Aisa & Aira
...Karya ini author persembahkan untuk mengikuti lomba dengan tema Mengubah takdir....
...Dukung Author yaaaaa, plis plis plis.......
...Gampang banget caranya tinggal like, komen, favorite dan votenya, emmmh sekali-sekali boleh dong minta hadiahnya juga hehehhehhee...
...author banyak maunya ya🤪...
...Semoga suka yaaaa🤗...
...🌸 Happy *Reading**🌸*...
...----------------------------------------------------------------...
Kembar non identik, ya inilah yang dirasakan oleh dua orang gadis yang bernama Aisa Nafeeza dan Aira Nazeera. Mereka memiliki rupa yang sama dengan takdir yang berbeda karena Aisa memiliki kulit yang hitam namun sangat manis, cara bicaranya juga lebih lembut, sifatnya lebih baik, sopan dan ramah. Lain halnya dengan Aira yang menjadi primadona di kampusnya membuatnya dia menjadi sombong dan angkuh .
"Aisa ..... Aira.... sudah siap belum? Teriak Papa Baskoro .
"SEBENTAR PA" Sahut kedua putrinya.
Lalu dengan tergopoh-gopoh keduanya berlari menuju ruang tamu, terlihat Papanya yang sudah siap dengan memakai kemeja yang dipadukan dengan setelan Jasnya juga sudah ada Mama Risa memakai gamis yang terlihat glamor itu.
"Kamu cantik banget sayang" Puji Mama Risa yang melihat Aira, memang benar saat ini Aira terlihat sangat cantik dengan dress berwarna merah.
"Hei Aisa! apa ga ada baju kamu yang cantik lagi?" tanya Mama Risa saat melihat Aisa memakai baju kaos dipadukan dengan celana dasar.
Aisa tertunduk, ucapan Mama Risa sangat menyayat hatinya tapi apalah daya, baginya penampilannya tu sudah terlihat bagus.
ekhemm.
"Ayo kita pergi" Ajak Papa Baskoro untuk melerai perselisihan.
Mereka semua masuk mobil , ternyata di dalam sudah ada Pak Anton supir pribadi Papa Baskoro. Mobil melaju dengan cepat, tibalah mereka di sebuah taman dengan dekorasi lampu dimana-mana.
Taman itu begitu indah, namun tak ada orang disini, sampai akhirnya banyaknya suara kembang api menghiasinya, Saat semua sedang asik melihat atas tiba-tiba....
"HAPPY BIRTHDAY" ucap seorang lelaki sambil membawa sebuah kue ulang tahun pada kedua adiknya.
Aisa dan Aira melihat sumber suara "Kak Andre....." teriak mereka, lalu memeluk Andre bergantian.
Andre Narendra, Merupakan kakak pertama mereka, Andre memang jarang berkumpul karena ia selama ini tinggal di Prancis meneruskan studi S2 nya.
"Tiup dooong" ucap Andre
"Tunggu, biar aku aja" sanggah Aira. Andre langsung menggelengkan kepalanya. Ia sayang sama kedua adiknya, tak membedakan satu sama lainnya.
Aira pun berhasil meniup lilinnya seorang diri, melihat itu Aisa hanya bisa tersenyum hambar.
Andre menepuk tangannya "Selamat Ulang Tahun untuk kedua adik kakak, semoga kalian akan akur suatu saat nanti . Bahagia selalu menyertai kalian. Ini hadiah untuk kalian"
Andre membagikan Sebuah paperbag kepada Aira dan Aisa secara bergantian, kini giliran kedua orang tuanya . "ehm ga ada yang mau peluk papa nih?" kata Papa Baskoro.
Aisa memeluk papanya, dan Aira memeluk mamanya . "selamat ulang tahun ya nak"
"Terimakasih Ma, Pa..."
"Papa punya hadiah buat kalian, kepo gak?"
"Kepo dooong" jawab Aira sementara Aisa hanya tersenyum .
"Kamu pasti suka sayang" celetuk Mama Risa
Tiba-tiba ...
tin
tin
Sebuah mobil mewah sudah berada didepan mereka dengan hiasan pita pertanda itulah kadonya.
"Itu buat kalian" kata mama Risa.
"Beneran pa?" sahut mereka barengan, lalu Papa Baskoro mengangguk.
"Terimakasih papa" Lalu mereka memeluk orangtuanya lagi.
Aira melihat sinis ke arah Aisa 'Loe boleh senang hari ini, tapi jangan harap mobil itu loe pakai'.
***
Keesokan Harinya mereka terpaksa pergi bareng menggunakan mobil baru itu, hal itu karena Papa Baskoro yang memaksa.
Namun saat di tengah jalan....
"Turun!" titah Aira
Aisa terkejut karena ini masih jauh pikirnya "Tap-tapi"
"Ga ada tapi-tapian. Menurut loe gue mau gitu semobil bareng Lo? ogah banget! apalagi kalau di lihat anak-anak, udah cepetan turun"
Tanpa menunggu lama Aisa turun dari mobil, sedikit kecewa memang tapi apalah daya?.
Beberapa menit kemudian Aisa sudah sampai di depan kampus dengan mengendarai Angkot.
Aisa berjalan dengan santainya sambil membaca buku, ia sudah tahu banyak pasang mata pasti melihat penampilannya yang aneh.
"Eh zaman sekarang gaya cupu kaya gitu masih ada ya?" tanya salah satu mahasiswi
"Iya kampungan banget ya, gue aja yang dari kampung gak gitu-gitu amat " sahut salah satunya lagi.
Sampai tiba-tiba...
ekhemm
Deheman itu membuat semuanya menoleh, termasuk Aisa.
"Eh bapak... pagi pak..." kata mahasiswi tadi .
"Pagi. Silahkan masuk ke kelas masing-masing" kata Pak Ghibran.
Ghibran Daniswara, merupakan salah satu dosen terkenal dengan sikapnya yang dingin, cuek dan killer. Namun walaupun begitu tak sedikit yang menyukainya, karena anak tunggal dari pemilik kampus ini sangat tampan dan berwibawa .
Aisa sedikit tersentak melihat Pak Ghibran di sampingnya, kegugupannya membuatnya hanya bisa menunduk sedari tadi .
"Kamu!" panggilnya namun Aisa belum sadar karena masih menunduk.
"Saya bicara dengan kamu !" tegas pak Ghibran
Aisa mendongak "Saya pak?"
"Iya, kamu. Kenapa kamu diam saja? sana, masuk ke kelas"
"I----iya pak"
Sangking gugupnya Aisa sampai menjatuhkan bukunya, lalu mengambilnya dan berlari secepat mungkin ke kelasnya.
Tak terasa senyum tipis melukis wajah Pak Ghibran 'gadis cupu yang lucu' gumamnya.
Sampai di kelas, Aisa mencari keberadaan Rere sang sahabat satu-satunya. Hanya Rere yang mau berteman dengan nya dan menerima segala kekurangannya.
Rere melambaikan tangannya "Aisa, sini"
Tak lama kemudian Dosen pun datang dan memberikan materi pelajaran. Setiap kali dosen tersebut bertanya, hanya Aisa lah yang menjawab. Tak heran jika setiap semester IPk nya mencapai 4.00.
Seusai nya, mereka berdua pergi ke kantin. Aisa melihat saudara kembarnya sedang asik dengan teman-temannya, juga ada beberapa cowok mencoba untuk dekat dengan Aira.
"Sa, lihatin apa sih? tanya Rere penasaran
Aisa tersentak "aku lihatin Aira, dia Cantik ya"
"Eh sa, ku tanyak dulu sama mu ya, buat apa cantik kalau hatinya iblis?"
"Hussst sembarangan kamu re, gitu-gitu dia itu kembaranku"
"Ya maaf tapi aku ngomong apa adanya"
"Emh mending kita makan aja" kata Aisa tak ingin memperpanjang masalahnya.
Saat sedang asik makan tiba-tiba minum yang berada di atas meja Aisa tumpah, pastinya ada yang sengaja menumpahkannya.
"Astaghfirullah" pekik Aisa lalu melihat siapa yang numpahin.
"Aira?" ucap Aisa lagi
"Upsss sorry, sengaja" katanya diikuti tawaan oleh kedua kawannya yang bernama Ebi dan Mikha.
"Kamu kok jahat banget sama aku? memangnya salah aku apa?"
"Salah loe itu adalah... karena loe lahir sebagai kembaran gue! cih!"
"Aku kan gak bisa ngatur terlahir sebagai apa, dan lagian kan aku yang deluan lahir"
"Pakai jawab lagi, loe berani sama gue?"
Rere yang sedari tadi sudah geram melihat Aira pun ingin membuka suara tapi saat pandangannya tertuju ke tangan Aira yang ingin menampar Aisa, Rere pun berhasil menepis tangan nya.
"Kau jauhkan tangan kau yang busuk ini" kata Rere dengan berkacak pinggang
"Eh gue gak ada urusan ya sama loe"
"Aku gak perduli yang penting samaku jauhkan tangan kau itu" Dengan logat bataknya.
"Sialan ni anak" celetuk Ebi
"Eh udang, ku bakar gak jadi orang kau . udah yok Sa, ga ada gunanya debat dengan orang yang gak guna" sambil menarik tangan Aisa.
"Awas loe ya dirumah" teriak Aira.
Rere berhasil membawa Aisa jauh dari Aira and the Genk. Lalu duduk di taman yang ada kolam ikannya.
"Eh re, kok tadi kamu bilang udang sih?" heran Aisa
"ya aku ngasal aja, aku sering lihat di internet resep buat udang gitu eh yang muncul namanya ebi hahahha"
"Ada-ada aja kamu ini" kata Aisa ikut tertawa
Lalu tiba-tiba menjadi hening lagi, Aisa melihat kolam ikan itu dan juga sekeliling yang ada di taman . Tak terasa tiba-tiba....
tesssss
Air mata menetes di pipinya dan Rere menyadari itu "kok nangis kau?"
"Aku sedih, kenapa Aira gak pernah terima aku jadi saudara kembarnya hikss hikss"
Rere memeluk Aisa "jangan nangis lah sa, harusnya itu dia yang nyesal karena gak Nerima kau jadi kembarannya"
Ditempat lain, Aira masih kesal dengan perlakuan Rere, tapi dia sedikit senang karena sudah membuat Aisa malu.
***
Aisa pulang ke rumah dan sudah melihat bi Inah sedang membuat makan siang , Aisa langsung menuju ke dapur untuk melihat makanan apa yang akan di masak
"Hai bi" sapa Aisa
"Eh non, sudah pulang?"
Aisa mengangguk "sudah bi, lagi buat apa?"
Belum sempat bi Inah menjawab tiba-tiba
ceklek
Aisa melihat kedepan ternyata Aira lah yang pulang.
"Aira, kamu sudah makan?" tanya Aisa sementara yang ditanya menatapnya sinis
"Diam loe" ketusnya lalu pergi ninggalin Aisa.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sari Yati
semangat,, indah ny berbagi
2022-05-04
0
Sari Yati
truskan berkarya,, pp senang lo
2022-05-04
0
Ig : @smiling_srn27 🎀
Semangat, aku mampir 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
2022-03-19
2