Brukkkk
"Ma--maaf" ujar Aisa tanpa melihat siapa yang ditabrak nya.
"Tidak apa-apa" sahut lelaki itu
'suara itu' gumam Aisa, lalu ia melihat ke depan.
"Bapak?" ucap Aisa membuat si empunya melihat nya
"Kamu?" jawab lelaki itu
"Maaf pak, saya benar-benar tidak sengaja. saya-----"
"Saya yang harus minta maaf sama kamu"
"Saya yang menabrak bapak, kenapa bapak yang minta maaf?"
"Saya minta maaf atas semuanya, Aisa. Semua yang pernah saya lakukan, saya minta maaf"
"Saya sudah memaafkan bapak, kalau begitu saya pergi dulu ya pak, Permisi"
Aisa terus menghindari Pak Ghibran, apalagi sejak saat itu dimana ia dibentak oleh Ghibran di depan banyak mahasiswa.
Flashback on
Aisa melihat Pak Ghibran kesusahan saat membawa tas , buku dan ada tas jinjing yang berisi laptop. Aisa mendekati Pak Ghibran lalu menawarkan sesuatu.
"Permisi pak, biar saya bantu bawakan Pak" Ujar Aisa .
Namun Pak Ghibran terlihat enggan untuk memberikannya, jangan kan untuk memberi, melirik didepannya saja pun tidak.
"Maaf pak, saya hanya ingin membantu"
"Jangan ganggu saya" ujar Pak Ghibran dengan dinginnya.
"Saya bilang jangan ganggu saya, selain cupu ternyata kamu juga tuli" ucapnya lagi
degg
Kata-kata itu membuat Aisa meringis, bagaimana tidak? lelaki itu mengucapkan itu di depan anak-anak lain.
"Maaf", lirih Aisa lalu kembali duduk di sebelah Rere..
tiba-tiba
"Aira" Panggil Pak Ghibran
"Iya pak?" dengan sok lembutnya
"Bisa bantu saya membawakan ini ke ruangan saya?" tanya Pak Ghibran sambil tersenyum
"Dengan senang hati Pak" jawab Aira membuat Aisa semakin meringis.
"Yang sabar Sa" ucap Rere sambil menepuk pelan bahu Aisa
"Aku salah apa ya Re? sakit banget, padahal aku cuma mau ngebantu" lirih Aisa
"Kau gak salah apa-apa, ini pasti ada salah paham, percaya deh sama aku" sahut Rere menenangkan Aisa.
Flashback off.
Pak Ghibran melanjutkan langkahnya ke kelas Aisa, dimana sudah terlihat para mahasiswa duduk dengan tertib.
Memang benar, jika Pak Ghibran sudah masuk maka kelas bagaikan di hutan, Tidak ada yang berani bicara di jam mata kuliahnya .
"Mari pak, saya bantu" tawar Aira dengan mengambil infokus nya.
"Tidak perlu, Duduklah" titah Pak Ghibran.
Aira begitu bingung mendengar itu semua, Karena sejak ia menyuruh Rangga dekatin Aisa maka tugas-tugas kecil seperti memasang infokus Aira rela mengerjainya hanya demi membuat Aisa cemburu.
Aira tetap tidak mau duduk, ia mengambil infokus itu namun sesegera mungkin di tepis oleh Pak Ghibran.
"Duduk, atau kamu keluar!" tegas Pak Ghibran membuat Aira terdiam dan sedetik kemudian langsung duduk di kursinya.
"Wuuuuuu" sorak mereka semua.
"Sudah, diam! sekarang, buka bab baru.. kalian pelajari dan setelah itu kita ulangan harian!" ucap Pak Ghibran membuat semuanya menurut , ada yang menggerutu dalam hati ada juga yang memotar bola matanya dengan malas .
***
Sepulang kuliah, Aira mendapatkan pesan dari seseorang. Awalnya ia mengabaikan begitu saja, hingga pada akhirnya ada seseorang yang membekap mulutnya saat Aira hendak masuk ke mobil .
"Lepasss" ucap Aira yang sempat Terdengar.
"Diam!" titah orang tersebut, lalu menyeret Aisa ke sebuah mobil yang lain tentu dengan mulut yang sudah ia Plaster dan mata ia tutup dengan kain, sedangkan tangan dia borgol ke belakang membuat Aira gak dapat berkutik lagi.
Aira di bawa ke sebuah rumah, kelihatannya itu rumah milik pribadi, tangan masih ia borgol namun mata dan mulut sudah ia lepaskan.
"HAHAHAHHAHAHA!" Teriak lelaki itu
"Loe?" ucap Aira kaget dan tak terima.
"Iya, gue. kenapa? kaget ya? ahahhahahahhaha!"
"Loe mau apa ha?"
"Gue? mau apa? cih! gue mau elo Aira Nazeera"
"Lepasin gue hiksss... tolooooong!"
"Heh gadis to*ol! loe teriak aja sepuas loe, karena gak akan ada yang bisa nolongin loe." Lalu lelaki itu semakin mendekat ke arah Aira dan mengelus pipi Aira perlahan "disini cuma ada kita berdua, sayang"
"Gue hikss gue bisa bayar loe lebih, tapi jangan apa-apain gue, gue mohon hikss"
"Loe kira gue percaya gadis bodoh? ha? loe sudah bohongin gue berkali-kali. Sekarang gue sudah gak butuh duit loe lagi"
"Kalau begitu lepasin gue, tolong lepaskan"
"Gue sekarang butuhnya elo, sayang. loe harus layanin gue hahahahhahaha!"
"Tidak hikss jangan hiksss gue mohon..."
Lelaki itu yang tak lain adalah Rangga, ia masih dendam dengan Aira karena bayaran yang ia minta lebih itu tak kunjung di transfer oleh Aira.
Rangga menutup kembali mata dan mulut Aira, namun borgolnya ia lepas dan digantinya dengan tali. Aira duduk di kursi sambil tangan dan kakinya masih terikat. Aira hanya bisa menangis saat ini.
bruukkk
Rangga menutup pintunya dengan kasar, Aira yang mendengarnya langsung mencari cara agar ikatan itu terlepas.
Sampai akhirnya, Ia menemukan serpihan kaca, ia menggunakan itu untuk melepaskan ikatannya diam-diam.
Ikatan berhasil terlepas, ia mencari cara bagaimana caranya bisa kabur. Ia melihat jendela ternyata itu berada di tingkat dua, ia tak berani terjun bebas, namun saat ia hendak keluar tiba-tiba saja....
ceklekkk
Rangga terkejut namun ia tertawa melihat Aira yang sudah berhasil melepaskan ikatannya...
"Wah wah hahahhahaha kejutan baru ini" ujar Rangga
"Jangan mendekat atau loe----" ucap Aira terhenti
"Atau apa? ha? gue gak takut" sahut Rangga dan ia semakin dekat..
Aira melirik sekilas Gucci yang berada di meja rias kamar itu, saat Rangga berhasil memeluk Aira, langsung saja Aira melancarkan aksinya..
brukkkkkk
Rangga terjatuh ke lantai, dan pingsan. Aira dengan cepat kilat keluar dari rumah itu dan ia saat ini sudah berhasil kabur, ia kembali ke rumahnya.
"Sayang....." panggil mama Risa saat Aira hanya mengurung diri di kamar
"iya ma?" sahut Aira dari dalam
"Buka dong"
"Maaf ma, Aira ingin sendiri..."
"Nak, cerita sama mama.. ada apa?"
"Gak apa-apa ma..."
Namun saat itu juga, tiba-tiba...
tok tok tok..
Mama Risa membuka pintunya, ia dikagetkan dengan dua orang laki-laki memakai seragam polisi berada di balik pintu itu.
"Selamat sore Bu!"
"So--sore pak"
"Apa benar ini rumahnya Aira Nazeera?"
"Be--benar Pak, dia putri saya. Ada perlu apa ya pak?"
"Anak ibu kami tahan" ucap polisi itu lalu memberikan sebuah surat "Ini surat penangkapan nya"
Lalu polisi itu langsung masuk ke dalam begitu saja, sampai lah ia ke depan pintu kamar Aira yang ternyata tidak dikunci. Sedangkan mama Risa hanya menangis tak percaya.
"Aira, kamu kami tahan"
"Atas dasar apa bapak menahan saya?"
"Karena kamu sudah mencelakakan Rangga"
"Saya dijebak pak, bukan saya yang salah"
"Kamu jelasin saja nanti di kantor" Polisi itu langsung menarik paksa Aira.
saat Aira berjumpa dengan Mama Risa "mamaaaa hikss"
Mama Risa jatuh terkulai ke lantai, ia begitu shock melihat putrinya... "Aira..... hiksss" lirihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Bunda Rangga ( Robbi dan angga
akhirnya kena karma nya tuh
2022-10-27
0
Tuh akibat terlaku di manja dan selalu di bela karena saking cantiknya.. akhirnya si anak jadi sombong. melakukan segala cara utk ambil perhatian orang sekitar, bahkan dgn kejahatan sekalipun. dan akhirnya kena karmanya.
2022-04-08
0