Eps 13. Perawatan wajah

Kedua Paruh baya itu mengantarkan Aisa sampai depan rumah, sebenarnya Aisa juga menawarkan mereka untuk masuk ke dalam rumah, tapi keduanya menolak karena masih ada urusan sebentar lagi.

"Yah, bunda kok ngerasa gak asing ya dengan rumah ini?"

"Ah perasaan kamu saja itu, ya sudah yuk Mang jalan lagi" ucap Ayah Fahri sambil mengajak pak supir untuk berangkat.

Sementara di sisi lain, Aisa sudah berada di kamarnya. Tadi ia berjumpa dengan bi Inah saat menuju kamar, Bu Inah tentu kaget melihat majikannya penuh perban. Aisa menjelaskannya dan menyuruh Bi Inah untuk tidak memberitahukannya kepada orang tuanya, apalagi kalau sampai Kak Andre tahu, bisa gempar seisi rumah, pikirnya.

ceklek

"Eh bi? ngagetin aja!" ucap Aisa

"Maaf non, ini makan sama minumnya"

"Makasih banyak ya Bi"

"Sama-sama non, kalau gitu bibi balik ke dapur dulu"

"Bentar bi" cegah Aisa saat melihat bi Inah sudah di depan pintu kamar

"Ya non?"

"Mama sama Papa kemana?"

"Ke kota sebelah non, katanya gak pulang hari ini" ucap Bi Inah, dan Aisa ber oh ria.

"Terus kalau Kak Andre? Aira?"

"Den Andre kerumah temannya, kalau Aira bibi gak tahu karena belum ada pulang dari tadi non"

"Oh begitu, ya sudah bi makasih ya"

***

Dua hari kemudian, Aisa di jemput oleh Rere untuk ke kampus. Karena hanya Rere yang tahu jika dia sempat terjatuh, Rere kasihan melihat sahabatnya itu harus mengendarai angkutan umum padahal jika dia mau, dia juga bisa bawa mobilnya karena Aira sudah dihukum dan tidak boleh membawa mobilnya ke manapun.

"Sa, aku mau nanya"

"hmmm"

"Kau apa gak mau perawatan wajah? yuk Sa, aku punya tempat langganan ini"

uhukkkkk

"Kebiasaan kau ini, di ajak ngomong serius malah responnya gitu, kau ini sebenarnya cantik Lo sa"

"Mana ada gitu... ngawur kamu!"

"Betul loh, gak percaya kali kau sama ku "

"Ya sudah nanti aku pikir lagi " sahut Aisa santai.

"Pokoknya kau harus mau, aku gak terima bantahan. Lagian apa salahnya sih perawatan? gak ngerugiin kau juga"

Aisa tampak berfikir sejenak, memang benar selama ini dia tak pernah kepikiran untuk merawat dirinya. Untuk bedaknya saja dia hanya memakai bedak tabur Bayi, untuk bibirnya pun hanya di olesin lip tint sedikit.

"Memangnya aku cocok ya kalau ngerawat diri?"

"Pake kali pun kurasa cocoknya "

"pfttt lebay banget sih Rere nya aku"

Akhirnya keduanya tergelak.

Dosen kali ini adalah Pak Ghibran, entah kenapa saat ini Pak Ghibran seperti tidak semangat mengajar, ia hanya membagi kelompok dan masing-masing kelompok mempersiapkan bahan makalah yang akan di persentase kan kelompoknya.

Kebetulan, Aisa satu kelompok dengan Rere tentu membuat keduanya senang riang.

"Sa, Pak Ghibran kenapa gak mood ya ngajar? tumben?" tanya Rere pelan.

Aisa mengernyitkan bahunya "Meneketehe"

Rere berfikir sejenak, wajahnya terlihat lucu sampai Aisa ingin sekali menyubitkan lengan Rere tapi ia takut ketahuan Pak Ghibran.

"Apa itu Meneketehe?" tanya Rere polos

"Jadi kamu dari tadi mikirin itu?" tanya Aisa , Rere mengangguk

"Artinya itu manakutahu, tapi pake vokal E "

"Eh kurang asam!" teriak Rere membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Ya, kamu? ada apa ?" suara bariton membuat suasana kembali hening

"Emh.. maaf pak, anu------"

"Jangan harap nilai kamu diatas C kalau kamu berisik lagi" Tegas Pak Ghibran

glekkkk

"Mampus aku!" gumam nya pelan.

***

Hari berganti siang, sesuai dengan ucapan Rere kalau siang ini akan mengajak Aisa ke tempat perawatan wajah.

"Re, kamu saja deh " tolak Aisa padahal sudah sampai.

"Aku iya, kau juga. Ini memang jadwal kontrol ku, dan kau harus ikut merasakannya. Enak kok, nanti facial juga, pijitan mbaknya bikin pusing seketika hilang"

Aisa berfikir sejenak. Lalu mengangguk.

ceklek

"Wahhhh keren banget Re"

"Astaga Aisa, kau kek orang kampungan aja. Biasa aja kali" ketus Rere tiba-tiba.

"Ya maaf, eh lihat itu, kenapa wajahnya digituin?" tanya Aisa heran

"Itu namanya laser wajah, kau cobain aja nanti, enak kali pokoknya"

Aisa kembali mengangguk .

Rere sudah mendaftarkan namanya dan juga nama Aisa, sekarang mereka duduk manis di bangku antrian.

"Mbak Aisa? mari mbak" ucap petugasnya lembut.

deg!!!

Rere benar-benar takut, karena ini kali pertamanya. Beruntung disebelahnya adalah Rere, mereka satu ruangan.

Setelah dokter mengecek permukaan wajah Aisa, Dokter pun memberikan tawaran apa saja yang akan di pakai Aisa nanti.

Aisa menyetujui semuanya, Kali ini bukan Aisa yang menentukan tapi Rere.

Rere hanya bisa menggelengkan kepala saat sahabatnya itu terlihat Maruk dan kampungan, padahal uang Aisa sebenarnya lebih banyak darinya tapi sahabatnya itu terlalu sederhana dalam hidupnya.

"Masih lama ya mbak? aku bisa ketiduran ini, apalagi mataku ditutup kaya gini" ujar Aisa

"Maaf mbak, tapi memang belum waktunya" ucap petugasnya

"Etttt dah! kalau kau mau tidur ya tidur aja , Aisa! gak ada yang larang"

"Oh , boleh ya Re?" tanya Aisa polos

"Ya boleh lah Aisa Nafeeza! arghhh naek darah tinggi ku bah"

Aisa tergelak melihat kelakuan sahabatnya itu yang cukup sabar dengan tingkahnya.

"Mbak, maafkan kawan aku ya, dia memang agak kampungan tapi kantongnya gak sekampung itu" ucap Rere dengan kesalnya.

Mbaknya hanya bisa tersenyum, mungkin jika tidak sedang bekerja pasti saat ini dia tertawa terbahak-bahak.

Empat jam sudah, akhirnya Aisa dan Rere selesai dengan ritualnya.

"Gimana Sa? enak kan?"

Aisa mengangguk "Enak banget, jadi gak sabar nunggu bulan depan"

Rere tersenyum ngejek "Tadi aja sok nolak, sekarang gak mau udah"

"Jangan lupa cream nya kau pake tiap hari, itu ada yang di pake siang ada yang di pake malam, kau lihat aja aturan pakainya" ucap Rere lagi

"Terus , ini?" tanya Aisa sambil menunjuk beberapa jenis botol lainnya

"Ih kau lihatlah sendiri, ada namanya, ada aturan pakainya juga, capek aku" ketus Rere membuat Aisa tertawa.

Namun tiba-tiba tawa itu lenyap begitu saja, saat mata tertuju pada dua insan yang sedang tertawa riang.

"Pak Ghibran?" gumam Aisa .

Rere melihat wajah Aisa yang tiba-tiba masam, seketika pandangan nya ikut tertuju ke arah yang dilihat Aisa

"Astaga!" gumam Rere

"Sa, kau aman?" tanya Rere

Aisa mengangguk "Memangnya aku harus gimana?"

"Kebiasaan ini anak, ditanya malah nanya balik"

Aisa mengajak Rere untuk cepat masuk ke mobil Rere.

"Kira-kira wanita itu siapa nya ya Sa? kayanya akrab banget sama Pak Ghibran" ucap Rere sambil menyetir

"Ya aku mana tahu, pacarnya kali"

"Cemburu ni Yee"

"Ogah"

"Yakin?

Episodes
1 Eps 1. Prolog
2 Eps 2. Apa salah Aisa?
3 Eps 3 A. Aisa vs Aira
4 Eps 3 B. Dekat dengan Pak Ghibran
5 Eps 4. Tantangan dari Aira
6 Eps 5. Aisa latihan
7 Eps 6 A. Persiapan
8 Eps 6 B. Kemenangan
9 Eps 7 Ketahuan
10 Eps 8 A. Jebakan
11 Eps 8 B. Di Penjara
12 Eps 9 A. UMKM
13 Eps 9 B. Kecemburuan
14 Eps 9 C. Aisa
15 Eps 10. Dilabrak Dinda
16 Eps 11 Tolong bebaskan Aira, Rangga!!
17 Eps 12. Akhirnya......
18 Eps 13. Perawatan wajah
19 Eps 14 . Rencana jahat Aira
20 Eps 15. Salah Skin Care
21 Eps 16. Mencari Kebenaran
22 Eps 17. Terungkap ...
23 Eps 18 Disayang Keluarga
24 Eps 19. Aisa di Kurung
25 Eps 20. Ternyata...
26 Eps 21. Maaf
27 Eps 22. Harus Kuat
28 Eps 23. Memilih pergi
29 Eps 24. Sakit palsu
30 Eps 25. Oh ternyata...
31 Eps 26. Aisa mengetahuinya
32 Eps 27. Di Terima Kerja
33 Eps 28. Pak Reno cenayang?
34 Eps 29. Benar-benar cenayang!
35 Eps 30. Teringat Rere
36 Eps 31. Ghibran murka
37 Eps 32. Enam Bulan kemudian
38 Eps 33. Sepupunya Pak Reno
39 Eps 34. Sisi lain Pak Reno
40 Eps 35. Aisa, anakku!!!
41 Eps 36. Papa Baskoro
42 Eps 37. Kak Nando?
43 Eps 38. Rara nya Nando
44 Eps 39. Menikah?
45 Eps 40. Bertemu
46 Eps 41. Kehancuran
47 Eps 42. Menikah
48 Eps 43. Mengelabuhi Aira
49 Eps 44
50 Eps 45. Sah cerai
51 Eps 46. Hampir Terjebak
52 Eps 47. Lima bulan Kemudian
53 Eps 48. Bangun dari koma.
54 Eps 49. Kepulangan Aisa
55 Eps 50. Ending
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Eps 1. Prolog
2
Eps 2. Apa salah Aisa?
3
Eps 3 A. Aisa vs Aira
4
Eps 3 B. Dekat dengan Pak Ghibran
5
Eps 4. Tantangan dari Aira
6
Eps 5. Aisa latihan
7
Eps 6 A. Persiapan
8
Eps 6 B. Kemenangan
9
Eps 7 Ketahuan
10
Eps 8 A. Jebakan
11
Eps 8 B. Di Penjara
12
Eps 9 A. UMKM
13
Eps 9 B. Kecemburuan
14
Eps 9 C. Aisa
15
Eps 10. Dilabrak Dinda
16
Eps 11 Tolong bebaskan Aira, Rangga!!
17
Eps 12. Akhirnya......
18
Eps 13. Perawatan wajah
19
Eps 14 . Rencana jahat Aira
20
Eps 15. Salah Skin Care
21
Eps 16. Mencari Kebenaran
22
Eps 17. Terungkap ...
23
Eps 18 Disayang Keluarga
24
Eps 19. Aisa di Kurung
25
Eps 20. Ternyata...
26
Eps 21. Maaf
27
Eps 22. Harus Kuat
28
Eps 23. Memilih pergi
29
Eps 24. Sakit palsu
30
Eps 25. Oh ternyata...
31
Eps 26. Aisa mengetahuinya
32
Eps 27. Di Terima Kerja
33
Eps 28. Pak Reno cenayang?
34
Eps 29. Benar-benar cenayang!
35
Eps 30. Teringat Rere
36
Eps 31. Ghibran murka
37
Eps 32. Enam Bulan kemudian
38
Eps 33. Sepupunya Pak Reno
39
Eps 34. Sisi lain Pak Reno
40
Eps 35. Aisa, anakku!!!
41
Eps 36. Papa Baskoro
42
Eps 37. Kak Nando?
43
Eps 38. Rara nya Nando
44
Eps 39. Menikah?
45
Eps 40. Bertemu
46
Eps 41. Kehancuran
47
Eps 42. Menikah
48
Eps 43. Mengelabuhi Aira
49
Eps 44
50
Eps 45. Sah cerai
51
Eps 46. Hampir Terjebak
52
Eps 47. Lima bulan Kemudian
53
Eps 48. Bangun dari koma.
54
Eps 49. Kepulangan Aisa
55
Eps 50. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!