seraut wajah dalam foto, yang ternyata seorang gadis berseragam putih abu-abu.

Gadis itu nampak cantik,dengan mata besar yang berbinar, rambut panjangnya tergerai sepinggang.

Bibir Raga mengulas senyum tipis,tak bosan-bosannya dia setiap malam memandang wajah dalam foto, yang sampai saat ini tidak pernah dia tahu keberadaannya.

Ziezie,dimana kamu berada sekarang sayang .aku merindukan dirimu.kamu harus lihat,aku sekarang sudah sukses,aku sudah mapan,maukah kamu menjadi permaisuriku.bisik hati Raga yang begitu nelangsa

Tanpa terasa,setetes air mata jatuh, menimpa foto gadis yang begitu dirindukan Raga.dan juga Raga amat membenci gadis itu.

Gadis yang telah begitu berani menghina dan menolak cintanya sepuluh tahun yang lalu.

Disaat keduanya masih duduk di bangku SMA.

Siapa yang tidak mengenal Zivanna Arneta,gadis cantik bak fotomodel,bintang sekolah, tapi sangat arogan.

Dia putri satu-satunya Wijaya kusuma,seorang anggota dewan yang cukup punya nama kala itu.dan Raga, hanya pemuda yang lugu, yang bersekolah di SMA favorit dengan mengandalkan beasiswa.

Raga yang notabene anak seorang tukang tambal ban,dengan berani mengungkapkan rasa cintanya yabg sudah dua tahun dirasakannya kepada teman sekelasnya,Zivanna Arneta.

Dan bagaimana reaksi Zivanna saat cowok lugu yang selalu memakai kacamata bila ke sekolah itu?

Bersambung.

Jangan lupa,tinggalkan jejak klik like,love dan komen.

Makasih..😍😘

🌸

🌸

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!