"Hari ini ada jadwal les gak?" Tanya Rere membuat Aisa teringat sesuatu.
"Oh iya, bentar aku cek ponsel" kata Aisa sambil mengambil ponselnya. Terlihat Ada beberapa pesan dari Rangga yang mengatakan dirinya sudah berada di perpustakaan.
"Ree, ini jam berapa sih?" tanya Aisa panik
"Jam 3, kenapa?"
"Kok si Rangga sudah di perpustakaan ya?"
"Gak tahu, ya udah ayok kita susul, biar cepat pulang. Kau juga mau latihan kan? cocok kali ini waktunya"
Mereka berjalan ke perpustakaan, terlihat sekilas Rangga sedang berbicara dengan seseorang, namun orang tersebut pergi begitu tahu Aisa dan Rere datang. Aisa penasaran dengan orang yang berbicara dengan Rangga, walaupun tertutupi oleh blazer tapi ia seperti mengenali tubuh wanita itu.
"Kau mikirin apa?" kata Rere heran
"Ah? emh gak ada" jawab Aisa ngasal, lalu tiba-tiba..
"Aisa!!" panggil Rangga sambil melambaikan tangan.
"Ya?" jawab Aisa sambil menghampiri.
"Maap ya telat" kata Aisa saat sudah di depan Rangga.
"Ah iya gak apa-apa, kebetulan aku juga pulang cepat tadi pas kerja. kalian sudah makan?"
"Sudah, ayo kita mulai saja belajarnya" titah Aisa.
"Wee sebentar ya, perutku mulas tiba-tiba" kata Rere.
"Iya, jangan lama " sahut Aisa.
"Hati-hati mbak Ree " kata Rangga sambil tersenyum
Sementara dilain tempat, ada Pak Ghibran yang memperhatikan Aisa dan Rangga setelah Rere pergi. Mereka terlihat sangat serasi di mata Pak Ghibran, senyum yang tulus dan tawa yang renyah dari wajah gadis polos seperti Aisa itu tak pernah ia dapatkan sebelumnya.
Jujur, Ghibran sangat cemburu saat ini, itu sebabnya ia tidak jadi menemani Aisa untuk olimpiade esok.
brukkk
Buku yang dipegang Aisa tiba-tiba terjatuh, sontak membuat Aisa dan Rangga yang saat ini sedang modus pun mengambil buku Aisa barengan seperti di TV dan novel yang pernah othor baca wkwkw.
Pandangan mereka bertemu, membuat Pak Ghibran Mengepalkan tangannya seperti ingin memakan Pria yang berada di depan Aisa itu secara hidup-hidup.
"Terimakasih " ucap Aisa
"Sama-sama " jawab lelaki itu.
'Cih, modus' gumam Pak Ghibran dari kejauhan. Lalu ia pergi begitu saja, sayangnya saat ia pergi Rere pun kembali dari toiletnya.
***
"Kita dimana latihannya?" Tanya Aisa saat sudah keluar dari perpustakaan.
"Di rumahku aja yuk, aku malas ke rumahmu. Ntar malah jumpa sama iblis berwujud manusia lagi, ogah aku" cerocos Rere.
Aisa tergelak melihat sahabatnya itu "Bawel banget sih kamu, ya sudah ayok"
Mereka pulang ke rumah Rere yang tak jauh dari kampus, namun juga harus memakai kendaraan. Hari ini mobil yang Rere bawa itu dipakai oleh ibunya Rere untuk mengontrol pesanan cateringnya dan Otomatis mereka harus memakai taksi online.
Setelah sampai, Rere langsung mengajak Aisa ke belakang rumahnya. Dimana itu adalah taman yang di kelilingi oleh banyak pepohonan. Taman itu terlihat sejuk walau panas matahari menyeringai sekalipun.
"Sa, kau tunggu sini dulu ya. Gerah aku. Kau mau minum apa?"
"Apa saja lah, yang bening juga gak apa-apa" sahut Aisa.
Tak lama kemudian mbok Nur datang membawa cemilan dan minuman untuk Aisa juga Rere.
"Ini nak, silahkan diminum. Mbok tinggal gak apa-apa ya nak Aisa"
"Eh iya mbok, gak apa-apa.. Terimakasih banyak ya mbok"
"Iya nak"
Lalu tak lama kemudian, Rere datang dengan membawa beberapa kain panjang dan juga beberapa gabus berbentuk batu bata.
Aisa tercengang melihat sahabatnya itu "Re, kita mau latihan PBB?"
Rere yang kesal langsung melempar kain yang dipegangnya itu "Ngawur, bukannya bantuin urgh untung kawan"
Mendengar itu Aisa hanya bisa cengengesan. Lalu Rere meletakkan beberapa gabus itu ke tanah yang sudah di timpa rumput palsu. Ia menyusunnya dan memberikan jarak juga.
"Sekarang, kau perhatiin aku ya" celetuk Rere, lalu Rere berjalan dengan santainya.
"Sudah? nah, giliran kau" kata Rere saat di ujung jalan.
Deg...
Aisa perlahan berjalan, namun ia seperti robot sangkin kaku nya berjalan. Hal itu membuat Rere tak dapat menahan tawa nya. "bwahahhahahahah"
Aisa kesal dan langsung duduk "lucu ya? ah apa aku batalin aja ya re? aku malu"
"Sejak kapan Aisa ku lemah gini? bangun kau!" titah Rere sambil menarik tangan Aisa.
"Kau harus tahu, yang terpenting itu adalah niat . kalau niatmu setengah-setengah maka ya hasilnya juga setengah. Mau kau kaya gitu?" Tegas Rere membuat Aisa langsung menggeleng.
"Kunci belajarnya itu kau harus fokus, jangan tegang kau harus rileks. Jangan kaku dan jangan terlalu mengayun" ucap Rere membuat Aisa diam.
"Kau lihat aku ya" Rere sekali lagi memperagakannya, dan meletakkan beberapa kain di atas kepalanya, sudah seperti model yang sedang berlatih saja pikir Aisa.
"Sekarang, giliranmu. Ayo" titah Rere.
Aisa mengatur nafasnya, dan juga memperagakannya dengan perlahan...
Satu kali percobaan kain di kepala Aisa terjatuh, namun ia mencobanya lagi sampai beberapa kali.
"Capek Re" Kata Aisa yang memang terlihat berkeringat .
"Minum dulu" Kata Rere lalu Rere menyerahkan sepatu high heels kepada Aisa.
byuuurrrrr
Tiba-tiba saja Aisa menyembur air yang ada di mulutnya, untung saja Rere sudah berpindah dari tempatnya.
"Untung aku udah pindah" ucap Rere sambil mengelus dadanya, sementara Aisa hanya cengengesan saja.
Aisa menatap Sepatu High Heels itu lalu ia menelan Saliva nya. "Tinggi banget Re"
Rere hanya tersenyum melihat sahabatnya itu "Kau pasti bisa, aku yakin itu. Ayo"
Aisa mencobanya, Hampir saja terjatuh namun Rere menolongnya.
Tak terasa sudah malam, Setelah beribu latihan akhirnya Aisa bisa berjalan bak model yang terkenal. Aisa termasuk anak yang gigih dan cepat tanggap hanya saja ia tidak mau melatihnya selama ini.
"Kau mau ku antar?" Tawar Rere.
Aisa menggeleng "Gak usah, Mang Dadang sudah di jalan kok"
Sambil menunggu Mang Dadang, tiba-tiba Ibunya Rere pulang , itulah yang membuat Aisa semakin tidak enak lama-lama berada di rumah Rere ini.
"Assalamu'alaikum" ujar Ibu Rere
"Waalaikumussalam" Jawab kami.
"Loh Re, ada temannya rupanya... kenapa gak bilang?" sapa Ibu Rere
"Malam Tante " kata Aisa dengan lembut
"Malam sayang" sahut Ibu Rere dengan ramah
"Iya Bu maaf, tadi Aisa cuma sebentar kok. Ayah belum pulang ya Bu?" jawab Rere atas pertanyaan ibunya tadi
"Ayah kamu ke kota B, dadakan katanya. ya sudah ibu masuk dulu ya, gerah . yuk nak Aisa, Tante tinggal dulu"
"Iya Tante.. sekalian aku mau pamit ya Tante, sebentar lagi mang Dadang sampai" Kata Aisa sambil menyalim tangan Ibu Rere
"Oh iya udah kalau begitu, nanti kamu hati-hati ya nak, maaf loh tante gak ikut antarin ke depan" ujar ibu Rere tidak enak hati.
"Iya Tante gak apa-apa kok" sahut Aisa.
Tak lama kemudian....
tin... tin
"Itu pasti mang Dadang" kata Aisa
"Ya sudah ayo" Sahut Rere mengantarkan ke depan.
", Hati-hati ya Sa, ingat pesan aku tadi" ucap Rere saat di depan.
"Iya bye reeeee"
***
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments