ceklek
"Mamaaaaaa......" teriak Kak Andre yang baru saja pulang.
Kak Andre sangat terkejut ketika melihat Mama Risa tergeletak di lantai, ia pingsan setelah kepergian Aira tadi Namun tak ada yang mengetahui karena Belum ada satupun yang pulang.
Kak Andre mengambil ponsel lalu menelpon Aisa dan juga Papa Baskoro untuk segera pulang dan menyusul ke rumah sakit, namun ia tidak memberikan penjelasan karena ia tahu papa nya punya riwayat jantung.
Setelah menelpon, Kak Andre meminta bi Inah untuk membawanya ke dalam mobil, sedangkan mang Dadang ikut bersama Papa Baskoro jadi dia tidak tahu menahu soal kejadian tadi.
Di dalam mobil, Mama Risa baring dan kepalanya di atas pangkuan Bi Inah .
"Sebenarnya ada apa bi? kenapa mama terjatuh di lantai?"
"Maaf den, bibi juga tidak tahu. Tadi bibi pergi ke pasar, bibi baru pulang saat mendengar Aden menelpon tuan besar"
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di Rumah Sakit, Mama Risa sedang di tangani. Kak Andre terlihat panik sambil menelpon Aira yang tak kunjung di angkat. Sementara Bi Inah saat ini sedang membeli minuman untuk Andre.
"Andre!!" suara bariton terdengar membuat Kak Andre tersentak.
"Papa?" ucap Andre sambil memeluk Papanya.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Papa Baskoro.
"Papa duduk dulu Pa..." titah Andre lalu papanya pun duduk.
"Andre juga tidak tahu mama kenapa, tadi begitu Andre sampai rumah mama sudah di lantai pa, mama sudah pingsan.."
"Kamu sudah beritahu adik kamu?"
"Aisa mungkin lagi dijalan, tapi Aira......"
"Ada apa dengan Aira ?"
Andre menggeleng "Tidak tahu pa, nomornya gak aktif"
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba....
ceklekkk
"Dok bagaimana ibu saya?"
"Iya Dok bagaimana keadaan istri saya?"
"Hmm begini Pak, istri anda hanya kelelahan, ia terlalu banyak pikiran, tadi mungkin ia sempat mendengar sesuatu yang membuatnya shock. Hiburlah istri anda. Pasien sudah boleh di jenguk namun jangan banyak tanya dulu. Baik, saya permisi dulu, mari..."
"Terimakasih dok"
"Sama-sama"
Kak Andre dan Papa Baskoro masuk ke dalam ruangan, terlihat mama Risa yang sedang menoleh ke mereka...
"Mama...."
"Hikss hikss" hanya tangisan yang terlontar dari mulut ibunya.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Papa Baskoro
"Aira mas... hikss Aira, anak kita...." sambil sesenggukan
"Pelan-pelan saja ceritanya " pinta Papa Baskoro.
"Hiksss dia masuk penjara hiksss" lirih Mama Risa
prangggggg
Aisa yang kebetulan baru saja datang menjatuhkan buah yang ia beli tadi. Ketiganya sama-sama terkejut, bagaimana bisa? pikirnya.
"Apaa?" teriak Aisa.
"Mama gak salah kan ma?" tanya Aisa
"Iya mama gak lagi bercanda kan?" tanya Andre.
",Benar nak, tadi dia ditangkap, atas aduan telah mencelakakan Rangga"
"Rangga?" tanya Aisa heran
"iya apa kamu mengenalnya?"
Aisa menggeleng, ia masih ragu dengan orang yang ia kenal itu sama atau tidak dengan yang dikenal Aira.
"Mama yang tenang, papa juga tenang ya pa.. biar Andre yang urus" sahut Andre.
"Tolong ya nak" ucap Papa Baskoro yang sudah lemas.
"Iya pa..."
"Kak, aku ikut"
"tapi---"
"Aku Mohon"
Andre mengangguk "Ayo"
***
Aisa dan Andre sudah berada di penjara, mereka sedang menunggu keluarnya Aira yang ingin mereka tanya.
"Aira..." lirih Aisa dan Andre
Aira melihat Aisa , ia langsung mengepalkan tangannya,. Namun karena di sana ada Kak Andre juga, ia mengabaikan Aisa begitu saja.
Aira memeluk Andre sambil menangis. "Kak hikss"
"Sebenarnya apa yang terjadi padamu dek?" tanya Andre.
Aira menatap tajam Aisa "Semua ini gara-gara si cupu"
degggg
Aisa tersentak, kak Andre juga sama terkejutnya dengan Aisa. "Kamu jangan asal tuduh begitu Aira"
Aira langsung menjelaskan bagaimana ia bisa dikepung di dalam rumah itu secara detail, Kak Andre terlihat sangat kecewa pada adiknya, walaupun disini ia korban, tapi ia adalah dalang dari semua masalah yang terjadi pada Aisa.
Sementara Aisa hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya, ia pun sama kecewa nya dengan Kak Andre, namun ia juga bingung harus bagaimana.
plakkkk
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Aira, sontak saja membuat kedua adiknya tercengang.
"kak Andre menamparku?" lirih Aira.
"Kenapa? kamu mau lagi ? iya? aku gak nyangka adik yang aku sayangi malah berbuat jahat pada adikku yang lainnya. Aira, dia itu kakak kamu juga. hormati dia. sayangi dia. kita ini bersaudara, Aira!!!"
"Kak, aku------- hiksss tolong aku"
"Kamu jangan sedih, aku akan membantumu Aira, kamu harus percaya samaku" kali ini yang menjawab bukan Andre tapi Aisa.
"Diam loe, jangan sok baik ya loe!"
"Cukup!" teriak kak Andre.
"Kamu ini keterlaluan ya, Aira! kakak kecewa sama kamu" Ucap kak Andre, lalu kembali melihat Aisa yang tengah menangis "Sudah , Aisa. ayo kita pulang saja. Biarkan gadis bodoh ini mendekap di penjara"
Aisa langsung ditarik oleh kak Andre membuat Aira yang kesal itu menjadi menangis terus-menerus.
***
Keesokan harinya, Aisa buru-buru ke kampus, ia mencari Rere yang belum juga datang. Aisa duduk di bangkunya sambil membaca bukunya.
"Aisa..." Panggil seseorang
"Bapak?"
"Apa saya mengganggu?"
"Tidak pak, ada apa?"
"Pulang kuliah nanti, mau kan temanin saya?"
"Maaf pak, saya tidak bisa?"
",Saya mohon"
"Maaf Pak "
"Apa kamu marah dengan saya?" tanya lelaki itu, Pak Ghibran lalu Aisa menggeleng.
"Lalu, ada apa?"
"Saya mau ke penjara"
"Penjara?"
Aisa mengangguk lalu menceritakan semuanya. Pak Ghibran hanya mangut-mangut namun ia mengerti permasalahannya, bahkan ia juga sudah mendengar akar permasalahannya dari Aira secara tidak langsung.
"Saya temanin kamu ya?"
"Tidak perlu pak, saya bisa sendiri.."
"Aisa..."
"Maaf pak, tapi saya bisa sendiri"
Pak Ghibran tak bisa memaksa, karena memang apa yang ia lakukan untuk Aisa juga sudah keterlaluan.
Beberapa detik setelah Pak Ghibran pergi, ada yang datang menghampiri Aisa..
"Aisa??? Nama kamu Aisa?" ucap lelaki itu. Saat Aisa menoleh....
degggg
"I----iya kak"
"Kamu kan----"
"Ada apa ya kak?"
"kamu yang nabrak saya haritu kan?"
Aisa mengangguk "Maaf kak, soal tempo hari"
Lelaki itu tersenyum "Tidak apa-apa. Nama saya Athar."
Aisa juga tersenyum, padahal tanpa lelaki ini memperkenalkan dirinya, Aisa juga sudah tahu bahwa itu kak Athar, ketua dari salah satu organisasi yang berada di kampus, lelaki ini juga idola banyak wanita karena memiliki wajah yang tampan.
"Kalau boleh tahu, ada yang bisa saya bantu kak?" Tanya Aisa
"Oh iya, hampir lupa. Ini...." ucap Athar sambil memberikan lembaran proposal.
"Ini apa kak?" Tanya Aisa heran.
"Ini proposal untuk menyelenggarakan UMKM. Kamu ditunjuk oleh kampus untuk menjadi sekretaris saya, sementara saya juga menjadi ketua acara disini"
"Tapi kak, apa saya boleh menolak?"
"Memangnya kenapa?"
Aisa terdiam, tak mungkin ia menceritakan kalau ia ingin mencari cara agar Aira keluar dari penjara.
"Kayanya ga bisa deh Sa, yang saya tahu jika kampus yang menunjuk berarti pihak kampus sudah mengetahui kemampuan kamu. Hmm ya sudah, kamu pelajari dulu ya, saya pamit ... permisi"
"Iya kak, terimakasih"
"Sama-sama.."
Bersamaan keluarnya Athar, Rere yang sahabatnya Aisa pun berniat untuk menyagil Aisa.
"ciyeeee"
Aisa menoleh "Apa-apain sih ree"
"Duh yang disamperin pacar"
"Pacar? hei jangan sembarangan Re"
"Hmm iya deh. apa tuh?" Sambil menunjuk proposal .
"Noh , baca.."
"Waaahhh, ikut aja gak apa sa, aku juga ikut ya? jadi bagian konsumsi juga gak apa-apa"
Aisa tergelak "Kamu mau cuci mata ya?"
"Baju kali, dicuci" lalu mereka tertawa bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments