prok
prok
prok
Begitu lagu berhenti, Rere bertepuk tangan membuat kedua insan di depannya menjadi salah tingkah.
"Kamu kok curang sih Re?" kesal Aisa
"Hehehe, Kelen pulak romantis kali kutengok, jadi segan aku ganggunya" sahut Rere dengan santai
Tak lama kemudian mobil terparkir di sebuah Cafe, dan mereka makan siang. Saat hendak makan siang tiba-tiba Aisa melihat orang yang selama ini di carinya ada di depan mata.
"Re, itu Rangga bukan?" tanya Aisa, Rere melihat arah mata Aisa, begitu juga dengan Pak Ghibran
Aisa berjalan mendekati Rangga yang sedang asik meminum Ice coffe latte . Dengan santainya Aisa duduk di sebelah Rangga.
"Hai, boleh gabung?" ucap Aisa .
uhukkkk
Sontak saja kehadiran Aisa membuat Rangga mati Kutu, ia ingin kabur tapi sayang disisi nya sebelah lagi sudah ada Pak Ghibran, tentu dibelakangnya ada Rere.
"Loe????" pekik Rangga
Aisa tersenyum "Kenapa Kaget begitu? bagaimana kabar kamu ? ah iya, kenapa tidak les lagi?"
"Gu------ eh maksudnya aku, lagi sibuk" ucapnya gelagapan
"Kau bilang kau kerja Ngga, kok nongki?" kali ini yang bertanya Rere .
"Ah iya, aku lagi off kerja. Soal les itu aku-------" ucapnya terpotong
"Aku sudah tahu semuanya! hikssss" lirih Aisa
"Hahahahha! ya sudah kalau begitu, jadi aku gak perlu drama lagi" ucap Rangga dengan santainya.
"Aku mohon hiksss tolong bebaskan Aira, aku rela jadi budak kamu, apapun akan aku lakukan asalkan kamu hiksss kamu mau bebaskan dia"
"Heh Aisa! loe itu bego atau bodo? Loe tahu, saudara kembar loe yang loe banggakan itu selama ini sudah jahat sama loe, dia mau pisahkan loe dengan dosen ini saja harus capek-capek bayar gue! hahahahha sudah lah, loe nikmati aja hari loe tanpanya. Justru loe harusnya terimakasih sama gue karena yang ganggu loe itu ga ada lagi"
Aisa bangkit dari duduk nya , ia bersimpuh di kaki Rangga membuat Rangga dan yang lainnya panik.
"Aisa!" panggil Pak Ghibran namun tak digubris
"Sa jangan kaya gitu" ucap Rere namun Aisa tak peduli
"Atas nama saudara kembarku, aku minta maaf sama kamu ngga, plis maafkan dia.. Hikss"
Rangga tak perduli, ia bahkan bangkit dan beranjak pergi. Rangga masuk ke dalam mobilnya namun tanpa disadari, ternyata Aisa juga mengikutinya dan kini sudah duduk di kursi depan.
"Loe ngapain? keluar sekarang!" ketus Rangga
"aku... hikss Aku akan melakukan apapun, bersih-bersih dirumah kamu pun aku mau, tapi tolong bebaskan Aira hikss"
Sebenarnya Rangga sedikit iba melihat Aisa, gadis yang begitu polos menurutnya. Rangga hanya diam dan membawa Aisa ke rumahnya.
Di sisi lain,
Rere terlihat panik, begitu juga dengan Pak Ghibran. Mereka tak menyangka jika Aisa senekat itu sekarang.
"Bagaimana ini pak?" tanya Rere
"Kita lapor polisi!"
"Pak, menurut saya sebaiknya jangan. Karena Rangga gak bakal tinggal diam, bukan hanya Aira nanti yang jadi korbannya, melainkan Aisa sendiri. saya takut terjadi apa-apa Dengannya"
"Baikkah, kita ikutin saja. Ayo" ajak Pak Ghibran
Kini Pak Ghibran dan Rere mengikuti Aisa dan juga Rangga. Beruntungnya Rangga tidak mengetahui jika saat ini mobil nya sedang diikutin, berbeda dengan Aisa yang saat ini melirik ke arah belakang dari kaca spionnya.
'gawat ini kalau Rangga sampai tahu' gumamnya.
"Ada apa?" suara bariton itu mengangetkan Aisa
"Tidak apa-apa" ucap Aisa pelan.
Saat Rangga sedikit jengah, itu menjadi kesempatan bagi Aisa untuk mengirimkan pesan pada Rere.
🌸Re, jangan ikut masuk nanti. aku gak apa-apa. Awasin aja dari jauh, makasih bilang sama pak Ghibran karena sudah mau membantu.🌸
Tak lama kemudian, Aisa sudah sampai di rumah Rangga.
Rangga turun dari mobilnya dan meninggalkan Aisa begitu saja, Rangga berfikir jika Aisa akan pergi setelah ini tapi ternyata dugaannya salah. Aisa malah mengikutinya dari belakang .
ceklek
Rangga terkejut karena wanita ini benar-benar berani menghadapinya.
"Loe ngapain disini?" ketus Rangga
"Aku--hiks.. aku akan bersih-bersih dirumah kamu. Aku akan melakukan apapun itu sampai waktu yang kamu tentukan, iya terserah kamu Rangga mau sampai kapan hikss ku mohon " lirih Aisa.
Seperti sebuah tamparan bagi Rangga, karena memang gadis ini begitu baik dan berani pastinya. Ia sebenarnya mau saja membebaskan Aira, karena memang posisinya Aira tidak salah sepenuhnya . Tapi ia khawatir jika Aira kelak akan membalasnya.
"Loe jangan kaya gitu, jangan buat gue khilaf ya.. atau loe emang sengaja pengen gue khilaf? iya?" ucap Rangga sambil perlahan maju ke depan.
Aisa semakin gugup, pasalnya saat ini ia sudah di tembok, tak dapat mengelak lagi. Rangga tersenyum licik melihatnya, ia pun menaik turunkan alisnya seperti merencanakan sesuatu.
"Kamu---kamu mau apa?" tanya Aisa
"Hahahhahahha! gadis polos" sambil menyentuh pipi Aisa perlahan
Bulu kuduknya Aisa pun naik seketika, ingin sekali rasanya ia menghajar Rangga namun apa daya, Aisa harus rela di apain aja, akal sehatnya hilang seketika, semua yang dilakuin hanya untuk Aira.
"Hikss hiksss"
"Kamu kenapa nangis sayang hahahhahaha"
""Hiksss"
"Sekarang gue minta sama loe untuk .."
"Aku siap!"
Rangga mengernyitkan alisnya, saat ini ia bingung maksud dari wanita di depannya ini.
"Apa maksud loe?"
"Aku siap melayani kamu, asalkan kamu mau bebaskan Aira "
"Bhahahhahahahhaha" tawa Rangga pecah membuat Aisa terheran saat ini
"Loe kira gue minta itu sama loe?" tanya Rangga sementara Aisa mengangguk
'Astaga, ini anak polos nya' gumam Rangga dalam hati
"Loe siap?" dengan nada mengejek. Awalnya Aisa enggan menjawab, namun perlahan ia menganggukkan kepalanya lagi
"Yakin? gue mainnya kasar loh" ucap Rangga menakut-nakuti
glekkkk
Aisa benar-benar takut sekarang, mau kabur pun percuma pikirnya
"Gue rela asalkan Aira bebas hiksss "
"Baiklah sayang! gue minta sama loe untuk...........buatkan gue kopi susu dingin, gue haus!"
"Hah?????"
"Loe budek?"
Aisa menggeleng
"Ya sudah, sana.. sebelum gue berubah pikiran"
Dengan terburu-buru Aisa membuat pesanan Rangga, ia juga memasakkan burger untuk Rangga karena saat tadi Aisa melihat Rangga hanya minum saja.
Beberapa menit kemudian, Aisa membawakannya dan sudah ia taruh di meja .
Rangga pun mencobanya dengan wajah dinginnya.
Aisa duduk disebelah Rangga sambil tersenyum "Bagaimana?, enak?"
Rangga terlihat salah tingkah, bagaimana tidak? ia memang merasakan kopi buatan Aisa memang enak, tapi apa dia harus mengakui?
ekhmm
"Biasa aja" jawab Rangga
Aisa terlihat cuek, kemudian ia bergegas menyapu. Tak ada rasa takut di pikirannya karena ia tahu Rangga ini sebenarnya baik hanya saja uang yang membutakannya.
Setelah menyapu Aisa memilih untuk mencuci piring, ini rumah gede tapi kok piring berserakan, pikirnya.
Cukup lama Aisa membersihkan rumah Rangga, sampai akhirnya ia ketiduran.
Dua jam kemudian, Aisa membuka matanya, namun Tiba-tiba.....
"Aaaaaaaaaaaaa" teriaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments