Eps 8 A. Jebakan

Brukkkk

"Ma--maaf" ujar Aisa tanpa melihat siapa yang ditabrak nya.

"Tidak apa-apa" sahut lelaki itu

'suara itu' gumam Aisa, lalu ia melihat ke depan.

"Bapak?" ucap Aisa membuat si empunya melihat nya

"Kamu?" jawab lelaki itu

"Maaf pak, saya benar-benar tidak sengaja. saya-----"

"Saya yang harus minta maaf sama kamu"

"Saya yang menabrak bapak, kenapa bapak yang minta maaf?"

"Saya minta maaf atas semuanya, Aisa. Semua yang pernah saya lakukan, saya minta maaf"

"Saya sudah memaafkan bapak, kalau begitu saya pergi dulu ya pak, Permisi"

Aisa terus menghindari Pak Ghibran, apalagi sejak saat itu dimana ia dibentak oleh Ghibran di depan banyak mahasiswa.

Flashback on

Aisa melihat Pak Ghibran kesusahan saat membawa tas , buku dan ada tas jinjing yang berisi laptop. Aisa mendekati Pak Ghibran lalu menawarkan sesuatu.

"Permisi pak, biar saya bantu bawakan Pak" Ujar Aisa .

Namun Pak Ghibran terlihat enggan untuk memberikannya, jangan kan untuk memberi, melirik didepannya saja pun tidak.

"Maaf pak, saya hanya ingin membantu"

"Jangan ganggu saya" ujar Pak Ghibran dengan dinginnya.

"Saya bilang jangan ganggu saya, selain cupu ternyata kamu juga tuli" ucapnya lagi

degg

Kata-kata itu membuat Aisa meringis, bagaimana tidak? lelaki itu mengucapkan itu di depan anak-anak lain.

"Maaf", lirih Aisa lalu kembali duduk di sebelah Rere..

tiba-tiba

"Aira" Panggil Pak Ghibran

"Iya pak?" dengan sok lembutnya

"Bisa bantu saya membawakan ini ke ruangan saya?" tanya Pak Ghibran sambil tersenyum

"Dengan senang hati Pak" jawab Aira membuat Aisa semakin meringis.

"Yang sabar Sa" ucap Rere sambil menepuk pelan bahu Aisa

"Aku salah apa ya Re? sakit banget, padahal aku cuma mau ngebantu" lirih Aisa

"Kau gak salah apa-apa, ini pasti ada salah paham, percaya deh sama aku" sahut Rere menenangkan Aisa.

Flashback off.

Pak Ghibran melanjutkan langkahnya ke kelas Aisa, dimana sudah terlihat para mahasiswa duduk dengan tertib.

Memang benar, jika Pak Ghibran sudah masuk maka kelas bagaikan di hutan, Tidak ada yang berani bicara di jam mata kuliahnya .

"Mari pak, saya bantu" tawar Aira dengan mengambil infokus nya.

"Tidak perlu, Duduklah" titah Pak Ghibran.

Aira begitu bingung mendengar itu semua, Karena sejak ia menyuruh Rangga dekatin Aisa maka tugas-tugas kecil seperti memasang infokus Aira rela mengerjainya hanya demi membuat Aisa cemburu.

Aira tetap tidak mau duduk, ia mengambil infokus itu namun sesegera mungkin di tepis oleh Pak Ghibran.

"Duduk, atau kamu keluar!" tegas Pak Ghibran membuat Aira terdiam dan sedetik kemudian langsung duduk di kursinya.

"Wuuuuuu" sorak mereka semua.

"Sudah, diam! sekarang, buka bab baru.. kalian pelajari dan setelah itu kita ulangan harian!" ucap Pak Ghibran membuat semuanya menurut , ada yang menggerutu dalam hati ada juga yang memotar bola matanya dengan malas .

***

Sepulang kuliah, Aira mendapatkan pesan dari seseorang. Awalnya ia mengabaikan begitu saja, hingga pada akhirnya ada seseorang yang membekap mulutnya saat Aira hendak masuk ke mobil .

"Lepasss" ucap Aira yang sempat Terdengar.

"Diam!" titah orang tersebut, lalu menyeret Aisa ke sebuah mobil yang lain tentu dengan mulut yang sudah ia Plaster dan mata ia tutup dengan kain, sedangkan tangan dia borgol ke belakang membuat Aira gak dapat berkutik lagi.

Aira di bawa ke sebuah rumah, kelihatannya itu rumah milik pribadi, tangan masih ia borgol namun mata dan mulut sudah ia lepaskan.

"HAHAHAHHAHAHA!" Teriak lelaki itu

"Loe?" ucap Aira kaget dan tak terima.

"Iya, gue. kenapa? kaget ya? ahahhahahahhaha!"

"Loe mau apa ha?"

"Gue? mau apa? cih! gue mau elo Aira Nazeera"

"Lepasin gue hiksss... tolooooong!"

"Heh gadis to*ol! loe teriak aja sepuas loe, karena gak akan ada yang bisa nolongin loe." Lalu lelaki itu semakin mendekat ke arah Aira dan mengelus pipi Aira perlahan "disini cuma ada kita berdua, sayang"

"Gue hikss gue bisa bayar loe lebih, tapi jangan apa-apain gue, gue mohon hikss"

"Loe kira gue percaya gadis bodoh? ha? loe sudah bohongin gue berkali-kali. Sekarang gue sudah gak butuh duit loe lagi"

"Kalau begitu lepasin gue, tolong lepaskan"

"Gue sekarang butuhnya elo, sayang. loe harus layanin gue hahahahhahaha!"

"Tidak hikss jangan hiksss gue mohon..."

Lelaki itu yang tak lain adalah Rangga, ia masih dendam dengan Aira karena bayaran yang ia minta lebih itu tak kunjung di transfer oleh Aira.

Rangga menutup kembali mata dan mulut Aira, namun borgolnya ia lepas dan digantinya dengan tali. Aira duduk di kursi sambil tangan dan kakinya masih terikat. Aira hanya bisa menangis saat ini.

bruukkk

Rangga menutup pintunya dengan kasar, Aira yang mendengarnya langsung mencari cara agar ikatan itu terlepas.

Sampai akhirnya, Ia menemukan serpihan kaca, ia menggunakan itu untuk melepaskan ikatannya diam-diam.

Ikatan berhasil terlepas, ia mencari cara bagaimana caranya bisa kabur. Ia melihat jendela ternyata itu berada di tingkat dua, ia tak berani terjun bebas, namun saat ia hendak keluar tiba-tiba saja....

ceklekkk

Rangga terkejut namun ia tertawa melihat Aira yang sudah berhasil melepaskan ikatannya...

"Wah wah hahahhahaha kejutan baru ini" ujar Rangga

"Jangan mendekat atau loe----" ucap Aira terhenti

"Atau apa? ha? gue gak takut" sahut Rangga dan ia semakin dekat..

Aira melirik sekilas Gucci yang berada di meja rias kamar itu, saat Rangga berhasil memeluk Aira, langsung saja Aira melancarkan aksinya..

brukkkkkk

Rangga terjatuh ke lantai, dan pingsan. Aira dengan cepat kilat keluar dari rumah itu dan ia saat ini sudah berhasil kabur, ia kembali ke rumahnya.

"Sayang....." panggil mama Risa saat Aira hanya mengurung diri di kamar

"iya ma?" sahut Aira dari dalam

"Buka dong"

"Maaf ma, Aira ingin sendiri..."

"Nak, cerita sama mama.. ada apa?"

"Gak apa-apa ma..."

Namun saat itu juga, tiba-tiba...

tok tok tok..

Mama Risa membuka pintunya, ia dikagetkan dengan dua orang laki-laki memakai seragam polisi berada di balik pintu itu.

"Selamat sore Bu!"

"So--sore pak"

"Apa benar ini rumahnya Aira Nazeera?"

"Be--benar Pak, dia putri saya. Ada perlu apa ya pak?"

"Anak ibu kami tahan" ucap polisi itu lalu memberikan sebuah surat "Ini surat penangkapan nya"

Lalu polisi itu langsung masuk ke dalam begitu saja, sampai lah ia ke depan pintu kamar Aira yang ternyata tidak dikunci. Sedangkan mama Risa hanya menangis tak percaya.

"Aira, kamu kami tahan"

"Atas dasar apa bapak menahan saya?"

"Karena kamu sudah mencelakakan Rangga"

"Saya dijebak pak, bukan saya yang salah"

"Kamu jelasin saja nanti di kantor" Polisi itu langsung menarik paksa Aira.

saat Aira berjumpa dengan Mama Risa "mamaaaa hikss"

Mama Risa jatuh terkulai ke lantai, ia begitu shock melihat putrinya... "Aira..... hiksss" lirihnya.

Terpopuler

Comments

Bunda Rangga ( Robbi dan angga

Bunda Rangga ( Robbi dan angga

akhirnya kena karma nya tuh

2022-10-27

0

Tuh akibat terlaku di manja dan selalu di bela karena saking cantiknya.. akhirnya si anak jadi sombong. melakukan segala cara utk ambil perhatian orang sekitar, bahkan dgn kejahatan sekalipun. dan akhirnya kena karmanya.

2022-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Prolog
2 Eps 2. Apa salah Aisa?
3 Eps 3 A. Aisa vs Aira
4 Eps 3 B. Dekat dengan Pak Ghibran
5 Eps 4. Tantangan dari Aira
6 Eps 5. Aisa latihan
7 Eps 6 A. Persiapan
8 Eps 6 B. Kemenangan
9 Eps 7 Ketahuan
10 Eps 8 A. Jebakan
11 Eps 8 B. Di Penjara
12 Eps 9 A. UMKM
13 Eps 9 B. Kecemburuan
14 Eps 9 C. Aisa
15 Eps 10. Dilabrak Dinda
16 Eps 11 Tolong bebaskan Aira, Rangga!!
17 Eps 12. Akhirnya......
18 Eps 13. Perawatan wajah
19 Eps 14 . Rencana jahat Aira
20 Eps 15. Salah Skin Care
21 Eps 16. Mencari Kebenaran
22 Eps 17. Terungkap ...
23 Eps 18 Disayang Keluarga
24 Eps 19. Aisa di Kurung
25 Eps 20. Ternyata...
26 Eps 21. Maaf
27 Eps 22. Harus Kuat
28 Eps 23. Memilih pergi
29 Eps 24. Sakit palsu
30 Eps 25. Oh ternyata...
31 Eps 26. Aisa mengetahuinya
32 Eps 27. Di Terima Kerja
33 Eps 28. Pak Reno cenayang?
34 Eps 29. Benar-benar cenayang!
35 Eps 30. Teringat Rere
36 Eps 31. Ghibran murka
37 Eps 32. Enam Bulan kemudian
38 Eps 33. Sepupunya Pak Reno
39 Eps 34. Sisi lain Pak Reno
40 Eps 35. Aisa, anakku!!!
41 Eps 36. Papa Baskoro
42 Eps 37. Kak Nando?
43 Eps 38. Rara nya Nando
44 Eps 39. Menikah?
45 Eps 40. Bertemu
46 Eps 41. Kehancuran
47 Eps 42. Menikah
48 Eps 43. Mengelabuhi Aira
49 Eps 44
50 Eps 45. Sah cerai
51 Eps 46. Hampir Terjebak
52 Eps 47. Lima bulan Kemudian
53 Eps 48. Bangun dari koma.
54 Eps 49. Kepulangan Aisa
55 Eps 50. Ending
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Eps 1. Prolog
2
Eps 2. Apa salah Aisa?
3
Eps 3 A. Aisa vs Aira
4
Eps 3 B. Dekat dengan Pak Ghibran
5
Eps 4. Tantangan dari Aira
6
Eps 5. Aisa latihan
7
Eps 6 A. Persiapan
8
Eps 6 B. Kemenangan
9
Eps 7 Ketahuan
10
Eps 8 A. Jebakan
11
Eps 8 B. Di Penjara
12
Eps 9 A. UMKM
13
Eps 9 B. Kecemburuan
14
Eps 9 C. Aisa
15
Eps 10. Dilabrak Dinda
16
Eps 11 Tolong bebaskan Aira, Rangga!!
17
Eps 12. Akhirnya......
18
Eps 13. Perawatan wajah
19
Eps 14 . Rencana jahat Aira
20
Eps 15. Salah Skin Care
21
Eps 16. Mencari Kebenaran
22
Eps 17. Terungkap ...
23
Eps 18 Disayang Keluarga
24
Eps 19. Aisa di Kurung
25
Eps 20. Ternyata...
26
Eps 21. Maaf
27
Eps 22. Harus Kuat
28
Eps 23. Memilih pergi
29
Eps 24. Sakit palsu
30
Eps 25. Oh ternyata...
31
Eps 26. Aisa mengetahuinya
32
Eps 27. Di Terima Kerja
33
Eps 28. Pak Reno cenayang?
34
Eps 29. Benar-benar cenayang!
35
Eps 30. Teringat Rere
36
Eps 31. Ghibran murka
37
Eps 32. Enam Bulan kemudian
38
Eps 33. Sepupunya Pak Reno
39
Eps 34. Sisi lain Pak Reno
40
Eps 35. Aisa, anakku!!!
41
Eps 36. Papa Baskoro
42
Eps 37. Kak Nando?
43
Eps 38. Rara nya Nando
44
Eps 39. Menikah?
45
Eps 40. Bertemu
46
Eps 41. Kehancuran
47
Eps 42. Menikah
48
Eps 43. Mengelabuhi Aira
49
Eps 44
50
Eps 45. Sah cerai
51
Eps 46. Hampir Terjebak
52
Eps 47. Lima bulan Kemudian
53
Eps 48. Bangun dari koma.
54
Eps 49. Kepulangan Aisa
55
Eps 50. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!