Aira dan teman-temannya keluar dari ruang ganti, kebetulan sekali acara sudah di mulai. Tema Fashion show kali ini adalah "Berani tampil beda" dimana maksudnya itu merubah penampilan dari zona aman nya.
Aira sudah yakin jika dia lah yang akan menjadi pemenangnya, karena sejak tadi tak ada yang berani tampil sepertinya yang terlalu se*si. Keseharian Aira memang memakai baju se*si namun tidak seperti saat ini.
"Gue sih yakin kalau yang menang itu loe Ra" celetuk Ebi saat melihat saingan Aira tidak terlalu bagus, menurutnya.
"Benar banget, ini mah gak ada apa-apanya Ra dibanding loe" sahut Mikha mengiyakan.
Mendengar ucapan kedua sahabatnya membuat jiwa kepercaya dirinya semakin melonjak.
"Pasti gue ini yang menang hahahha" ucap Aira lalu mereka bertiga tertawa.
Mereka celingukan mencari keberadaan Aisa yang tak kunjung jua.
"Aisa mana ya?" tanya Ebi tiba-tiba
"Tauk ah" sahut Aira, namun dalam hatinya juga bertanya kemana Aisa.
Tak lama kemudian, Nama Aira pun di panggil oleh kak Lola dan Kak Firman selaku pembawa acara.
"Aira Nazeera, silahkan" panggil kak Lola membuat semua yang melihat pun menepuk tangan mereka .
"Wuuuuuu" ada juga yang menyorakinya.
"Wawww," ada juga yang memujinya.
Para dewan juri menatap Aira sambil menggelengkan kepala, cantik sih tapi ini sudah lari dari tema , menurut mereka. Apalagi salah satu juri tersebut adalah orang penting yaitu anak pemilik dari kampus ini.
Di tempat lain, Aisa dan Rere baru saja sampai di parkiran kampus. Kebetulan, acaranya memang dekat dengan parkiran sehingga masih terlihat dari parkiran bagaimana berjalannya acara tersebut.
"Kok diam aja kau? ayok turun" ujar Rere
"Bentar, kamu lihat deh Re, itu Aira... Yaampun cantik banget Re" puji Aisa
...(Mohon maaf reader, fokus ke pakaian dan sepatu saja, wajahnya gak usah ya.. hehehhe)...
Rere mengikuti arah mata Aisa, ia meneguk Saliva nya sambil menggelengkan kepalanya . "Cantik sih, tapi kenapa se*si banget ya Saa?
"Re, aku jadi minder" lirih Aisa tiba-tiba.
"Kau ini apa-apaan sih? sudah, jangan dipikirin. ayo" kesal Rere
"Kamu bisa lihat sendiri, Aira sangat cantik, sedangkan aku? cara berjalan aja aku baru belajar sehari, baju juga kamu yang pilihkan, terus----"
"Eh tuyul, diam dulu kau. Setiap wanita itu cantik, gak ada yang jelek. Semua ada versinya Sa. Dan sejatinya kecantikan wanita itu bukan terlihat dari rupa nya, tapi dari sini.." sambil menunjuk sesuatu "Dari hati" sambungnya.
Aisa hanya diam mendengar setiap ucapan dari Rere..
"Re, lihat deh, bukan cuma Aira yang cantik tapi finalis lain juga cantik banget, aku benar-benar takut Re"
"Sa, kau harus buang sifat pesimis kau itu. Ingat, kau harus menang! kau pasti bisa Sa, kau harus tunjukkan sama orang-orang yang suka ngejek kau, termasuk tuh manusia bertiga!" kesel Rere sambil nunjuk Aira dan teman-temannya.
"Apa aku batalin aja ya?" tanya Aisa seenaknya.
"Apa kau bilang! eh gadak-gadak, enak saja kau ini, udah cepat turun... nama kau sudah dipanggil itu" ketus Rere.
Ternyata memang benar, nama Aisa sudah dipanggil sejak tadi, banyak pasang mata yang mencari , mereka pada penasaran dengan gaya yang nantinya akan di pakai oleh Aisa. Termasuk Aira dan salah satu dosen yang menjadi juri tersebut.
"Aisa Nafeeza" panggil kak Firman selaku MC.
"Wah sepertinya belum datang ya kak" sahut kak Lola.
"Takut kalah kali" celetuk salah satu mahasiswa
"iya ya hahaha si cupu, bagaimana mungkin dia ada nyali ngikut ini" sahut temannya mahasiwa itu. Dan ternyata mereka berdua pun juga di suruh Aira untuk mengawasi Aisa. Namun, sedetik kemudian....
"Saya disini" Suara seseorang terdengar jelas, membuat suasana menjadi tegang, bahkan yang tadinya masih tertawa dengan terpaksa menghentikan ketawanya. Semuanya menggeleng tak percaya, apa benar di depannya kini adalah Aisa? itulah yang ada dibenak mereka.
Aisa naik ke atas panggung, Semua mata tertuju pada Aisa. Betapa kagetnya Aisa saat ia sudah di atas panggung ternyata salah satu juri nya adalah Pak Ghibran. Kegugupan itu pun semakin menjadi, mata mereka bertemu, dan...
deggg!
Jantung keduanya semakin tak karuan. Pandangannya bertemu, keduanya saling menatap kagum karena Pak Ghibran pun hari ini terlihat sangat tampan dengan setelan jas nya. Sementara pak Ghibran sangat mengagumi perubahan Aisa saat ini, bukan hanya pak Ghibran tapi juga yang sedang melihat Aisa semuanya mengagumi Aisa. Kecuali, Aira yang saat ini menatapnya dengan penuh kebencian.
'Kenapa dia bisa secantik ini' gumam Aira dalam hatinya.
Kedua sahabat Aira juga ikut kagum melihat perubahan Aisa, namun mereka hanya bisa menelan Saliva nya karena takut ketahuan oleh Aira.
Kebetulan, Aisa adalah peserta terakhir dan pengumuman pemenang pun akan segera di baca. Karena ternyata acara ini dibuat guna untuk memeriahkan acara ulang tahun kampus mereka yang puncaknya akan jatuh pada dua hari lagi.
"Wow wow wow...... uwooow" lebay Kak Lola salah satu MC
"Ada apa ini Lola?" tanya kak Firman, dengan nada dibuat-buat.
"Kira-kira siapa ya kak pemenangnya? gue deg-degan nih"
"Sama dong, gue juga.. ayo dewan juri .. jangan bimbang"
Sementara di meja juri, semuanya sedang berdiskusi untuk menentukan pemenangnya. Tak lama kemudian salah satu juri memberikan hasil diskusinya dalam selembar kertas kepada MC.
"Kita baca sekarang ya..... juara ke tiga, adalah....... Maelani Ningtias"
" Juara ke dua adalah.... Nadin aleeya"
Untuk juara pertama, mereka sengaja menjeda nya, memberikan waktu pada audience agar menetralkan jantungnya yang sudah deg-degan.
"Juara pertama , adalah......"
MC kembali menyagil semuanya, ia menjeda lalu berpura-pura untuk bicara dengan lawan MC nya. Saat semua sedikit lengah, kedua MC buru-buru membaca juara pertama.
"Aisa Nafeeza" teriak MC nya.
Mendengar itu, semua tampak tercengang tanpa terkecuali, sementara para juri sudah berdiri lalu menepuk tangan mereka. Aisa sangat shock, ia bertanya-tanya dalam pikirannya 'mimpi apa aku ini' gumamnya.
Semua ikut bertepuk tangan, kecuali Aira yang saat ini sedang menatapnya geram. Ia mengepalkan tangannya lalu menggelengkan kepala tanda tak terima "Tidak, ini pasti salah. loe gak mungkin menang cupu... ini salah!"
"Aisa, ayo naik" celetuk Rere membuyarkan lamunan Aisa.
"Tapi ----"
"Kau pantas untuk menang, ayo"
Aisa melirik Aira sekilas, lalu menghampirinya.
"Kamu saja yang naik, Aira "
"Cihhh, jangan sok baik loe"
"Tapi---"
"Sa, udah, kau naik aja. percuma juga ngomong sama mereka" Ucap Rere yang menghampiri Aisa.
",Dan buat kalian, sesuai dengan perjanjian, kalau Aisa menang, kalian semua jangan ada yang ganggu hidupnya lagi." terang Rere yang masih geram.
"S*alan loe, arghhhhh" Aira tampak frustasi, ia memilih pergi disaat semua orang pada bersorak untuk mengejeknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments