brukkkkk
"Sorry" ucap lelaki angkatan atas nya Aisa.
"Aku yang minta maaf kak, sekali lagi maaf ya.. aku buru-buru.. Permisi" Sahut yang di tabrak yaitu Aisa.
"Tunggu!!" teriak Lelaki itu
Aisa menghentikan langkahnya kemudian entah angin apa ia kembali lagi ke arah lelaki itu "Iya kak, ada apa?"
"Kamu semester berapa?" Tanya lelaki itu
"Semester 6 kak" jawab Aisa lembut.
"Kalau boleh tahu, nama kamu siapa?" tanyanya lagi
"Maaf kak, aku buru-buru" sahut Aisa yang gugup, lalu ia berlari pergi meninggalkan lelaki itu.
Ya, lelaki yang di tabrak Aisa adalah Athar . Seorang ketua dari organisasi yang menjadi dambaan wanita, Aisa sebenarnya sedang tidak buru-buru, ia hanya gugup karena tidak percaya diri untuk bisa ngobrol dengan kakak kelasnya apalagi wajahnya lumayan tampan.
'cupu sih, tapi unik ' gumam Athar.
Sementara Aisa kini sedang mencari keberadaan Rere yang entah dimana. Mereka memang sengaja ketemuan di kampus padahal tujuannya adalah butik
",Woyyy cupu" teriak Ebi
Aisa hanya melirik sekilas tanpa ingin memperpanjang masalah.
"Songong loe" celetuk Mikha. Sementara Aira tertawa melihat itu.
Aisa berlari lagi dan kini tujuannya adalah kantin, ia kehausan karena sedari tadi hanya berlari.
Namun saat hendak memesan tiba-tiba ...
"Nih, ambil" sambil menyodorkan minuman dalam bentuk cup.
"Kamu?" kaget Aisa, pasalnya laki-laki ini katanya kalau pagi sampai siang itu sedang bekerja namun saat ini ia didepan mata.
"Iya, ambil" titahnya lagi. Lalu Aisa mengambilnya.. "Thanks ya" jawab Aisa.
Aisa mengambil tempat duduk dan diikuti oleh lelaki itu, yaitu Rangga.
"Kamu kenapa Di sini?" Tanya Aisa heran, sementara yang ditanya hanya menaikkan alisnya.
"Emh, maksud aku bukannya kamu kerja ya?" Jelas Aisa lagi.
"Oh, iya.. Kebetulan hari ini aku sedang off. Aku bosan di kost, jadi ya main aja ke kampus" Jawab Rangga ngasal, padahal alasan sebenarnya adalah karena disuruh oleh Aira.
Aisa hanya manggut-manggut sampai tiba-tiba Rere sudah muncul dibelakang Rangga .
"Sorry Sa, aku tadi ke toilet" ujar Rere lalu melirik Rangga "Kau ngapain?"
"Loe nanya gue?" Kata Rangga sambil menunjuk dirinya. Karena ia juga kepancing emosi saat dipanggil 'kau'
"Emh maksudku, mbak nanya aku?" sambungnya lagi dengan memperhalus bahasanya.
Rere memicingkan matanya, ia berasa ada yang aneh dengan lelaki ini. "Lupain aja"
"Oh iya Sa, cabut yuk, kita ada mata kuliah pagi ini" kata Rere beralasan.
"hah?" jawab Aisa heran, karena memang mata kuliahnya ada satu jam lagi.
"Udah , Ayuk" sahut Rere sambil menarik tangan Aisa .
"Kami deluan ya ngga, oh iya hari ini ga ada jadwal ngajar kan? byee" ucap Aisa sambil berjalan karena ditarik Rere.
Rangga hanya mengangguk sambil tersenyum kecut.
'sial, ngapain gue kesini kalau gitu. Aira kam*ret, awas aja loe ya, gue bakal minta bayaran lebih ' gumam nya sambil meremas minuman yang tadi diberinya pada Aisa .
Setelah Aisa lumayan jauh dari Rangga, Rere melepaskan eratan tangan nya. "sorry"
"Kamu kenapa sih Re? aneh banget" sahut Aisa
"Kau gak sadar ya? apa cuma aku yang ngerasa?" tanya Rere heran
"Maksudnya?"
"Aku ngerasa dia bukan orang baik Sa, bukan maksudku suudzon tapi menghindar lebih baik daripada menghadapi" ucap Rere yang membuat Aisa menggelengkan kepalanya.
Rere mengajak Aisa naik mobil yang ia bawa. Lalu meluncur ke sebuah butik yang lumayan besar .
"Bagus-bagus banget bajunya re" ujar Aisa polos yang masih melihat dari parkiran.
Rere tertawa kecil melihat sahabatnya itu. Segitu polosnya kah, pikirnya.
"Sudah, ayo.. turun" Titah Rere
Lalu mereka turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam, Rere yang melihat ada bangku tunggu, ia pun duduk di sana. Namun, dengan polosnya Aisa juga ikut duduk di sebelah Rere.
"Woi, kau ngapain duduk?" kesal Rere
"Jadi?"
Rere menepuk jidatnya "Ya kau pilihlah Aisa Nafeeza"
"Oooooh" lalu Aisa berdiri dan memilih beberapa pakaian, kemudian ia tunjukkan pada Rere.
"Ini gimana Re?" Kata Aisa tanpa dosa..
prangggg
Ponsel yang dipegang Rere tiba-tiba jatuh sangkin kagetnya. "Aw!! Aisaaaaa!!" geram Rere
"Ya Allah, ini pilihan mu?" tanya Rere dan Aisa mengangguk sambil tersenyum..
"Ganti!" kata Rere lalu meletakkannya lagi ke gantungan.
Bagaimana tidak? pilihan Aisa begitu mencolok warnanya, bahkan motifnya juga begitu ramai bagai di pasar malam.
Rere melihat Aisa sambil menggelengkan kepalanya, "Aisa" panggilnya.
"Sekarang, kau duduk aja. Biar aku yang pilihkan" titah Rere
"Tapi---"
"Gak terima bantahan, duduk!" tegas Rere.
Lalu Rere mengambil beberapa pakaian yang mungkin akan cocok untuk Aisa. Kemudian Aisa mencobanya di ruang ganti sampai ke tiga, setelah itu......
"Nah, ini aja... Perfect!!!"
"Kamu yakin?" Tanya Aisa
"No debat, sana bayar waktu kita gak banyak" jawab Rere.
***
Ajang ini memang sangat dadakan bagi Aisa. Padahal pengumuman itu sudah terpampang sejak satu bulan yang lalu, tapi karena Aisa mengikutinya karena semata-mata untuk menerima tantangan dari Aira, ia pun jadi susah sendiri.
Apalagi, Aisa memang tidak tahu menahu tentang wanita yang dimaksudkan oleh ajang pencari bakat itu. Untung saja ada Rere yang begitu sabar menghadapi Aisa.
Mobil sudah terparkir di sebuah salon kesayangannya Rere. Mereka turun dan langsung di hampiri oleh MUA sang pemilik salon.
"Eh ada mbak Rere, mau nyalon mbak?" Tanya wanita itu.
"Bukan aku, tapi teman aku. tolong ubah dia semenarik mungkin, cussss?"
"Capcusssssss" kata pemilik itu sambil memberi tanda jempolnya.
Aisa pun di rias oleh MUA itu, Setengah jam kemudian Aisa keluar dengan wajah yang baru bahkan sahabatnya pun tidak mengenalinya.
"Rere!" Panggil Aisa.
Rere melihat Aisa tapi tidak mengenalinya "iya saya, ada apa?"
"pftttt hahahhahahah" tawa Aisa pecah
Rere mengerutkan alisnya "Astaga naga, ini kau sa?"
Aisa tersenyum "Bagaimana? cocok gak?"
Rere mengangguk "Mak Jang, kau beda kali Sa, kalau kau kaya gini di kampus kurasa kau primadona nya"
Aisa tergelak "Jangan ngawur kamu"
"Nah pakai bajunya" Kata Rere sambil menyodorkan gaun yang tadi mereka beli.
Aisa pun mengganti pakaiannya, gak lama Kemudian Aisa keluar, dan.....
"Ya Allah, Pangling aku" celetuk Rere.
"Kamu beneran gak tanda Re? apa kamu mau pinjam kacamata ku?" goda Aisa
"Kau memang beda kali dari biasanya, bukan mataku yang salah" ketus Rere
"Ya sudah, yuk" Ajak Rere, sedetik kemudian Aisa menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Rere
"Takut" Kata Aisa tanpa dosa
"Banyak cincong (cerita/omong)" sambil menarik tangan Aisa.
***
Sementara di tempat lain, Aira sedikit kesal mendengar laporan dari Rangga yang mengatakan Aisa pergi meninggalkannya. Itu tandanya Aisa memang berniat untuk mengikuti lombanya, padahal ia menyuruh Rangga datang agar usaha Aisa mengikuti lomba itu sia-sia.
"Udah lah Ra, biarin aja, palingan tu berdua lagi tangis-tangisan" celetuk Ebi
"Maksud loe?"
"Ya iya, karena tahu akan kalah, mereka cuma bisa nangis hahahaha"
"Benar juga" kata Aira.
Lalu ia mendandani dirinya sendiri di kampus karena di kampus ini sudah disediakan tempat untuk berias bagi para finalis yang mau memakai tempatnya.
Tak lupa pula ada Ebi dan Mikha yang membantunya untuk merias bagian rambutnya. Beberapa menit kemudian....
"Gila, loe cantik banget" puji Ebi dan Mikha membuat senyum Aira semakin mengembang..
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments