"Re, Pulang nanti temanin aku ya"
"Kemana?"
"Ke basecamp nya orang kak Athar"
"Mau ngapain?"
"Mau ngasih proposal ini Rere!!! bawel deh.. aku itu disuruh tanda tangan tadi"
"Oh, okey" Sahut Rere santai karena ia sedang ngemil sekarang. Namun matanya celingukan sejak tadi, seperti ada yang ia cari.
"Ada apa?" Tanya Aisa
"Aku kok gak lihat Aira ya? cs nya ada lah tadi, tapi Aira nya kemana? sakit tuh anak?"
deggg!
"Sebenarnya, Aira -----"
Aisa menjeda ucapannya lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Rere "Dia masuk penjara "
"APA? YANG BETUL LAH KAU?" Teriak Rere mengundang pandangan orang.
Aisa menutup mulut Rere yang terlihat lemes itu "Pelan kan suaramu anak gadis"
"Hehehe sorry, aku kaget Sa.. tapi kok bisa?"
Aisa menceritakan semuanya, Rere sempat kaget lalu menggelengkan kepalanya "Aku sebenarnya sudah curiga sama si Rangga itu, ternyata apa yang di otakku itu benar. Ya sudah, nanti aku bantu kau. Selo lah"
"Makasih Rere ku sayang" sambil memeluk Rere
"Biasa aja woy, kaya sama siapa aja sih" ketus Rere.
***
Kini Aisa sudah berada di basecamp nya Athar, ia sudah memberikan proposal itu dan memberitahu Athar kalau Rere juga ikut bergabung. Untung saja, Athar setuju dengan ucapan Aisa.
"Kalau begitu, kalian tunggu disini. sebentar lagi kita akan mengadakan rapat" Ujar kak Athar
"Baik kak"
Athar memanggil semua panitia acara, lalu menyuruh mereka untuk bergabung di lapangan. Semuanya sudah bergabung, bahkan Athar juga memanggil Dosen yang akan menjadi pembimbing mereka nanti selama di kota Y.
"Baiklah, waktu dan tempat kami persilahkan" ucap Kak Athar..
tap
tap
tap
Suara langkah kaki begitu terdengar di telinga, Aisa yang tadinya menunduk kini melihat siapa yang datang.
"Selamat siang anak-anak " ucap lelaki itu.
Aisa yang seperti mengenali suaranya pun langsung mendongak "Astaga!" gumamnya pelan.
"Ya, ada apa Aisa?" ucap lelaki itu yang tak lain adalah Pak Ghibran.
"Tidak apa-apa Pak" jawab Aisa.
"Baiklah, kalian bersiap lah untuk acara besok, bawa barang yang seperlunya saja, jangan terlalu banyak juga. Paham?" ucap Pak Ghibran lalu semuanya mengangguk.
"Untuk sekarang sampai disini dulu, saya pamit undur diri. Selamat siang!"
"Siang pak "
***
"Sa, tadi Pak Ghibran kayanya lihatin kau terus tuh" celetuk Rere saat makan di kantin
uhukk uhukk hukkkk
Sontak saja membuat Aisa tersedak, kalimat itu sangat ambigu menurutnya.
"Ck, kau ini.. baru dibilang gitu aja udah baper " goda Rere lagi.
"Kamu ini, nyerocos terus tu mulut dari tadi, bukannya makan ihhh" Kesal Aisa
"Lagian kau emang masih marah ya sama tuh dosen?"
"Menurut mu?"
"Masih sih" sambil cengengesan.
Aisa menggeleng kepalanya "Aku bukannya marah, tapi aku sadar akan statusku. kita ini hanya mahasiswanya Re, jangan nganggap lebih. Ngayal ketinggian entar jatuhnya sakit re "
Ucapan Aisa membuat keduanya tergelak "Memang cerdas kawan aku, hahahhaha!" sahut Rere.
"Gimana Aira?"
Mendengar pertanyaan itu membuat Aisa menjadi sedih.
"Maaf" lirih Rere.
"Gak apa-apa. Setelah ini kita ke rumahku yuk, aku mau ambil barang-barang untuk besok pagi."
"Hmm bau-baunya kayanya ada yang mau nebeng nih" celetuk Rere
"Hehehe, kamu kan tahu angkot gak ada jam segitu"
"Ya kau pake lah mobil kau itu, mumpung Aira di pen--- eh maksudnya di kurung"
"Aku malas Re, aku senangnya ngerepotin kamu hehehe "
"Huh dasar, ya sudah aku saja yang nginap di rumahmu, nanti kita kerumahku dulu ambil barangku. Cemana?"
"deal hahahahha!"
***
Keesokan harinya, Aisa dan Rere sudah sampai di kampus padahal hari masih subuh namun mereka sudah sampai deluan.
Tak lama kemudian, Pak Ghibran juga sampai di kampus, senyum melukiskan wajahnya saat melihat Aisa yang sudah datang lebih awal.
ekhemm
"Eh bapak, pagi pak " Ujar Aisa dan Rere
"Pagi. Cepat sekali sampainya " ucap Pak Ghibran
"Biar tidak telat pak" sahut Rere
"Oh begitu, ya sudah saya tinggal dulu ya.." ujar Pak Ghibran yang masuh berharap Aisa bersuara.
Namun sayang, Aisa hanya mengangguk dan yang menjawab adalah Rere "Iya pak silahkan"
Setelah Pak Ghibran sudah pergi Rere tampak menggelengkan kepala, ia tak habis pikir dengan sahabatnya satu ini.
Seseorang sedang berlari ke arah mereka "hosh hosh, hai" ucapnya sambil ngos-ngosan
"Ada apa kak? di kejar setan?" Tanya Rere ngasal
Lelaki itu tersenyum tipis sambil cengar-cengir "Saya kira saya telat"
"Kalian sudah pada sarapan?" tanya kak Artha
"Belum kak" celetuk Rere yang dapat toyoran dari Aisa .
"Aw! sakit Sa!"
"Filter dikit ucapan kamu tuh" ketus Aisa.
Aisa merasa canggung dekat dengan Kak Athar, karena ia melihat ada seorang gadis yang sedang menatapnya penuh kebencian, tapi Aisa juga tidak tahu siapa gadis itu.
Matahari mulai terbit, satu persatu anggota pun datang,. Saat melihat sudah mulai ramai, kak Athar memberikan pengumuman.
"Selamat pagi semua!"
"Pagi kak"
"Baik, disini saya selaku ketua acara ingin menyampaikan bahwa hari ini kita memakai Dua bus karena sepertinya anggota kali ini lebih banyak daripada tahun semalam" Tutur Athar panjang lebar, ia juga menjelaskan nama mana saja yang masuk ke dalam bus itu. Ternyata, Aisa dan Rere satu bus dengan Athar juga Pak Ghibran.
"Baik, sebelum kita pergi, alangkah lebih baiknya kita sarapan terlebih dahulu. Ayo tim konsumsi silahkan dibagikan" Ucap Athar membuat Rere yang merasa di bagian konsumsi pun ikut membagikan bungkusan nasi.
Mereka terlihat lahap memakannya, sesekali Aisa dan Rere melemparkan canda tawa, hal itu tak lepas dari dua pasang mata yang melihat mereka.
Setelah sarapan mereka masuk ke dalam bus, Aisa yang bersebelahan dengan Rere memilih kursi nomor dua dari depan, sedangkan Pak Ghibran ternyata berada di belakang Aisa. Aisa memang sengaja memilih tempat di sebelah dinding karena dia lebih suka menyenderkan kepalanya kesamping.
drdddd ddrrddd
08xxxxx
saya dibelakang kamu, jika kamu perlu apa-apa kamu bisa panggil saya. - Ghibran-
Deg!!
Setelah mendapat pesan itu Aisa terlihat salah tingkah, ia memang sangat terkejut, bagaimana bisa ia mengetahui nomor Aisa sedangkan Aisa baru saja mengganti nomornya.
Akhirnya, Aisa membalas pesan tersebut..
Aisa
Tak perlu repot, saya bisa sendiri.
Mendapat pesan itu membuat Pak Ghibran sedikit meringis namun ia tetap tidak menyerah untuk mendekati Aisa . Tiba-tiba
"Aisa, kalau perlu sesuatu bilang sama saya ya" ucap seorang lelaki dari depan. Betapa terkejutnya Aisa jika didepannya adalah Athar.
"i----iya kak" sahut Aisa.
Rere tampak menahan tawanya "laris manis kau ya ahahhaha!"
Aisa menyentil kening Rere "jangan kuat-kuat begitu, nanti orang salah faham."
Rere mengangguk tanda mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments