Sejak saat itu Aira menepati janjinya untuk tidak lagi mengganggu Aisa secara langsung di kampus mau pun di rumah . Namun, bukan berarti dia diam saja. Masih ada Rangga, lelaki yang disuruhnya untuk mendekati Aisa berkedok menjadi anak les nya Aisa. Rangga di utus oleh Aira untuk mendekati Aisa semata-mata untuk membuat Pak Ghibran ilfeel dengannya dan hubungan keduanya menjadi renggang.
Aisa juga sudah mengikuti olimpiade, dan dia juga sudah menang dalam olimpiade itu. Hal itu membuat semua orang berdecak kagum melihatnya, terutama Pak Ghibran yang diam-diam masih mengagumi dan bertambah kagum pada Aisa. Namun sayang, kecemburuannya pada Aisa mengalahkan itu semua. Saking cemburunya ia selalu mencueki Aisa disaat wanita itu menyapa nya.
Aisa masih belum sadar apa salahnya sehingga Pak Ghibran menjauhinya, Namun ia masih tetap mendekati Dosen dingin itu karena baginya Dosen itu lah yang menjadi jembatannya agar ia dapat mengikuti Olimpiade tersebut.
"Pagi pak" Sapa Aisa saat melihat Pak Ghibran berjalan ke arahnya, namun sayang Pak Ghibran hanya melewatinya tanpa meliriknya sedikitpun.
'Apa salahku' Gumam Aisa yang masih di dengar oleh Pak Ghibran, tapi dosen tersebut tetap melanjutkan jalannya.
Sedangkan anak-anak lainnya sudah tidak pernah mengejek Aisa lagi, karena mereka sudah sadar yang diejek ternyata sangat manis, bahkan ia sebenarnya lebih cantik dari Aira hanya saja kulitnya sedikit hitam dan kusam jika tidak di poles.
Sementara di rumah, Papa Baskoro dan Mama Risa baru saja sampai. Selama ini mereka pergi ke Jepang untuk mengontrol cabang perusahaan mereka yang berada di sana. Kak Andre juga kebetulan sedang berlibur dan ia memilih pulang ke Indonesia , hingga ia juga memberikan kejutan kepada adiknya karena baik Aisa maupun Aira, keduanya tidak ada yang mengetahui kepulangan keluarganya.
Hari ini, Aisa pulang lebih awal dibandingkan Aira. Karena Aira memilih untuk pergi ke Mall bersama kedua sahabatnya, sementara Aisa memilih untuk langsung pulang ke rumah.
"Siang Non" sapa mang Dadang.
Aisa mengangguk "Siang juga mang"
lalu Aisa kembali berjalan dan kini tangannya sudah bersiap membuka pintu.
ceklek
"Surpriseeeeeee" Teriak Mama Risa, Papa Baskoro dan Kak Andre.
Aisa menutup mulutnya, matanya melotot saking kagetnya "Mama? papa? kakak?"
Namun bukan hanya Aisa ternyata yang kaget, Tapi kedua orang tua berserta kakaknya juga ikut kaget melihat sosok wanita yang berada didepan mereka sekarang. Perubahan penampilan Aisa memang tidak di kenalin oleh keluarganya.
Sementara Bi Inah, sedang menahan tawa nya di dapur karena melihat antar keluarga ini saling kaget mengagetkan.
"Tunggu, kamu siapa?" tanya kak Andre sambil mengelilingi Aisa.
"Sama adik sendiri, masa lupa?" Rajuk Aisa dengan mulutnya yang ia majukan.
"Suaranya mirip Aisa ya ma.. pa.." ucap Kak Andre tanpa peduli adiknya sedang merajuk.
"Eh, jadi kamu beneran Aisa?" kali ini yang bertanya mama Risa.
"Iya dong ma.."
"Tapi penampilan kamu----" Ucap Mama Risa terpotong
"Masyaallah sayang, anak papa... kamu banyak berubah nak sekarang" sambil memeluk putrinya
"Benar dek, kakak sampai pangling tau gak" sahut kak Andre
"Kak, aku hanya tidak menguncir rambutku dan pakaianku juga tidak jauh beda kok dari sebelumnya" Elak Aisa.
"Tapi, apa gerangan ini? kenapa bisa berubah begini?" selidik kak Andre dengan menyipitkan matanya .
"Kamu pacaran ya?" fitnah mama Risa
"Enggak ma, memangnya penampilan aku gak cocok ya begini?" Tanya Aisa lagi sambil melirik satu persatu keluarganya secara bergantian.
"Siapa bilang? cocok kok, iya kan ma?" ucap Papa Baskoro
"Hmm iya, cocok.. kenapa gak dari dulu aja? jadi kamu gak buat mama malu" cerocos Mama Risa membuat Aisa menekuk wajahnya.
"Mama....!!" Tegur Papa Baskoro pelan. Lalu ia melihat putrinya "Ya sudah sayang, kamu sekarang pergi lah ke kamar, kamu mandi dulu sana gih..." Pinta Papa Baskoro yang di anggukin oleh Aisa.
Sementara di tempat lain, Aira sedang berada di mall bersama kedua sahabatnya. Ia sedang belanja membeli baju, celana dan yang lainnya. Kebiasaan Aira memang suka menghambur-hamburkan uang, berbeda dengan Aisa walaupun diberikan uang yang jumlahnya sama dengan Aira setiap bulan, ia lebih banyak menyimpan uang tersebut dibandingkan memakainya kecuali ada hal yang mendesak.
"Ra, loe kok diam aja sih ngelihat Aisa berubah penampilannya? malah kelihatan lebih cantik lagi" tanya Ebi penasaran.
"Maksud loe? Aisa lebih cantik daripada Aira gitu? wah parah loe Bi" sahut Mikha yang langsung dapat pelototan dari Aira.
"Eh bukan gitu maksud gue" ucap Ebi di jedanya, lalu ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa bersalah saat ini. "Maksud gue itu, dia lebih cantik dari dirinya sendiri yang kemarin cupu itu".
"Loe sih" ucap Ebi pada Mikha
"Kok gue?" sahut Mikha yang tidak mau disalahkan
"Ya loe pokoknya" ucap Ebi lagi.
"Bisa diam gak?" tegas Aira membuat keduanya membungkam mulutnya.
"Berisik banget " ketus Aira setelah melihat mereka diam.
dddrrrrrdd dddrrrrrdd
"Ah s*it!!!! mau ngapain lagi ni orang" ucap Aira saat melihat ponselnya.
"Ada apa Ra?" Tanya Mikha
"Ini, si Rangga nelpon gue" jawab Aira panik
"Rangga? loe belum ngasih dia bayaran karena udah berhasil deketin Aisa biar dia jauhan dengan Pak Ghibran?" teriak Ebi begitu detailnya sampai mereka tidak sadar ada sepasang mata yang mendengar itu di belakang kursi mereka sekarang.
"Hustttt!!! Ebi! jangan kencang-kencang dong" ketus Aira membuat Ebi menutup mulutnya .
"Tauk nih, ember banget" Sahut Mikha
"Yee maap, ya sudah di angkat dong berisik tahu " ucap Ebi.
"Yang berisik itu elo" sahut Aira .
Sepasang mata yang mendengarnya adalah Pak Ghibran. Betapa terkejutnya beliau saat mengetahui semua ini adalah ulah dari Aira. Sementara selama ini, ia sudah salah paham dengan Aisa karena sudah menjauhinya. Pak Ghibran Mengepalkan tangannya tanpa ia sadari. Awalnya Pak Ghibran ke mall untuk membeli sesuatu yaitu pesanan dari Bundanya, namun setelah mendengar pernyataan dari Mahasiswanya ini, ia pun memilih mendengarkan itu semua sejenak sebelum akhirnya memilih pergi ke sebuah toko Apalagi saat ini Aira sedang menerima telepon.
**In call
Aira
loe mau apalagi?
(--------)
Aira
Segitu loe bilang kurang? udah g*la ya?
(-------)
Aira
Loe ngancam gue? hahhahahhaha! gue gak takut!
tuttt tuttttt**
"Ada apa Ra?" cemas Mikha
"G*la tu anak, gue udah ngasih 20juta untuk dekatin si cupu dan sekarang dia minta nambah lagi dengan alasan pendekatannya sukses"
"Wah, udah gak benar nih, terus?"
" Ya , gue gak mau lah nambahnya, rugi gue"
"Dia ngancam apa sama loe?"
"Katanya dia bakal cari gue sampai dapat . Emh gue harus takut gak nih?"
Ucapan itu membuat mereka terbahak-bahak, Pak Ghibran yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya Lalu pergi agar tidak ketahuan oleh Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments